🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Awan yang malas berdebat lagi dengan Langit memilih kerumah utama setelah mengantar orangtua dan saudara kembarnya itu ke kediaman Biantara, ia benar benar ingin menghindar juga dari Papihnya, Adam.
Selama perjalanan menuju bangunan mewah itu Awan berusaha memfokuskan pikirannya pada jalan di depan meski jauh di dalam lubuk hatinya ia ingin mampir sekedar bertemu melepas penat dalam pelukan Lisya yang jika siang hari begini pasti ada di rumahnya.
"Aku merindukanmu, Lis. Hanya kamu yang tak pernah membuat ku marah justru selalu meredam marahku dengan sangat cepat. Aku harus apa? katakan!" teriak Awan sambil memukul setir mobilnya.
Awan yang merasakan dadanya semakin sesak tak kuasa lagi menahan caran bening di ujung matanya. Ia benci dengan takdirnya yang tak membiarkan Lisya menjadi jodohnya.
"Kenapa harus dia, bocah kecil yag sangat menyebalkan? Kenapa bukan kamu yang selama ini selalu memahamiku"
Jika saja sejak dulu awan bsa lebih tegas merayu Lisya agar cepat melepas pekerjaan haramnya mungkin hari ini tak akan pernah terjadi pada m
mereka. Keduanya pasti sudah duduk bersanding di pelaminnan sejak beberapa waktu yang lalu sebelum semua keluarga besarnya tahu siapa sang kekasih sebenarnya.
.
.
.
Awan turun dari mobil nya, ia langsung melangkah masuk kedalam rumah utama yang hanya ada istri dari sepupunya sedang menyuapi sang Ratu Rahardian.
"Bi, Appa ada?" Tanya Awan.
"Ada di kamarnya. Kamu sendiri?' tanya Biru yang hanya di jawab anggukan kepala oleh awan.
"Aku ke atas ya" pamitnya setelah mencium gemas kedua pipi Embun, si cantik yang sering di racunin shoping oleh mimihnya demi sebuah kartu ajaib.
Pria dengan status cucu laki laki bungsu Rahardian tu menaiki anak tangga satu persatu menuju satu ruangan yaitu kamar sang tuan besar yang ternyata tertutup rapat.
Awan lebih dulu menarik napas dalam dalam sebelum ia berani mengetuk pintu.
Tok.. Tok.. Tok..
Belum ada sahutan dari dalam membuat pria tinggi putih masih tetap sabar berdiri di depan benda bercat putuh tersebut.
Ceklek
"Apa? mau ngapain, kamu?" tanya Samudera saat ia membuka pintu kamar Appanya.
"Gada urusan sama kakak!" jawab Awan sambil melengos, ia dorong sedikit dada cucu pertama Rahardian itu agata bisa leluasa masuk.
"Asem!" umpat Sam kesal seraya menatap nyalang punggung adik sepupunya.
Awan langsung duduk di samping Reza, di peluknya pria itu guna mencari rasa nyaman.
"Gimana, Cantik?" tanya pria baya itu yang tahu jika Awan memang hari ini akan bertemu calon istrinya.
"Pendek" jawab Awan, tubuh yang jauh berbeda dengan Lisya yang baik gitar Spanyol.
"Tapi baik, Nak. kenal dulu gak apa-apa ya" rayu Reza yang tahu jika cucunya itu sedang merajuk melayangkan protes kembali.
"Bisa ganti?"
"Enggak!" sahut Reza cepat, singkat, jelas dan padat.
Awan tentu langsung mendongak, tak ada senyum hangat di wajah Appanya pertanda itu tak ingin ada bantahan lagi.
"Appa yakin, aku bahagia dengannya setelah aku harus mati-matin melepas pacarku?" tanya Awan meminta kepastian.
"Tentu, tak kenal maka tak sayang"
"Gala, Udah kenal tetep gak di sayang sama Ara?" timpal Samudera sambil tertawa.
"Ish, nyamber aja kaya geledek!" cetus Awan.
"Percayalah, kadang setiap pasangan tak harus keduanya baik, yang terpenting itu kalian saling melengkapi dan memberi warna agar jauh lebih indah. Kamu sudah tak ada waktu lagi, cepatlah menikah sebelum sakit Papihmu itu semakin parah" pesan Reza pada Awan, karna ini semua memang permintaan terakhir sang Tuan besar Biantara.
"Hahaha, kesian deh! Emang enak gak di restuin sampe di jodohin" ledek Samudera yang tertawa di balik bantal sofa.
"Alah, kaya sendirinya udah bener aja! Emang enak di Selingkuhin pacar sama temen sendiri? ujung-ujungnya nikahin calon istri orang!" balas Awan dengan senyum seringainya.
.
.
.
.
Appa... Awan nakalin dede Oey!!!
🍁🍁🍁🍁***
Ngadu dia 🙄
Dasar Tutut Jajah 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ragil Saputri
dasar Tutut marketut
2023-11-26
0
flowers city
😂🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
2023-05-23
1
flowers city
🤣😂😂😂😂
2023-05-23
1