Nayla berlari dengan sesekali mengusap butiran air matanya,ia kembali menyetop taxi dan menaikinya.
Bahkan di dalam mobil gadis itu masih saja terlihat sesegukan.sehingga membuat sang supir sedikit bingung.
Drrtt..drrrttt...hp nya kembali bergetar,nayla segera mengambilnya dari dalam tas dan tertera nama bos super galak,perlahan ia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya dengan pelan sambil menghapus jejak air mata yang tersisa sebelum ia menjawab telepon itu.
"Hallo.!"ucapnya sedikit terisak.
"Hallo.kamu di mana?kenapa belum datang?."nayla menjauhkan hpnya dari telinganya bisa budeg telinganya mendengar suara bosnya yang keras.
Karna sibuk dengan pikirannya nayla sampai lupa untuk memberi kabar pada bosnya itu.pasti bosnya sangat marah karna dirinya belum datang.mendengar suaranya saja di telepon sudah dapat di pastikan jika pria itu sedang marah besar.
"Maaf pak saya lupa mengabari bapak mungkin saya datang sedikit terlambat."
"Dasar karyawan tak di siplin.kamu tau sedari tadi saya menghubungimu kenapa gak kamu angkat.hahh..sudah bosan jadi sekertaris kamu."omel adrian dengan nada tinggi.
"Tidak pak.sekali lagi maaf saya sama sekali tidak tau jika bapak telepon."titah nayla merasa bersalah karna ia memang tidak mengetahui jika adrian sempat menguhubunginya.
"Sudah cepat ke kantor.saya tunggu kamu di ruangan."perintah adrian yang langsung menutup teleponnya begitu saja.
Nayla mendesahkan nafasnya.ia menyandarkan kepalanya di bangku penumpang.
"Ko aku bisa lupa ya mengabari bos galak itu.aku harus bersiap mendapat amukannya setelah ini,pasti dia akan sangat menyeramkan."gumamnya sendiri dengan membayangkan wajah galak adrian yang pastinya akan sangat menakutkan.
Nayla melihat kembali hpnya yang masih berada di tangannya.mencoba mengecek kontak panggilan masuk di layar benda pipih itu.ternyata memang benar sudah sepuluh kali adrian menghubunginya.
Sungguh nayla merutuki kebodohannya sendiri bisa bisanya dirinya sampai tidak mengetahui jika adrian sempat menelponnya.mungkin karna rasa ketakutan ia tadi,hingga lupa dengan benda canggih itu.
***
Reno yang mengetahui nayla pergi hanya duduk bersimpuh memejamkan kedua matanya kala mengumpulkan oksigen sebanyak banyaknya untuk menenangkan dirinya dari amarahnya sendiri.
Semalam obrolan dia dan nathan di blakon membuatnya berencana untuk menemui nayla.
"Dia sulit untuk aku ajak bicara.mungkin ada hubungannya dengan keluargaku."tatap reno penuh arti.membuat nathan mendengus kesal."Aku ingin menemuinya.dan aku membutuhkanmu?."ucapnya lagi.
"Apa yang bisa aku lakukan.?"tanya nathan mengangkat sebelah alisnya.
Reno menjelaskan rencananya untuk menemui nayla di rumah sakit,dengan begitu orang orang suruhan prayogo tidak akan mengetahuinya.sedangkan nathan dengan senang hati mengiyahkannya.
***
"Apa nayla sudah datang?."
"Belum pak.tapi satpam depan bilang kalau tadi nona nayla sudah datang dan pergi lagi dengan berlari menaiki taxi."jelas abril yang baru saja masuk.ia di tugaskan untuk mencari keberadaan gadis itu yang belum datang juga.
"Sebenarnya kemana dia.?"gumam adrian menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya dan memejamkan kedua matanya sambil memijit pelipisnya yang pusing karna memikirkan sekertarisnya."apa dia menemui laki laki itu.?"batinnya.
Sedangkan abril yang melihat adrian galau seperti ini menjadi semakin yakin jika adrian memang sudah jatuh cinta pada sekertarisnya itu.
"Lihatlah menunggu kedatangan gadis itu saja membuatnya seperti anak ayam yang kehilangan induknya,memang kalo orang sudah jatuh cinta pasti membuatnya uring uringan sendiri."gumam abril dalam hati ada perasaan senang pada dirinya karna akhirnya atasannya itu mau membuka hatinya kembali untuk seorang wanita.
Tok tok..
Adrian langsung membuka lebar kedua matanya begitu mendengar suara ketukan dari luar segera ia menegakan posisi duduknya.
"Masuk.!"suruhnya.
Terlihat sosok gadis cantik berjalan mendekat.ya nayla gadis yang ntah sejak kapan selalu ia pikirkan,ia khawatirkan dan hari ini berhasil membuat adrian jadi tidak pokus bekerja.
"Maaf pak saya datang terlambat.tadi saya ada urusan sebentar."jelas nayla sedikit membungkukan badannya dengan hormat.
Adrian justru membalasnya dengan tatapan tajam."enak sekali dia sudah membuatku terus menunggu,apa dia tidak tau jika aku sedari tadi gelisah memikirkannya."batinnya.
Segera adrian berdiri dari duduknya dan dengan ekspresi datarnya ia berjalan ke arah nayla."Enak sekali kau,bisa semaunya masuk dan pergi.memangnya perusahaan ini kau yang membuat aturan."ucapnya sinis dan saat ini adrian sudah berdiri tepat di depan nayla.
Adrian dapat menatap nayla dengan lekat terutama pada matanya yang sembab dan merah.adrian dapat melihat ada kesedihan di balik matanya yang habis menangis itu.tapi apa yang membuatnya menangis adrian tidak tau.
"Ada urusan apa kau di luar,apa kau menemui laki laki itu lagi.?"tanyanya kerna sedari tadi pikirannya sudah ke arah sana.
"Laki laki siapa.?"jawab nayla dengan sebuah pertanyaan.
"Laki laki yang berkelahi dengan putra.masa kau tidak mengerti,dasar bodoh."umpat adrian.ntah kenapa perasaannya menjadi kesal setiap kali ingat pria itu.
Nayla tak berkutik di tempat,kali ini bukan karna adrian mengatainya bodoh tapi karna nayla heran kenapa adrian sampai bisa berpikir ke arah sana,bagaimana bisa adrian mengetahui hal ini.
Abril yang masih berada di ruangan itu diam diam tersenyum menahan sedikit tawanya.dugaannya ternyata selama ini benar,bahkan saat ini abril dapat melihat jika adrian tengah cemburu.
"Kenapa kamu diam.jadi benar?".tanya adrian terdengar dingin.
"Kenapa bapak bisa mikir seperti itu.apa bapak mengetahui jika dia sering menemui saya?."bukan menjawab nayla malah balik bertanya.
Adrian tersentak dengan pertanyaan yang nayla lontarkan,wajahnya kini terlihat kikuk dan memerah,ntah adrian sendiri tidak tau kenapa bisa dirinya bertanya seperti itu.
"Sudah saya tidak mau tau lagi alasanmu."elaknya mengalihkan pembicaraan."karna hari ini kau membuat kesalahan jadi saya harus menghukummu."timpalnya.
"hukum.."beo nayla yang melongo.
Adrian tersenyum miring memandang wajah nayla."enak saja dia bisa se enaknya pergi dan menemui laki laki itu."gumamnya dengan licik.
"Mulai besok buatkan saya sarapan yang kamu masak sendiri dalam satu minggu."perintah adrian yang tidak mau di bantah.
"Tapi pak,kenapa saya mesti di hukum.?"tanya nayla yang ingin tau.
"Sudah kau tidak perlu banyak bertanya.apa mau saya tambah hukumanmu.hahh.?"tukas adrian dengan nada tingginya.
"Baik pak.tapi apa tidak ada hukuman lain."nego nayla.
"Baiklah dua minggu."sentak adrian dengan cepat lalu tersenyum tanpa dosa.
Nayla hanya bisa mendengus kesal.sia sia percuma ia menawar,malah yang ada hukumannya bertambah.
Berbeda dengan abril yang sedari tadi jadi penonton setia mendengarkan perdebatan mereka hanya bisa menahan tawanya.menurutnya hukuman yang adrian berikan kepada nayla hanyalah modus adrian untuk mendekati sekertarisnya itu.
***
Siang ini susan melihat nayla begitu lesu,biasanya susan melihat nayla begitu antusias dalam urusan makan tapi saat ini berbeda dia justru melihat nayla yang sedari tadi hanya mengaduk aduk makanannya tanpa menyentuhnya sedikitpun.
"Nay.kamu kenapa?."tanya susan membuka suara.
Nayla menatap susan beberapa saat."aku tadi bertemu reno,dia sengaja menjebakku."
"Whattt..."teriak susan keceplosan.
"Sseettt..kamu berisik sekali."lirih nayla menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.lalu menengok ke kiri dan kanan sudah banyak yang melihat ke arah mereka karna ulah teriakan susan.
"Maaf..."cicit susan."tapi bagaimana bisa.?"tanyanya dengan jiwa keponya.
Nayla menarik nafasnya perlahan dan menghembuskannya pelan,ia mencoba untuk menceritakan kejadian tadi pagi,susan begitu tertil mendengarkan bahkan sebagai sehabat dia sangat marah atas tindakan reno.dia berdiri dan berjalan untuk memeluk nayla karna seorang sehabat patut memberi kekuatan untuk sehabatnya.
"Kamu yang sabar ya.pasti semua ada jalan keluarnya."nasihat susan.
"Ia."nayla hanya mengangguk.
"Sekarang kamu makan,aku tidak mau melihat sehabatku yang cantik ini jadi kurus kering karna laki laki itu."celetoh susan sembari melepaskan pelukannya.
"Memangnya kenapa kalau badanku jadi kurus kering."
"Hahaha..nanti cantikmu jadi luntur."celetuk susan sembari tertawa membuat nayla jadi terkekeh.
***
Waktu menunjukan semakin sore,bahkan matahari pun akan segera terbenam di ujung barat.sudah waktunya untuk para karyawan pulang.
"Nay.!"panggil susan dengan menepuk pundak nayla,sontak nayla menghentikan langkahnya dan menoleh ke samping.
"Ya ampun san kamu ngagetin saja."kaget nayla mengelus dadanya.
"Hehehe..sory."cengir susan."pulang bareng yu.."ajaknya.
"Tidak ahh aku lebih senang sendiri dari pada jadi obat nyamukmu."sahut nayla dengan kembali mengayunkan kakinya di atas lantai.
"Hahaha..memangnya kenapa?apa perlu suamiku aku taro di bagasi dulu biar kamu mau pulang denganku."seloroh susan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan nayla.
"Tega sekali kau jadi istri."celetuk nayla.
"Hahaha.."tawa susan."oh ia,kamu tau gak tadi pagi pak adrian itu gelisah banget nyariin kamu.sampai pak abril harus mundar mandir nanyain kamu."katanya lagi.pasalnya tadi pagi sudah dua kali abril menanyakan nayla pada susan.bahkan asisten itu memang terlihat sibuk bulak balik masuk ruangan besar bosnya.
"Masa si.?"beo nayla yang kembali menghentikan langkahnya ia merasa tidak percaya menatap susan,hingga susan mengangguk membenarkan.
"Paling si batu galon itu mencariku untuk urusan pekerjaan atau mungkin menyalurkan hobinya yang marah marah itu."seloroh nayla melanjutkan langkahnya.
"Aku rasa sepertinya tidak hanya sekedar itu."balas susan ikut melangkahkan kakinya.
"Sudah ah aku tidak mau memikir apapun tentang pak adrian."
"Kenapa?kau takut menyukainya ya hahaha..."goda susan.
"Tidak..."
"Lalu.."
"Malas saja.."ucap nayla sambil mengendikkan kedua bahunya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Seroja
balkon jon,,,, bukan blakon 🤪🤪🤪
2023-08-01
0