“Apa yang baru saja dia katakan? Apa hanya itu yang ingin dia katakan setelah sekian lama kita baru bertemu lagi?” batin Lucia yang terpaku setelah mendengar permintaan maaf dari Levi.
“Sebaiknya kita keluar sekarang, kalau Kak Levi tidak ingin menambah kemarahan Papah,” ujar Lucia yang tidak ingin berbicara lagi dengan Levi, jika hanya untuk membahas kejadian semalam. Sebab sebentar lagi mereka pasti akan membahasnya juga bersama yang lainnya.
Setelah mengatakan itu, Lucia pun mulai berjalan keluar dengan perlahan. Sebab dia merasakan sedikit ngeri di **** *************. Levi pun menyadari bahwa Lucia sedang berusaha bersikap tidak terjadi apapun, sehingga dia pun memilih diam sambil mengikuti Lucia di belakangnya.
Benar saja, semua orang sudah menunggu kedatangan keduanya. Bahkan mereka sudah di siapkan tempat duduk, seolah mereka berdua sebagai seorang tahanan yang akan di interogasi.
“Kenapa kalian berdua hanya berdiri di situ?” tanya Rayden dengan tatapan yang sulit di artikan. Sehingga membuat Levi dan Lucia menjadi semakin merasa tidak nyaman.
“Duduklah!” ujar Rayden dengen nada memerintah, sehingga mau tidak mau Levi dan Lucia harus menurutinya.
Beberapa menit berlalu, tapi Rayden masih diam. Sehingga suasana di sana seketika menjadi hening dan semakin terasa tidak nyaman. Hingga Kakek Roman pun membuka pembicaraan dengan bertanya pada Levi.
“Zaen, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa bersama dengan Lucia?” tanya Kakek Roman yang benar-benar penasaran, bagaimana Levi malah bisa berakhir tidur dengan Lucia. Padahal dia tidak pernah merencanakannya.
“Bukankah semua ini rencana Kakek?” ujar Levi dengan tatapan mata penuh kemarahan.
“APA? Kakek tidak pernah merencanakan ini,” elak Kakek Roman yang memang tidak pernah memasukan Lucia ke dalam rencananya.
“Kalau tidak percaya, tanyakan saja pada Bastian. Bukankah begitu, Bastian?” lanjut Kakek Roman yang mencari pembelaan dari Bastian.
“Aahh, ... Begitu rupanya! Lalu bagaimana dengan obat yang Kakek berikan dalam minumanku semalam. Bukankah itu rencana Kakek dan Paman Bastain?” cecar Levi yang mulai kehilangan kesabarannya, karena sang Kakek terus saja mengelak.
“Jadi, semalam Kak Levi benar-benar dalam pengaruh obat! Pantas saja, staminanya seakan tak ada habisnya. Aku bahkan tidak ingat kapan aku tertidur,” batin Lucia.
“Jadi, bukan hanya Levi saja yang merencanakan ini. Tapi anda juga ikut terlibat, Tuan Roman?” sela Rayden yang mulai emosi lagi saat mendengar percakapan itu.
“Bukan seperti itu!” seru Levi dan Kakek Roman yang tidak suka dengan maksud perkataan Levi, sebab yang sebenarnya mereka bicarakan tidak ada Lucia di dalamnya.
“Kalau bukan seperti itu, lalu kenapa kau bisa bersama dengan putriku, Hah?” cecar Rayden yang masih saja menuduh Levi dan Kakek Roman yang memang telah merencanakan hal itu.
“Kakek, kau yang menjelaskan lebih dulu atau aku?” ujar Levi pada Kakek Roman.
“Ehmmm, … Begini, Tuan Rayden! Memang benar saya yang merencanakan soal obat itu agar bisa menjebak Levi, tapi bukan dengan putrimu melainkan dengan wanita lain yang merupakan cucu dari rekan bisnis saya,” jelas Kakek Roman yang akhirnya mengatakan yang sejujurnya.
“Kenapa anda melakukan hal seperti itu kepada cucu anda sendiri?” tanya Lucia yang tanpa sadar langsung mengatakan pertanyaan tersebut.
“Lucia, Papah belum mengijinkan mu berbicara sekarang,” tegur Rayden pada putrinya.
“Maaf, Pah!” ucap Lucia lirih, apalagi tatapan mata papahnya sudah bagaikan busur panah yang kapan saja bisa mengenainya.
“Sebenarnya aku juga tidak ingin sampai membuat rencana kotor seperti ini. Akan tetapi, aku selalu berpikir bahwa setiap hari usiaku akan bertambah tua. Mungkin kematian akan menjemputku kapan saja,” ujar Kakek Roman yang akhirnya curhat.
“Sebelum kematian datang menghampiriku, aku ingin melihat Zaen menikah dan memiliki keluarganya sendiri. Usianya sekarang seharusnya sudah sangat cukup untuk menikah, bahkan teman sebaya-nya sudah ada yang memiliki 3 anak,” lanjutnya.
“Karena itulah, aku terpaksa menjebaknya seperti ini. Namun, sungguh! Wanita itu seharusnya bukan putrimu,” sambungnya dengan raut wajah yang sungguh-sungguh.
“Benar sekali! Semalam seperti biasa Kakek memaksaku untuk mengikuti sebuah kencan buta yang selalu dia siapkan dengan wanita yang sudah di pilihkan. Saat itu aku pikir Kakek tidak merencanakan apapun seperti biasa.” Levi pun segera membenarkan perkataan kakeknya.
“Lalu, begitu aku menyadari efek obat itu. Aku pun mulai kehilang kendali akan diriku, begitu juga kemarahanku. Dan karena wanita itu tidak menyerah untuk menggodaku, maka aku pun sedikit menakutinya,” sambung Levi lagi.
“Hay, kau bilang itu sedikit menakutinya? Kau hampir saja membunuhnya tahu!” seru Kakek Roman yang tidak terima dengan penjelasan Levi.
“Siapa suruh Kakek menyuruhnya untuk menggodaku,” protes Levi yang juga masih tidak terima dengan perbuatan kakeknya.
“Bukankah itu tidak penting sekarang! Karena yang menggantikan posisi wanita itu adalah putriku, Lucia!” ujar Zhia yang akhirnya mulai angkat bicara.
“Luci, apa yang terjadi?” tanya Zhia pada Lucia.
Seketika semua orang pun terdiam menunggu jawaban dari Lucia. Baik Ryuga, Rayga dan Regis sudah tidak bisa berkutik lagi jika Lucia menceritakan yang sebenarnya.
Levi pun juga sangat penasaran, bagaimana Lucia yang masuk ke dalam kamar hotelnya. Sementara banyak kemungkinan wanita lain yang akan melakukan itu agar bisa menjadi Nyonya Zaender.
“Awalnya aku hanya merasa sedang di awasi oleh seseorang,” jawab Lucia yang bingung harus menceritakannya dari mana.
“Apakah pada saat Papah menelpon mu?” tanya Rayden hanya untuk memastikan.
“Iya, Pah! Tapi begitu Luci memeriksanya, tidak ada satu pun tanda-tanda ada orang lain di sana,” jelas Lucia.
“Bukankah setelah itu kau bilang tidak apa-apa? Lalu kenapa kau bisa berakhir dengan tidur bersama bajingan tengik ini!” seru Rayden yang tak habis pikir lagi.
“Memang setelah itu Lucia tidak merasa sedang di awasi lagi, tetapisemuanya di mulai saat Lucia pergi untuk makan malam,” ujar Lucia.
“Saat itu Lucia sedang bertelepon dengan Ryuga, Rayga dan Regis. Luci hanya sempat memakan beberapa suap makan yang ada di meja itu, hingga Luci sadar bahwa makanan itu ternyata sudah beri obat oleh seseorang. Obat yang sepertinya sama dengan obat yang di minum Kak Levi, bahkan Luci sempat merasakan ada campuran narkoba di dalamnya,” jelas Lucia yang menceritakan semuanya.
“Apa Kak Luca ingat, jenis narkoba yang Luci bawa pulang untuk bahan experiment beberapa bulan yang lalu? Baunya memang samar-samar, tapi Luci bisa menciumnya di makanan itu,” lanjutnya.
“Lalu?” sahut Luca yang secara tidak langsung membenarkan.
“Dan Luci juga melihat seseorang yang mencurigakan,” sambungnya.
^^^Bersambung,....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari tapi untuk waktu updatenya tidak pasti. Maaf 'yah Author harus mengutamakan pekerjaan di Real life 🙏🙏🙏😞...
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Ramlah Kuku
kejadian ray dan zia terulang namun beda kasus🤣🤣
2024-01-26
1
ARA
Nyeri
2022-12-28
2
Mbak Rin
lau sfh jodoh dr kecilpun sampai ke besar msh berjodoh y levi
2022-12-21
0