Bab 7 ( Jingga Hilang )

Waktu kini sudah menunjukan pukul 22.00, tapi Jingga masih belum juga pulang ke rumah nya, sehingga semua orang di rumah merasa khawatir.

"Kemana kamu Nak, kenapa jam segini belum pulang juga," ujar Bu Rima.

"Apa Mentari coba tanya sama Bu Asih aja ya Bu, soalnya tadi siang Kak Jingga datang ke Restoran bersama mas Fahri," ujar Mentari.

"Jadi calon Suami Jingga itu Nak Fahri anak pemilik Restoran tempat Mentari kerja?" tanya Bu Rima.

"Iya Bu," ujar Mentari dengan tertunduk sedih.

"Mentari kenapa? apa tadi Jingga sudah menyakiti Mentari?" tanya Bu Rima, tapi Mentari hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Ibunya.

"Jingga pasti sudah melukai hati Adiknya sendiri, Bapak heran kenapa Jingga selalu berbuat kasar kepada kita semua, sudahlah Ibu dan Mentari tidak usah menghiraukan Anak tidak tau di untung itu, Jingga juga bukan Anak kecil lagi," ujar Pak Hasan.

"Tapi Pak bagaimanapun juga Jingga kan Anak kita, Ibu takut kalau sampai Jingga kenapa-napa," ujar Bu Rima.

Mentari pun kini mencoba untuk menelpon Bu Asih, tapi handphone nya tidak aktif, sehingga Mentari memutuskan untuk langsung ke rumah Bu Asih saja.

"Bu sebaiknya Mentari ke rumah Bu Asih dulu ya, soalnya nomor Bu Asih juga gak aktif," ujar Mentari.

"Tapi Nak ini sudah malam, bahaya buat kamu, lagian di luar juga hujan deras," ujar Bu Rima.

"Tapi Bu, Mentari juga gak mungkin diam saja sementara kita tidak tau dimana Kak Jingga sekarang," ujar Mentari.

"Ya sudah kalau kamu memaksa, Mentari hati-hati ya," ujar Bu Rima.

"Ibu tidak usah khawatir ya, Mentari pasti bisa menjaga diri dengan baik. Ya sudah kalau begitu Mentari pergi dulu ya Bu, Pak," ujar Mentari dengan mencium punggung tangan kedua orangtuanya, lalu melangkahkan kaki untuk pergi ke rumah Bu Asih setelah sebelumnya mengucapkan Salam.

Mentari kini berjalan kaki menyusuri jalanan sepi karena sejak tadi dia tidak menemukan kendaraan yang lewat.

"Bagaimana ini, mana hujannya semakin deras," gumam Mentari.

Tiba-tiba langkah Mentari terhenti karena ada dua orang lelaki yang mencegatnya.

"Hai cantik, ikut Abang yuk, daripada dingin-dingin gini sendirian mending Abang kasih kehangatan," goda mereka berdua kepada Mentari.

Plak

Plak

"Jaga bicara kalian, aku bukan ja*lang seperti yang kalian pikir !" ujar Mentari sehingga membuat kedua preman tersebut geram.

"Tenagamu besar juga, ayo Bro kita sikat gadis cantik ini," ajak salah satu Preman tersebut.

"Jangan harap kalian bisa menyentuhku !" teriak Mentari dengan menyerang kedua Preman yang hendak menyentuhnya.

Mentari dari SD sudah mengikuti pelajaran bela diri supaya dia dapat melindungi diri dari pe*lecehan yang sering terjadi pada perempuan yang notabene nya lemah.

Tapi ketika Mentari lengah salah satu Preman hampir saja melukai kepala Mentari menggunakan balok, untung saja saat itu Angga datang tepat waktu sehingga dapat menolong Mentari.

Pertarungan pun kini berlangsung seimbang karena kedatangan Angga, sehingga kedua Preman tersebut berhasil dikalahkan.

"Kamu tidak apa-apa Mentari?" tanya Angga.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja Bang, terimakasih banyak ya Bang Angga sudah mau menolongku," ujar Mentari.

"Aku tadi kebetulan lewat habis lembur, kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Angga.

"Aku mau ke rumah Bu Asih Bang cari Kakak ku," jawab Mentari.

"Kenapa kamu mau mencari Kakak kamu ke rumah Bu Asih?" tanya Angga.

"Kak Jingga pacar mas Fahri anaknya Bu Asih mas, dan sampai sekarang dia belum pulang juga, siapa tau Kak Jingga sekarang berada di rumah Bu Asih karena tadi siang mas Fahri membawa nya ke Restoran," jelas Mentari.

"Apa maksud Mentari perempuan yang tadi bersama dengan Fahri itu Kakak Mentari? pantesan saja Abang merasa kenal dengan baju yang dia pakai," ujar Angga.

"Iya Bang, maaf ya kalau selama ini pemberian dari Bang Angga selalu Kak Jingga yang pakai," ujar Mentari merasa tidak enak.

"Iya gak apa-apa kok, kalau begitu biar Abang anterin ya, kasihan kamu pasti kedinginan, baju kamu juga sampai basah begitu," ujar Angga.

"Apa gak ngerepotin Abang? kasihan kan Bang Angga pasti cape pulang kerja," ujar Mentari yang merasa tidak enak dengan tawaran Angga.

"Abang akan ngelakuin apa pun untuk Mentari, karena bagi Abang, Mentari adalah perempuan spesial," ujar Angga dangan menggenggam erat tangan Mentari.

"Maafin Mentari ya Bang, karena selama ini Mentari selalu menolak ungkapan cinta Bang Angga," ujar Mentari.

"Tidak apa-apa sayang, Abang yakin suatu saat Mentari bakalan jatuh cinta sama Bang Angga," ujar Angga sehingga membuat Mentari tersipu malu.

"Yuk masuk mobil, nanti takutnya Bu Asih keburu tidur," ajak Angga dengan membukakan pintu mobil untuk Mentari.

"Makasih banyak ya Bnag Angga," ucap Mentari.

"Iya sama-sama, ini Mentari pakai juga jaketnya," ujar Angga dengan memakaikan jaket pada tubuh Mentari.

"Tapi Bang Angga gimana? Bang Angga juga pasti kedinginan kan?" ujar Mentari.

"Gak apa-apa, yang penting Mentari gak kedinginan," ujar Angga dengan menggosok-gosokan kedua telapak tangannya.

Kasihan Bang Angga, sepertinya dia juga kedinginan, batin Mentari, lalu kemudian Mentari berinisiatif untuk menggenggam tangan Angga supaya lebih hangat, dan Angga langsung membulatkan matanya dengan perlakuan Mentari.

Angga tersenyum bahagia dengan yang dilakukan oleh Mentari, tapi dia tidak berkata apa pun supaya Mentari tidak melepas pegangan tangannya.

Setengah jam kemudian Mentari dan Angga sampai di rumah Bu Asih. Mentari memberanikan diri untuk mengetuk pintu dan mengucapkan Salam.

"Assalamu'alaikum, Bu ini Mentari," ucap Mentari.

"Wa'alaikumsalam," jawab Bu Asih yang kini langsung membuka pintu.

"Sayang, kenapa kamu malam-malam begini datang kesini? ayo masuk," ajak Bu Asih.

Lalu Mentari pun menarik lembut tangan Angga supaya ikut masuk dengannya.

Setelah masuk ke dalam rumah Bu Asih, Mentari dan Angga pun duduk dan Mentari tidak sadar terus menggenggam erat tangan Angga.

Bu Asih kini memanggil Fahri untuk menemui Mentari, dan setelah Fahri keluar dia terkejut karena melihat Mentari sedang berpegangan tangan dengan Angga.

Kenapa hatiku sakit ketika melihat Mentari memegang tangan Angga, ada apa sebenarnya dengan hatiku? sadar Fahri yang kamu cintai itu Jingga bukan Mentari, batin Fahri.

"Mentari sebenarnya ada apa kamu datang kesini malam-malam?" tanya Fahri.

"Mas Fahri tau keberadaan Kak Jingga sekarang?" tanya Mentari.

"Lho bukannya Ibu kalian sakit makanya tadi Jingga pulang duluan ketika aku masih Shalat Ashar?" tanya Fahri heran.

"Alhamdulillah Ibu baik-baik saja mas, justru kami cemas karena Kak Jingga sampai saat ini belum pulang juga," Ujar Mentari sehingga membuat Fahri termenung.

Kenapa tadi di telpon Jingga membohongiku, kemana sebenarnya Jingga saat ini?apa sebenarnya dugaanku terhadap Jingga benar kalau dia bukan perempuan baik-baik, batin Fahri kini berkecamuk.

Terpopuler

Comments

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

mmng bkn prempuan baik" ri..kan blm nunjukin surat klakuan baik

2023-10-21

1

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

buang aja pak...sy sbg reader ikhlas apalg othor pasti pbh ikhlas lg..🤣🤣

2023-10-21

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Baik sekali kamu Mentari 😍

2022-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Mentari )
2 Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3 Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4 Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5 Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6 Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7 Bab 7 ( Jingga Hilang )
8 Bab 8 ( Berebut Mentari )
9 Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10 Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11 Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12 Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13 Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14 Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15 Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16 Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17 Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18 Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19 Bab 19 ( Pembawa sial )
20 Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21 Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22 Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23 Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24 Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25 Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26 Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27 Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28 Bab 28 ( Dokter Cinta )
29 Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30 Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31 Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32 Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33 Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34 Bab 34 ( Menantu Benalu )
35 Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36 Bab 36 ( Disuruh jualan )
37 Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38 Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39 Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40 Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41 Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42 Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43 Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44 Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45 Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46 Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47 Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48 Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49 Bab 49 ( Godaan Jingga )
50 Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51 Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52 Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53 Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54 Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55 Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56 Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57 Bab 57 ( Jingga Hamil )
58 Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59 Bab 59 ( Mimpi buruk )
60 Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61 Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62 Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63 Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64 Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65 Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66 Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67 Bab 67 ( Stella Hamil )
68 Bab 68 ( Pesona David )
69 Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70 Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71 Pengumuman
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ( Mentari )
2
Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3
Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4
Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5
Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6
Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7
Bab 7 ( Jingga Hilang )
8
Bab 8 ( Berebut Mentari )
9
Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10
Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11
Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12
Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13
Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14
Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15
Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16
Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17
Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18
Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19
Bab 19 ( Pembawa sial )
20
Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21
Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22
Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23
Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24
Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25
Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26
Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27
Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28
Bab 28 ( Dokter Cinta )
29
Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30
Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31
Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32
Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33
Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34
Bab 34 ( Menantu Benalu )
35
Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36
Bab 36 ( Disuruh jualan )
37
Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38
Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39
Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40
Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41
Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42
Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43
Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44
Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45
Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46
Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47
Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48
Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49
Bab 49 ( Godaan Jingga )
50
Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51
Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52
Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53
Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54
Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55
Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56
Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57
Bab 57 ( Jingga Hamil )
58
Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59
Bab 59 ( Mimpi buruk )
60
Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61
Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62
Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63
Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64
Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65
Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66
Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67
Bab 67 ( Stella Hamil )
68
Bab 68 ( Pesona David )
69
Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70
Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71
Pengumuman
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!