Dari kejauhan tepatnya di dalam sebuah mobil lexus hitam terdapat adrian yang tidak sengaja diam diam memperhatikan nayla dan kedua orang tersebut."siapa mereka.?"gumamnya yang masih dapat di dengar oleh abril.
Sementara abril memicingkan matanya melihat adrian dari kaca depan mobil,kenapa dengan bosnya ini.kenapa adrian kerap sekali memperhatikan nayla.apa bosnya ini mulai membuka hati kembali untuk seorang wanita?.
Jika benar maka abril orang pertama yang akan mendukungnya.mungkin saja dengan seperti itu bosnya akan kembali seperti dulu.
"Ayo jalan."perintah adrian yang melihat kedua pria itu sudah pergi.
Sesuai perintah abril segera melajukan mobilnya kembali.
Samentara nayla menghela nafasnya berat,ia kembali melangkah namun saat kakinya hendak masuk ke dalam kantor terdengar suara mobil yang berhenti tepat di belakangnya,sehingga nayla menoleh ke belakang.dan matanya langsung membola mengamati mobil yang baru saja sampai.
"Mobil itu,seperti..hmpp.."nayla membekap mulutnya sendiri,ia ingat betul dengan mobil berwarna hitam itu.mobil yang sudah membuat pakaiannya kotor di hari pertama kerjanya.
Seketika turunlah seorang pria berwajah tampan dan cool keluar dari mobil dengan kacamata hitam yang bertengker di hidung mancungnya dan itu semakin menambahnya terlihat gagah sehingga tidak heran banyak para wanita terpesona dan memandangnya kagum.
Tapi tidak dengan nayla,ia justru malah bingung kenapa adrian turun dari mobil itu,apa memang adrian yang saat itu ada di dalam mobil?atau hanya asistennya?itu lah yang ada di pikiran nayla saat ini.
"Kenapa kamu.sariawan?."tanya adrian yang hendak melewati nayla.adrian merasa aneh melihat nayla yang membekap mulutnya sendiri.
"Ti..tidak pak."jawab nayla seraya menurunkan tangannya dari mulutnya.
"Cepat masuk.."suruh adrian tak ingin di bantah.
"Ia pak."nayla mengangguk dan membuntuti bosnya di belakang.
Sepanjang langkah nayla masih terus berpikir apa benar bosnya yang berada di dalam mobil saat itu?
Bahkan saat ini nayla dapat melihat banyak para karyawan yang menyapa dengan hormat pada adrian tapi lihatlah tidak ada respon sama sekali dari bosnya itu.
"Sungguh kaku menusia ini."gumamnya dalam hati.
"Buat kan saya kopi,antar ke ruangan."perintah adrian setelah sampai di meja kerja nayla lalu melenggang masuk ke ruangannya.
Nayla mendengus kesal,rasanya malas sekali membuatkan kopi lagi untuk bosnya yang galak itu mengingat kopi yang di buatkannya kemarin malah di sembur dengan tidak jelas.
Mungkin seperti ini nasibnya jadi bawahan.tidak ada yang bisa nayla lakukan selain menuruti perintahnya.
***
"Tok tok."
"Masuk.."
"Permisi pak ini kopinya.."ucap Nayla lalu meletakannya di atas meja.
Adrian sama sekali tidak menjawab bahkan melihatnya saja tidak.dia terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya.
"Kalau begitu saya permisi pak."ucap nayla lalu hendak berbalik keluar.
"Siapa yang menyuruhmu keluar?."
Nayla tertegun di tempat ia kembali membalik badannya menghadap adrian.
"Maaf pak saya pikir bapak sudah tidak membutuhkan saya.."katanya sedikit membungkukan badannya.
"Tunggu sampai saya minum kopi ini,saya ingin memastikan kalau kopi buatanmu ini memang layak saya minum."ucap adrian menatap tajam pada nayla.
Sungguh mengesalkan sekali nayla mendengar ucapan bosnya yang menjengkelkan itu,memangnya kopi itu di beri apa?ingin sekali nayla mengumpat tapi percuma saja dirinya hanyalah bawahan yang kini merasa tertindas,jadi lebih baik nayla mengalah dan diam.
Dua puluh menit sudah nayla berdiri.tapi ia belum juga melihat adrian meminum kopinya.padahal kakinya sudah pegal serasa ingin segera duduk.
"Iihhh.ngeselin banget si dia.memang dia pikir aku ini patung apa.sampai kapan coba aku berdiri kaya gini."kesal nayla dalam hati.
Sesekali adrian melirik nayla secara diam diam,adrian memang sengaja ingin mengerjai nayla.karna entah sejak kapan rasanya senang sekali membuat gadis itu kesal.
"Khhmm.."adrian berdehem,memegang lehernya yang tidak haus."Ambilkan saya air."suruhnya.
"Kenapa air,kenapa bapak tidak minum saja kopinya?."jawab nayla yang sudah kesal menunggu.
"Jangan membantah,saya ini bosmu."
Nayla semakin greget mendengarnya,rasa kesal dan dongkolnya menjadi satu.tapi ia tidak bisa berbuat apa apa selain menurutinya.
Nayla berjalan mengambilkan segelas air untuk adrian dan meletakannya di atas meja yang kemudian langsung di teguk tandas oleh adrian.
Tok tok.
Terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk."suruh adrian.
Ternyata abril yang datang dan kini abril sudah berdiri tepat di sebelah nayla"Maaf pak ada hal yang ingin saya sampaikan."katanya.
"Katakan."ucap adrian dengan memundurkan sedikit kursinya dan menyilangkan kakinya ke atas.
Abril memberi kode pada adrian dengan menengok ke arah sekertaris itu.adrian yang paham langsung membuka suara.
"Sekarang kamu bisa keluar,dan cek laporan perkembangan proyek kita yang di cabang."perintahnya pada nayla.
"Baik pak.."Nayla mengangguk dan bernafas lega.
Akhirnya ia bisa terlepas juga dari bosnya yang menyebalkan itu.padahal nayla belum juga melihat adrian meminum kopi buatannya,tapi syukurlah abril datang hingga adrian menyuruhnya keluar.mungkin memang ada yang mau mereka bicarakan secara tertutup.masa bodo yang terpenting bagi nayla dia sudah bisa keluar.
"Ada apa?."tanya adrian pada abril.
"Maaf pak tadi tuan wira telepon saya,dan menyuruh saya untuk mengantar pak adrian bertemu dengan nona rosa nanti siang."jujur abril.
"Kenapa papa tidak langsung telepon sama saya?."tanya adrian merasa heran.
"Sebenarnya tuan wira meminta saya agar tidak bilang sama bapak dan saya hanya di suruh mengantarkan bapak bertemu nona rosa,tapi.."ucapan abril tertahan.
"Tapi apa?."tanya adrian dengan menaikan sebelah alisnya.
"Saya takut bapak marah kalau tau saya tidak jujur dengan bapak."lanjut abril yang merasa takut karna abril tau bagaimana seramnya adrian jika sudah marah
"Jadi kau lebih takut sama saya hahh?."tanya adrian dengan tajam.
Abril hanya terdiam ia bingung mau menjawab apa.karna memang seperti itu kenyataannya.
"Bagus."decak adrian dengan angkuh sambil tersenyum smirk.
Selama sepuluh tahun abril bekerja dengan keluarga wira wijaya membuat keluarga itu seperti keluarga bagi dirinya.tapi entahlah perubahan sikap adrian yang membuat abril jadi lebih tunduk di banding tuan wira orang yang sangat baik menurutnya.
"Oke,kalau begitu kita temui dia nanti siang."ucap datar adrian.
"Baik pak."
...----------------...
Siang ini rosa terlihat sangat ceria ia berjalan menuruni anak tangga dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.
"Mah,gimana apa aku sudah cantik.?"tanyanya pada sang mama.
"Anak mama memang sangat cantik."balas zoya sambil merapihkan anak rambut rosa.
"Aku tidak mau kelihatan jelek di mata ka adrian."ucap rosa sembari merapihkan dresnya.
"Tidak sayang adrian pasti akan terpesona melihatmu,dia pasti senang bertemu denganmu."puji zoya dengan lembut.
"Ya sudah aku berangkat ya mah,aku tidak mau ka adrian menunggu lama."
"Ia sayang,kamu hati hati.selamat bersenang senang."ucap zoya.
Rosa segera mencium kedua pipi zoya dengan semangat dan wajah berbinar binar ia berjalan ke luar untuk menuju ke kopi shop.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments