“Sial! Siapa ‘sih, mengganggu saja,” umpat Levi yang sedikit merasa terkejut hanya kerena ketukan pintu.
“Tuan ini saya, Theo! Bolehkah saya masuk ke dalam?” pinta Theo yang sudah terlanjur membuka pintu bahkan memasukan kepalanya.
“Hay, kepalamu saja sudah masuk tanpa ijin. Lalu untuk apa kau mengatakan seperti itu, Hah? Tidak berguna sama sekali,” cibir Levi dengan wajah di tekuk.
“Hehehee, … Soalnya ruangan anda kedap suara. Kalau pun anda berteriak sampai mati tetap tidak bisa saya dengan di balik pintu ini. Jadi, ini cara terbaik agar saya bisa mendengar jawaban dari anda,” jelas Theo tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Sudahlah, ada apa? Katakan langsung pada intinya dan setelah itu keluar dari sini!” ujar Levi yang suka sekali mengusir Theo dari ruangannya, karena merasa Theo terlalu cerewet mengenai hal apapun.
“Tuan, anda hobi sekali mengusir saya dari ruangan ini,” gerundel Theo yang pastinya di dengar oleh Levi dengan sangat jelas.
“Karena kau berisik dan mengganggu. Jadi, cepat katakan apa yang ingin kau laporkan?” tanya Levi yang tidak terlalu memperdulikan keberadaan Theo di sana.
“Begini, Tuan muda! Ke-kemarin saya lupa melaporkan bahwa sebenarnya pertemuan para dokter yang kita bahas tempo hari akan di laksanakan hari ini,” ujar Theo dengan nada bicaranya yang di pelankan, tapi masih dapat di dengar oleh Levi dengan sangat jelas.
“Maafkan saya, Tuan muda!” lanjutnya yang langsung bersujud di hadapan Levi.
“Apa katamu?” tanya Levi penuh penekanan.
“Saya benar-benar lupa tentang itu, Tuan muda! Tapi anda tenang saja, sebab ada informasi yang mengatakan bahwa pertemuan itu akan di undur esok harinya.” Theo berusaha mencari alasan agar bisa terhindar dari kemarahan Levi.
“Aish, Kau ini! Bukankah aku sudah bilang untuk segera melaporkannya padauk kalau kau sudah mendapatkan jadwal pastinya kedatangan Nona kecilku!” bentak Levi yang tak dapat menahan amarahnya lagi.
“Tapi menurut informasi mereka akan menunda pertemuannya, Tuan muda! Mungkin sekarang Nona kecil anda belum tiba di sini,” ujar Theo yang menyakinkan Levi bahwa informasi itu mungkin dapat di percaya.
“Jangan banyak alasan, cepat cari tahu saja apakah Nona kecilku sudah tiba di negara ini atau belum. Mengerti?” perintah Levi dengan penuh penekanan.
“Baik, Tuan muda! Saya akan mencari tahu sekarang juga,” sahut Theo yang langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan Levi dengan perasaan lega, karena dia tidak terkena amarah Levi separah yang dia bayangkan sebelumnya.
...****************...
Namun, baru saja Theo keluar dari ruangan itu. Tiba-tiba masuk seseorang sembari berkata, “Siapa yang sedang kau cari tahu sekarang?”
“Kakek? Kenapa Kakek datang ke sini?” tanya Levi yang sedikit terkejut dengan kedatangan kakek Roman.
“Baiklah, seperti biasa Kakek tidak akan ikut campur dengan semua urusanmu. Kedatangan Kakek ke sini hanya untuk memberitahu dirim bahwa cucu dari Jhon Martin mengundangmu makan malam,” ujar Kakek Roman yang seperti biasa ingin menjodohkan Levi dengan cucu temannya.
“Jadi, Kakek mengatur perjodohan untukku lagi begitu?” tanya Levi memastikan dugaannya sembari menghela napas panjang.
“Ini hanya undangan makan malam saja, kalau akhirnya kalian malah berjodoh. Bukankah itu sangat bagus? Kakek akan segera memiliki cicit dan kau memiliki seorang istri dan anak,” jawab Kakek Roman dengan santainya, bahkan raut wajahnya terlihat sangat bahagia hanya sekadar membayangkannya saja.
“Aku belum mau untuk menikah, Kakek!” tegas Levi.
“Lalu kapan kau akan memikirkan tentang pernikahan? Zaen, ingatlah sekarang usiamu sudah memasuki kepala tiga. Bahkan teman sebayamu sudah memiliki dua anak bahkan lebih,” cecar Kakek Roman.
“Aku tidak akan pernah memikirkan tentang pernikahan. Aku akan langsung menikah saja! Apa Kakek puas sekarang?” sahut Levi dengan kesal.
“Baiklah, lalu kapan kau akan langsung menikah?”
Tanpa di sangka Kakek Roman ternyata malah menanggapi perkataan Levi dengan serius. Bahkan dia meminta kepastian pada Levi, kapa tepatnya Levi akan langsung menikah tanpa perencanaan.
“Minggu depan,” sahut Levi asal.
“Okay! Kalau begitu nanti malam datanglah ke ZL Hotel, cucu Tuan Martin akan menunggumu di sana," ujar Kakek Roman yang kembali membahas topik tentang perjodohan yang sudah di aturnya.
“Kakek, ….” Levi ingin segera menolaknya, tapi sang Kakek tidak mau mendengarkan kata penolakan apapun dari Levi.
“Kakek akan meyuruh seseorang untuk memastikan kau datang. Jadi, jangan pernah berpikir untuk bisa melarikan diri ataupun membuat masalah lagi dalam pertemuan kali ini,” ujar Kakek Roman setengah mengancam.
...****************...
Setelah itu, Kakek Roman pun berkeliling sebentar di perusahaannya dengan di temani oleh Levi. Pada saat melewati ruang kerja milik Richo, Kakek Roman secara tidak langsung mengungkapkan rasa khawatirnya. Dari situlah, Levi mulai mengerti kenapa sang Kakek terus memaksa dirinya untuk secepatnya menikah.
Hingga malam pun tiba. Baru saja Levi keluar dari ruang kerjanya, dia langsung di sambut oleh Theo yang ternyata sudah menunggunya sedari tadi. Akhirnya Levi mengerti, siapa orang di maksud kakeknya agar memstikan dirinya datang ke perjodohan yang sudah di atur oleh kakeknya itu.
“Jadi, kau orangnya?” tanya Levi pada Theo.
“Maksud, Tuan muda?” Theo tampak bingung dengan maksud pertanyaan tersebut.
“Sudahlah, lupakan saja! Ayo, pergi!” ujar Levi yang berjalan di depan Theo.
...****************...
Sesampainya di ZL Hotel, kedatangan Levi langsung di sambut oleh para staff di sana. Karena ZL Hotel hanya salah satu asset dan kekayaan yang di miliki oleh keluarga Zaender. Disaat yang bersamaan atau tepatnya di belakang Levi persis, Lucia turun dari mobil mewah yang di naikinya sambil bertelepon.
“Selamat datang, Tuan muda! Nona Stevanny sudah menunggu anda di dalam, silahkan ikuti saya,” ujar Manager yang sedang bertugas saat itu.
“Okay,” sahut Levi dengan nada dinginnya.
“Tuan muda, anda tidak boleh bersikap seperti itu lagi saat berhadapan dengan Nona Stevanny,” bisik Theo mengingatkan pada Levi.
“Berisik!” bentak Levi disertai tatapan tajamnya pada Theo.
Kemudian, Levi pun masuk ke dalam hotel mengikuti sang Manager yang mengantarnya. Begitu juga Theo yang bertugas untuk memastikan Levi tidak berulah lagi pada teman kencan wanitanya. Dan begitu Levi masuk, Lucia pun berjalan di belakanganya.
“Iya, Mah! Luci baru saja tiba di hotel dan sekarang mau check in kamar.” Ternyata Lucia sedang bertelepon dengan Mamahnya.
Saat sudah berada di meja Resepsionis, Lucia bertanya pada salah satu petugas di sana.
“Kamar atas nama Lucia Cano Xavier dan ini kartu identitas saya,” ujar Lucia sembari menyerahkan surat undangan pertemuan miliknya.
“Lucia!” seru Levi yang langsung berhenti dan berbalik, ketika mendengar nama Lucia.
^^^Bersambung,....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari tapi untuk waktu updatenya tidak pasti. Maaf 'yah Author harus mengutamakan pekerjaan di Real life 🙏🙏🙏😞...
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ana Kurniawan
iya pengen di tonjok nih kakek²...
2024-08-14
0
Ana Kurniawan
lagian kakeknya ini maksa amat.
2024-08-14
0
Ramlah Kuku
sungguh kejutan buat levi
2024-01-26
0