Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )

Mentari dan Fahri masih berkeliling mencari Jingga ke semua tempat yang pernah Fahri dan Jingga datangi, tapi hasilnya nihil karena Jingga tidak ditemukan dimana-mana.

"Kita harus cari Kak Jingga kemana lagi mas? kasihan Ibu dan Bapak, mereka pasti khawatir dengan Kak Jingga, apa kita lapor Polisi saja mas, sekarang kan sudah 24 jam dari Kak Jingga menghilang," usul Mentari yang kini terlihat cemas.

"Mentari yang sabar ya, Jingga pasti baik-baik saja, dia juga bukan Anak kecil, jadi dia pasti bisa menjaga diri. Sebaiknya kita berdiskusi dulu sama Bapak dan Ibu sebelum membuat laporan ke Polisi," ujar Fahri mencoba menenangkan Mentari.

"Iya mas, semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk kepada Kak Jingga, walau bagaimanapun juga Mentari sayang sekali sama Kak Jingga," ujar Mentari dengan meneteskan airmata.

Beberapa saat kemudian Mentari terlihat tertidur karena kecapean.

"Kasihan sekali kamu Mentari, kamu pasti kecapean karena seharian ini sibuk mencari Jingga," gumam Fahri, sehingga dia memutuskan untuk membawa Mentari pulang.

Setelah menempuh satu jam perjalanan, Mentari dan Fahri pun sampai di halaman rumah Mentari.

Mentari akhirnya terbangun karena mendengar suara keributan.

"Mas kita sudah sampai rumah ya? kok ada suara ribut-ribut?" tanya Mentari yang belum sepenuhnya sadar karena baru bangun tidur.

"Mentari ayo kita segera keluar, sepertinya Jingga sudah pulang," ajak Fahri.

Mentari dan Fahri kini bergegas turun dari mobil, dan ternyata benar kalau Jingga sudah pulang dan dia di antar oleh seorang Om-om.

"Kak Jingga, Alhamdulillah akhirnya Kakak pulang juga, Mentari khawatir sama Kakak dan dari pagi kami sudah mencari Kak Jingga kemana-mana," ujar Mentari yang kini memeluk tubuh Jingga tapi segera ditepisnya.

"Lepasin tubuh kotormu itu, aku tidak mau kalau sampai tertular kuman," ujar Jingga dengan mendorong tubuh Mentari.

Untung saja Fahri sigap menangkap tubuh Mentari karena kalau tidak, mungkin Mentari sudah terbentur tembok.

"Apa-apaan kamu Jingga? kenapa kamu tega menyakiti Mentari?" tanya Fahri.

"Rupanya kamu juga ada disini Fahri, bagus deh kalau kamu sudah mengetahui semuanya, jadi kamu sekarang tidak usah repot-repot mencariku lagi, karena mulai sekarang kita putus Fahri !!" teriak Jingga.

"Terimakasih Jingga karena kamu sudah membebaskanku dari perempuan gila seperti kamu, dan kamu juga harus tau kalau aku akan segera menikahi Mentari," ujar Fahri.

"Aku tidak peduli dengan semua yang akan kalian lakukan, karena sekarang aku sudah memiliki lelaki yang bisa memenuhi semua keinginanku, jadi aku sudah tidak membutuhkanmu lagi Fahri !!" ujar Jingga dengan memeluk tubuh Bram.

"Anda Pak Bramantyo kan, salah satu CEO Angkasa Grup?" tanya Fahri.

"Iya benar, saya adalah calon Suami Jingga dan kami akan segera menikah," jawab Bram.

"Bukannya Anda sudah mempunyai Istri dan Anak?" tanya Fahri.

"Itu semua bukan urusanmu Fahri, dan kamu tidak usah ikut campur lagi urusanku," ujar Jingga dengan menarik tubuh Bram untuk segera pergi dari rumahnya.

"Tunggu Jingga," ujar Bu Rima.

Plak

Tiba-tiba Bu Rima menampar pipi Jingga lalu melempar wajah Jingga dengan segepok uang yang tadi sempat diberikan oleh Jingga kepada Bu Rima.

"Ambil uangmu Jingga, kami tidak sudi menerima sepeser pun uang darimu, karena kamu mendapatkannya secara tidak halal," ujar Bu Rima.

"Kalian ini memang orang miskin yang tidak tau di untung !!" teriak Jingga.

"Kami memang orang miskin, tapi tidak serendah kamu yang sampai rela menjual harga diri hanya demi kesenangan di Dunia yang hanya sementara !!" jawab Bu Rima.

"Dasar kalian semua munafik, memangnya kalian pikir bisa hidup tanpa uang hemm?" teriak Jingga.

"Ibu tidak menyangka, jika Anak yang sudah Ibu besarkan dengan penuh kasih sayang sekarang menjadi seorang Pelakor," ujar Bu Rima dengan menangis.

"Kasih sayang saja tidak cukup Bu, tapi dengan uang kita bisa membeli segalanya," jawab Jingga dengan tertawa.

"Harusnya kamu berpikir Jingga, bagaimana perasaan kamu jika seandainya kamu yang berada di posisi Istrinya Bram dan Suami kamu direbut oleh perempuan lain, kamu juga seorang wanita, dimana hati nurani kamu?" tanya Bu Rima.

"Aku tidak peduli dengan perasaan siapa pun, yang penting aku bisa hidup bahagia dengan mas Bram," jawab Jingga.

"Kamu benar-benar manusia gak punya hati, Ibu menyesal telah melahirkan kamu. Sekarang juga kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah menginjakkan kaki kamu di rumah ini lagi, karena mulai sekarang kamu bukan Anak Ibu lagi !!" teriak Bu Rima dengan memegang dadanya yang terasa sakit.

Mentari dan Fahri segera menghampiri Bu Rima, sedangkan Pak Hasan hanya bisa menangis di atas kursi roda karena dia merasa gagal mendidik Jingga.

"Dengan senang hati aku akan pergi dari gubuk derita ini, dengan atau tanpa restu kalian aku akan tetap Menikah dengan Mas Bram !!" teriak Jingga dengan berlalu meninggalkan rumah orangtuanya.

"Dasar Anak Durhaka kamu Jingga, lihat saja suatu saat nanti kamu akan menyesal !!" teriak Bu Rima.

"Istighfar Bu, jangan terlalu banyak pikiran, Mentari gak mau kalau Ibu sampai sakit," ujar Mentari yang kini membawa Bu Rima masuk ke dalam rumah dengan dibantu oleh Fahri.

"Ibu yang sabar ya, mulai sekarang Fahri akan menjadi Anak Ibu, dan Fahri akan berusaha untuk membahagiakan Ibu dan Bapak, dan juga Mentari," ujar Fahri.

"Makasih banyak ya Nak Fahri, maaf jika Jingga sudah menyakiti Nak Fahri," ucap Bu Rima.

"Tidak apa-apa Bu, karena sekarang Jingga sudah memutuskan Fahri, jadi Fahri bisa segera Menikahi Mentari," ujar Fahri.

"Apa Nak Fahri masih bersedia menerima keadaan keluarga Mentari yang seperti ini?" tanya Pak Hasan, karena beliau merasa malu apalagi dengan sifat dan sikap Jingga.

"Pak, harta itu adalah titipan, toh nanti kita mati juga semua harta yang kita punya tidak akan dibawa, apa pun keadaan keluarga Mentari, saya akan menerimanya dengan senang hati, karena saya sangat mencintai Putri Ibu dan Bapak," ujar Fahri.

"Mentari beruntung Nak, jika sampai menikah dengan pemuda baik seperti Nak Fahri, dan Bapak harap Mentari bisa menerima Nak Fahri menjadi pendamping hidup Mentari, supaya nanti jika Ibu dan Bapak sudah tidak ada lagi di Dunia ini, ada seseorang yang bisa menjaga serta melindungi Mentari, karena Bapak yakin kalau Jingga tidak akan tinggal diam saja," ujar Pak Hasan.

"Bapak tidak boleh berbicara seperti itu, Mentari akan selalu berdo'a supaya Ibu dan Bapak selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang supaya Mentari bisa membahagiakan Ibu dan Bapak juga," ujar Mentari dengan menangis serta memeluk tubuh kedua orangtuanya.

"Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan Nak, karena Dunia ini hanya tempat persinggahan sementara," ucap Pak Hasan.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Astaga, mulunya jingga tdk terdidik.

2023-02-08

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Aih....Jingga-jingga 😩

2022-11-18

1

Ikha muhlisin

Ikha muhlisin

Semoga anak turunku di jauhkan dari sifat yang seperti jingga... naudzubillah. ..

2022-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Mentari )
2 Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3 Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4 Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5 Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6 Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7 Bab 7 ( Jingga Hilang )
8 Bab 8 ( Berebut Mentari )
9 Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10 Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11 Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12 Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13 Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14 Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15 Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16 Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17 Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18 Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19 Bab 19 ( Pembawa sial )
20 Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21 Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22 Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23 Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24 Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25 Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26 Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27 Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28 Bab 28 ( Dokter Cinta )
29 Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30 Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31 Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32 Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33 Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34 Bab 34 ( Menantu Benalu )
35 Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36 Bab 36 ( Disuruh jualan )
37 Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38 Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39 Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40 Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41 Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42 Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43 Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44 Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45 Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46 Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47 Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48 Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49 Bab 49 ( Godaan Jingga )
50 Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51 Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52 Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53 Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54 Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55 Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56 Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57 Bab 57 ( Jingga Hamil )
58 Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59 Bab 59 ( Mimpi buruk )
60 Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61 Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62 Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63 Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64 Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65 Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66 Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67 Bab 67 ( Stella Hamil )
68 Bab 68 ( Pesona David )
69 Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70 Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71 Pengumuman
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ( Mentari )
2
Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3
Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4
Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5
Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6
Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7
Bab 7 ( Jingga Hilang )
8
Bab 8 ( Berebut Mentari )
9
Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10
Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11
Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12
Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13
Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14
Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15
Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16
Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17
Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18
Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19
Bab 19 ( Pembawa sial )
20
Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21
Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22
Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23
Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24
Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25
Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26
Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27
Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28
Bab 28 ( Dokter Cinta )
29
Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30
Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31
Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32
Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33
Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34
Bab 34 ( Menantu Benalu )
35
Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36
Bab 36 ( Disuruh jualan )
37
Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38
Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39
Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40
Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41
Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42
Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43
Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44
Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45
Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46
Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47
Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48
Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49
Bab 49 ( Godaan Jingga )
50
Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51
Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52
Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53
Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54
Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55
Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56
Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57
Bab 57 ( Jingga Hamil )
58
Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59
Bab 59 ( Mimpi buruk )
60
Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61
Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62
Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63
Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64
Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65
Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66
Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67
Bab 67 ( Stella Hamil )
68
Bab 68 ( Pesona David )
69
Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70
Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71
Pengumuman
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!