"Dia terjangkit flu dan kelelahan."
Dokter pribadi Austin menemui Austin setelah memeriksa Ainsley yang sekarang masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjangnya, di dalam apartemen mewahnya. Austin sengaja membawa gadis itu ke apartemennya saat gadis itu pingsan tadi karena itu tempat yang paling dekat dengan lokasi Ainsley pingsan tadi. Ia jarang tinggal di apartemen itu. Hanya sesekali kalau lagi bosan di rumahnya dan ingin menyendiri.
"Baiklah, terimakasih dokter." Austin menjawab dengan sopan dan mengantar dokter itu ke pintu.
Sampai di pintu, dokter itu menghentikan langkahnya sebelum pergi.
"Di mana kau menemukan gadis itu Austin?" dokter itu sudah mengenal Austin cukup lama karena ia sudah menjadi dokter keluarga Austin sejak kakeknya masih hidup.
"Memangnya kenapa dok?" dokter itu menarik nafas panjang.
"Tubuhnya lemah, jadi daya tahan tubuhnya lemah hingga mudah terjangkit penyakit."
Batin Austin menggeram mendengarnya. Sudah tahu lemah masih mau bekerja malam-malam di cafe itu.
"Dia temanku, jangan khawatir dok, aku akan merawatnya." gumam Austin sambil tersenyum.
\*\*\*
Ketika Ainsley membuka matanya, dia terperanjat menyadari bahwa dirinya berada dalam kamar yang tidak di kenalnya. Kamar itu indah dan semua barang di dalamnya mahal. Kening Ainsley berkerut bingung, di mana dia? Ingatan terakhirnya adalah bertatapan dengan lelaki kaya dan menakutkan itu. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Ainsley menatap sekeliling ruangan itu dengan waspada dan menghembuskan nafas lega ketika yakin bahwa dia sendirian di kamar ini. Kamar siapa ini? Apakah lelaki itu membawanya kemari?
Ainsley melirik tubuhnya dan bernafas lega sekali lagi saat menemukan dirinya masih berpakaian lengkap di balik selimut tebal yang menutupi dirinya.
Dia benar-benar demam ternyata. Ainsley mendesah kecewa karena tubuhnya yang lemah hingga gampang sekali terjangkit virus. Kepalanya pening dan sekujur tubuhnya terasa nyeri. Dia memijit kepalanya, berusaha meredakan rasa seperti berdentam-dentam di sana.
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Secara refleks Ainsley beringsut menjauh di atas ranjang ketika melihat pria itu memasuki kamar dengan nampan berisi air dan teko besar di tangannya.
"Tenyata kau sudah bangun."
Austin meletakkan nampan itu di meja sebelah ranjang.
"Aku terpaksa membawamu ke sini karena kau pingsan di jalan begitu saja. Tempat ini yang paling dekat dari pada rumahmu," jelas pria itu.
Lelaki ini menolongnya. Tiba- tiba Ainsley jadi merasa tidak enak telah berprasangka buruk padanya.
"Terimakasih." suaranya serak dan pelan. Sepertinya tenggorokannya juga terserang virus karena ia merasa sakit saat menelan ludah.
"Namaku Ainsley." katanya lagi lalu mengulurkan tangan ke depan Austin.
"Aku tahu. Panggil aku Austin." balas pria itu. Ainsley menatap tajam lelaki itu. Darimana dia tahu namanya? jelas-jelas mereka baru bertemu beberapa kali. Jangan-jangan benar lagi pria itu penguntit yang bersembunyi di balik kekuasaannya. Gadis itu mulai berpikiran liar.
"Minumlah obatmu dan beristirahatlah." kata Austin kemudian membuyarkan pikiran Ainsley. Ia merasa lucu melihat raut curiga di wajah Ainsley.
Tiba-tiba Ainsley terlompat dari posisi tidurnya. Dia mulai panik, melemparkan selimutnya dan berusaha berdiri.
"Aku harus segera masuk kerja, bosku akan memarahiku kalau aku tidak masuk tanpa kabar."
Ainsley berusaha berdiri tetapi kakinya terasa lemah dan rasa pening yang amat sangat menyerangnya dengan begitu kuat, membuatnya kembali limbung. Austin cepat-cepat menopang tubuhnya.
"Kau ini bodoh atau apa? Demammu tinggi dan flu berat, bagaimana bisa kerja dengan kondisi seperti ini? Shift malam pula!" tukas pria itu marah. Austin sedikit mendorong Ainsley hingga tubuh gadis itu kembali terbaring di ranjang.
"Tapi aku..."
"Shhh." Austin menghentikan kalimat Ainsley,
"Minum obatmu dan tidurlah, aku akan mengurus bosmu. Pekerjaanmu akan tetap baik-baik saja, okey?"
Ainsley masih keberatan tapi tetap membiarkan Austin membantunya meminum obatnya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang nyaman itu. Austin menyelimutinya sebelum melangkah pergi.
***
Pagi-pagi sekali Ainsley terbangun. Ia masih ada di dalam kamar yang sama sama. Gadis itu meringis, ternyata ia ketiduran semalaman dan tidak pulang ke rumah. Bagaimana ia menjawab kalau papa dan mama tirinya bertanya? Biasanya walau ia shift malam di cafe, dia akan tetap pulang sekitar tengah malam, tapi semalam tidak. Untung mama tirinya baik dan tidak menyebalkan seperti kakak tirinya, kalau tidak dirinya akan sangat pusing menghadapi dua perempuan yang menyebalkan. Tapi tetap saja, mama tirinya pasti akan bertanya kenapa dia tidak pulang. Dia harus menjawab apa?
Ainsley mengangkat tubuhnya dan turun dari tempat tidur besar itu. Badannya sudah enakan, kepalanya sudah tidak sakit lagi dan tubuhnya terasa kuat. Sebaiknya ia pulang sekarang, dia masih ada kuliah jam sepuluh.
Ketika pintu kamar itu terbuka, pandangan Ainsley terjatuh ke sosok pria yang tertidur di sofa. Pria itu tidak sadar dia keluar.
Ainsley menatap Austin cukup lama dan sudut bibirnya tersungging ke atas. Pria itu tidak menyebalkan kalau sedang tidur.
Sebenarnya ia mau berterimakasih karena pria itu telah merawatnya semalam, tapi karena berhubung pria itu tertidur dan dia dia tidak mau membangunkannya, Ainsley memutuskan untuk berterimakasih nanti, kalau mereka bertemu lagi. Kalaupun ketemu. Dengan langkah sangat perlahan Ainsley membuka pintu luar apartemen itu lalu pergi.
Beberapa belas menit setelah gadis itu pergi mata Austin terbuka. Ia cepat-cepat bangun dan berjalan ke kamarnya. Ternyata gadis tidak ada. Dia sudah pergi. Austin tertawa.
Biarkan saja, lagi pula tidak lama lagi gadis itu akan datang menemuinya lagi. Ia sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu pasti akan marah besar. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak mau calon istrinya bekerja malam-malam begitu. Apalagi daya tahan tubuhnya lemah dan gampang terkena virus seperti kata dokternya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Edah J
Semua karya kak author Mae _jer pada bagus semua👍👍👍
recommended😉
2024-09-17
2
Miss Typo
Ainsley pasti dah gk kerja di cafe, mungkin Austin yg bilang kalau Ainsley mengundurkan diri 😁
2024-06-08
2
vie gumi
Austin pasti bilang ke si bos KL aisley mengundurkan diri
2024-01-10
3