Rahasia

“Bukankah terakhir kali anda juga menyuruh seseorang untuk mencetak sebuah foto dan menaruhnya di villa pribadi anda,” ujar Theo yang hampir mengetahui semua yang di lakukan oleh Levi, meskipun Levi tidak menceritakan apapun padanya.

“Dari mana kau tahu soal itu? Jangan-jangan orang itu juga bekerja di bawah perintahmu?” tanya Levi yang tersentak saat Theo tenyata mengetahui rahasianya.

“Apa anda tidak pernah memastikan David bekerja dengan siapa selama ini?” tanya Theo balik yang tidak percaya Levi melewatkan hal sepenting itu.

“Haah, … Sudahlah, rahasiakan tentang villa itu dari kakek,” ujar Levi yang tidak bias berbuat apapun lagi, karena rahasianya pun sudah di ketahui oleh Theo. Bahwa dirinya masih saja menyuruh seseorang untuk selalu mengikuti Nona kecilnya.

“Baiklah, asalkan anda mau membebaskan saya dari kerjalembur selama sebulan penuh.” Theo mencoba tawar menawar dengan menggunakan kelemahan Levi.

“Okay, sekalian saja kau tidak usah bekerja lagi untuk selamanya,” ujar Levi yang secara tidak langsung memberikan ancaman.

“Tuan, anda pasti tahu bahwa tadi itu saya hanya bercanda saja. Tolong tarik kata-kata anda yang barusan ‘yah?” Theo berusaha membujuk Levi dengan tampang memelasnya.

“Sudah sana! Kembali ke ruanganmu sendiri, sebelum aku benar-benar memecatmu sekarang juga,” usir Levi yang tidak ingin bertambah kesal hanya dengan menatap wajah Theo saja.

“Baik, Tuan muda!” sahut Theo dengan cepat, karena dia masih mecintai pekerjaannya.

Theo pun segera berjalan menuju pintu keluar, tetapi saat hendak membuka pintu yang sudah berada tepat di hadapannya. Theo pun segera berbalik menatap Levi, sebab dia teringat dengan sebuah proposal yang sepertinya berhubungan dengan gadis kecil yang di sukai oleh Levi.

“Tuan, bukankah nama gadis kecil itu adalah Lucia Cano Xavier, putri satu-satunya Tuan Rayden Cano Xavier?” ujar Theo memastikan.

“Iya, kenapa?” sahut Levi sembari menatap tajam ke arah Theo, karena berani menyebut nama Nona kecilnya begitu saja.

“Sepertinya di salah satu berkas yang saya berikan kepada anda, ada tertulis namanya di sana. Kalau tidak salah dia kan menjadi salah satu peserta dalam pertemuan para Dokter yang akan diadakan di ZL Hotel milik anda,” jelas Theo.

“Benarkah? Kapan tepatnya mereka akan mengadakan pertemuan itu?” tanya Levi yang tampak sangat bersemangat.

“Tanggal dan waktunya sepertinya belum di tetapkan, tapi katanya mereka akan melakukan pertemuan itu kalua sudah mendapat ijin dari pihak hotel,” jawab Theo sejujurnya.

“Kalau begitu berikan ijin kepada mereka dan beritahu aku kalau mereka sudah menetapkan tanggal pertemuannya. Kau mengerti?” perintah Levi yang tampak sedikit kecewa ketika mendengarnya.

“Saya mengerti, Tuan muda! Saya pasti akan langsung memberitahu anda begitu mereka sudah memberikan informasi tepatnya,” sahut Theo dengan penuh semangat.

“Ya sudah, pergi sana!” usir Levi lagi.

“Baik, Tuan muda!” sahut Theo yang segera pergi dari ruangan itu.

Selepas kepergian Theo, Levi langsung menghentikan semua kegiatannya. Dia hanya duduk termenung sembari menatap layar ponselnya dengan tatapan yang dalam penuh kerinduan. Ternyata foto-foto Lucia semenjak kecil hingga dewasa yang di edit dan dijadikan wallpaper layar ponselnya Levi.

“Nona kecil, sejak kau beranjak remaja aku sangat sulit untuk menghubungi dirimu. Bahkan hingga sekarang kita tidak pernah saling mengirim kabar sekalipun. Apakah kau sudah melupakan semua tentangku? Apakah kau kini sudah mempunyai seorang kekasih? Sungguh banyak sekali pertanyaan yang ingin aku ketahui tentangmu,” gumam Levi seraya menatap foto Lucia dengan sendu dan penuh kerinduan.

“Bagaimana ekspresi yang akan kau tunjukan ketika melihatku lagi nanti? Begitu juga dengan diriku,” Levi kembali bergumam.

Akhirnya, bukannya lembur dan menyelesaikan pekerjaannya. Levi malah sibuk melihat foto-foto Lucia yang selalu di kirimkan oleh Kenzo sebagai laporan hasil kerjanya. Hingga tak terasamalam semakin larut, Theo pun kembali mengetuk pintu ruang kerja Levi untuk mengingatkan bahwa waktunya untuk mereka pulang dan beristirahat.

...****************...

Sementara itu, Lucia pun telah berhasil menyelamatkan ketiga adiknya beserta soranng polisi yang bernama Kevin Anderson. Seorang detective polisi yang berteman dengan Triple R. Kini mereka sudah berada di markas besar klan BlackSky dengan posisi Triple R sedang bersujud meminta maaf kepada Lucia.

Terlihat Lucia tampak menahan amarahnya dengan cara terus diam tanpa kata dan mengabaikan setiap perkataan yang di lontarkan ketiga adiknya sebagai alasan. Hingga Jaydon dan Felix datang, lalu membujuk Lucia untuk memaafkan Triple R.

“Kak Luci, kami benar-benar minta maaf!” ucap Ryuga dengan wajah memelas.

“Iya, Kak Luci! Kami sungguh tidak tahu bahwa akibatnya bisa seburuk ini,” Rayga segera menimpali.

“Kami janji tidak akan pernah mengulanginya lagi setelah ini!” Regis juga ikut menimpali.

“Tolong maafkan kami, Kak Luci! Dan tolong jangan beritahukan tentang ini pada yang lainnya terutama pada Mamah dan Papah,” pinta Ryuga dan Rayga dengan wajah memohon dan memelas.

“Dan jangan beritahu Kak Luca juga, kalau tidak kami bertiga bisa sekarat saat itu juga,” Regis menambahkan daftar orang paling harus di hindari.

“Diamlah kalian bertiga!” bentak Lucia yang semakin merasa pusing dengan masalah yang selalu di sebabkan ketiga adiknya itu.

Seketika Ryuga, Rayga dan Regis langsung tutup mulut dengan sangat rapat. Apalagi ketika melihat wajah Lucia yang tampak sangat marah, membuat Triple R tidak berani mengeluarkan sepatah kata lagi. Sedangkan Kevin yang sedari tadi hanya diam, akhirnya mencoba untuk mengatakan sesuatu.

“Nona Lucia, begini, …! Sebenarnya, _.....” Namun, perkataan Kevin langsung di potong oleh bentak kan Lucia.

“Kau juga diamlah!”

Nyali Kevin pun langsung menciut, dia juga segera menutup mulutnya serapat mungkin. Suasana tegang pun memenuhi ruangan itu, hingga kedatangan Jaydon dan Felix sedikit meredakan suasana dan amarah Lucia.

“Paman Jay, bagaimana keadaan di tempat itu? Apa Paman sudah mengurusnya dengan baik?” tanya Lucia saat melihat Jaydon mulai memasuki ruangan itu.

“Tenang saja, Nona kecil! Semuanya sudah di urus dengan baik, tapi kita kehilangan pemimpin dari mereka. Jadi, untuk semantara waktu sebaiknya mereka berempat harus berhati-hati dan tidak terlibat masalah lagi,” jelas Jaydon sembari melirik pada Triple R dan Kevin.

“Apa kalian mendengarnya!” ujar Lucia pada ketiga adiknya dengan nada bicara menekankan dan tatapan tajamnya.

“Iya, Kak! Kami tidak akan mengulanginya lagi,” sahut Triple R bersamaan.

“Anda juga harus berhati-hati, Nona kecil! Karena sepertinya mereka bukan sekadar bandar narkoba saja, tapi mereka juga anggota mafia dari negara J,” ujar Felix yang juga memperingatkan Lucia.

“Dan sebaiknya kita juga harus merahasiakan tentang kejadian ini dari semua orang, terutama dari Tuan dan Nyonya muda!” lanjutnya.

“Benar, apalagi beberapa hari lagi anda akan menghadapi acara kelulusan. Lebih baik ini memang masalah ini harus di rahasiakan,” ujar Jaydon mendukung pendapat Felix.

^^^Bersambung,....^^^

...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...

...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari tapi untuk waktu updatenya tidak pasti. Maaf 'yah Author harus mengutamakan pekerjaan di Real life 🙏🙏🙏😞...

...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...

...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...

...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....

...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...

...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...

...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...

...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***