Chapter 5

"Dia terjangkit flu dan kelelahan."

Dokter pribadi Austin menemui Austin setelah memeriksa Ainsley yang sekarang masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjangnya, di dalam apartemen mewahnya. Austin sengaja membawa gadis itu ke apartemennya saat gadis itu pingsan tadi karena itu tempat yang paling dekat dengan lokasi Ainsley pingsan tadi. Ia jarang tinggal di apartemen itu. Hanya sesekali kalau lagi bosan di rumahnya dan ingin menyendiri.

"Baiklah, terimakasih dokter." Austin menjawab dengan sopan dan mengantar dokter itu ke pintu.

Sampai di pintu, dokter itu menghentikan langkahnya sebelum pergi.

"Di mana kau menemukan gadis itu Austin?" dokter itu sudah mengenal Austin cukup lama karena ia sudah menjadi dokter keluarga Austin sejak kakeknya masih hidup.

"Memangnya kenapa dok?" dokter itu menarik nafas panjang.

"Tubuhnya lemah, jadi daya tahan tubuhnya lemah hingga mudah terjangkit penyakit."

Batin Austin menggeram mendengarnya. Sudah tahu lemah masih mau bekerja malam-malam di cafe itu.

"Dia temanku, jangan khawatir dok, aku akan merawatnya." gumam Austin sambil tersenyum.

\*\*\*

Ketika Ainsley membuka matanya, dia terperanjat menyadari bahwa dirinya berada dalam kamar yang tidak di kenalnya. Kamar itu indah dan semua barang di dalamnya mahal. Kening Ainsley berkerut bingung, di mana dia? Ingatan terakhirnya adalah bertatapan dengan lelaki kaya dan menakutkan itu. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.

Ainsley menatap sekeliling ruangan itu dengan waspada dan menghembuskan nafas lega ketika yakin bahwa dia sendirian di kamar ini. Kamar siapa ini? Apakah lelaki itu membawanya kemari?

Ainsley melirik tubuhnya dan bernafas lega sekali lagi saat menemukan dirinya masih berpakaian lengkap di balik selimut tebal yang menutupi dirinya.

Dia benar-benar demam ternyata. Ainsley mendesah kecewa karena tubuhnya yang lemah hingga gampang sekali terjangkit virus. Kepalanya pening dan sekujur tubuhnya terasa nyeri. Dia memijit kepalanya, berusaha meredakan rasa seperti berdentam-dentam di sana.

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Secara refleks Ainsley beringsut menjauh di atas ranjang ketika melihat pria itu memasuki kamar dengan nampan berisi air dan teko besar di tangannya.

"Tenyata kau sudah bangun."

Austin meletakkan nampan itu di meja sebelah ranjang.

"Aku terpaksa membawamu ke sini karena kau pingsan di jalan begitu saja. Tempat ini yang paling dekat dari pada rumahmu," jelas pria itu.

Lelaki ini menolongnya. Tiba- tiba Ainsley jadi merasa tidak enak telah berprasangka buruk padanya.

"Terimakasih." suaranya serak dan pelan. Sepertinya tenggorokannya juga terserang virus karena ia merasa sakit saat menelan ludah.

"Namaku Ainsley." katanya lagi lalu mengulurkan tangan ke depan Austin.

"Aku tahu. Panggil aku Austin." balas pria itu. Ainsley menatap tajam lelaki itu. Darimana dia tahu namanya? jelas-jelas mereka baru bertemu beberapa kali. Jangan-jangan benar lagi pria itu penguntit yang bersembunyi di balik kekuasaannya. Gadis itu mulai berpikiran liar.

"Minumlah obatmu dan beristirahatlah." kata Austin kemudian membuyarkan pikiran Ainsley. Ia merasa lucu melihat raut curiga di wajah Ainsley.

Tiba-tiba Ainsley terlompat dari posisi tidurnya. Dia mulai panik, melemparkan selimutnya dan berusaha berdiri.

"Aku harus segera masuk kerja, bosku akan memarahiku kalau aku tidak masuk tanpa kabar."

Ainsley berusaha berdiri tetapi kakinya terasa lemah dan rasa pening yang amat sangat menyerangnya dengan begitu kuat, membuatnya kembali limbung. Austin cepat-cepat menopang tubuhnya.

"Kau ini bodoh atau apa? Demammu tinggi dan flu berat, bagaimana bisa kerja dengan kondisi seperti ini? Shift malam pula!" tukas pria itu marah. Austin sedikit mendorong Ainsley hingga tubuh gadis itu kembali terbaring di ranjang.

"Tapi aku..."

"Shhh." Austin menghentikan kalimat Ainsley,

"Minum obatmu dan tidurlah, aku akan mengurus bosmu. Pekerjaanmu akan tetap baik-baik saja, okey?"

Ainsley masih keberatan tapi tetap membiarkan Austin membantunya meminum obatnya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang nyaman itu. Austin menyelimutinya sebelum melangkah pergi.

                                  ***

Pagi-pagi sekali Ainsley terbangun. Ia masih ada di dalam kamar yang sama sama. Gadis itu meringis, ternyata ia ketiduran semalaman dan tidak pulang ke rumah. Bagaimana ia menjawab kalau papa dan mama tirinya bertanya? Biasanya walau ia shift malam di cafe, dia akan tetap pulang sekitar tengah malam, tapi semalam tidak. Untung mama tirinya baik dan tidak menyebalkan seperti kakak tirinya, kalau tidak dirinya akan sangat pusing menghadapi dua perempuan yang menyebalkan. Tapi tetap saja, mama tirinya pasti akan bertanya kenapa dia tidak pulang. Dia harus menjawab apa?

Ainsley mengangkat tubuhnya dan turun dari tempat tidur besar itu. Badannya sudah enakan, kepalanya sudah tidak sakit lagi dan tubuhnya terasa kuat. Sebaiknya ia pulang sekarang, dia masih ada kuliah jam sepuluh.

Ketika pintu kamar itu terbuka, pandangan Ainsley terjatuh ke sosok pria yang tertidur di sofa. Pria itu tidak sadar dia keluar.

Ainsley menatap Austin cukup lama dan sudut bibirnya tersungging ke atas. Pria itu tidak menyebalkan kalau sedang tidur.

Sebenarnya ia mau berterimakasih karena pria itu telah merawatnya semalam, tapi karena berhubung pria itu tertidur dan dia dia tidak mau membangunkannya, Ainsley memutuskan untuk berterimakasih nanti, kalau mereka bertemu lagi. Kalaupun ketemu. Dengan langkah sangat perlahan Ainsley membuka pintu luar apartemen itu lalu pergi.

Beberapa belas menit setelah gadis itu pergi mata Austin terbuka. Ia cepat-cepat bangun dan berjalan ke kamarnya. Ternyata gadis tidak ada. Dia sudah pergi. Austin tertawa.

Biarkan saja, lagi pula tidak lama lagi gadis itu akan datang menemuinya lagi. Ia sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu pasti akan marah besar. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak mau calon istrinya bekerja malam-malam begitu. Apalagi daya tahan tubuhnya lemah dan gampang terkena virus seperti kata dokternya.

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Semua karya kak author Mae _jer pada bagus semua👍👍👍
recommended😉

2024-09-17

2

Miss Typo

Miss Typo

Ainsley pasti dah gk kerja di cafe, mungkin Austin yg bilang kalau Ainsley mengundurkan diri 😁

2024-06-08

2

vie gumi

vie gumi

Austin pasti bilang ke si bos KL aisley mengundurkan diri

2024-01-10

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 82
84 Chapter 85
85 Chapter 86
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 82
84
Chapter 85
85
Chapter 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!