Chapter 18

Di ruang depan, mereka melewati sebuah cermin besar. Ainsley melirik bayangannya dan kaget sendiri melihat penampilannya yang kusut. Memangnya apa yang ia lakukan sampai penampilannya cepat sekali berubah. Padahal mereka bahkan belum sampai sehari keluar dari rumah. Ralat, hotel.

"Kenapa kau tidak bilang tadi kalau gayaku kusut begini?" celoteh Ainsley yang kini duduk di sebuah sofa besar ruangan tengah sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

Austin terkekeh. Ia memberikan segelas air yang di ambilnya dari dapur tadi ke Ainsley. Gadis itu mengambil dan meminumnya sambil terus menatap Austin yang sekarang duduk di depannya.

"Kau tetap cantik di mataku." kata pria itu. Tangannya lalu terangkat merapikan rambut Ainsley.

Ainsley mendengus pelan. Ciri-ciri pria playboy di matanya yah seperti Austin ini.

"Berapa banyak wanita yang sudah kau rayu?" entah kenapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ia ingin tahu.

Austin menghentikan kegiatannya dan menatap sang istri.

"Aku tidak pernah merayu wanita lain selain dirimu." sahut pria itu. Memang itu kenyataannya. Selama ini Austin terlalu sibuk dengan pekerjaan. Tidak ada waktu merayu perempuan. Malah dia yang sering didatangi oleh para wanita. Namun ia tidak tertarik.

"Harusnya kau senang aku memilihmu di antara semua wanita." kata Austin lagi.

Ainsley mencebik.

"Aku akan lebih senang kalau kau tidak memilihku." balasnya. Lagi-lagi Austin terkekeh.

"Kau akan sadar nanti kalau aku adalah pria yang tepat untukmu Ainsley."

Ainsley tidak lagi membalas perkataan lelaki itu. Ia capek. Austin tidak akan pernah mengalah berdebat dengannya. Pria itu selalu punya banyak cara untuk membuatnya terdiam tidak berkutik. Ainsley lalu berdiri.

"Di mana kamarku?" tanyanya menatap Austin.

"Bukan kamarku, tapi kamar kita sayang." ralat Austin. Ainsley berdecak pelan. Haruskah ia meminta Austin mengijinkannya tidur di kamar terpisah sampai ia siap menerima status mereka sekarang? Apakah Austin akan setuju dengan pendapatnya?

"Kau tahu aku masih kuliah bukan?" ia mencoba mencari alasan. Austin bersedekap dada menunggunya bicara lagi.

"T..terkadang aku butuh sendiri untuk fokus pada tugas-tugas kampusku." tambah Ainsley.

"Aku bisa menyiapkan tempat belajarmu saat kau mau sendiri."

"Aku tidak mau merepotkanmu."

"Aku sama sekali tidak merasa di repotkan."

Ainsley membuang nafas lelah. Ok dia menyerah. Ingin sekali ia menjambak rambut Austin tapi tidak bisa. Ia takut aksinya hanya akan berakhir dengan lelaki itu menciumnya lagi. Tidak, ia tidak mau.

"Sudahlah, aku lelah berdebat denganmu." katanya akhirnya. Austin tersenyum menang.

"Ayo ku antar ke kamar kita." ujar lelaki itu seraya bangkit dari sofa.

\*\*\*

Ainsley mengikuti Austin menuju kamar yang terletak di lantai atas. Di atas hanya ada satu kamar tidur. Kamar itu menghadap kebun belakang rumah. Menambah nuansa perkebunan rumah yang nyaman. Pemandangan dari balkon kamar terasa sejuk dan menyenangkan. Apalagi di sore hari menjelang malam ini.

Ainsley mengamati sekeliling kamar. Kamar itu memiliki desain industrial dengan warna-warna yang netral yaitu gabungan dari warna hitam, putih, dan abu-abu.

Dindingnya terpampang lukisan abstrak yang sengaja dipasang dengan berantakan. Namun bagian yang lain disusun dengan sangat rapi. Sangat maskulin dan cocok untuk pria seperti Austin.

Ainsley merebahkan diri di kasur. Rasanya sangat empuk. Tempat tidurnya saja tidak seempuk ini. Memang benar kata orang, yang mahal memang beda. Ia hanya tidak menyangka bisa menikmati barang-barang mahal seperti ini.

"Sepertinya kau sangat menyukai kamar ini," celetuk Austin.

Ainsley langsung duduk dan menatap Austin.

"Barang-barangku masih di hotel." katanya baru mengingat barang-barangnya.

"Aku tahu. Aku sudah menyuruh Narrel mengambilnya. Tenang saja."

"Apa rumah ini ada pembantu?" tanya Ainsley lagi mengubah pembicaraan.

Setelah di pikir-pikir, sejak masuk rumah ini ia memang tidak melihat satu pun pembantu pun selain satpam yang berjaga digerbang depan. Tidak mungkin kan Austin sendiri yang membersihkan rumah sebesar ini. Pria sibuk seperti Austin tidak akan punya waktu untuk hal-hal seperti itu. Apalagi ia punya banyak uang. Gampang sekali baginya untuk mempekerjakan pembantu.

"Mereka hanya datang di jam-jam kerja. Setelah itu pulang. Sebentar nanti ada yang akan datang menyiapkan makan malam." jelas Austin. Ainsley mengangguk mengerti. Ternyata begitu.

"Kenapa mereka tidak tinggal disini saja? Bukankah rumah ini terlalu besar untuk kau tinggali sendirian?"

Austin menatap Ainsley. Gadis ini banyak tanya juga ternyata.

"Jangan terlalu banyak tanya. Lagipula sekarang ada kau, aku tidak akan merasa kesepian lagi." ucapnya. Giliran Ainsley yang terdiam.

"Aku mau tidur sebentar. Jangan ganggu aku." kata Ainsley, kembali merebahkan dirinya ke kasur. Austin tersenyum tipis menatap gadis itu.

"Ya sudah. Kalau kau butuh sesuatu, cari aku di ruangan kerjaku di sebelah." katanya. Ainsley menganggukkan kepala sambil menutup mata.

\*\*\*

Di ruang kerjanya, Narrel masih tidak menyangka Austin akhirnya menikah. Padahal dirinyalah yang paling banyak berhubungan dengan wanita. Sampai sekarang ia masih heran dan berpikir apa yang membuat bos sekaligus sahabatnya itu mau menikahi Ainsley. Sih gadis biasa-biasa saja itu.

Austin bahkan tidak marah sama sekali saat ditinggalkan sendirian oleh gadis itu di pesta kemarin. Padahal Austin tidak pernah terima jika direndahkan seperti itu.

Hari ini, Austin juga membatalkan rapat mereka demi istri barunya itu.

Bukannya dia membenci Ainsley, Narrel heran saja kekuatan apa yang di miliki gadis itu sampai-sampai sahabatnya yang tidak tersentuh itu bisa berubah drastis. Kali ini Narrel makin yakin kalau Austin mulai ada rasa pada Ainsley. Kalau tidak, mana mungkin Austin akan melakukan apapun demi gadis itu. Semogavsajs Ainsley akan membalas rasa cinta dari sahabatnya itu yang mulai tumbuh.

"Tuan Narrel," Narrel menghadap ke depan. Menatap asisten perempuannya yang berdiri di ambang pintu ruangannya.

"Ada apa?"

"Bagaimana dengan meeting besok? Di batalkan lagi?" tanya asisten wanita bernama Iren itu. Ini sudah yang ketiga kalinya Austin membatalkan meeting lewat Narrel. Jadi Iren sebagai penanggung jawab yang menghubungi klien harus memastikan.

"Tidak. Kau hubungi klien dan bilang meeting besok tetap jadi." kata Narrel tegas. Ia sudah memastikan pada Austin tadi.

"Baik." ucap Iren. Ia sudah bersiap-siap mau kembali namun terhenti karena suara Narrel.

"Iren,"

Iren berbalik.

"Iya, ada lagi?" tanyanya menatap Narrel.

"Aku akan mengirim alamat hotel padamu lalu kau ke sana ambil barang-barang milik istri baru Austin dan langsung antarkan ke rumahnya." jelas Narrel panjang lebar.

"Rumah tuan Austin?" tanya Iren biar lebih jelas. Narrel mengangguk.

"Baik. Kalau begitu saya permisi." ujarnya.

Narrel menyandarkan diri di kursi kerjanya lagi. Dari sekian karyawan kantor yang heboh mendengar pernikahan mendadak bos mereka, pria itu baru sadar hanya Iren yang biasa-biasa saja bahkan terkesan tidak peduli. Iren memang terkenal gadis robot di kantor mereka karena gayanya yang selalu datar seperti tidak ada jiwanya. Narrel merasa lucu sendiri tiap kali mengingat gaya bicara Iren, asisten yang sudah cukup lama bekerja dibawahnya itu.

Meski sangat kaku, Iren sudah punya pacar. Narrel jadi heran bagaimana caranya berkomunikasi dengan pacarnya. Apakah sekaku itu juga?

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Kapan ya kelakuannya Ain itu berubah hargai dengan perkataan dulu sebelum perbuatan

2024-09-17

0

Chen Chen

Chen Chen

ini sikapnya ainsley sok banget yaa jd cew udah biasa g cakep pula miskin pula mana ada sih wanita seperti ini nolak laki2 tampan & kaya? karakter nya jutek & kasar pula..
10 miliar lu jual perawan pun siapa yg mau beli? gak tau diri amat..

2024-01-23

2

Rita

Rita

banyakin stock sabar Austin buat hadapin Ainsley

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 82
84 Chapter 85
85 Chapter 86
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 82
84
Chapter 85
85
Chapter 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!