Chapter 14

Ainsley melahap makanannya dengan gembira. Ternyata makanan di restoran ini sangat enak. Tekstur dagingnya sangat empuk dan Ainsley suka.

"Kau tidak makan?" tanya Ainsley mendongak ke Austin yang malah menatapnya sambil menopang dagu.

"Aku sudah kenyang hanya dengan menatap wajahmu," lagi. Untuk yang kesekian kalinya Ainsley membiasakan dirinya mendengar kata-kata manis Austin yang menurutnya tidak benar-benar dari hati itu. Siapa yang tahu coba kalau lelaki itu sebenarnya adalah playboy yang sangat hebat merayu wanita. Sayangnya tidak mempan untuk Ainsley. Gadis itu memilih menghabiskan makanannya dulu sebelum ke pembicaraan utama mereka.

"Jadi, apa alasanmu menemuiku?" tanya Austin. Ia sungguh ingin tahu. Ainsley cepat-cepat menelan makanan terakhir di mulutnya lalu menatap lelaki itu dengan raut wajah serius. Sebenarnya ia malu sekali meminta bantuan dari pria yang terus-terusan ditolaknya dan ingin ia hindari itu. Tapi mau bagaimana lagi. Pikirannya sudah buntu dan hanya Austin mungkin yang mau membantunya. Sekalipun ada syaratnya.

Ainsley tidak bodoh. Ia tahu dengan mengambil keputusan ini ia harus siap dengan syarat yang akan diberikan pria itu nanti. Ainsley menghembuskan nafas panjang lalu mulai berbicara.

"Pinjamkan aku uang sepuluh milyar,"

perkataan itu sampai membuat seorang pelayan pria yang tengah membersihkan meja kosong di sebelah menoleh sesaat ke mereka. Tapi Ainsley sudah membuang semua rasa malunya, demi pengobatan papanya.

Austin sendiri masih heran dengan perkataan yang dilontarkan gadis didepannya ini. Ia ingin menepuk tangan karena Ainsley adalah perempuan pertama yang meminjam uang padanya dengan santainya dalam jumlah sebesar itu. Namun lelaki itu tiba-tiba terpikir mau apa gadis itu dengan uang sebanyak itu?

Austin bisa saja meminjamkan Ainsley uang. Sepuluh milyar baginya sangat kecil kalau menghitung semua asetnya. Namun ia tahu jumlah itu bukanlah jumlah yang kecil. Ia perlu tahu apa yang akan dilakukan tunangannya dengan jumlah uang sebesar itu.

"Mau kau apakan uang itu?" tanya Austin.

"Aku perlu tahu sebelum mengeluarkan jumlah uang sebesar itu padamu sekalipun kau adalah tunanganku," tambahnya.

Ainsley belum menjawab. Masih menimbang-nimbang. Tidak apa-apakah memberitahu pria itu tentang kehidupan pribadi keluarganya? Lagipula memang wajar kalau pria itu bertanya begitu. Kan uang yang akan ia pinjam memang uang pria itu.

"Kau punya masalah?"

pertanyaan Austin membuat Ainsley mengangkat kepala menatap pria itu.

"Papa harus operasi jantung. Dokter menyarankan operasinya dilakukan di luar negeri sekalian perawatan beberapa bulan sampai kondisi papa benar-benar pulih total," Ainsley menjelaskan dengan panjang lebar.

Entah kenapa dalam hati kecil Austin ia merasa senang. Ia tahu harusnya dirinya tidak boleh berpikir senang seperti itu. Biar bagaimana pun papa Ainsley adalah calon mertuanya juga tapi entah kenapa ia merasa ia malah bisa menggunakan kesempatan ini untuk membuat Ainsley setuju menikah dengannya.

"Bagaimana kondisi papamu sekarang? Baik-baik saja kan?" pria itu sengaja bertanya begitu supaya Ainsley melihat bahwa ia cukup peduli. Sebuah anggukan pelan dan senyuman tipis terpampang di wajah tirus gadis itu.

"Bagaimana, kau akan meminjamkan aku uang?" tanya Ainsley balik. Austin terkekeh. Ia duduk tegak, melipat tangan di dada dan menatap Ainsley cukup lama. Ini adalah kesempatan yang baik yang tidak boleh ia sia-siakan.

"Apa yang aku dapatkan dengan meminjamkan uang sebanyak itu padamu?" gumam lelaki itu mulai bernegosiasi. Ainsley jelas tahu apa maksud pria itu.

"Aku bisa memberimu apa yang kau mau," balas gadis itu. Ia tidak perlu bertanya lagi karena ia memang tahu apa mau Austin.

"Jadi, kau setuju menikah denganku? Aku ingin dengar kau bilang iya." tanya Austin lagi. Ia ingin mendengar jawaban iya dari mulut Ainsley sendiri. Pria itu sungguh ingin menertawai ekspresi gadis didepannya itu yang jelas sekali sedang menahan kesal. Mau bagaimana lagi, ia memang lelaki egois yang selalu ingin mendapatkan apa yang dia mau. Jadi, saat kesempatan itu datang dirinya akan memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Seperti hari ini.

"Iya, puas?!" ketus Ainsley menahan kesal. Detik itu juga Austin langsung berdiri dari kursi.

"Ayo. Aku antar kau pulang, kita akan menentukan tanggal pernikahan kita bersama orangtuamu."

"HAH?"

***

Di rumah Ainsley,

Papa Ainsley, mama tirinya dan Deisy duduk berhadapan dengan gadis itu. Austin duduk bersebelahan dengan Ainsley. Belum ada pembicaraan yang keluar dari mulut mereka sepatah kata pun setelah mendengar perkataan Austin tadi. Yah, pria itu sudah menyampaikan maksudnya yang ingin segera menikahi Ainsley.

Suasana sangat hening.

"Ehem," papa Ainsley berdeham.

"Jadi, kau ingin pernikahanmu dan anakku segera di lakukan?" tanya lelaki paruh baya itu pada Austin.

Austin mengangguk pasti. Tangannya lalu bergerak meraih telapak tangan Ainsley dan menggenggamnya kuat. Ainsley kaget pastinya namun hanya bisa pasrah.

Saat menghadap ke depan, matanya bertemu dengan mata hitam besar milik Deisy. Kakak tirinya itu menatapnya penuh permusuhan, sampai-sampai ia merasa heran sendiri. Kok bisa sih Deisy wajahnya itu kusut terus tiap hari. Cepat tua baru tahu rasa.

"Ya. Aku ingin menikah secepatnya dengan putrimu. Mengenai studinya, Ainsley bisa terus kuliah. Aku akan menunggu sampai dia selesai kuliah baru menghamilinya."

Detik itu juga Ainsley langsung terbatuk-batuk. Austin sialan. Bisa kan tidak bicara hal seperti itu didepan keluarganya. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran pria itu. Membuatnya malu saja. Lagipula siapa bilang dirinya mau berhenti kuliah karena menikah dengan pria kaya. Selama inikan dirinya kerja banting tulang demi menyelesaikan kuliahnya. Mana bisa berhenti begitu saja.

Ainsley tidak sadar Austin sedang menertawainya dalam hati. Memang dirinya sengaja bilang begitu. Untuk melihat reaksi gadis itu yang entah kenapa selalu membuatnya merasa tertarik.

"Kalian sudah punya tanggal pernikahan?" kali ini giliran mama tiri Ainsley yang bertanya.

"Aku pikir minggu depan,"

"Bukankah itu terlalu cepat?" balas Ainsley menatap lelaki itu tajam.

"Tidak sayang. Bukankah papamu harus segera berobat? Kita akan menikah sebelum papa dan mamamu pergi ke luar negeri." kata-kata Austin berhasil membuat gadis di sebelahnya itu terdiam. Pria itu memang pandai mencari alasan. Mana alasannya masuk akal lagi. Mau tidak mau Ainsley memang harus menerimanya. Ia sudah setuju dengan kesepakatan mereka.

Deisy ingin bertanya tentang penyakit apa yang di derita papa tirinya itu hingga harus berobat sampai ke luar negeri. Namun sebelum sempat membuka suara, mamanya seolah memberi kode supaya dirinya tidak bicara.

Wanita itu hanya bisa diam. Hari ini ia tidak berkutik. Mamanya kenapa sih. Biasanya di film-film mama tiri akan membenci anak tirinya dan membantu anak kandung hidup senang. Ini malah mamanya terkesan lebih menyayangi saudari tirinya itu dibandingkan dia. Itu sebabnya Deisy makin tidak menyukai Ainsley.

Terpopuler

Comments

lenong

lenong

Gercep..!!

2024-01-18

0

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

astaga bang...🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-01-14

0

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

sat set ga pake lama ya bang austin..😁😁😁

2024-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 82
84 Chapter 85
85 Chapter 86
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 82
84
Chapter 85
85
Chapter 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!