🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Dia kekasihmu?" tanya Mentari yang di jawab anggukan kepala oleh Awan.
"Tapi dulu, sejak aku menikahimu. Dia cinta pertamaku, dan wanita terbaik bagiku. Jadilah seperti dia, ku mohon" pinta Awan lirih.
"Kenapa?"
"Karna aku tak mampu melupakannya" sahut Awan, ia menarik tangan Mentari untuk di letakkan di dadanya.
"Rasanya sesak dan sakit. Dia selalu ada disini, tak ada satu detik pun ku lewati tanpa memikirkannya" ucap Awan lagi, dan Mentari bisa merasakan bagaimana tulusnya cinta pria tersebut.
"Kalian berpisah karnaku?"
"Ya!!"
Mentari menarik tangannya dari dada Awan, ia malah melipat di dadanya sendiri dengan senyum kecil di hadapan sang suami.
"Orang ketiga yang kamu sebut semalam itu gak berlaku buatku, justru dia orang ketiganya. Ngapain masih nyelip disini, udah tahu sekarang punya istri, Aneh!" ucap Mentari yang bangun dari duduknya.
Awan yang kaget dengan jawaban Mentari pun akhirnya berteriak.
"Heh! lo tuh yang aneh!"
Mentari berlari kearah pintu, namun ia membalikkan badan untuk menjulurkan lidahya lebih dulu.
"Weeeeek"
Awan mengernyitkan dahi, ia merasa pernah mengalami hal serupa tapi lupa dimana dan kapan.
"Udah gue bilang! Bahagia enggak, mati iya. Baru mau bae tapi tingkahnya ngeselin banget" umpatnya kesal.
Awan yang sebenarnya masih mengantuk karna tidur lewat tengah malam memilih naik ke ranjangnya. Ia rebahkan tubuh tingginya dengan menyembunyikan wajah di balik bantal.
.
.
.
Lain Awan, lain juga dengan Mentari yang terus melangkah tak berarah hingga ia sampai di dapur kotor dimana beberapa ART ada di sana.
"Nona!" seru semuanya yang langsung membuat barisan sambil menunduk.
"Kalian kenapa? mau upacara?" tanya Mentari bingung, ia serasa dirinya sebagai tiang bendera dalam situasi seperti ini.
"Ada yang bisa kami bantu?"
"Enggak, aku lagi muter-muter rumah. Pada kemana ya? kok sepi" tanya Mentari karna tak melihat satu anggota keluarganya sama sekali.
"Tuan dan Nyonya besar pasti ada di dalam kamar utama. Nona muda Senja pergi bersama Nyonya Cahaya sedangkan Tuan Langit sudah ke kantor" jawab Salah satu dari mereka yang pakaiannya sedikit berbeda.
"Huft, aku gak di ajak" keluhnya yang lalu menarik sebuah kursi.
Semua pelayan saling pandang, pasalnya jarang sekali ada yang masuk kedalam dapur kotor selama ini kecuali Diana yang sering kali mengecek langsung keadaan rumahnya.
.
.
Kepala pelayan pun akhirnya meminta semua kembali bekerja, karna sepertinya Nona muda mereka tetap tak ingin beranjak malah memainkan beberapa bumbu dapur yang sedang di pilih kesegarannya.
Hingga satu jam berlalu, Mentari pun akhirnya merasa bosan sendiri. Ia bangun lalu berpamitan untuk pergi.
Langkah demi langkah ia tapaki tanpa arah, bingung harus apa di rumah sebesar itu seorang diri tanpa ada yang ia kenal sama sekali.
Ceklek.
Mentari memilih kembali ke kamar suaminya, ia lihat Awan sedang terlelap di atas ranjang yang semalam ia tempati.
Mentari mendekat, ia bahkan duduk di tepi ranjang untuk mengganggu suaminya yang sepertinya sedang bermimpi.
"Hey, Bangun" ucap Mentari sambil mengguncang bahu pria tersebut.
"Hem..."
"Bangun, temani aku" pintanya lagi yang kini malah mencubit kecil lengan Awan.
Awan yang mengerjapkan mata akhirnya bangun dan duduk.
"Apa?" tanya Awa kesal.
"Aku bosan, antar aku yuk" ajak Mentari.
"Kemana?"
.
.
.
Ke warung, aku mau jajan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ragil Saputri
ke warung....awan klo jajan mah ke IndoApril...
klo nggak ya ke mo ol keh
2023-11-26
0
Wiwik Murniati
semangat mentari bikin si awan bucin ,,,,,👍
2023-07-20
0
Atty Gendhu
kesian tari d'cuekin🙄
2023-04-28
0