Fahri dan Mentari kini telah berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bogor. Fahri terus menggandeng melati tanpa mau melepaskan pegangannya sedikit pun, sehingga membuat Jingga yang daritadi mengikuti mereka terlihat semakin geram.
"Lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan kepada kalian berdua, aku tidak rela jika sesuatu yang pernah aku miliki harus dimiliki oleh kamu Mentari !!" ujar Jingga dengan tersenyum licik.
Fahri kini mengajak Mentari masuk ke dalam sebuah butik yang menjual busana muslim.
"Mas, kenapa kita masuk ke sini? memangnya mas mau beli baju gamis buat siapa?" tanya Melati.
"Apa mas Fahri boleh meminta sesuatu kepada Mentari?" tanya Fahri dengan menelungkup wajah Mentari menggunakan kedua tangannya.
"Kalau permintaan mas Fahri tidak aneh-aneh dan Mentari sanggup melakukannya, insyaallah Mentari bersedia," jawab Mentari.
"Mulai sekarang, apa bisa Mentari menutup aurat Mentari?" tanya Fahri, sehingga Mentari meneteskan airmata karena terharu mendengar permintaan Fahri.
"Kenapa Mentari menangis? kalau Mentari belum siap, gak apa-apa kok, mas Fahri gak bakalan maksa," ujar Fahri dengan mengelap airmata yang menetes di pipi Mentari.
"Bukan begitu mas, tapi ini adalah airmata bahagia, karena ternyata Mentari tidak salah memilih calon Suami, bahkan belum menikah saja mas sudah membimbing Mentari supaya menjadi lebih baik lagi," jawab Mentari.
"Alhamdulillah kalau begitu, terimakasih ya sayang, mas berharap mulai saat ini hanya mas seorang yang akan melihat aurat Mentari setelah kita menikah nanti."
"Insyaallah mas, Mentari akan belajar untuk menutup aurat, terimakasih banyak ya mas Fahri atas semuanya."
"Ya sudah, kalau begitu sekarang kita pilih baju muslim dan jilbab yang cocok untuk Mentari ya, Mentari ambil saja semua yang Mentari mau," ajak Fahri dengan membantu Mentari memilih Jilbab dan baju.
Setelah mereka mendapatkan beberapa set pakaian dan jilbab, Fahri pun mengajak Mentari untuk makan siang di Restoran yang masih berada di Mall tersebut.
"Sayang, kamu mau pesan apa?" tanya Fahri.
"Aku kayaknya pengen bakso sama es jeruk aja mas, sepertinya siang-siang gini seger kali ya kalau makan yang pedas-pedas sama yang asem-asem," ujar Mentari yang sudah kelihatan ngiler.
"Jangan-jangan kamu lagi hamil ya Mentari?" sindir Jingga yang tanpa tahu malunya duduk di samping Fahri.
Fahri yang mendengar perkataan Jingga pun kini merasa geram.
"Jaga mulut kamu Jingga, jangan samakan Mentari dengan ja*lang seperti kamu yang selalu menghalalkan segala cara untuk memenuhi semua ambisimu !!" ucap Fahri yang tidak terima atas perkataan Jingga.
"Sayang, kenapa kamu harus membela dia sih, padahal dulu kamu sangat mencintai aku, sepertinya kamu sudah terkena pelet sama Mentari deh," rengek Jingga dengan bergelayut manja kepada Fahri.
"Lepaskan tangan kotor kamu dari tubuhku Jingga, sedikit pun aku tidak sudi dipegang oleh kamu !!" teriak Fahri, sehingga membuat semua orang melihat ke arah mereka.
"Istighfar mas Fahri, sebaiknya kita pergi saja dari sini, mas Fahri jangan sampai terbawa emosi meladeni Kak Jingga," ajak Mentari dengan menarik lembut tangan Fahri.
"Tunggu Mentari !! Apa kamu pikir aku akan rela melepaskan sesuatu yang sudah menjadi milikku untuk kamu !!" teriak Jingga.
"Apa maksud Kakak? maaf Kak, sebaiknya Kakak jangan mempermalukan diri Kakak sendiri, di sini bukan aku yang merebut mas Fahri, tapi Kak Jingga sendiri yang sudah mencampakkannya karena lebih memilih Suami oranglain yang lebih kaya di banding dengan mas Fahri, seharusnya Kak Jingga sadar dengan yang Kakak ucapkan, karena saat ini Kakak adalah seorang Istri," jelas Mentari dengan berlalu menggandeng Fahri keluar dari tempat tersebut.
"Sial, kenapa sekarang Mentari berani membalas perkataanku !!" teriak Jingga dengan menendang kursi yang berada di hadapannya.
"Aaaw..kakiku jadi sakit kan gara-gara si Mentari" ujar Jingga dengan menghentak-hentakan kakinya, sehingga membuat semua orang tertawa melihat kelakuannya.
"Gak nyangka ya cantik-cantik pelakor," sindir salah satu Ibu-ibu yang sedang makan di sana.
"Bukan urusan kamu ya Nenek tua," jawab Jingga
"Mbak maaf sebaiknya jangan buat keributan di sini, kalau mbak tidak mau makan di tempat ini, sebaiknya mbak keluar saja," ucap salah satu Karyawan Restoran tersebut.
"Kamu tidak tau siapa saya ya? asal kamu tau saya ini Istri dari pengusaha terkenal di Indonesia, kalau saya mau dengan mudah saya bisa membeli Restoran ini sekarang juga !!" teriak Jingga dengan sombong.
"Suami hasil merebut aja kok bangga," teriak pengunjung di sana. Akhirnya Jingga bergegas pergi sebelum semakin terjadi keributan yang akan merugikan dirinya, karena Ibu-ibu sekarang bisa nekad bila bertemu dengan pelakor.
"Sial...kenapa hari ini aku sial sekali !!" teriak Jingga dengan memukul-mukul setir mobil nya.
"Semua ini gara-gara kamu Mentari, tunggu saja pembalasanku, karena aku tidak akan pernah membiarkan hidupmu bahagia !!" teriak Jingga lagi.
......................
Sepanjang perjalanan Fahri terus saja memuji keberanian Mentari yang sudah berani membalas perkataan Jingga.
"Ternyata calon istri mas Fahri pinter ngomong juga ya, Jingga saja tadi sampai tidak berkutik."
"Mentari tadinya tidak bermaksud untuk mempermalukan Kak Jingga mas, tapi Kak Jingga sudah kelewatan."
"Jingga memang pantas menerima semua itu sayang, mulai sekarang Mentari harus tegas kepada Jingga, jangan ngalah terus ya," ucap Fahri, tapi Mentari hanya diam dan nampak berpikir, sampai akhirnya Mentari melihat warung bakso favorit nya.
Mentari kini mengajak Fahri untuk makan di warung bakso langganannya, awalnya Fahri ragu karena dia tidak pernah makan di warung, tapi Fahri tidak mau mengecewakan Mentari.
"Mas Fahri ayo di makan baksonya, enak lho, rasanya gak kalah sama di Restoran," ajak Mentari, tapi Fahri terlihat masih ragu.
"Maaf ya mas karena Mentari sudah mengajak mas Fahri ke tempat yang kurang nyaman, mas Fahri pasti gak pernah jajan di warung kan, tapi di sini bersih kok mas, Mentari juga sering beli bakso di sini," cerocos Mentari.
"Iya sayang gak apa-apa, asalkan bersama Mentari kemanapun mas pasti akan ikut," ucap Fahri dengan mengelus lembut kepala Mentari.
"Makasih ya mas Fahri atas semuanya."
"Ya sudah, sekarang kita makan, jangan lupa baca Basmalah dulu," ucap Fahri.
"Iya calon imamku yang baik hati, Saleh dan rajin menabung," jawab Mentari.
"Sepertinya calon Istri mas Fahri sudah pandai gombal ya?"
"Mentari kan belajar sama mas Fahri."
"Iya..iya deh, mas Fahri ngaku, udah cepetan makan baksonya nanti keburu dingin. Ternyata rasanya enak juga ya, mungkin karena mas Fahri makannya sama Mentari makanya rasanya jadi enak," ucap Fahri.
"Tuh kan mas Fahri mulai gombal lagi," ucap Fahri, sehingga mereka berdua tertawa bahagia.
Terimakasih Ya Allah atas kebahagiaan yang telah Engkau berikan, semoga Selamanya kami bisa selalu bahagia, ucap Mentari dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Noviyanti
amin
2022-11-09
1
Nur Khasanah
masuk favorit ya kak.
2022-11-02
1
Mommy QieS
Aamiin... Gift mawar untuk mu Mentari dan Fahri 🌹
2022-10-19
1