Dendam Sang Pewaris

Dendam Sang Pewaris

Kekejaman Seorang Paman

"Malam ini kalian harus membunuh mereka semua, jangan sampai ada yang masih hidup, Setelah ini saya akan menjadi pewaris satu-satunya  Dirgantara Company ha..ha..ha..."

Bramantyo Dirgantara adalah anak sulung dari keluarga Dirgantara, dia sangat terobsesi untuk menjadi pewaris tunggal Dirgantara Company yang sudah di rintis dari Nol oleh ayahnya itu, Dia mempunyai seorang adik yang bernama Pramana Dirgantara yang sekarang menjabat sebagai CEO Dirgantara Company.

Karena rasa iri kepada Adiknya Bram merencanakan pembunuhan terhadap semua keluarganya tanpa terkecuali hanya karena keinginannya menjadi satu-satunya pewaris tunggal Perusahaan tersebut.

Di ruangan lain terlihat Pram menelpon istrinya dengan rasa panik yang teramat besar.

"Hallo sayang, kamu bawa putri kita pergi jauh dari sini, kalau perlu kamu bawa dia ke tengah hutan, dan jangan lupa kamu bawa Kotak tua yang ada di lemari bersama kalian,"

"Tapi Kenapa mas ?

"Kamu jangan banyak tanya, cepat lakukan apa yang aku perintahkan, nanti aku akan menyusul kalian ,"

Dor....Dor...

Aaaaaagghh...

"Cepat pergi...aaaaaagghhh...

"Berani-beraninya kamu menyuruh istrimu buat pergi dari sini adik ku tercinta, kamu pikir aku tidak  bisa menemukan mereka, Ha..ha..kamu salah besar Pramana..."

"Bunuh Aku kak...tolong jangan sakiti istri dan anakku ...Kalau kamu mau Semua Harta ayah kamu ambil semuanya asalkan kamu jangan pernah menyakiti mereka,"  mohon Pram

"Terlambat Pram...Aku sudah terlanjur sakit hati pada kalian semua, kamu ingat saat Ayah memberi tanggung jawab Dirgantara Company kepadamu  kamu tau betapa hancur hati aku Pram, Aku adalah kakak mu Pram, aku lebih tua darimu tapi kenapa Ayah menobatkan kamu sebagai CEO perusahaan Dirgantara Company untuk menggantikannya, kenapa kamu melangkahiku Pram..kenapa..."

"Itu bukan salah Ayah kak, Ayah pernah memberi tanggung jawab padamu dulu untuk mengurus perusahaannya yang ada di Bali, tapi apa yang kamu lakukan, kamu malah mengabaikannya kak, perusahaan itu Bangkrut di tangan mu, jadi jangan salahkan mereka kalau memberi tanggung Jawab Perusahaan Dirgantara Company kepadaku...itu semua adil kan...

Dor...

Aaaaaggghhhh...

Bram kembali menembak kaki Pramana

"Jadi kamu menyalahkan aku  begitu, bagus...bagus Pram, semua memang salah ku, aku memang anak yang gak becus di mata ayah, kamu Ingat saat kita sekolah dulu, Ayah mengantarkan kamu dengan mobil mewahnya sedangkan aku..apa yang aku dapat, hanya sebuah motor butut, itu yang kamu bilang adil hah..."

"Dan Hari ini aku akan buktikan siapa yang hebat diantara kita, selamat tinggal Pramana Dirgantara, sampai ketemu di Neraka...

Dor...dor...

"Cepat pergi..." teriak Pramana sebelum akhirnya mengerang meregang nyawa.

Sementara di sebuah Mansion, Luna mengambil peti tua di dalam lemari bajunya dan memasukkannya ke dalam sebuah tas kecil lalu memakaikannya kepada putri semata wayangnya.

Kenzia Astuti Dirgantara, Gadis yang masih berusia 15 tahun itu kaget melihat Ibunya yang sangat panik setelah menerima telpon dari ayahnya.

"Nak ayo kita pergi sebelum anak buah paman mu datang kemari ," ajak Luna Ibunya Kenzia

"Tapi Ma Papa gimana ?

"Papa nanti akan menyusul kita, sebaiknya kita pergi dulu dari sini agar kita selamat sayang,"

Mereka pun akhirnya pergi dengan menaiki sebuah mobil yang di supiri oleh supir pribadi mereka.

Tapi bukannya mengarah menjauhi Kota itu namun mobil itu mengarah ke Perusahaan mereka.

Luna yang menyadari itu langsung berpura-pura hendak membeli sesuatu dan menyuruh supir untuk menghentikan mobilnya di sebuah warung dekat dengan pemukiman kumuh di pinggir kota.

"Pak nanti tolong hentikan mobilnya di warung itu ya, ada sesuatu yang ingin saya beli dulu," suruhnya

"Baik Nyonya,"

Tanpa merasa curiga supir itu langsung menghentikan mobilnya di sebuah warung yang ada di pinggir jalan itu.

Luna dan Kenzia masuk ke dalam warung itu.

"Pak..tolong kami pak, kami mau di culik pak, tolong bantu kami melarikan diri dari pemilik mobil itu ?" ucap Luna memohon kepada pemilik warung itu.

" Apa...!Apakah saya harus memberitahukan kepada warga di sini agar mereka membantu kalian juga ," tanya pemilik warung itu

"Jangan pak, kami tidak ingin melibatkan bapak dan warga di sini dalam masalah kami, tolong tunjukan saja jalan keluar selain pintu depan kepada kami agar kami bisa melarikan diri dari mereka," pintanya

pemilik warung itu akhirnya membawa Luna dan anaknya menuju ke pintu belakang warung tersebut.

"Mbak..dari sini kalian lurus saja dan  ikuti saja jalan di pinggir sungai maka kalian akan menemukan hutan setelah itu," ujar Pemilik warung itu.

"Terima kasih pak, saya tidak bisa membalas kebaikan bapak,"

"Sama -sama Mbak saya pun senang bisa membantu orang yang kesusahan, hati-hati ya mbak..." ucap pemilik warung itu.

Luna dan putrinya pun berlari meninggalkan warung itu.

Supir mobil itu sudah merasa curiga karena sudah setengah Jam dia menunggu tapi Luna dan putrinya tidak keluar juga dari warung tersebut.

Dia kemudian turun dan masuk ke adalam warung itu.

"Pak..apa tadi ada seorang wanita dan anak kecil yang masuk ke warung ini ?" tanya Supir itu

"Perasaan dari tadi tidak ada yang masuk ke warung saya mas ," ujar pemilik warung itu.

Supir itu mengeluarkan pistol dari sakunya dan menodongkan ke arah Pemilik warung itu sehingga pemilik warung itu ketakutan dan mengatakan semuanya kepada supir itu.

Setelah memukul pemilik warung tersebut terlihat si supir menelpon seseorang.

"Halo Bos Bu Luna dan putrinya melarikan diri di daerah kampung X dan menurut warga di sana mereka lari menyusuri aliran sungai yang tak jauh dari sana,"

"Cepat kejar, kalau kamu tidak bisa menemukannya maka kepala kamu yang jadi tumbalnya," ucap orang di seberang telpon.

Si supir kemudian mengejar Luna, karena jalan itu sempit dan tak bisa di lewati oleh mobil maka si supir mengejarnya dengan menggunakan motor milik Si pemilik warung yang di ambil paksa darinya.

Si supir menyusuri jalan yang berada di pinggir sungai itu, ternyata benar adanya kalau Luna dan Putrinya sedang berlari di jalan itu menuju ke sebuah hutan.

Luna yang melihat sebuah motor melaju kencang ke arah mereka dan yang lebih membuatnya kaget adalah pengendara motor tersebut ternyata adalah supir yang mereka tinggalkan tadi.

"Kenzia sayang..kamu harus hidup nak, kamu harus membalaskan dendam Ayah dan Ibu, jangan sekali-kali kamu mempercayai apa yang di katakan oleh Paman mu Bramantyo karena dia tidak akan pernah berubah ya sayang...maafkan ibu nak," ucap Luna lalu mendorong Kenzia ke dalam Sungai

Dor...dor...

Sebuah tembakan mengenai dada Luna, Kenzia sempat melihat sebuah peluru menembus dada Ibunya itu...

"Mama...." teriak kenzia sebelum akhirnya dia masuk ke dalam aliran sungai yang sangat deras itu.

*

*

Uhuuk..uhuuk...

Kenzia terbatuk dan mengeluarkan air dari mulutnya.

"Syukurlah nak kamu bisa selamat, nenek sangat khawatir sama kamu," ucap seorang nenek tua berpakaian lusuh yang berada di depan Kenzia sekarang.

"Aku Dimana ?, Nenek siapa ?

"Kamu berada di pinggir Hutan Nak, nenek menemukan kamu di pinggir sungai tadi ketika nenek mencari kayu bakar." ucap Nenek tersebut.

"Jadi semua ini nyata nek, ini bukan mimpi ?" kenzia menagis meraung-raung mengingat Ibunya  bersimbah darah tepat di depan matanya. Kenzia mengepalkan tinjunya dia harus kuat seperti yang di katakan ibunya agar bisa membalaskan dendam mereka kepada Pamannya yang sudah begitu kejam membunuh kedua orang tuanya itu.

"Ayo nak kita pulang ke gubuk nenek ," ajak Nenek yang bernama Nuri itu.

"Awww...

Ringis Kenzia, terlihat kakinya berdarah dan terasa perih sekali sehingga dia tidak bisa berjalan sempurna.

Nenek Nuri mengendong Kenzia dan meninggalkan kayu bakarnya di sana menuju ke gubuknya.

"Nak Ini gubuk Nenek, maaf nenek adalah seorang Janda yang miskin kalau kamu tidak keberatan kamu bisa tinggal bersama nenek di sini, oh ya nama kamu siapa nak, dan Orang tua kamu di mana ?" tanya nya

"Aku Kenzia Astuti, aku anak yatim piatu Nek,"  Kenzia sengaja tidak memberitahukan nama belakangnya agar suruhan Pamannya itu tidak bisa menemukannya.

" Maafkan Nenek yang membuat kamu sedih dengan pertanyaan Nenek tadi, Nama kamu bagus sekali nak,"

" Biasa saja nek, Terima kasih karena nenek sudah mau memberikan tempat tinggal buat ku nek,"

"Kamu sangat sopan sekali Kenzia,  nenek sangat senang karena bisa menemukan kamu dan sekarang nenek tidak sendirian lagi deh,"

"Kamu sekarang istirahat dulu, nenek mau mencari obat buat mengobati kaki mu yang terluka, oh ya tadi nenek juga menemukan sebuah tas kecil bersama kamu nak," ucap Nenek Nuri lalu mengambil tas itu dan menyerahkannya kepada Kenzia

"Kalau begitu Nenek pergi dulu ya nak, kamu istirahat saja di rumah jangan kemana-mana loh ," pamit nya

Sepeninggalnya Nenek Nuri , Kenzia  mulai membuka tas itu lalu dia mengeluarkan sebuah Kotak tua dari dalam tas itu, Netranya melihat ada sebuah ukiran yang bertuliskan (Ketika kamu berusia 20 tahun maka carilah seorang Ahli Kunci bernama Lucki, hanya dia yang mempunyai Kunci cadangan kotak ini, Semoga berhasil Putri kesayangan Ayah, Pramana ) begitu bunyi ukirannya.

"Sebenaranya apa yang ada di dalam kotak ini, aku harus mencari orang yang bernama Lucki itu agar aku segera mendapatkan Kuncinnya." guman Ken kemudian memasukkan kembali Kotak tersebut ke Dalam Tas nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Favoritin ya 😊😊

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Kuulek baru tau rasa paman kejam

2022-10-05

0

Dani irwandi

Dani irwandi

jadi ke inget pamanku yg sudah meninggal dan aku dulu di asuh olehnya

2022-09-23

0

Wahyuni

Wahyuni

Paman macam apa itu hah, keterlaluan

2022-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!