Chapter 20

"Kenapa menelponku?" Ainsley bertanya dengan nada cukup ketus. Bukannya Austin sudah berjanji tidak akan mengganggunya kalau dirinya sedang di kampus? Dasar suami menyebalkan. Tapi sebenarnya secara kebetulan lelaki itu menelpon di waktu yang tepat. Ia jadi punya alasan untuk menghindar dari Alfa. Entah kenapa sekarang Ainsley merasa sangat canggung bicara dengan seniornya itu.

"Kau di mana?" tanya Austin di telpon.

Ainsley memutar bola matanya malas. Pertanyaan yang tidak penting. Pria itu jelas tahu dirinya ada di kampus.

"Menurutmu?" terdengar gelak tawa Austin dari seberang.

"Maksudku di kampus bagian mana?"

pertanyaan itu langsung membuat Ainsley refleks memandang kiri-kanan muka belakang. Jangan-jangan Austin sekarang berada di kampus dan tengah mengamati gerak-geriknya lagi. Kalau benar, awas saja.

"Jangan bilang kau sedang mencariku sayang." gumam Austin lagi karena cukup lama Ainsley tidak menjawabnya.

"Kau mengikutiku ke kampus?" tanya Ainsley. Lagi-lagi ia mendengar suara gelak tawa Austin di ujung sana.

"Ayolah Ainsley. Aku tidak cukup bebas sampai harus mengikutimu ke kampus."

mendengar perkataan itu Ainsley menghembuskan nafas lega. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hebohnya anak-anak kampus kalau Austin, pengusaha terkenal itu  benar-benar mengikutinya.

Ketika bangun tidur kemarin Ainsley iseng-iseng membaca artikel tentang Austin. Dan ia sadar yang dikatakan para sahabatnya memang benar. Austin sangat terkenal dan wajahnya sering sekali muncul di berita-berita.

Mengetahui hal itu, perasaan gadis itu makin berat. Ia tidak mau banyak orang yang tahu kalau kini dirinya sudah resmi menjadi istri Austin. Mereka pasti akan mencari tahu tentang tentang latarbelakangnya dan membanding-bandingkan status sosial bahkan mungkin fisiknya yang yang tidak cocok bersanding dengan seorang Austin, sosok laki-laki yang sempurna menurut banyak orang.

Hidupnya pun pasti tidak akan bebas seperti biasa. Pokoknya ia harus memikirkan cara supaya tidak ada yang tahu tentang hubungannya dan Austin selain para sahabat dan keluarganya.

"Ainsley, kau masih disanakan? Ainsley."

suara itu menyadarkan lamunan Ainsley.

"Kalau tidak ada yang penting aku tutup telponnya." gadis itu langsung menutup sepihak pembicaraannya dengan Austin tanpa menunggu pria itu membalas perkataannya.

                                   ***

Diruangannya, Austin tercengang lalu mendengus kesal. Berani-beraninya gadis itu menutup telponnya duluan. Belum ada yang memperlakukannya seperti itu sebelumnya.

Kali ini wajah kesal Austin berubah menjadi senyuman tipis. Ia tidak akan memperhitungkannya hari ini. Yang penting ia sudah puas karena telah mendengar suara gadis itu.

Sesaat kemudian suara ketukan depan pintu ruangannya membuat ekspresi Austin kembali berubah datar. Ia berdeham pelan sebelum bicara.

"Masuk." nada suaranya berat dan terdengar cukup dingin.

Ketika Austin mengangkat kepalanya, ia langsung mengenali wanita yang kini berdiri didepannya. Iren, sih gadis robot. Asistennya Narrel. Wanita itu bahkan lebih datar darinya. Tapi ia menghargai Iren karena Iren adalah tipe wanita pekerja keras dan tidak pernah menggodanya. Murni menganggapnya hanya sebagai atasan. Austin bisa merasakan itu.

"Pak Austin, lima menit lagi kita akan mulai meeting. Pak Narrel menyuruh saya memberitahu anda." kata Iren dengan gaya bicara formal seperti biasa.

Biasanya Narrel yang selalu memberitahu Austin langsung namun tadi perutnya tiba-tiba sakit jadi pria itu mengutus Iren, asistennya.

"Kemana Narrel?" tanya Austin.

"Toilet. Katanya sakit perut pak." jawab Iren seadanya.

"Ya sudah, pergilah. Aku akan menyusul ke ruangan meeting lima menit lagi." balas Austin. Iren mengangguk kemudian berbalik pergi.

"Tunggu!"

langkah Iren terhenti sebelum mencapai pintu keluar. Ia berbalik lagi menghadap bos utamanya itu.

"Ada lagi yang perlu saya bantu pak?" tanyanya.

"Dimana barang-barang istriku?"

Austin ingat asistennya Narrel itu mengirim pesan kalau barang-barang Ainsley sudah dia ambil dari hotel. Sebenarnya Iren juga mau langsung mengantar barang-barang itu ke rumah Austin, namun ia tiba-tiba punya urusan lain kemarin jadi tidak sempat ke rumah bos besarnya itu.

"Masih di tempat tinggal saya pak. Pulang kerja nanti akan saya antar." jawabnya memberi penjelasan.

tangan Austin mengetuk-ngetuk meja kerjanya pelan lalu mengangguk setuju dan mengijinkan Iren pergi.

Tak lama kemudian pria itu ikut berdiri dari situ, bersiap-siap ke ruangan meeting.

Di kampus, Ainsley menatap keberadaan Alfa dari balik tembok. Ternyata pria itu masih setia duduk disana.

Hufft..

Ainsley menghembuskan nafas panjang. Kenapa pria itu masih berada di sana? Apa Alfa sedang menunggunya?

Tidak, tidak! Ainsley menggeleng cepat. Tidak mungkin seorang senior populer seperti Alfa akan menunggu gadis biasa-biasa saja yang tidak ada kelebihan apapun sepertinya itu.

Tapi...

Kalau Alfa masih di tempat itu, bagaimana caranya dia pergi coba.

Ainsley jadi bingung. Matanya memandang ke segala cara. Mencari-cari jalan keluar lain di tempat itu. Sayangnya nihil. Pintu keluar dari kantin besar itu hanya dua. Dibagian depan dan tengah. Posisi tempat duduk Alfa yang berada di tengah membuat Ainsley kesulitan melarikan diri dari pandangan pria itu.

Aduh...

Dengan terpaksa gadis itu harus menunggu Alfa meninggalkan tempat baru pergi.

Ainsley cepat-cepat bersembunyi ketika Alfa berbalik menatap kebelakang. Hampir saja. Gadis itu memutar badan kedepan lagi, terus melirik ke tempat Alfa. Kapan pria itu akan pergi sih.

Tingkahnya sudah seperti pencuri saja. Tapi mau bagaimana lagi, ia benar-benar belum ingin bicara dengan seniornya itu. Tidak tahu mau bicara apa juga.

Hampir sepuluh menit lamanya Ainsley menunggu. Beberapa orang yang berada tak jauh dari situ kini menatapnya dengan ekspresi berbeda-beda. Mungkin berpikir dirinya sangat aneh. Ia sendiri berusaha untuk tidak peduli. Pandangannya kembali melirik ke meja Alfa.

Ainsley lalu bernafas lega saat melihat lelaki itu sudah tidak ada. Mungkin sudah keluar. Tak lama sesudah itu ia ikut keluar.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

Ainsley hargailah Austin, padahal dia udah berkorban demi kamu

2024-11-08

2

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

Ainsley menyebalkan

2024-09-24

1

Edah J

Edah J

Tuh kamu sendiri tahu kalau kamu gadis biasa aja dan dari keluarga biasa aja Ain
karena dari itu coba deh kamu hargai suamimu minimal dengan kata"yang sopan terlebih dahulu aja deh adaptasi lah✌️✌️✌️

2024-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 82
84 Chapter 85
85 Chapter 86
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 82
84
Chapter 85
85
Chapter 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!