Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mentari dan Fahri pun kini telah tiba, pagi ini Mentari sudah terlihat cantik dengan mengenakan kebaya pernikahannya.

"Subhanallah, Anak Ibu cantik sekali," ujar Bu Rima yang kini melihat Mentari yang sudah selesai di dandani.

"Terimakasih banyak ya Bu atas semuanya, karena Ibu dan Bapak selama ini sudah membesarkan Mentari dengan penuh kasih sayang," ucap Mentari dengan meneteskan airmata.

"Ibu dan Bapak yang seharusnya berterimakasih atas semua yang telah dilakukan oleh Mentari, berkat kerja keras Mentari kami masih bisa bertahan sampai saat ini, dan berkat Nak Fahri juga sekarang kita mempunyai rumah yang layak untuk di huni, sekarang hapus airmata Mentari karena calon Suami Mentari saat ini sudah menunggu di depan penghulu," ucap Bu Rima.

Bu Rima kini menggandeng Mentari untuk keluar dari kamar pengantinnya menuju acara ijab kabul. Semua mata kini tertuju kepada Mentari karena dia terlihat begitu cantik.

Fahri tiada hentinya mengucap syukur karena bisa mendapatkan perempuan sebaik dan secantik Mentari yang akan menjadi istrinya.

Terimakasih Ya Allah karena engkau telah mengirimkan bidadari surga dalam hidupku, ucap Fahri dalam hati.

Mentari kini telah duduk di samping Fahri, dan Fahri pun terlihat enggan mengalihkan pandangannya dari wajah Mentari yang cantik tiada duanya.

"Nak Fahri bagaimana, apa Nak Fahri sudah siap?" tanya Pak penghulu.

"Insyaallah saya sudah siap Pak," ucap Fahri dengan mantap.

"Kalau begitu Nak Fahri silahkan jabat tangan Pak Hasan yang akan menjadi Wali Nikah Nak Mentari," ujar Pak Penghulu.

Setelah Fahri menjabat tangan calon mertuanya, Pak Hasan pun kemudian memulai acara ijab kabul Pernikahan Fahri dan Mentari.

"Bismillahirrahmanirrahim, Ananda Fahri Bin Ahmad, saya Nikahkan dan kawinkan engkau dengan Putri kandung saya yang bernama Mentari bin Hasan dengan mas kawin seperangkat alat Shalat dan emas seberat seratus gram dibayar tunai."

"Saya terima Nikah dan Kawinnya Mentari Bin Hasan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Fahri dengan lantang.

"Bagaimana para saksi Sah?" tanya Pak penghulu.

"Sah..sah..sah"

"Alhamdulillah...." ucap semua yang hadir di sana.

Setelah selesai pembacaan do'a pernikahan dan penandatanganan Buku Nikah, Mentari dan Fahri kini bertukar cincin Pernikahan, lalu Mentari mencium tangan Fahri yang saat ini sudah Sah menjadi Suaminya.

"Terimakasih ya sayang, karena Mentari sudah berkenan menerima mas Fahri sebagai Suami Mentari. Semoga mas Fahri bisa membimbing Mentari ke jalan yang benar dan semoga rumah tangga kita mendapatkan ridha Allah SWT, Amin." ucap Fahri dengan mencium kening Mentari.

Bu Asih dan orangtua Mentari kini terlihat menitikkan airmata kebahagiaan atas pernikahan Putra-Putri mereka.

Fahri dan Mentari kini menghampiri orangtua mereka untuk sungkeman.

"Mentari, Ibu titip Anak Ibu satu-satunya ya, Ibu yakin jika Mentari akan menjadi istri yang baik untuk Fahri," ucap Bu Asih dengan mengelus lembut punggung Mentari.

"Insyaallah Bu, Mentari akan berusaha menjadi Istri yang baik untuk mas Fahri," ucap Mentari dengan mencium punggung tangan Bu Asih.

"Nak Fahri, Bapak dan Ibu titip Mentari ya, Bimbing dia supaya menjadi Istri yang Saleha, ingatkan Mentari apabila lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang Istri," ucap Pak Hasan dan Bu Rima.

Setelah acara sungkeman selesai, Mentari dan keluarga kini melakukan acara foto-foto untuk kenang-kenangan. Mereka semua terlihat sangat bahagia, tapi tidak dengan Jingga yang sebenarnya hadir secara sembunyi-sembunyi di acara tersebut.

Jingga sudah merencanakan hal buruk terhadap Mentari dan Fahri yang akan langsung berangkat bulan madu ke Puncak.

Sebelum acara Pernikahan Fahri dan Mentari di gelar, Jingga sempat mendengar Fahri berbicara dengan supir pribadinya.

"Pak, rencananya setelah acara Pernikahan saya dan Mentari selesai, saya akan langsung berbulan madu ke puncak, jadi Bapak nanti bisa langsung pulang karena saya sendiri yang akan membawa mobilnya," ucap Fahri.

"Baik Pak Fahri," jawab Supir pribadi Fahri.

Jingga yang mendengar perkataan Fahri pun terbesit perbuatan jahat, sehingga ketika semua orang lengah Jingga menyuruh orang untuk merusak rem mobil Fahri.

Jika aku tidak bisa memilikimu, maka Mentari pun tidak akan pernah bisa memilikimu Fahri, karena aku tidak akan rela jika sesuatu yang pernah aku miliki di rebut oleh orang lain, apalagi harus melihat kalian berdua bahagia !! batin Jingga dengan tersenyum licik.

Setelah menyelesaikan serangkaian acara pernikahan, Mentari dan Fahri pun kini masuk ke dalam kamar untuk berganti baju dan melaksanakan Shalat dzuhur terlebih dahulu sebelum mereka berdua pergi bulan madu ke Puncak.

"Sayang terimakasih ya atas semuanya," ucap Fahri yang kini memeluk tubuh Mentari dari belakang.

"Mentari yang seharusnya berterimakasih, karena kehadiran mas Fahri telah membawa kebahagiaan ke dalam kehidupan Mentari dan keluarga."

"Mas sangat beruntung bisa memiliki Mentari, dan mas harap Mentari tidak akan melepas jilbab selain di depan mas Fahri," ujar Fahri dengan membantu membuka hiasan di atas kepala Mentari yang tertutup jilbab.

"Mas merem dulu ya, Mentari mau ganti baju," pinta Mentari karena dia masih malu.

"Kenapa harus merem? nanti malam juga mas pasti melihat semuanya," ujar Fahri dengan berbisik di telinga Mentari, sehingga membuat Mentari semakin malu.

Fahri tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke bibir Mentari. Mentari yang mendapatkan ciuman dari Suaminya pun hanya bisa pasrah menerima semuanya, karena sekarang Fahri sudah halal melakukannya.

Setelah beberapa saat Fahri pun melepaskan ciumannya karena dia tidak mau sampai membangunkan hasrat dalam tubuhnya.

"Kalau aja kita gak ada niat untuk pergi berbulan madu sekarang, mas pasti sudah memakanmu,," ucap Fahri secara ambigu.

"Memangnya aku makanan apa," jawab Mentari dengan tersenyum manis.

"Ya sudah sekarang Mentari bersih-bersih dulu sana, kalau deket-deket terus, mas nanti gak bisa nahan lapar lagi," ucap Fahri dengan terkekeh.

Setelah Fahri dan Mentari selesai bersih-bersih, mereka berdua pun langsung melaksanakan Shalat Dzuhur secara berjamaah untuk yang pertama kali sebagai sepasang Suami-istri.

Mentari kini mencium punggung tangan Suaminya dengan hidmat, dan Fahri pun mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Mas tiada hentinya bersyukur atas kebahagiaan yang telah Allah SWT berikan kepada kita berdua sayang, semoga saja kita bisa selalu bersama dan hanya maut yang dapat memisahkan kita," ujar Fahri dengan memeluk tubuh Mentari dengan erat.

Entah kenapa rasanya Fahri merasa berat untuk melepaskan pelukannya, begitu juga dengan Mentari yang terus saja merasa gelisah.

Sampai akhirnya pelukan mereka berdua terlepas karena mendengar suara ketukan pintu kamar mereka.

Tok..tok..tok..

Mentari dan Fahri pun bergegas membuka pintu, dan ternyata Bu Asih yang telah mengetuknya.

Terpopuler

Comments

meli meilia

meli meilia

firasat perpisahan kah?🥺🥺🥺

2022-10-09

1

meli meilia

meli meilia

astaghfirullah..

2022-10-09

1

auliasiamatir

auliasiamatir

kayaknya nanti ceritanya mentari bakal jadi janda muda yah, atau Fahri bakal kenapa kenap gitu.. trus mertuanya benci...
ah. jadi nebak nebak gini

2022-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Mentari )
2 Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3 Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4 Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5 Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6 Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7 Bab 7 ( Jingga Hilang )
8 Bab 8 ( Berebut Mentari )
9 Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10 Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11 Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12 Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13 Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14 Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15 Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16 Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17 Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18 Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19 Bab 19 ( Pembawa sial )
20 Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21 Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22 Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23 Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24 Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25 Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26 Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27 Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28 Bab 28 ( Dokter Cinta )
29 Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30 Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31 Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32 Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33 Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34 Bab 34 ( Menantu Benalu )
35 Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36 Bab 36 ( Disuruh jualan )
37 Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38 Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39 Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40 Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41 Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42 Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43 Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44 Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45 Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46 Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47 Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48 Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49 Bab 49 ( Godaan Jingga )
50 Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51 Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52 Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53 Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54 Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55 Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56 Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57 Bab 57 ( Jingga Hamil )
58 Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59 Bab 59 ( Mimpi buruk )
60 Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61 Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62 Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63 Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64 Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65 Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66 Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67 Bab 67 ( Stella Hamil )
68 Bab 68 ( Pesona David )
69 Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70 Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71 Pengumuman
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ( Mentari )
2
Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3
Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4
Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5
Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6
Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7
Bab 7 ( Jingga Hilang )
8
Bab 8 ( Berebut Mentari )
9
Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10
Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11
Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12
Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13
Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14
Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15
Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16
Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17
Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18
Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19
Bab 19 ( Pembawa sial )
20
Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21
Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22
Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23
Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24
Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25
Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26
Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27
Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28
Bab 28 ( Dokter Cinta )
29
Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30
Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31
Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32
Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33
Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34
Bab 34 ( Menantu Benalu )
35
Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36
Bab 36 ( Disuruh jualan )
37
Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38
Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39
Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40
Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41
Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42
Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43
Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44
Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45
Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46
Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47
Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48
Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49
Bab 49 ( Godaan Jingga )
50
Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51
Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52
Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53
Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54
Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55
Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56
Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57
Bab 57 ( Jingga Hamil )
58
Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59
Bab 59 ( Mimpi buruk )
60
Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61
Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62
Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63
Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64
Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65
Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66
Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67
Bab 67 ( Stella Hamil )
68
Bab 68 ( Pesona David )
69
Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70
Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71
Pengumuman
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!