Baik Luca maupun Triple R tiada yang mampu menjawab pertanyaan dari ibunya itu. Mereka tidak ingin membuat Mamah mereka juga merasa cemas dan khawatir tentang Lucia. Melihat ke empat anaknya yang tak mampu berkata apapun, akhirnya Rayden yang angkat bicara.
“Aku akan menjemput Lucia!” Rayden yang menjawab dengan ekspresi dingin penuh amarah.
“Lucia? Apa yang terjadi dengannya, Ray?” tanya Zhia lagi dengan mata yang sudah berlinang airmata.
“Tidak akan terjadi apapun pada putri kita, Zhi! Kau tahu sendiri’kan kalau Lucia putri kita yang kuat dan pintar,” jawab Rayden yang tidak ingin membuat istrinya itu merasa cemas dan sedih.
“Benarkah? Ka-kalau begitu biarkan aku ikut ‘yah, sayang?” pinta Zhia dengan wajah memohonnya.
“Kami juga ikut, Cano!” sahut Julia dan Noland menimpali.
“Baiklah, tapi kita tidak ada waktu untuk menyiapkan apapun.” Rayden tak mampu untuk menolak keinginan Zhia dan kedua orang tuanya.
“Tidak masalah! Ayo, kita pergi sekarang,” jawab Zhia yang tidak terlalu memperdulikannya.
Mereka pun langsung pergi menuju ke bandara. Namun, sesampainya di bandara hujan badai tiba-tiba datang dengan lebatnya. Sehingga dengan sangat terpaksa penerbangan untuk saat itu di tutup untuk sementara waktu samapai badai sedikit mereka.
Perasaan Zhia sebagai seorang ibu pun mulai merasa gelisah dan cemas tanpa sebab. Terlebih badai datang ketika dia ingin menjemput putrinya, kemudian kelakuan Rayden dan Luca juga menambah firasat buruknya. Rayden dan Luca sibuk menelpon dengan raut wajah serius dan juga sulit di artikan.
“Tenanglah, Zhi! Lucia pasti baik-baik saja!” ujar Julia sembari memeluk menantunya itu untuk menenangkannya.
“Kau tahu sendiri ‘kan kalau Lucia adalah putrimu yang sangat kuat dan juga hebat. Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri,” lanjutnya.
“Iya, Mah!” sahut Zhia lirih yang tidak bisa berpikir apapun kecuali memikirkan tentang putrinya.
...****************...
Di sisi lain, Levi ternyata juga di jebak oleh kakeknya sendiri. Agar perjodohan kali ini berhasil membuat Levi menikah, Kakek Roman pun memberikan obat perangsang pada minuman Levi. Tidak mengetahui rencana sang kakek, Levi pun meminumnya hanya sekali tegukan.
Alhasil, saat itu juga obat itu bereaksi. Levi tidak bisa mengendalikan tubuhnya dan dia sangat membutuhkan bantuan orang lain untuk melampiaskan gairah. Ketika itu Stevanny menunjukan sosok aslinya, dia mulai mengoda Levi dan mendekatinya. Hingga akhirnya Levi tersadar bahwa dirinya di jebak oleh kakeknya sendiri.
“Tunggu, kenapa tubuhku perlahan terasa panas dan bergairah. Jangan bilang Kakek, _....” batin Levi begitu tubuhnya terasa aneh.
“Zaen, kau tak apa?” tanya Stevanny, tangannya dengan sengaja membelai bahu Levi secara perlahan.
Menyadari bahwa ini bukan hanya rencana kakeknya saja, amarah Levi pun semakin meluap. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat, hingga dia melihat botol minuman yang sudah di beri obat itu. Levi pun langsung meraihnya dan detik berikutnya dia langsung memukulkan botol minuman itu di meja.
Dengan Gerakan yang sangat cepat, hingga tidak dapat di lihat dnegan mata telanjang. Levi langsung meraih tubuh Stevanny dan meletakan pecahan botol anggur tersebut pada leher Stevanny.
“Wanita sialan kau! Beraninya menggunakan cara menjijikan ini hanya untuk mendapatkan diriku. Wanita sepertimu sudah sepantasnya untuk mati,” ujar Levi sembari menekankan pecahan botol itu pada leher Stevanny.
“Ma-maafkan aku! Semua ini adalah rencana Kakek Roman, aku hanya mengikuti keinginannya. Tolong lepaskan aku,” pinta Stevanny dengan di iringi airmata. Darah segar pun mulai keluar dari leher wanita cantik itu seperti air matanya.
“Tu-tuan muda! Apa yang di katakan Nona Stevanny memang benar, bahwa Tuan besarlah yang merencanakan semua ini supaya anda bisa cepat menikah dan memberikannya seorang cicit,” jelas Theo yang panik melihat emosi Levi yang tidak dapat di kendalikan lagi.
“Sialan kalian semua!” teriak Levi sembari melemparkan tubuh Stevanny ke lantai.
“Kali ini aku biarkan kalian begitu saja, tapi tidak untuk lain kali!” ancam Levi dengan tatapan mata yang ingin membunuh dan menghabisi orang-orang yang berada di hadapannya.
“Berikan kunci kamarku!”
Masih dengan tatapan dingin penuh amarahnya, Levi meminta kunci kamar yang selalu dia tempati di hotel itu pada sang Manager. Dengan tubuh yang gemetar hebat, sang Manager pun memberikan kunci kamar tersebut kepada Levi. Kemudian, Levi pun mulai berjalan sempoyongan menuju ke tempat kamarnya berada.
“Tu-tuan muda, _...”
Sesaat memang Theo bingung harus berbuat apa, tapi ketika melihat Levi hampir terjatuh. Dia pun langsung menghampirinya, tetapi dengan kasar Levi menolak bantuannya.
Dengan berkata, “Jangan muncul di hadapanku untuk sementara waktu atau kau akan mati!”
Theo pun langsung terpaku saat mendengar kata-kata yang berisi ancaman mengenai nyawanya itu. Dia hanya diam berdiri mematung melihat kepergian Levi yang semakin terlihat sempoyongan itu.
“Aku ingin tahu sekarang! Apakah Kaendra berhasil mendapatkan singa betinaku atau tidak? Aku benar-benar sangat penasaran, bagaimana singa betina galakku itu berusaha melarikan diri saat ini,” gumam Luke disertai seringai jahatnya.
Luke saat ini sedang menunggu kedatangan Lucia di dalam kamarnya sembari menikmati anggur merah yang sudah dia sediakan. Disisi lain, Lucia masih berusaha kabur dari kejaran anak buah Kaendra sambil menahan reaksi obat yang membuat kepalanya sedikit terasa berat.
“Sial, mereka terus saja mengejarku! Jika saja aku menyadari obat itu dari awal, aku pasti sudah membunuh mereka semua dengan mudah. Sekarang yang bisa aku lakukan hanya bisa menghindari mereka dan sebisa mungkin kabur dari pandangannya,” umpat Lucia yang terus berlari dan bersembunyi dari anak buah Kaendra.
Lucia terus berlari dan bersembunyi, hingga tanpa sadar dia berada di lantai tertinggi kamar hotel tersebut. Lantai tertinggi dimana hanya berisikan kamar VVIP saja dan dimana letak kamar favorit Levi berada.
...****************...
Disaat itu juga, Lucia mulai semakin merasa terpojok. Hingga dia melihat seseorang masuk ke dalam salah satu kamar yang berada di sana, lebih tepatnya kamar yang bertuliskan Z-7UC14. Tanpa pikir panjang, Lucia ikut menerobos masuk ke dalam kamar itu untuk menghindari kejaran anak buah Kaendra. Detik berikutnya pintu kamar itu tertutup rapat.
“Siapa kau? Siapa yang menyuruhmu datang untuk mengantarkan nyawamu padaku?” Begitu pintu tertutup, tubuh Lucia langsung di kunci oleh sang pemilik kamar tersebut.
“Kak Levi?” ujar Lucia.
^^^Bersambung,....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari tapi untuk waktu updatenya tidak pasti. Maaf 'yah Author harus mengutamakan pekerjaan di Real life 🙏🙏🙏😞...
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Aida Wati
alur ceritanya keren
2024-07-21
0
Muhammad Fauzi
hohohohihihi/Awkward//Awkward//Awkward//Awkward/
2024-06-11
0
Alexandra Juliana
Akhirnya Lucia masuk ke kamar Levi...Tp gimana klo Rey and the geng memergoki Luci dan Levi di tempat tidur pasti akan di hajar habis2an Levi...
2024-02-01
0