"Kiri pak."kata nayla pada supir angkot hingga angkot itu berhenti,nayla segera turun dan berjalan menuju rumahnya yang sudah dekat,hanya perlu sedikit masuk gang yang muat satu mobil,jika melewati jalan itu.
Nayla berjalan dengan perlahan karna kepalanya masih sibuk memikirkan kejadian tadi pagi,bisa bisanya dirinya terjebak permainan reno yang begitu telihat terpuruk.
Jika boleh mengulang nayla lebih baik memilih untuk tidak mengenal reno apalagi keluarganya,meskipun pria itu begitu manis dan perhatian terhadapnya tapi reno sama sekali tidak mampu meringankan beban masalahnya.yang ada pria itu semakin memperkeruh dalam masalah.
Kaki nayla berhenti mendadak melihat sepasang kaki berdiri tepat di hadapannya,nayla langsung mendongakan kepalanya ia terkejut melihat orang tersebut.
"Mau apa kau..?"teriaknya dengan memundurkan langkahnya.
"Hahaha kenapa kau takut?."sentak seorang pria dengan kasar seraya mendorong nayla hingga terjatuh.
"Aauuuhhh.."teriak nayla merintih kesakitan.ia melihat telapak tangannya yang mengeluarkan bercak darah akibat terkena batu tajam.
Tidak cukup itu saja pria itu berjongkok seraya menarik rambut nayla dengan kuat hingga nayla mengeluarkan air mata,kala menahan perih dan sakit pada kepalanya.
"Masih kau menemui pak reno,maka aku akan membuatmu lebih dari ini."decaknya dengan sebuah ancaman.
"Lepasin dia..."
Teriakan itu sontak membuat mereka sama sama menoleh ke asal suara,terutama nayla yang kaget melihat adrian berada di situ yang menatap tajam ke arah mereka.
Adrian mengepalkan tangannya dan menatap sengit pada pria yang tangah menarik rambut nayla,amarahnya kini menjular dalam dirinya segera ia berjalan mendekat.
"Aku bilang lepasin dia.."adrian menarik baju pria itu lalu menghajarnya."Bughh..buggh.."emosinya langsung naik ketika melihat pria yang tengah ia pukuli sudah berani menyakiti seorang wanita dan wanita itu adalah wanita yang akhir akhir ini selalu ada di pikirannya.
Bughh..satu tinjuan mendarat lagi di perut pria itu.hingga pria tersebut tersungkar ke jalan dan perlahan berhasil kabur.
Dengan nafasnya yang kian tersengal adrian melihat nayla yang masih duduk di bawah menahan sakit pada tangannya yang terluka.
Adrian menghampirinya,lalu berjongkok di depannya.
"Mana tanganmu."pintanya dengan tangannya yang meminta.
Nayla hanya diam menatap adrian.ia masih tidak percaya jika bos galak itu sudah menolongnya.
"Aku bilang mana tanganmu.."pinta lagi adrian dengan lembut.
Perlahan nayla mengangkat tangannya yang berdarah dan meletakannya di atas telapak tangan adrian.
Adrian tersenyum kecil,dia mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya kemudian mengikatnya pada telapak tangan nayla agar sedikit menghentikan darahnya.
"Siapa laki laki tadi...?"tanyanya setelah selesai.
"Dia bukan urusan bapak."acuh nayla yang tidak memberi tahu,ia hanya tidak ingin adrian terlibat dalam masalahnya.
"Baiklah jika kau tidak ingin bercerita,aku juga tidak perduli dia siapa."elak adrian padahal di hatinya dia ingin sekali mengetahui siapa pria tadi.
"Kau bisa bangun sendirikan.?"
"Ia.."jawab nayla mengangguk.
Perlahan mereka sama sama berdiri saling berhadapan.
"Kenapa bapak bisa ada di sini..?"tanya nayla.
Adrian yang di tanya tiba tiba menjadi kikuk bingung harus jawab apa."S..saya tadi.saya kebetulan lewat sini."bohongnya.adrian tidak mau nayla sampai tau jika sedari tadi ia mengikutinya.
"Lalu kenapa sampai melihat saya di sini.?"nayla masih bingung kenapa adrian bisa melihatnya,padahal kan jalan raya berada di depan.
"Sudahlah kau jangan mikir macem macem.sekarang di mana rumahmu.?"tanya adrian mengalihkan pembicaraan.
"Rumah saya di situ sudah dekat ko."tunjuk nayla dengan jari telunjuk."oh ia terima kasih bapak sudah menolong saya."ucapnya lagi.
"Kkhmm..sekarang kamu pulang obati lukamu."
"Ia.kalau begitu saya permisi pak."pamit nayla dengan sopan dan melangkah pergi.sebelum langkahnya menjauh ia menengok ke belakang melihat adrian yang masih berdiri memperhatikannya.
Nayla tersenyum kecil dan kembali berjalan menuju rumahnya ia merasa bingung kenapa adrian mau menolongnya bahkan pria itu jadi begitu perhatian padanya mau meminjamkan sapu tangannya untuk mengikat luka tangannya.
Setelah di pastikan nayla masuk ke rumahnya adrian kembali ke mobilnya.ia jadi penasaran dengan pria tadi,siapa sebenarnya pria itu dan kenapa berani menyakiti nayla.
***
Tadi saat adrian melihat nayla menaiki sebuah angkot ia segera meminta abril untuk mengikutinya,dia sendiri pun tidak tahu kenapa dirinya jadi begitu ingin tau tentang gadis itu.
Adrian ingin memastikan jika nayla tidak menemui laki laki yang sangat dia tidak suka.sungguh hari ini kepalanya sudah di penuhi dengan gadis itu.
Dengan senang hati abril mengikuti perintah bosnya dan terus mengemudi mengikuti kemana arah tujuan angkot itu.tepat di depan sebuah gang angkot itu berhenti dan turun nayla wanita yang menjadi sasaran mereka.
"Kenapa kita mengikuti nona nayla pak.?"tanya abril dengan rasa keponya.
"Itu bukan urusanmu.tugasmu hanya menjalankan perintahku."sahut adrian sambil memperhatikan nayla yang berjalan ke dalam sebuah gang.
"Apa kita akan mengikutinya sampai sini.apa bapak tidak akan mengejarnya.?"
"Untuk apa..?"adrian menatap heran pada abril.
"Ya biar bapak tau di mana rumahnya,tarlalu nanggung kalau kita mengikutinya hanya sampai sini."celetuk abril sedikit menggoda.
"Baiklah kau tunggu sini."perintah adrian.dia mengikuti saran abril untuk keluar dan mencoba mengikuti nayla.
Abril menggeleng melihat adrian dari dalam mobil."cinta memang mampu membuat orang terlihat bodoh."gumamnya sambil tersenyum.
...----------------...
Ke esokan paginya nayla terlihat sibuk berkutat di dapur,lastri yang mendengar suara wajan dan spatula pun menjadi heran tidak seperti biasanya lastri melihat nayla pagi pagi sudah berada di dapur.
"Nay kenapa kamu masak pagi pagi?biar ibu saja,tangan kamu kan masih sakit."tanya lastri yang mendekat.
"Tidak apa apa bu,biar aku saja.karna nasi goreng ini untuk bosku."jawab nayla sambil mengaduk aduk nasi goreng.
"Hah..kenapa kamu membuatkannya sarapan.apa kalian ada hubungan?."tanya lagi lastri merasa heran.
"Tidak.aku rasa bosku sedang tidak waras otaknya."celetoh nayla.
"Huss..jangan berbicara sembarangan."
"Lihat saja bu,masa dia menyuruhku membuatkan sarapan untuknya selama dua minggu lagi."
"Apa kau membuat kesalahan kepadanya."lastri menatap nayla sedangkan nayla hanya menaikan kedua bahunya.
"Dia saja yang tidak jelas,mungkin otaknya memang harus di traveling."
"Atau mungkin dia suka sama kamu?jadi dia menyuruhmu masak untuknya."tebak lastri.
"Mana mungkin orang segalak dia suka sama wanita.sudah ah bu aku harus segera berangkat,kalau tidak dia bisa menghukumku lagi."ucap nayla yang sudah siap menenteng bekel untuk bosnya.
"Ya sudah kamu hati hati.ibu tidak mau terjadi apa apa sama kamu."
"Ia bu,aku akan baik baik saja ko.ya sudah aku berangkat mmuach.. muach."Nayla mencium pipi kanan dan kiri lastri lalu bergegas berangkat.
***
Tok tok..
"Masuk.!"
"Maaf pak.ini sarapan yang bapak minta."nayla meletakkan kotak makan yang ia bawa di atas meja.
"Kau memasak apa untukku.?"tanya adrian memandang nayla.
"Nasi goreng dengan telur mata sapi."jawab nayla.
"Kau pikir aku anak kecil."dengus adrian dengan kasar.hingga nayla sedikit tertegun mendengarnya.
"sudah untung di masakin.masih aja marah marah,galak sekali.dasar tak tau berterima kasih."gumam nayla dalam hati.
"Meskipun hanya sebuah nasi goreng.tapi rasanya sangat enak,bapak coba saja dulu karna saya memasaknya spesial untuk bapak sebagai ucapan terima kasih saya karna kemarin bapak sudah menolong saya."ucap nayla terdengar manis,hingga adrian merasa luluh mendengarnya.
"Baiklah aku akan mencobanya."adrian segera membuka kotak makan itu.dan memang berisi nasi goreng dengan telur ceplok mata sapi yang di buat seperti ekspresi orang yang sedang marah.membuat adrian diam diam tersenyum kecil.
"Kalau begitu saya permisi pak."
"Mau kemana kamu?kebiasaan sekali.saya kan belum menyuruhmu untuk keluar."titah adrian yang membuat nayla mengurungkan langkahnya.
"Temani saya sarapan.karna saya ingin memastikan kalau buatan nasi gorengmu ini enak."katanya lagi menatap nayla yang menggigit bibir bawahnya.sungguh manis melihatnya.
Adrian langsung melahap satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya dan memang rasanya tidak kalah dari restaurant mahal.diam diam adrian mengagumi nayla yang ternyata pintar memasak.
"Bagaimana pak.?"tanya nayla.
"Lumayan."jawab adrian."Bagaimana dengan tanganmu.?"tanyanya menatap nayla.
"Sudah tidak apa apa ko pak."balas nayla."Oh ia ini sapu tangan bapak.terima kasih karna bapak sudah menolong saya dan meminjamkan sapu tangan ini."tuturnya lagi dengan menyerahkan sapu tangan pada adrian.
"Khhmm.ia."jawab adrian dengan mengambil sapu tangannya.
Nayla hanya diam memperhatikan adrian yang begitu pokus menghabiskan nasi goreng buatannya.mungkin adrian akan ketagihan dan minta di buatkan lagi,karna rasanya yang enak.
Setelah aktivitas makannya selesai adrian baru menyuruh nayla kembali ke tempat kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments