Chapter 16

Karena tidak tahan lagi dan sudah merasa kecapean, Ainsley pamit pergi duluan kepada kedua orang tuanya sesaat setelah para sahabatnya pergi. Lagipula kamar pengantin hanya di hotel itu. Ia tidak perlu bilang ke Austin karena ia melihat lelaki itu sibuk berbincang-bincang dengan beberapa tamunya. Ainsley tidak mau mengganggu. Apalagi ia tahu Austin pasti tidak akan membiarkannya pergi lebih dulu. Jadi lebih baik menggunakan kesempatan di saat pria itu sedang sibuk.

Ainsley memasuki kamar pengantin dan langsung berganti pakaian dengan gaun tidur warna putih

miliknya. Ia lalu duduk dengan ragu di atas ranjang. Dalam hati ia berpikir untuk mengunci kamar biar Austin tidak bisa masuk atau tidak. Tapi...

Austin pasti akan marah besar kalau sampai dia melakukannya. Namun ia juga takut. Bagaimana kalau pria itu langsung meminta jatah malam pertama padanya. Ainsley belum siap. Ia takut.

"Atau aku kunci saja pintunya?" ujar gadis itu pada dirinya sendiri. Ia masih berpikir ragu-ragu. Telunjuknya terus mengetuk-ketuk kasur yang ia duduki.

Setelah hampir lima menit menimbang-nimbang, gadis itu bangkit dari tempat tidur menuju pintu. Namun belum sempat mencapai pintu, pintu itu sudah terbuka dengan sendirinya membuatnya buru-buru berbalik, melemparkan diri ke tempat tidur, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan menutup mata.

Dari depan sana Austin terkekeh. Ia sudah melihat aksi gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu. Dipikir dirinya tidak lihat apa. Sudah meninggalkannya di pesta tanpa bilang-bilang, dan sekarang mau pura-pura tidur rupanya.

Austin tersenyum menyeringai. Ia akan mengikuti permainan gadis itu.

Austin beranjak ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, dia sudah berganti memakai piyama hitam. Pandangannya kembali ke sang istri yang masih setia dengan gaya tidur pura-puranya persis seperti waktu dia masuk tadi. Lagi-lagi Austin tersenyum lalu bergegas naik ke atas ranjang dan berbaring berhadapan dengan gadis yang kini sudah menjadi miliknya secara sah. Pria itu terus menatap istrinya. Ia ingin tahu berapa lama gadis itu akan bertahan dengan gaya pura-puranya yang terlihat sangat jelas.

Disisi lain, Ainsley terus berpikir dalam hati. Ia ingin membuka matanya mencari tahu apa yang sedang di lakukan Austin. Ia bisa merasakan keberadaan lelaki itu yang berbaring didekatnya. Namun belum ada pergerakan sama sekali.

Apakah lelaki itu tertidur? Kenapa dia diam saja?

Apakah Austin kelelahan? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk di kepalanya. Semoga saja benar. Dengan begitu ia bisa melewati malam ini dengan tenang.

"Sampai kapan kau akan berpura-pura tidur?"

suara Austin mengagetkan Ainsley. Jadi pria itu sudah tahu ia hanya berakting? Matanya terbuka lebar menatap Austin.

"Kok tahu?" tanyanya refleks. Tingkahnya membuat Austin tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

"Salahkan akting burukmu sayang," gumamnya menyeringai. Ainsley mendengus pelan.

"Aku lelah. Tidak ada waktu meladenimu,"

Ainsley sudah siap-siap menutupi seluruh badannya dengan selimut namun Austin cepat-cepat menghentikannya. Kini lelaki itu sudah berada di atas tubuh gadis itu. Menindih tubuh mungilnya. Tangan Austin bahkan tidak diam saja.

Tangan pria itu mulai bergerak ke seluruh permukaan wajah Ainsley hingga rasa gugup Ainsley makin menjadi. Ia berusaha mendorong tubuh Austin menjauh namun tenaganya yang amat kecil kalah jauh dari pria berbadan tinggi besar dan berotot seperti Austin.

"A..Austin ..." Ainsley merasa geli ketika Austin mulai menciumi telinganya dan turun ke leher gadis itu. Tak lupa memberikan tanda pemilikannya di sana.

Austin menghentikan kegiatannya sebentar. Ia menatap istrinya dengan penuh minat.

"Kau tidak bisa menolaknya. Kau sudah membuat keputusan untuk menjadi istriku bukan? Dan kau juga tahu tugas seorang istri adalah memberikan kepuasan kepada suaminya," gumam Austin terus menatap Ainsley.

Gadis itu terdiam. Memang benar dia yang mengambil keputusan menyetujui pernikahan ini. Tapi memangnya tidak bisa di tahan dulu. Kan dia belum siap.

"T..tapi aku belum siap," balas Ainsley menggigit bibirnya lirih.

Austin menatap gadis itu lama. Sejenak ada rasa iba dihatinya. Tapi ia tidak bisa memungkiri hasratnya yang sudah bangkit. Apalagi melihat Ainsley yang memainkan bibirnya seperti itu. Pria itu makin tidak tahan untuk mencicipinya. Rasanya pasti enak seperti waktu itu. Ketika pertama kali ia mencium gadis itu.

Tanpa sadar kepala Austin sudah turun dan bibirnya sudah menempel di bibir Ainsley. Awalnya hanya menempel saja, tapi lama-lama ia mulai membuat gerakan. Berawal dari gigitan-gigitan kecil berkembang menjadi ciuman panas dan basah yang membangkitkan gairah. Ainsley sampai kesusahan bernafas akibat ******* Austin yang bertubi-tubi. Berapa kali pun ia memukul-mukul pria itu, Austin tetap tidak dengar. Pikirannya sudah dipenuhi dengan napsu. Mulutnya makin turun ke bawah bahkan.

"Mmphh.." Ainsley melenguh.

"Ahh, apa yang kau lakukan?!" pekik Ainsley kuat ketika merasakan gigitan yang menyengat di bagian *********** yang menonjol. Ia baru sadar ternyata dirinya tidak memakai bra dan Austin baru saja mengecup putingnya yang tersembunyi di balik pakaian tidurnya.

Ini pertama kalinya Ainsley merasakan keanehan yang tidak bisa ia jelaskan. Ia tidak tahu kenapa.

"Kau suka?" gumam Austin parau. Wajah Ainsley memerah. Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba. Ia sampai-sampai tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ainsley, aku pikir aku tidak bisa menahan diri sampai kau siap," tambahnya. Ainsley berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Tidak. Ia tidak boleh lengah sesaat. Dirinya sudah sangat lelah, di tambah lagi hati dan mentalnya betul-betul belum siap.

"Kalau kau berani melangkah lebih jauh malam ini, aku berjanji akan merontokkan semua rambutmu itu," ancam Ainsley. Austin tertawa. Bisa-bisanya ia di ancam, biasanya juga dirinya yang mengancam. Ancaman gadis itu pun bahkan kedengaran konyol di telinganya. Meski begitu, Austin akhirnya memutuskan tidak melanjutkan dulu untuk menyentuh gadis itu malam ini.

Bukan berarti lelaki itu takut pada ancaman Ainsley. Ia hanya tidak mau memaksa sementara gadis itu mati-matian bilang belum siap. Austin memang suka memaksa dan menakut-nakuti, tapi dibalik itu, ia adalah tipe lelaki yang kadang bisa menjadi tidak tegaan. Apalagi kalau yang memohon adalah Ainsley.

Gadis yang ia yakini akan menjadi seseorang yang penting dalam hidupnya. Ia memang belum bisa mengakui sudah jatuh cinta atau belum pada Ainsley. Tapi yang pasti, dirinya akan mencoba menjadi suami yang baik dan perhatian buat gadis itu.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi. Tidurlah," ucap Austin akhirnya. Berat baginya, tapi mau bagaimana lagi. Ia harus menahan diri.

Ainsley bernafas lega. Sesaat kemudian ia cepat-cepat menutup matanya sampai ketiduran. Austin ikut tidur setelahnya.

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Sabar ya Austin semua akan berasa sangat indah bentar lagi yaa😉

2024-09-17

0

Dewi Soraya

Dewi Soraya

kasian bnr austin.ainsley kejem jd cwek bkn istri berbakti itu mah

2024-03-29

1

Rita

Rita

Bener bang jgn dipaksa ntar g enak endingy

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 82
84 Chapter 85
85 Chapter 86
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 82
84
Chapter 85
85
Chapter 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!