Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )

Satu bulan pun telah berlalu dari semenjak kepergian Jingga dari rumah, tapi Mentari belum juga menjawab pernyataan cinta Fahri, entah kenapa ketika Fahri sudah benar-benar mencintainya, hati Mentari saat ini berada dalam dilema karena setiap malam Mentari justru selalu memimpikan Angga.

Ibu dan Bapak Mentari sering sakit karena terus saja memikirkan Jingga, walaupun mereka selalu mengelak jika ditanya oleh Mentari, tapi tidak dapat dipungkiri jika hati mereka sangat merindukan Jingga.

"Mentari, apa kamu belum juga memutuskan untuk menerima lamaran Nak Fahri?" tanya Pak Hasan.

"Mentari masih bingung Pak, umur Mentari juga baru 17 tahun, jadi Mentari belum kepikiran untuk Nikah, Mentari juga ingin membahagiakan Ibu dan Bapak dulu," jawab Mentari.

"Jangan terlalu memikirkan Ibu dan Bapak Nak, raihlah kebahagiaanmu, Bapak dan Ibu dulu juga nikah muda, tapi Alhamdulillah kami bisa melewati suka dan duka bersama. Apa ada lelaki lain selain Fahri yang Mentari suka?" tanya Ibu.

Sebenarnya entah kenapa akhir-akhir ini Bang Angga selalu masuk ke dalam mimpiku sehingga akhirnya hatiku menjadi dilema, tapi aku mau cari yang gimana lagi, udah jelas Ibunya mas Fahri sangat menyayangiku dan mas Fahri juga sepertinya sudah benar-benar tulus mencintaiku, batin Mentari.

"Tidak ada Bu, saat ini hanya mas Fahri lelaki yang dekat sama Mentari," jawab Mentari.

"Oh iya, dulu sepertinya ada seorang pemuda bernama Angga yang selalu mengejar-ngejar kamu, sekarang kemana pemuda itu?" tanya Bu Rima.

"Bang Angga sudah pindah ke luar Negeri Bu," jawab Mentari.

"Sebaiknya Mentari jangan terlalu lama menggantung Nak Fahri, nanti gimana kalau Nak Fahri nya keburu pindah ke lain hati. Ibu dan Bapak juga sekarang sudah mulai sakit-sakitan, jadi Ibu berharap Mentari bisa segera Menikah supaya ada yang melindungi dan menafkahi Mentari," ujar Bu Rima.

"Mentari akan melakukan Shalat Istikharah dulu Bu, semoga Mentari diberikan petunjuk," jawab Mentari.

"Ibu dan Bapak akan selalu mendo'akan kebahagiaanmu Nak, semoga Mentari mendapatkan jodoh terbaik ya,"Ujar Bu Rima.

"Amin, mudah-mudahan ya Bu, Mentari juga selalu berdo'a untuk Kak Jingga supaya rumah tangganya selalu bahagia," ucap Mentari.

"Sudahlah Nak, kamu tidak usah menyebut nama Anak durhaka itu lagi dihadapan kami," ujar Bu Rima.

......................

Besok adalah hari Pernikahan Jingga dan Bramantyo, acaranya akan di selenggarakan di sebuah hotel berbintang lima. Awalnya Bram akan menikahi Jingga secara siri, tapi Jingga terus saja memaksanya, sehingga Bram meminta ijin kepada Istrinya untuk berpoligami.

Sebelum acara Pernikahannya dilaksanakan, Bram terlebih dahulu pulang untuk meminta ijin kepada Istrinya yang bernama Dewi.

Dewi adalah Istri yang baik dan begitu penurut, tapi sebaik apa pun seorang Istri tidak mungkin ada yang rela untuk dimadu, sehingga pada saat Bram meminta ijin kepada Dewi, dengan tegas Dewi pun menolak keinginan Bram.

"Mas, kenapa mas begitu tega menyakitiku padahal aku sudah rela menyerahkan semua harta yang aku punya untuk kamu," ujar Dewi.

Dulu Bram adalah seorang OB di Perusahaan milik orangtua Dewi, tapi karena Dewi sangat mencintai Bram, orangtuanya pun menikahkan mereka tanpa memandang status sosial Bram.

Awalnya Bram berprilaku sangat baik kepada Dewi, sampai akhirnya mereka berdua mempunyai dua orang Anak yang saat ini sudah duduk di bangku SD dan SMP.

Setelah 10 tahun Pernikahan Dewi dan Bram, kedua orangtua Dewi pun meninggal karena kecelakaan dan Dewi bahkan rela menyerahkan perusahaan pemberian dari mendiang orangtuanya kepada Bram, tapi pada saat Jingga hadir dalam kehidupan Bram, sosok Suami dan Ayah yang baik kini hilang dari diri Bram.

Plak

Bram menampar Dewi dengan keras, sehingga wajah Dewi bengkak dan dari sudut bibirnya kini mengeluarkan darah.

"Sekarang mas bahkan tega memukul aku hanya demi ja*lang itu. Apa kurangnya diriku mas, sampai mas tega menyakitiku lahir dan batin?" tanya Dewi dengan menangis.

"Tutup mulut kamu Dewi, kamu harusnya sadar kalau kamu tidak pernah bisa memuaskanku !!" teriak Bram.

"Aku pikir selama ini kamu adalah Orang yang baik mas, aku kecewa sama kamu, mana Mas Bram yang dulu aku kenal? mana mas Bram yang begitu menyayangi Anak dan Istrinya? kita sudah 15 tahun Menikah mas, dan mas langsung berubah setelah mengenal ja*lang itu, padahal mas baru mengenal dia selama 1 bulan !!" teriak Dewi.

"Dengan atau tanpa ijin darimu, aku akan tetap menikahi Jingga," ucap Bram yang kini pergi dari rumahnya.

Dewi merasa prustasi dengan perlakuan Suaminya, sehingga Dewi yang sudah gelap mata pun mengakhiri hidupnya dengan memotong pergelangan tangannya.

......................

Hari ini Jingga sudah terlihat cantik dengan menggenakan gaun yang begitu indah untuk acara Pernikahannya.

Sebelumnya Jingga sudah mengirimkan Undangan beserta pakaian kepada kedua orangtuanya, tapi Bu Rima dan Pak Hasan dengan tegas menolak pemberian Jingga, sehingga orang suruhan Jingga pun membawanya kembali.

"Kalian hadir atau tidak di Pernikahanku aku sudah tidak peduli lagi, yang pasti sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Bramantyo," ucap Jingga dengan tertawa kemudian berlenggak lenggok di depan cermin.

"Sayang, kamu sudah siap?" tanya Bram yang kini memeluk tubuhnya dari belakang.

"Sudah sayang, aku sepenuhnya sudah siap untuk menjadi Nyonya Bramantyo," ujar Jingga dengan mengecup bibir Bram.

"Kamu begitu cantik sayang, jangan seperti ini, sebentar lagi acaranya akan segera dimulai, aku takut jika aku tidak bisa menahan hasratku," ujar Bram, sehingga akhirnya mereka berdua keluar dari ruang ganti dengan bergandengan tangan.

......................

Dilain tempat tepatnya di kediaman Bram, Asisten rumah tangga Bram yang baru pulang dari pasar pun menjerit karena melihat majikannya terbujur kaku dan bersimbah darah, sehingga akhirnya Bi Sumi ( nama Asisten rumah tangga Dewi ) langsung berteriak minta tolong.

Satpam yang berjaga di depan pagar rumah pun langsung bergegas masuk ke dalam rumah karena mendengar teriakan Bi Sumi.

"Astagfirulloh Bi, ada apa teriak-teriak?" tanya Satpam.

"Kamu lihat sendiri Tarno, Nyonya Dewi sudah terbujur kaku dan bersimbah darah," tunjuk Bi Sumi dengan tubuh yang bergetar.

"Innalillahi..kasihan Bu Dewi sepertinya dia stres karena pertengkarannya dengan Tuan Bram tadi, sampai akhirnya beliau nekad melakukan bunuh diri," ujar Pak Tarno.

"Kita harus bagaimana Tarno?" tanya Bi Sumi.

"Sebaiknya kita hubungi Tuan Bram dulu, bagaimanapun juga beliau adalah Suaminya," jawab Pak Tarno dengan bergegas menelpon Bram, tapi nihil Bram sama sekali tidak mengangkat telpon dari Pak Tarno.

Pak Tarno akhirnya menelpon Fajar satu-satunya Adik Dewi yang saat ini sedang kuliah di luar negeri.

📞"Halo, Ada apa Pak Tarno?" tanya Fajar.

📞"Tuan muda, maaf saya sudah mengganggu, tapi Nyonya Dewi saat ini sudah meninggal dunia karena bunuh diri," ucap Pak Tarno.

📞"Innalillahi..apa yang sebenarnya sudah terjadi dengan Kak Dewi Pak?" tanya Fajar.

📞"Sepertinya beliau stres karena Tuan Bram mau menikah lagi, dan tadi juga saya sempat mendengar mereka berdua bertengkar," jawab Pak Tarno.

Dasar manusia tidak tau di untung kamu Bram, tunggu pembalasanku karena aku akan membuatmu hidupmu hancur !! batin Fajar.

📞"Sebaiknya Bapak sekarang telpon Ambulance untuk membawa Jenazah Kak Dewi ke Rumah Sakit sebelum Dimas dan Dita pulang. Saya sekarang juga akan pulang ke Indonesia," ujar Fajar sebelum menutup telponnya.

Terpopuler

Comments

𝓓𝓮𝓪

𝓓𝓮𝓪

ih jingga pelakor

2023-03-15

0

𝓓𝓮𝓪

𝓓𝓮𝓪

aih jangan nikah muda

2023-03-15

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Ya ampun Bram, isterimu gak salah.

2023-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Mentari )
2 Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3 Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4 Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5 Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6 Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7 Bab 7 ( Jingga Hilang )
8 Bab 8 ( Berebut Mentari )
9 Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10 Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11 Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12 Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13 Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14 Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15 Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16 Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17 Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18 Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19 Bab 19 ( Pembawa sial )
20 Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21 Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22 Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23 Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24 Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25 Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26 Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27 Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28 Bab 28 ( Dokter Cinta )
29 Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30 Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31 Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32 Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33 Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34 Bab 34 ( Menantu Benalu )
35 Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36 Bab 36 ( Disuruh jualan )
37 Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38 Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39 Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40 Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41 Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42 Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43 Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44 Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45 Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46 Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47 Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48 Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49 Bab 49 ( Godaan Jingga )
50 Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51 Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52 Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53 Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54 Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55 Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56 Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57 Bab 57 ( Jingga Hamil )
58 Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59 Bab 59 ( Mimpi buruk )
60 Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61 Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62 Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63 Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64 Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65 Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66 Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67 Bab 67 ( Stella Hamil )
68 Bab 68 ( Pesona David )
69 Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70 Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71 Pengumuman
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ( Mentari )
2
Bab 2 ( Diam adalah Emas )
3
Bab 3 ( Semakin menjadi-jadi )
4
Bab 4 ( Bertemu Calon Mertua )
5
Bab 5 ( Kebohongan yang terbongkar )
6
Bab 6 ( Kegilaan Jingga )
7
Bab 7 ( Jingga Hilang )
8
Bab 8 ( Berebut Mentari )
9
Bab 9 ( Ungkapan Cinta Fahri )
10
Bab 10 ( Ciuman Pertama Mentari )
11
Bab 11 ( Restu dari Ibu dan Bapak )
12
Bab 12 ( Jingga Anak Durhaka )
13
Bab 13 ( Pernikahan Jingga yang membuat malapetaka )
14
Bab 14 ( Menerima Pinangan Fahri )
15
Bab 15 ( Permintaan Fahri )
16
Bab 16 ( Pernikahan Mentari dan Fahri )
17
Bab 17 ( Kecelakaan maut )
18
Bab 18 ( Janur kuning dan Bendera kuning )
19
Bab 19 ( Pembawa sial )
20
Bab 20 ( Perjuangan cinta Angga )
21
Bab 21 ( Menjadi Janda bukanlah pilihan )
22
Bab 22 ( Ada udang di balik batu )
23
Bab 23 ( Akan tetap menunggu )
24
Bab 24 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
25
Bab 25 ( Harta peninggalan Fahri )
26
Bab 26 ( Getaran aneh dalam dada )
27
Bab 27 ( Penculikan Mentari )
28
Bab 28 ( Dokter Cinta )
29
Bab 29 ( Pernikahan tanpa restu )
30
Bab 30 ( Hasil merebut, pasti direbut juga )
31
Bab 31 ( Siang pertama Mentari dan Angga )
32
Bab 32 ( Berita suka dan Duka )
33
Bab 33 ( Kedatangan keluarga Angga )
34
Bab 34 ( Menantu Benalu )
35
Bab 35 ( Pesta di atas duka )
36
Bab 36 ( Disuruh jualan )
37
Bab 37 ( Tuduhan Selingkuh )
38
Bab 38 ( Rencana licik Jingga )
39
Bab 39 ( Menjagamu dengan Do'a )
40
Bab 40 ( Jingga dan David semakin menjadi-jadi )
41
Bab 41 ( Hinaan Sandra terhadap orangtua Mentari )
42
Bab 42 ( Senjata makan Tuan )
43
Bab 43 ( Jingga mulai beraksi )
44
Bab 44 ( Kehadiran Jingga membawa luka )
45
Bab 45 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
46
Bab 46 ( Usaha Fajar membantu Mentari )
47
Bab 47 ( Obat Penguras Perut )
48
Bab 48 ( Keracunan di Panti Asuhan )
49
Bab 49 ( Godaan Jingga )
50
Bab 50 ( Kesalahpahaman Angga terhadap Mentari )
51
Bab 51 ( Membuat keretakan dalam rumah tangga Mentari dan Angga )
52
Bab 52 ( Rencana yang gagal total )
53
Bab 53 ( Jatuh kedalam pelukan David )
54
Bab 54 ( Kesialan Jingga )
55
Bab 55 ( Fajar menyelamatkan Mentari )
56
Bab 56 ( Fajar Amnesia )
57
Bab 57 ( Jingga Hamil )
58
Bab 58 ( Pilihan yang sulit )
59
Bab 59 ( Mimpi buruk )
60
Bab 60 ( Jebakan Jingga )
61
Bab 61 ( Penyesalan Angga )
62
Bab 62 ( Perubahan sikap Angga )
63
Bab 63 ( Pasangan Benalu )
64
Bab 64 ( Adikku sayang, Adikku malang )
65
Bab 65 ( Kejujuran Angga )
66
Bab 66 ( Ingatan yang mulai kembali )
67
Bab 67 ( Stella Hamil )
68
Bab 68 ( Pesona David )
69
Bab 69 ( David berada dalam Dilema )
70
Bab 70 ( Pernikahan Dadakan )
71
Pengumuman
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!