Chapter 11

"Auww, pelan-pelan!" Pekik Ainsley meringis kesakitan, sesekali ia menatap tidak senang pada Austin yang kini sibuk mengobati luka kecil dan beberapa memar di tangan dan wajahnya.

Tidak butuh waktu lama bagi pria berkuasa seperti Austin untuk membawanya pergi dari kantor polisi. Dara yang bersamanya tadi sudah pulang pakai taksi, hanya Ainsley seorang yang sekarang berada dalam mobil Austin.

Ainsley yakin lelaki itu pasti sengaja mengobatinya dengan kasar. Apalagi Austin terus-terusan mengomelinya sejak keluar dari kantor polisi tadi. Lihat wajahnya sekarang. Seperti mau memakannya hidup-hidup saja.

Austin terus menatap lekat gadis didepannya itu setelah selesai mengoleskan salep di beberapa bagian tubuhnya yang lebam. Sekarang ini mereka sedang berada di jalan dekat apotik.

"Kenapa berkelahi?" tanya Austin menuntut penjelasan.

Ainsley menarik nafas jengah. Ia tidak suka menjelaskan karena menurutnya tidak penting. Lagipula ini masalah pribadinya. Menurutnya lelaki disampingnya ini tidak berhak ikut campur dengan masalah pribadinya.

"Jawab aku Ainsley, aku serius bertanya." kata Austin lagi. Nadanya berubah serius. Ia menyentuh dagu Aisnley, membuat gadis itu menatapnya. Gadis itu beberapa kali ingin memalingkan wajah darinya namun pria itu tidak memberinya kesempatan. Tangannya berpindah ke bahu Ainsley, meremasnya kuat-kuat

"Apa susahnya menjawab? Kau bukan anak kecil lagi Ainsley." ujarnya menatap ke dalam mata Ainsley. Gadis itu membalas tatapannya dengan berani.

"Memangnya apa alasan orang berkelahi? Bukannya karena mereka bermusuhan? Lagipula itu hal yang wajar," balasnya asal.

"Tapi aku tidak suka melihatmu berkelahi," tatapan Austin jelas sekali menunjukkan rasa tidak sukanya. Pokoknya ia benci melihat tubuh Ainsley terluka dan gadis itu merasa kesakitan.

Aisnley berdecak malas.

"Memangnya kau siapa berhak mengaturku?" Aisnley tidak suka pada orang-orang yang suka mengatur hidupnya.

"Aku tunanganmu asal kau tahu, dan akan segera menjadi istriku." balas Austin memperjelas. Gadis ini suka sekali menantang rupanya. Ia perlu mengajarinya, membuat gadis itu tahu kalau dirinya bukanlah pria yang suka dibantah.

"Dan sudah berkali-kali aku bilang aku tidak pernah setuju dengan perjodohan bodoh itu, apalagi menikah denganmu. Kau tidak mengerti bahasa manusi .... Mmphh,"

Austin langsung mengunci mulut Ainsley dengan mulutnya. Menciumnya dengan kasar. Ia tidak berniat melepaskan ciuman itu meski Ainsley berkali-kali memukuli punggungnya berusaha melepaskan diri. Siapa suruh melawannya. Bibir mereka terus menyatu, bahkan Austin makin memperdalam ciumannya dan menggigit pelan permukaan bibir Aisnley, lama-lama ia mulai menikmati rasa yang entah kenapa mulai menjadi candunya itu.

Ciuman itu berlangsung cukup lama sampai Austin melepaskan ciuman sepihaknya dari Ainsley. Ainsley hanya menatapnya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Tidak tahu mau ngomong apa. Hanya terus menatap Austin dengan tatapan tidak suka. Pria itu sangat suka berbuat seenaknya pada dirinya.

"Coba saja melawanku, lain kali bukan hanya bibirmu yang aku gigit." ancam Austin menyeringai. Ainsley bergidik ngeri. Apa sebenarnya kesalahan yang sudah ia lakukan sehingga di pertemukan dengan lelaki keji, mesum, suka mengatur dan tidak suka di tolak seperti Austin ini.

Ainsley tahu sangat bahaya kalau dirinya sampai menjadi istri Austin. Ia sebenarnya pernah terpikir ingin mengajukan pernikahan kontrak dengan pria itu namun ia tahu pria itu pasti akan langsung menolak. Apalagi alasan Austin menikahinya pasti hanya karena menginginkan tubuhnya.

"Austin," gumam gadis itu. Austin menatapnya lekat. Ada kebahagiaan tersendiri dalam hatinya ketika mendengar namanya di sebut oleh Ainsley. Pria itu tidak menyahut, hanya terus menatap gadis didepannya itu dalam-dalam.

"Bagaimana kalau kau terima saja tawaran Deisy? Menikah saja dengannya." lontar Aisnley ringan. Berbeda jauh dengan Austin. Senyum di wajahnya menghilang seketika.

"Sudah ku bilang aku hanya akan menikah denganmu, kau masih tidak paham?" nada bicaranya terdengar marah.

"Tapi Deisy terlihat ingin sekali menikah denganmu." Ainsley tetap bersikeras.

"Semua wanita juga ingin menjadi istriku, hanya kau yang menolak." Austin menatap lekat wajah Ainsley. Memang hanya gadis itu yang bersikeras tidak mau menikah dengannya. Harusnya gadis itu senang Austin memilihnya.

Ainsley mencebik. Percaya diri sekali pria didepannya ini. Walau ia sudah dengar dari teman-temannya kalau banyak wanita yang memang tergila-gila pada lelaki itu, tetap saja ia merasa geli dengan kepercayaan diri Austin yang tinggi. Gadis itu menarik nafas panjang, tidak mempedulikan Austin yang terus menatapnya sejak tadi.

Pikirannya lebih dipenuhi dengan bagaimana caranya terbebas dari ikatan pernikahan dengan pria itu. Ia masih ingin hidup bebas. Apalagi dirinya masih muda dan masih dalam usaha menyelesaikan studi. Ia juga tahu kalau pernikahan yang tidak didasarkan oleh cinta tidak akan bisa bertahan lama. Sedangkan dirinya hanya ingin menikah sekali seumur hidup, dengan orang yang ia cintai tentu saja. Dan Austin bukan pria itu.

Ainsley akui tiap kali Austin menciumnya ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan. Terkadang ia bertanya pada dirinya sendiri apa ia menyukai lelaki itu namun cepat-cepat ditepisnya. Ia tidak bisa menghabiskan masa mudanya dengan lelaki yang seenaknya seperti Austin. Ia ingin hidup bersama seorang pria yang memperlakukannya dengan lembut. Pokoknya bukan lelaki didepannya ini, sekalipun wajah lelaki itu sangat menarik dan menggoda iman.

Ainsley bersiap-siap mau membuka mulut mendebat Austin lagi namun suara ponsel milik lelaki itu menghentikannya. Ia melihat Austin berbicara panjang lebar dengan orang yang menelponnya. Mereka membicarakan bisnis yang tentu saja gadis itu tidak mengerti sama sekali.

Wajah Austin terlihat begitu serius berbicara dengan rekan kerjanya. Mereka bicara cukup lama sampai-sampai Ainsley merasa bosan saking lamanya.

Pandangannya berpindah keluar jendela mobil. Ada pohon besar tak jauh dari situ. Lalu tanpa pikir panjang tangan Ainsley terangkat ke gagang pintu mobil ingin keluar. Ia merasa terlalu pengap di dalam. Namun sebelum berhasil membuka pintu, tangan Austin sudah lebih dulu mencekal tangannya, dengan raut wajah yang seolah melarangnya untuk keluar dari situ. Kenapa lagi sih. Belum menikah saja kelakuan pria itu sudah begini, apalagi kalau mereka sudah menikah.

"Mau kemana?" suara berat itu terdengar penuh peringatan. Ainsley memutar bola matanya malas. Astaga, kenapa susah sekali sih bebas dari lelaki ini.

"Kemana lagi? Aku mau keluar. Kalau disini terus lama-lama aku bisa mati karena bosan." sahut gadis itu ketus lalu membuka pintu mobil dengan cepat dan menutupnya lagi dengan kasar. Austin tidak sempat menahan gadis itu karena sebelah tangannya masih memegangi ponsel yang di tempelkan di telinganya, membuat Ainsley dengan gampangnya bisa keluar. Setelah mengakhiri pembicaraannya di telpon pria itu ikut turun dari mobil mengikuti ke arah mana Ainsley berjalan.

Terpopuler

Comments

Softcupcakes

Softcupcakes

Ainsley terus saja kabur, kalau aku jadi ainsley aku bersembunyi saja di tempat yang dia tidak akan temui contohnya di lemari yang ada di mana2

2024-01-22

0

syahira alifa

syahira alifa

coba dong Ainsley jangan kaya anak²..

2023-12-30

3

Rita

Rita

msh sm2 keras dgn egonya msg2 Austin coba perlakukan Ainsley dgn lembut

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 82
84 Chapter 85
85 Chapter 86
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 82
84
Chapter 85
85
Chapter 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!