NovelToon NovelToon

Dendam Sang Pewaris

Kekejaman Seorang Paman

"Malam ini kalian harus membunuh mereka semua, jangan sampai ada yang masih hidup, Setelah ini saya akan menjadi pewaris satu-satunya  Dirgantara Company ha..ha..ha..."

Bramantyo Dirgantara adalah anak sulung dari keluarga Dirgantara, dia sangat terobsesi untuk menjadi pewaris tunggal Dirgantara Company yang sudah di rintis dari Nol oleh ayahnya itu, Dia mempunyai seorang adik yang bernama Pramana Dirgantara yang sekarang menjabat sebagai CEO Dirgantara Company.

Karena rasa iri kepada Adiknya Bram merencanakan pembunuhan terhadap semua keluarganya tanpa terkecuali hanya karena keinginannya menjadi satu-satunya pewaris tunggal Perusahaan tersebut.

Di ruangan lain terlihat Pram menelpon istrinya dengan rasa panik yang teramat besar.

"Hallo sayang, kamu bawa putri kita pergi jauh dari sini, kalau perlu kamu bawa dia ke tengah hutan, dan jangan lupa kamu bawa Kotak tua yang ada di lemari bersama kalian,"

"Tapi Kenapa mas ?

"Kamu jangan banyak tanya, cepat lakukan apa yang aku perintahkan, nanti aku akan menyusul kalian ,"

Dor....Dor...

Aaaaaagghh...

"Cepat pergi...aaaaaagghhh...

"Berani-beraninya kamu menyuruh istrimu buat pergi dari sini adik ku tercinta, kamu pikir aku tidak  bisa menemukan mereka, Ha..ha..kamu salah besar Pramana..."

"Bunuh Aku kak...tolong jangan sakiti istri dan anakku ...Kalau kamu mau Semua Harta ayah kamu ambil semuanya asalkan kamu jangan pernah menyakiti mereka,"  mohon Pram

"Terlambat Pram...Aku sudah terlanjur sakit hati pada kalian semua, kamu ingat saat Ayah memberi tanggung jawab Dirgantara Company kepadamu  kamu tau betapa hancur hati aku Pram, Aku adalah kakak mu Pram, aku lebih tua darimu tapi kenapa Ayah menobatkan kamu sebagai CEO perusahaan Dirgantara Company untuk menggantikannya, kenapa kamu melangkahiku Pram..kenapa..."

"Itu bukan salah Ayah kak, Ayah pernah memberi tanggung jawab padamu dulu untuk mengurus perusahaannya yang ada di Bali, tapi apa yang kamu lakukan, kamu malah mengabaikannya kak, perusahaan itu Bangkrut di tangan mu, jadi jangan salahkan mereka kalau memberi tanggung Jawab Perusahaan Dirgantara Company kepadaku...itu semua adil kan...

Dor...

Aaaaaggghhhh...

Bram kembali menembak kaki Pramana

"Jadi kamu menyalahkan aku  begitu, bagus...bagus Pram, semua memang salah ku, aku memang anak yang gak becus di mata ayah, kamu Ingat saat kita sekolah dulu, Ayah mengantarkan kamu dengan mobil mewahnya sedangkan aku..apa yang aku dapat, hanya sebuah motor butut, itu yang kamu bilang adil hah..."

"Dan Hari ini aku akan buktikan siapa yang hebat diantara kita, selamat tinggal Pramana Dirgantara, sampai ketemu di Neraka...

Dor...dor...

"Cepat pergi..." teriak Pramana sebelum akhirnya mengerang meregang nyawa.

Sementara di sebuah Mansion, Luna mengambil peti tua di dalam lemari bajunya dan memasukkannya ke dalam sebuah tas kecil lalu memakaikannya kepada putri semata wayangnya.

Kenzia Astuti Dirgantara, Gadis yang masih berusia 15 tahun itu kaget melihat Ibunya yang sangat panik setelah menerima telpon dari ayahnya.

"Nak ayo kita pergi sebelum anak buah paman mu datang kemari ," ajak Luna Ibunya Kenzia

"Tapi Ma Papa gimana ?

"Papa nanti akan menyusul kita, sebaiknya kita pergi dulu dari sini agar kita selamat sayang,"

Mereka pun akhirnya pergi dengan menaiki sebuah mobil yang di supiri oleh supir pribadi mereka.

Tapi bukannya mengarah menjauhi Kota itu namun mobil itu mengarah ke Perusahaan mereka.

Luna yang menyadari itu langsung berpura-pura hendak membeli sesuatu dan menyuruh supir untuk menghentikan mobilnya di sebuah warung dekat dengan pemukiman kumuh di pinggir kota.

"Pak nanti tolong hentikan mobilnya di warung itu ya, ada sesuatu yang ingin saya beli dulu," suruhnya

"Baik Nyonya,"

Tanpa merasa curiga supir itu langsung menghentikan mobilnya di sebuah warung yang ada di pinggir jalan itu.

Luna dan Kenzia masuk ke dalam warung itu.

"Pak..tolong kami pak, kami mau di culik pak, tolong bantu kami melarikan diri dari pemilik mobil itu ?" ucap Luna memohon kepada pemilik warung itu.

" Apa...!Apakah saya harus memberitahukan kepada warga di sini agar mereka membantu kalian juga ," tanya pemilik warung itu

"Jangan pak, kami tidak ingin melibatkan bapak dan warga di sini dalam masalah kami, tolong tunjukan saja jalan keluar selain pintu depan kepada kami agar kami bisa melarikan diri dari mereka," pintanya

pemilik warung itu akhirnya membawa Luna dan anaknya menuju ke pintu belakang warung tersebut.

"Mbak..dari sini kalian lurus saja dan  ikuti saja jalan di pinggir sungai maka kalian akan menemukan hutan setelah itu," ujar Pemilik warung itu.

"Terima kasih pak, saya tidak bisa membalas kebaikan bapak,"

"Sama -sama Mbak saya pun senang bisa membantu orang yang kesusahan, hati-hati ya mbak..." ucap pemilik warung itu.

Luna dan putrinya pun berlari meninggalkan warung itu.

Supir mobil itu sudah merasa curiga karena sudah setengah Jam dia menunggu tapi Luna dan putrinya tidak keluar juga dari warung tersebut.

Dia kemudian turun dan masuk ke adalam warung itu.

"Pak..apa tadi ada seorang wanita dan anak kecil yang masuk ke warung ini ?" tanya Supir itu

"Perasaan dari tadi tidak ada yang masuk ke warung saya mas ," ujar pemilik warung itu.

Supir itu mengeluarkan pistol dari sakunya dan menodongkan ke arah Pemilik warung itu sehingga pemilik warung itu ketakutan dan mengatakan semuanya kepada supir itu.

Setelah memukul pemilik warung tersebut terlihat si supir menelpon seseorang.

"Halo Bos Bu Luna dan putrinya melarikan diri di daerah kampung X dan menurut warga di sana mereka lari menyusuri aliran sungai yang tak jauh dari sana,"

"Cepat kejar, kalau kamu tidak bisa menemukannya maka kepala kamu yang jadi tumbalnya," ucap orang di seberang telpon.

Si supir kemudian mengejar Luna, karena jalan itu sempit dan tak bisa di lewati oleh mobil maka si supir mengejarnya dengan menggunakan motor milik Si pemilik warung yang di ambil paksa darinya.

Si supir menyusuri jalan yang berada di pinggir sungai itu, ternyata benar adanya kalau Luna dan Putrinya sedang berlari di jalan itu menuju ke sebuah hutan.

Luna yang melihat sebuah motor melaju kencang ke arah mereka dan yang lebih membuatnya kaget adalah pengendara motor tersebut ternyata adalah supir yang mereka tinggalkan tadi.

"Kenzia sayang..kamu harus hidup nak, kamu harus membalaskan dendam Ayah dan Ibu, jangan sekali-kali kamu mempercayai apa yang di katakan oleh Paman mu Bramantyo karena dia tidak akan pernah berubah ya sayang...maafkan ibu nak," ucap Luna lalu mendorong Kenzia ke dalam Sungai

Dor...dor...

Sebuah tembakan mengenai dada Luna, Kenzia sempat melihat sebuah peluru menembus dada Ibunya itu...

"Mama...." teriak kenzia sebelum akhirnya dia masuk ke dalam aliran sungai yang sangat deras itu.

*

*

Uhuuk..uhuuk...

Kenzia terbatuk dan mengeluarkan air dari mulutnya.

"Syukurlah nak kamu bisa selamat, nenek sangat khawatir sama kamu," ucap seorang nenek tua berpakaian lusuh yang berada di depan Kenzia sekarang.

"Aku Dimana ?, Nenek siapa ?

"Kamu berada di pinggir Hutan Nak, nenek menemukan kamu di pinggir sungai tadi ketika nenek mencari kayu bakar." ucap Nenek tersebut.

"Jadi semua ini nyata nek, ini bukan mimpi ?" kenzia menagis meraung-raung mengingat Ibunya  bersimbah darah tepat di depan matanya. Kenzia mengepalkan tinjunya dia harus kuat seperti yang di katakan ibunya agar bisa membalaskan dendam mereka kepada Pamannya yang sudah begitu kejam membunuh kedua orang tuanya itu.

"Ayo nak kita pulang ke gubuk nenek ," ajak Nenek yang bernama Nuri itu.

"Awww...

Ringis Kenzia, terlihat kakinya berdarah dan terasa perih sekali sehingga dia tidak bisa berjalan sempurna.

Nenek Nuri mengendong Kenzia dan meninggalkan kayu bakarnya di sana menuju ke gubuknya.

"Nak Ini gubuk Nenek, maaf nenek adalah seorang Janda yang miskin kalau kamu tidak keberatan kamu bisa tinggal bersama nenek di sini, oh ya nama kamu siapa nak, dan Orang tua kamu di mana ?" tanya nya

"Aku Kenzia Astuti, aku anak yatim piatu Nek,"  Kenzia sengaja tidak memberitahukan nama belakangnya agar suruhan Pamannya itu tidak bisa menemukannya.

" Maafkan Nenek yang membuat kamu sedih dengan pertanyaan Nenek tadi, Nama kamu bagus sekali nak,"

" Biasa saja nek, Terima kasih karena nenek sudah mau memberikan tempat tinggal buat ku nek,"

"Kamu sangat sopan sekali Kenzia,  nenek sangat senang karena bisa menemukan kamu dan sekarang nenek tidak sendirian lagi deh,"

"Kamu sekarang istirahat dulu, nenek mau mencari obat buat mengobati kaki mu yang terluka, oh ya tadi nenek juga menemukan sebuah tas kecil bersama kamu nak," ucap Nenek Nuri lalu mengambil tas itu dan menyerahkannya kepada Kenzia

"Kalau begitu Nenek pergi dulu ya nak, kamu istirahat saja di rumah jangan kemana-mana loh ," pamit nya

Sepeninggalnya Nenek Nuri , Kenzia  mulai membuka tas itu lalu dia mengeluarkan sebuah Kotak tua dari dalam tas itu, Netranya melihat ada sebuah ukiran yang bertuliskan (Ketika kamu berusia 20 tahun maka carilah seorang Ahli Kunci bernama Lucki, hanya dia yang mempunyai Kunci cadangan kotak ini, Semoga berhasil Putri kesayangan Ayah, Pramana ) begitu bunyi ukirannya.

"Sebenaranya apa yang ada di dalam kotak ini, aku harus mencari orang yang bernama Lucki itu agar aku segera mendapatkan Kuncinnya." guman Ken kemudian memasukkan kembali Kotak tersebut ke Dalam Tas nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Favoritin ya 😊😊

Bertemu Pangeran Tampan

Tak terasa lima tahun sudah berlalu, Astuti hidup bersama dengan Nenek Nuri, walaupun serba kekurangan dia sangat bahagia tinggal di sana karena Nenek Nuri sangat menyayanginya layaknya cucunya sendiri.

Hari ini adalah hari ulang tahun Ken yang ke 20, sesuai dengan apa yang tertulis di tutup Kitak Tua peninggalan Ayahnya Sejak dari hari ini dia sudah harus mencari Lucki sang Ahki Kunci agar dia mengetahui isi kotak tersebut.

Ken mencari cara agar Nenek Nuri memperbolehkannya pergi dari sana mengingat Nenek Nuri sudah sangat tua, Ken khawatir jika dia pergi Nenek nuri pasti kesepian di masa tuannya.Akan tetapi dia juga harus melaksanakan amanat Almarhum Ayahnya itu. Ken sangat di lema ketika itu dan akhirnya dia memutuskan untuk Melakukan apa yang tersirat di dalam hatinya.

Kenzia sudah siap dengan Tas Ransel di punggungnya.

“Nek Ken mohon pamit ya, Ken harus kembali Ke kota hari ini karena Ken sudah berusia 20 tahun sekarang,"

"Hu.. hu.. hu.. Tega kamu Ken meninggalkan Nenek Sendiri di sini, Nenek pasti kesepian tinggal sendirian,"

"Nenek ku sayang, jangan nangis terus dong, dari awal Ken sudah cerita kan sama nenek, Ken tidak bisa tinggal selamanya di sini karena Ken harus mencari seseorang sesuai wasiatnya papa Ken,"

"Iya Nenek tahu Ken, tapi Nenek boleh ikut ya.. ya..,"

"Nenek kota itu sangat jauh, Ken tidak mau Nenek kecapean di jalan, Ken Janji kalau Ken sudah menemukan orang itu Ken pasti kembali,"

"Janji ya ," ucap Nenek lalu memeluk Kenzia erat.

"Iya nenek cantik ," Ken mengecup kening Nenek Nuri dengan lembut sehingga tangis Nenek semakin kencang, reflek Kenzia mencomot bibir Nenek Nuri menggunakan jari-jari lentiknya sehingga Nenek Nuri seketika terdiam.

"Hati-hati ya Ken, Doa nenek menyertaimu ,"

"Ken Pergi dulu ya Nek, See You..!

Dengan bercucuran Air mata Kenzia mulai melangkahkan kakinya dengan semangat, hari ini perjalanan jauh akan dia tempuh demi menunaikan wasiat dari Papanya.

Setelah setengah perjalanan menyusuri hutan pinus dengan berjalan kaki, Ken beristirahat di bawah sebuah pohon di pinggir jalan setapak itu.

Aaaaaghh...

Terdengar rintihan pilu dari balik semak-semak , Ken kaget mendengarnya, tak lama kemudian suara itu kembali terdengar dan Ken pun kemudian memberanikan dirinya untuk menerobos semak-semak itu.

Di balik semak-semak itu ternyata ada seorang pemuda berperawakan tinggi putih yang berpakaian serba hitam sedang merintih kesakitan, Ken menghampiri pemuda itu.

"Kakak tidak apa-apa ?" Dengan perasaan takut Ken memberanikan diri untuk bertanya kepada pemuda itu.

"Haus...tolong beri saya air..," ucap pemuda itu serak. Ken sangat kasihan melihatnya kemudian dia memberikan Botol air di tangannya kepada pemuda itu.

"Ini kak, aku hanya punya sebotol air ," pemuda itu mengambil air di tangan Ken lalu segera meminumnya.

"Terima kasih , Nama kamu siapa ?" Kenzia masih takut kepada pemuda itu.

"Jangan takut, saya bukan orang jahat kok,"

"Nama aku Ken kak, kalau kakak siapa ?"

"Aku Kenta," Jawabnya

"Kak Kenta bahunya kenapa ?" tanya Kenzia, tapi bukannya menjawab pertanyaannya Kenta malah berteriak lagi yang membuat Kenzia menghampirinya.

"Kenapa bahu kakak terluka begini, ini harus secepatnya di obati, ayo kak Kenta Ken bawa ke Rumah sakit,"

" Tidak usah Ken, Aku boleh minta tolong Enggak sekali lagi sama kamu, apa kamu mau membantu Aku ?" Ken mengangguk

"Tolong kamu keluarkan peluru dari bahu Aku," Ken kaget mendengar kata peluru.

"Kakak kena tembak ?" Kenta menganggukkan kepalanya

"Kenapa kakak tertembak, apa kakak penjahat ? ," Ken mundur beberapa langkah menjauhi Kenta

"Tolonglah saya Ken, saya sudah tidak tahan lagi ,Aaagghhh..." teriaknya lagi sambil memegang bahunya, Kenzia kembali kaget ketika dia melihat banyak sekali darah yang keluar dari bahu Kenta

Karena jiwa kemanusiaannya sangat besar akhirnya Kenzia memutuskan untuk menolong Kenta, dengan tangan gemetar dia

mengeluarkan sebutir timah panas dengan hati-hati dari bahu Kenta itu dengan menggunakan pisau, setelah dia berhasil dia mengambil beberapa daun-daun yang sering Nenek Nuri gunakan saat dia terluka kemudian dia mulai menghancurkannya dengan mulutnya  seperti yang sering Neneknya lakukan lalu menaruhnya di lukanya Kenta dan mengikatnya dengan sobekan bajunya.

"Terima kasih Ken, saya tidak akan pernah melupakan kebaikaanmu  hari ini," ucap Kenta lalu hendak pergi, namun dia terduduk kembali karena kondisi tubuhnya sangat lemah.

"Kak Kenta Enggak apa-apa ? sebaiknya Kak Kenta ikut aku pulang ke rumah," ajaknya

Kenzia dan Kenta kemudian berjalan menyusuri jalan setapak itu dan kembali ke Gubuk Nenek Nuri.

"Huff..akhirnya sampai juga di Istanaku, ayo kak Kenta kita masuk ke dalam,"

Kenta menjatuhkan rahangnya melihat gubuk reot yang hampir tumbang itu dan melihat Kenzia bahagia ketika berada di rumah yang tidak pantas di sebut dengan sebuah rumah itu.

"Kenapa kak, ngeri ya melihat rumah seindah ini, ha.. ha.. awalnya aku juga merasa begitu kak, tapi lama-kelamaan rumah ini bagai istana buatku," ucapnya dengan tingkah lucunya.

Kenta pun memasuki rumah itu, walaupun luarnya terlihat reot tapi ketika berada di dalam rumah itu Kenta takjub karena dalamnya sangat bersih dan tertata rapi.

"Nah.. kak Kenta istirahat saja dulu di sini, aku akan membuatkan makanan dulu buat Kak Kenta,"

"Enggak usah Ken, aku masih kenyang kok, kamu duduk di sini saja temani aku ngobrol," Kenzia kemudian berjalan menuju ke arah Kenta dan duduk di sampingnya.

"Oh ya Ken, kamu tinggal sendiri ? orang tua kamu di mana ?

Tess...

Air mata Kenzia jatuh di pipinya.

"Loh kok kamu Menangis sih, maaf kan aku kalau pertanyaan aku ini membuat kamu sedih,"

"Enggak apa-apa kok kak, orang tua aku sudah meninggal kak, mereka di bunuh oleh pamanku sendiri setahun yang lalu, sebenarnya aku ini adalah Putri dari Pengusaha ternama di Jakarta namun Pamanku tega membunuh orang tuaku hanya untuk merebut harta orang tuaku ,"

Entah mengapa Ken merasa nyaman dengan Kenta sehingga dia menceritakan kisah hidupnya yang sangat tragis itu kepadanya.

"Kalau boleh tahu siapa nama Papa kamu itu, siapa tahu aku kenal karena aku juga berasal dari Jakarta ,"

Papaku bernama Pramana Dirgantara, dia adalah pemilik perusahaan Dirgantara Company."

"Apa..." kaget Kenta

Jadi kamu adalah Kenzia Astuti Dirgantara ?" Ken mengerutkan keningnya.

"Dari mana kak Kenta mengetahui kalau nama aku Kenzia ?"

"Aku ini Kenta..Kenta Anggara anak dari Rendi Anggara Asisten papa Kamu ," jelas Kenta.

"Jadi kak Kenta adalah anaknya Om Rendi Asisten pribadi Papa ?"

"Iya Kenzia, Papaku juga di bunuh oleh Paman Bram persis ketika Papa kamu di bunuh juga olehnya.

Kenzia hanya mematung mendengar cerita dari Kenta.

" Berarti apa yang di katakan oleh Mama benar kak, Papa di bunuh oleh Paman Bram ?

"Iya Ken, aku juga tidak menyangka kalau Paman Bram setega itu ,oh ya kamu kenapa bisa berada di sini, bukankah menurut berita kamu kecelakaan bersama Ibu mu ?"

"Tidak Kak, itu tidak benar, Mama di tembak oleh seseorang dan aku di dorong oleh Mama ke dalam sungai dan beruntung aku di selamatkan oleh Nenek dan membawaku tinggal bersamanya.

Ken melihat wajah Kenta kesakitan, Akhirnya dia menyuruhnya untuk beristirahat .

*

*

Seminggu sudah berlalu, Kenta sudah berangsur-angsur pulih karena dengan telaten Kenzia mengobati Lukanya itu dengqn Bantuan Obat-obatan yang di buat Nenek Nuri tentunya.

Hari ini Kenzia kembali pamit kepada Neneknya untuk melanjutkan perjalanannya mencari juru Kunci itu tapi kali ini dia akan pergi bersama Kenta dan kali ini juga tidak ada adegan tangis-tangisan lagi.

"Semoga kamu cepat menemukan apa yang kamu cari ya Ken, Doa Nenek menyertaimu ,"

"Kami pamit dulu ya nek ,"

Mereka pun pergi dan ketika di perjalanan Kenta mengutarakan keinginannya membawa Kenzia ke Markas Red Scorpion.

"Ken..Kamu mau gak ikut aku ke suatu tempat ?

"Ke mana Kak ?

"Aku akan membawamu ke sebuah tempat yang bisa membuat kamu menjadi kuat agar kamu bisa menjaga diri dari orang jahat dan membalaskan Dendam mu pada Pamanmu itu,"

"Aku mau kak, itulah salah satu tujuan aku kembali ke Kota,"

"Oh syukurlah kalau begitu ?

Mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kota.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

 

Hari Pertama Bekerja

Siapa dia ?" tanya Jacklin ketua perkumpulan Mafia Red Scorpion yang terkenal Sadis dan kejam.

"Dia adik saya Bang,"

Jack menelisik Kenzia dari ujung rambut sampai ke kakinya.

"Apa dia mata-mata ?" tanyanya kembali.

"Ayolah Bang, Abang kan mengenal aku, apa untungnya aku bawa mata-mata ke sini, abang kan tahu sendiri kalau aku ikut gabung di sini hanya untuk menjadi kuat agar bisa membalaskan dendam Orang tuaku,"

"Aku tahu.. Tapi kenapa Kau bawa dia ke sini ?"

"Dia itu bernasib sama kayak aku Bang, orang tua dia juga di bunuh di hari yang sama dengan orang tuaku,"

"Heh Kau.. siapa namamu ?

"Kenzia Bang," jawab Kenzia tanpa ada rasa takut sedikit pun di matanya.

"Kau mau menjadi kuat ?

"Iya Bang..

"Kalau begitu kau lakukan apa yang bisa membuat Aku percaya kalau kaumemang pemberani dan tidak cengeng,"

Kenta kaget mendengar ucapan Jack itu, dia mau menyela namun Kenzia melarangnya. Kenzia masih berdiri di tempatnya.

"Ha.. ha.. ha.. ternyata Kau takut rupanya.. ha.. ha..," semua yang ada di sana menertawakannya.

Kenzia mulai  berjalan mendekati sebilah pisau yang di gunakan oleh Jack untuk memotong buah, dia lalu mengambilnya dan mulai mengukir sebuah nama di lengannya. Darah pun menetes di lengan mulusnya itu, Seketika semua kaget melihat adegan itu .

"Bagaimana sudah percaya kalau aku pemberani dan tidak cengeng, asal kalian semua tahu Dendamku ini mengalahkan rasa sakit di tubuhku ," ucapnya sambil menusukkan pisau itu kembali ke sebuah apel yang ada di piring.

"Kenta Kau tidak salah membawa dia ke mari, Selamat bergabung Kenzia Di Perkumpulan Mafia Red Scorpion ini, Kau pasti akan menjadi gadis terkuat di sini karena Kau satu-satunya wanita di perkumpulan ini," ucap Jack sambil bertepuk tangan.

"Kenta Antar dia ke kamar yang paling atas, Tidak aman untuknya kalau dia berada di kamar bawah dan jangan lupa obati tangannya itu,"

"Baik Bang, Terima kasih banyak Bang ,"

Mereka sudah sampai di lantai paling atas, Di Saat mereka sudah masuk ke kamar, Kenta kaget mendengar Kenzia menangis meraung-raung karena kesakitan.

"Hua.. hua...sakit...,"

"Kenapa kamu menangis ?" Tanya Kenta Datar

"Sakit..hu..hu..

"Kenapa baru sekarang sakitnya, kenapa tadi enggak,"

"Tadi itu banyak orang tau, malu dong kalau aku menangis di sana, hua..hua...,"

"Lagian siapa suruh kamu melukai tanganmu itu, kan bisa mencoba cara lain,"

"Misalnya apa kak ?"

"Aku juga tidak tahu, tapi kamu tidak mesti pakai cara itu kan, kalau kamu salah prediksi bisa berakibat Fatal tadi,"

"Iya..iya..maaf, tapi cara ku ini berhasil kan , tapi tetap saja sakit..hua...hua...," Kenzia kembali menangis.

"Suuttt...jangan bersuara ," Kenta menutup mulut Kenzia karena ada suara langkah kaki yang mengarah ke kamar itu.

Tok...Tok...

Ceklek..

Kenta membuka pintu tersebut, terlihat temannya membawakan sebuah kotak kecil di tangannya.

"Bubuhkan serbuk ini agar luka di tangannya cepat sembuh, dan Jangan lupa mulai besok dia sudah boleh latihan Fisik," ucap orang itu.

"Baik.." ucap Kenta.

"Sini tangan kamu biar aku obati,"

Kenzia menyodorkan tangannya ke arah Kenta, Kenta segera membersihkan Luka Kenzia dengan menggunakan Alkohol lalu membalurkan serbuk rahasia yang di berikan oleh Orang tadi ke lukanya Kenzia.

"Aaaaaaagghhhhh," Kenzia berteriak kesakitan karena Serbuk itu cepat meresap ke dalam Lukanya tapi tak lama kemudian rasa sakit itu berangsur-angsur hilang dan Kenzia merasa heran karena luka di tangannya yang masih basah tapi tidak terasa sakit lagi.

"Itu apa Kak ?"

"Apanya ?

"Itu..yang kak Kenta Taburi tadi di tangan aku ?"

"Oh itu obat rahasia yang di ciptakan oleh Bang Jack sendiri untuk menghilangkan rasa sakit saat terluka, Bagaimana sakitnya sudah hilang kan ?"

"Iya kak...Tangan aku enggak sakit lagi," ucap Kenzia senang.

"Ya sudah kalau begitu Kamu mandi Sana, habis itu istirahat karena sebentar lagi pagi akan datang,"

"Kak Kenta mau ke mana ?"

"Aku juga mau tidur,"

"Kak Kenta...Jangan pergi ," Kenta berbalik dan mengernyitkan keningnya

"Aku takut sendirian ," ujar Kenzia sambil memegang tangan Kenta.

Kenta tersenyum dan menatap wajah Kenzia yang masih tersisa air mata di pipinya itu dan mulai menghapusnya dengan menggunakan jarinya.

"Kamu berani melukai tangan kamu tapi kenapa kamu tidak berani tidur sendirian ?"

" Ini beda kak, kalau nanti ada yang mengganggu aku gimana?"

"Tenang saja kamu berada di Lantai paling atas, dan tidak ada satu orang pun yang di perbolehkan ke sini tanpa seizin Bang Jak, sudah kamu mandi sana terus istirahat karena besok pagi kamu sudah mulai Latihan ," ujar Kenta lalu pergi dari sana, Kenzia melihat punggung Kenta yang akhirnya hilang di balik Pintu kamar itu.

Kenzia mulai merebahkan tubuhnya di Ranjang yang sangat empuk itu, dia sangat senang karena dia sudah di terima di sana walaupun dia harus mengorbankan lengan mulusnya terluka. Ini semua benar-benar menjadi pengalaman berharga baginya.

*

*

Latihan di mulai...

"Kak.. aku enggak sanggup lagi.. aku seperti mau mati saja rasanya, tulang-tulang ku rasanya rontok semua," Kenzia sudah sangat kelelahan dan rasanya dia ingin menyerah saja.

" Ayo Ken kamu harus semangat dong, Mana Kenzia yang kuat, mana Kenzia yang enggak cengeng, kamu saja berani melukai tanganmu sendiri masak kamu mau menyerah begitu saja, Kamu enggak ingat bagaimana Pamanmu membunuh Ayah dan Ibumu secara keji," ucap Kenta mengingatkan Kenzia akan kejadian yang menimpa ayah dan ibunya.

Kenzia mengepalkan tangannya dan dia berjanji apa pun yang terjadi dia harus menjadi kuat agar bisa membalaskan Dendam pada Pamannya itu. kata-kata Kenta itu menjadi penyemangat baginya agar tidak gampang menyerah dan terus melanjutkan latihannya.

Hari demi hari Kenzia lalui, latihannya  semakin berat saja di jalaninya, namun dia tetap melewati semuanya dengan semangat. Di saat ingin menyerah dia selalu mengingat akan dendamnya sehingga membuatnya semakin bersemangat menjalani pelatihan yang menurutnya sudah di luar batas itu.

Para pelatih pun sangat senang melatihnya Karena selain Kenzia sangat berbakat dia juga bisa membuat mereka tertawa dengan tingkahnya yang lucu sehingga dapat membuat kehidupan mereka yang monoton menjadi sedikit lebih berwarna dengan kehadirannya.

Para Pelatih mengakui kalau Kenzia memang sangat lah hebat, bagaimana tidak Hanya berlatih sebentar saja dia sudah bisa menguasai semuanya dengan baik dan sekarang para pelatih pun dapat di kalahkannya dengan Mudah.

Gubraak....

Pelatih Karatenya jatuh tersungkur terkena tendangan Kenzia

"Bravo.. Bravo...Kau sekarang sudah menjadi Mafia Girl yang tak terkalahkan Ken, mulai sekarang  Kau Aku nobatkan sebagai Queen Mafia di Perkumpulan Red Scorpion ini," ujar Jack sambil bertepuk tangan.

"Terima kasih Om Jack, ini semua berkat Om Jack dan Terima Kasih juga buat semua pelatihku, tanpa kalian aku ini bukan apa-apa," ucao Kenzia sambil menundukkan kepalanya ke arah Jacklin dan beberapa pelatih yang ada di sana.

Semua terharu mendengar ucapannya, Kenzia sangat senang karena dia sudah berhasil melatih dirinya menjadi kuat dan tak terkalahkan dan juga sebentar lagi dia bisa membalaskan Dendamnya.

*

*

Seminggu sudah berlalu, saat ini Kenzia sudah berada di depan Gedung yang menjulang Tinggi yang bertuliskan Dirgantara Company. Dengan penuh Semangat dia melangkahkan kakinya memasuki gedung itu.

Hari ini adalah hari pertama Kenzia bekerja di sana sebagai Cleaning servis, Kenzia segera menuju ke ruang penyimpanan alat kebersihan untuk mengambil peralatan kerjanya akan tetapi ketika dia sedang asik membersihkan Toilet dia di kejutkan oleh suara seorang wanita.

"Heh Lo anak baru ya ?" tanya seorang gadis yang juga memakai seragam yang sama dengan Kenzia dan ber name tag Vira itu.

"Iya kak, salam kenal ya kakak, mohon bimbingannya," ujar Kenzia ramah, dia hendak menyalami gadis itu akan tetapi Gadis tersebut menepis tangan Kenzia dengan kasar.

Kenzia geram tapi dia menahannya karena tidak mau di hari pertama bekerja dia sudah melakukan keributan di sana.

"Heh anak baru, sebagai karyawan baru Lo

harus melakukan apa yang Gua suruh kalau mau bertahan di sini mengerti..!!

"Maaf kak, bukankah kakak juga sama seperti aku ya, kita sama-sama Cleaning servis di sini, kenapa aku harus menuruti kakak, kalau kakak pangkatnya lebih tinggi dari aku ya.. aku sih dengan senang hati melakukannya," ujar Kenzia hendak pergi dari sana tapi tangan Vira mencekalnya.

"Berani Lo sama Gua, cari masalah Lo rupanya," ucap Vira hendak menampar Kenzia .

"Hei ada apa ribut-ribut di sini, ayo kerjakan pekerjaan kalian," ujar seorang OB yang berpakaian sedikit berbeda dengan mereka.

"Ini Pak, anak baru tidak mau membersihkan Lantai yang ada di sini, padahal saya sudah membersihkan toilet tadi," ngadu Vira

"Kamu anak baru itu ya ?

"Iya pak ,"Jawab Ken

"Cepat bersihkan seluruh Lantai sampai Kinclong sebelum semua karyawan datang ," suruh kepala OB yang bernama Rudi.

"Baik Pak ," ucap Ken lalu segera mengerjakan apa yang di suruh oleh Rudi, Senyum mengejek terbit dari bibir Vira.

"Rasain Lo, makannya Lo jangan macam-macam sama  gua ," ucap Vira lalu pergi dari sana.

Kenzia menggepalkan tangannya, Ingin sekali dia meninju mulut cerewet Vira namun dia berpikir kalau dia melakukannya dia pasti akan di pecat dan rencananya akan gagal sebelum berjalan.

"Ken kamu harus kuat, jangan pernah kamu menyerah karena hal sekecil ini, kamu harus bisa melewati semua ini, Semangat Ken ," ucapnya pada diri sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!