Tekadnya yang kuat memberanikan dirinya untuk mengambil sebuah keputusan,dalam sebuah perjalanan cinta memang membutuhkan yang namanya perjuangan.tapi kini justru reno ingin memperjuangkannya di saat nayla sudah menyerah,tidak ada kata terlamat bagi reno untuk mendapatkan cintanya kembali.
Siang ini reno berada di sebuah supermaket dan hendak membayar belanjaan yang akan dia beli untuk keperluannya beberapa hari ke depan.
"Maaf pak,kartu ini tidak bisa di gunakan."kata pelayan kasir.
Reno menyernyit bingung"Kenapa ini?."
"Coba yang ini.."ia kembali menyerahkan kartu kredit yang lain.
"Ini juga tidak bisa pak."kata pelayan kasir lagi dengan menyerahkan kembali kartu itu.
Sudah empat kartu tapi tetap saja tidak bisa,reno berpikir dalam kepalanya Kenapa semua kartu kreditnya tidak bisa di gunakan,bagaimana ia akan menjalani hidupnya jika tanpa kartu kredit itu.bahkan ia sangat yakin jika ini adalah ulah mama dan papanya.
"Ya sudah.aku tidak jadi belanja."katanya dengan sedikit malu.
Reno melangkah lebar agar cepat keluar dari supermaket itu dengan perasaan kesal dan kecewa.memang reno membawa uang kes yang ia bawa tapi tidaklah banyak dan itu harus bisa ia hemat mulai saat ini sampai ia mendapatkan pekerjaan.
Tepat di depan supermaket saat reno hendak masuk ke dalam mobil,dua orang pria yang tadi pagi menemui nayla kini sudah berada di depannya.
"Maaf pak reno,tuan arman menyuruh kami untuk mengambil mobil ini.jadi serahkan kuncinya."Pinta pria itu dengan mengulurkan telapak tangannya.
"Lalu aku harus pakai apa.?"sarkas reno dengan keras.
"Kami hanya menjalankan tugas,bapak bisa tanyakan sendiri pada tuan."
Reno semakin kecewa dengan apa yang sudah di lakukan keluarganya.rasa kesalnya membuat dirinya begitu tersulut amarah,walau kenyataannya reno memang tidak bisa berbuat apa apa.
Mobil yang sudah menemaninya selama beberapa tahun ini memang kado pemberian papa nya di saat hari ulang tahunnya ke delapan belas.saat ini tidak ada lagi yang bisa di banggakan dari seorang reno.
Sikapnya yang sulit bergaul membuat reno sedikit tertutup dan tidak banyak mempunyai teman.bahkan urusan kantor saja sering kerap ia tinggalkan.
Dengan berat hati reno memberikan kunci mobilnya kepada kedua orang tersebut.
"Aku harus bagaimana sekarang?bagaimana aku bisa melindungi nayla kalau keadaanku seperti ini."gumamnya yang merasa prustasi.
...----------------...
Sesuai perintah sang papa walau enggan adrian tetap menuju ke sebuah koffee shop.menurut dia cara papanya terlalu kampungan menjodohkan dirinya dengan seorang wanita yang tak lain anak dari sehabatnya.
Sikap dingin dan kakunya membuat adrian sama sekali tidak memikirkan seorang pendamping,terlebih masa lalunya yang begitu menyesak dan membuatnya sakit hati.
Kini mobil hitam yang mereka tumpangi sudah sampai di pelataran koffee shop yang terlihat cukup ramai.
"Sekarang kau temui dia."perintah adrian pada abril yang sedang memegang stir.
Abril merasa kaget dan langsung menoleh ke kursi belakang melihat bosnya yang duduk dengan santai.
"Kenapa saya pak?."tanya abril heran.
"Kenapa kau bertanya?ikuti saja perintahku."
"Tapi bagaimana kalau tuan menanyakan hal ini?."abril bertanya kembali dia benar merasa bingung.
"Pikirlah pakai otakmu bodoh."sentak adrian dengan tatapan menghunus.
Abril tak mampu menjawab jika adrian sudah seperti ini,memang sepertinya adrian sedang memberikan beban untuknya.
"Ayo cepat,kenapa kau diam.mau aku patahkan lehermu hahh."tambah adrian sembari melotot sampai abril bergidik ngeri melihatnya.
"Baik pak."saut abril dengan cepat,ia tidak mau sampai adrian marah dan benar benar mematahkan lehernya.
Abril langsung turun dan masuk ke dalam kofee shop.matanya menelusur ke setiap pengunjung mencari keberadaan rosa wanita yang sudah lima tahun lebih tidak dia lihat.
Abril memicingkan matanya ketika melihat seorang wanita yang duduk di sudut dekat jendela yang mengenakan dres merah dengan rambut yang tergerai panjang.
"Sepertinya itu nona rosa."gumamnya seraya ingin memastikan.
Segera abril mengayunkan kakinya menghampiri wanita itu.
"Khmm..maaf dengan nona rosa?."tanyanya ketika sudah berada di depan rosa.
"Ia ka..."jawab rosa yang begitu antusias sambil berdiri dari duduknya,tapi rosa tidak menemukan sosok laki laki yang sudah sangat dia rindukan.
Dulu abril dan rosa memang sering bertemu,saat adrian dan rosa masih satu sekolah,di mana terkadang adrian sering mengajak abril ke sekolah untuk nongkrong bareng teman temannya.
"Di mana ka adrian?."tanya rosa yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan adrian.
"Dia baru saja pergi nona,karna mendadak ada metting penting yang tidak bisa ditinggalkan."abril mencari alasan agar rosa percaya.
Rosa yang semula ceria kini ekspresinya pun telah berubah menjadi asam.dan perasaanya jangan di tanya lagi tentu ia sangat kesal tidak sebahagia tadi.
"Apa ka abril tidak berbohong?."
"Tidak nona,pak adrian tadi sudah datang ke sini tapi tiba tiba memang mendadak harus pergi.saya rasa nona mengerti."bohong abril begitu meyakinkan.
"Baiklah kalau begitu,kau pergi sana."rosa mengusir abril lalu kembali duduk dengan lemas di kursinya.
Rosa merasa kesal karna hari ini tidak dapat bertemu dengan sang pujaan hatinya padahal dirinya sudah berdandan sesempurna mungkin untuk memikat pria incarannya itu.
"Baik nona,saya permisi."pamit abril dengan sopan lalu pergi meninggalkan rosa yang tampak kecewa.
Sementara adrian yang masih menunggu abril di dalam mobil ntah kenapa tiba tiba saja teringat nayla,saat adrian melihat nayla tadi pagi bertemu dengan kedua pria di depan kantor yang ntah siapa mereka,kenapa rasanya adrian jadi ingin tau akan siapa kedua pria itu.
"Aahh kenapa aku jadi memikirkan gadis itu.tentu itu bukan urusanku."gumamnya sambil menggeleng kecil seraya membuyarkan pikirannya lalu mengedarkan pandangannya ke samping kaca.
Terlihat olehnya abril keluar dari koffee shop dan memasuki mobilnya.
"Bagaimana.?"tanya adrian dingin.
"Sudah pak.sepertinya non rosa percaya dengan saya."jawab abril setelah duduk dengan benar di bangku pengemudi.
"Apa yang kau katakan?."tanyanya lagi.
Abril menengok ke belakang "Saya bilang kalau bapak ada metting mendadak jadi harus segera pergi."
Adrian tersenyum miring mendapatkan jawaban bagus dari abril,memang asistennya itu sangat bisa ia andalkan.
...----------------...
Jam di pergelangan tangan sudah menunjukan jam lima.nayla yang melihat bosnya sudah keluar dari ruangannya segera mematikan laptopnya dan merapihkan meja bersiap siap akan pulang.
Nayla berlari ketika dia melihat lift yang hampir saja tertutup,dia segera menahannya dan masuk tanpa memperhatikan seseorang yang berada di dalam lift.
"Bisa kah kau lebih sopan?."suara adrian membuat nayla kaget,nayla baru menyadari jika ada adrian di dalam lift.
"Maaf pak,saya pikir tidak ada bapak."jawab nayla dengan sopan.
"Terus kamu pikir saya ini apa.tembok."
"Ti,tidak pak.saya tidak bilang seperti itu.hanya bapak saja yang bilang."entah keberanian dari mana nayla berani menjawab seperti itu.
Mendengar jawaban nayla justru membuat adrian menatap tajam pada gadis itu yang sudah mulai lancang menjawab.
Tubuh nayla menjadi merinding melihat adrian yang menatapnya dengan tajam,ia sontak memundurkan langkahnya.tapi kenapa justru adrian malah semakin maju dan memojokannya hingga badan nayla berbenturan dinding lift.
Di tatapnya kedua manik mata nayla dengan lekat,entah kenapa bisa jantung adrian tiba tiba berdegup kencang hanya karna melihat wajah nayla dengan jarak yang begitu dekat."cantik."batinnya yang tanpa sadar ikut tersenyum.
Nayla merasa takut,bahkan jantungnya serasa ingin melompat saat ini juga "Bapak mau apa?jangan macam macam sama saya."lirihnya dengan pelan.
"Menurutmu saya akan apa?ingat ya saya bisa memakanmu saat ini juga jika kau berani dengan saya."ucap adrian dengan wajah seringainya.ntah dorongan dari mana adrian berani mengangkat jemarinya dan mengusap lembut pipi mulus nayla.
Suka?itulah yang ada di pikiran adrian saat ini,kenapa ia menyukai hal ini.apa karna membuat nayla ketakutan seperti ini?apa karna dirinya memang menginginkan lebih.ahh jangan sampai adrian berpikir ke arah sana.
Ting.
Mereka terkejut melihat pintu lift yang terbuka,terutama adrian yang langsung menjauhkan badannya dari nayla,sehingga nayla dapat menghirup banyak oksigen kala menetralkan jantungnya karna ulah adrian.
"Saya duluan pak!."nayla segera meninggalkan adrian agar cepat terhindar dari manusia menyebalkan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments