Ada yang tidak mau di ganggu

"Jelas saya akan memarahi kamu,bahkan sangat amat marah terlebih kamu sudah menabrak saya,dan itu kesalahan besarmu.kamu tau siapa saya hahh?."sentak adrian menatap tajam pada nayla.

"Ia pak saya tau,saya benar benar minta maaf saya tidak sengaja."

"Sudah pernah saya katakan kalau dalam sebuah pekerjaan dan tanggung jawab maaf saja tidak cukup,saya bisa saja memecat kamu sekarang juga.."ucap adrian dengan angkuh.

Nayla tertegun mendengarnya.mudah sekali bosnya itu berbicara,ternyata apa yang di katakan susan memang benar hal sepele saja bisa membuatnya menjadi besar seperti ini.

"Saya benar benar minta maaf pak,saya janji tidak akan mengulanginya lagi."nayla memelas berusaha agar dirinya tidak di pecat.

"Mudah sekali kau bilang maaf,untung saja saya sedang berbaik hati jadi baiklah saya tidak akan memecatmu.tapi sekali lagi kau membuat kesalahan saya tidak segan memecatmu.kamu mengerti." decak adrian dengan sorot matanya yang tajam.

Nayla sedikit lega mendengarnya,untung bosnya itu tidak memecatnya seperti yang ia takuti.

"Ia pak."

"Sekarang kau keluar sebelum saya berubah pikiran cepat."perintah adrian.

"Baik pak.saya permisi."jawab nayla dengan cepat.dan segera keluar dari ruangan itu.

***

Memang tidak mudah menghadapi bos segalak adrian bahkan nayla masih saja merasa tegang terlebih jika berhadapan dengan pria itu.

Seperti siang ini nayla harus kembali masuk ke dalam ruangannya sebelumnya ia menarik nafasnya terlebih dulu lalu menghembuskannya pelan.ia harus dalam keadaan tenang jika menghadap bosnya yang galak itu.

"Maaf pak ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani."katanya seraya menyerahkan beberapa map ke hadapan adrian.

Adrian mengambilnya dan mendatanganinya.

Tlett..tlett..adrian meraih ponselnya yang bergetar di atas mejanya,tertera nama abril.ia langsung menggeser icon warna hijau.

"Hallo..maaf pak ternyata memang benar proyek baru kita mengalami masalah,sepertinya memang ada beberapa orang terlibat di sini."ucap abril di sebrang telpon.

"Kurang ajar..cari tau semuanya dan seret siapa saja yang terlibat di dalamnya."ucap adrian keras terdengar sangat marah bahkan nayla yang masih berada di situ ikut merinding mendengarnya.

"Baik pak."

Adrian menutup telepon nya dan kembali meletakannya di atas meja,wajahnya terlihat penuh amarah yang sudah memunjak tinggi.dengan sorot matanya yang begitu tajam.

Nayla merasa takut melihatnya dia tidak berani untuk mengeluarkan suara sedikitpun.

"Kenapa kau masih di sini hah..dasar bodoh cepat keluar."bentak adrian melampiaskan kekesalannya.

"Maaf pak."cicit nayla sedikit gemetar.tangannya segera mengambil map yang tadi ia bawa dan langsung keluar meninggalkan adrian yang sedang marah.

...----------------...

Hari berlalu.

Sudah satu minggu Nayla bekerja di perusahaan grandhitama wijaya,selama itu juga nayla mengelus dadanya menahan sabar,karna selama ia bekerja dengan adrian pria itu selalu saja mengomel tidak jelas,seperti saat ini.

"Kenapa kau menaruh gelasnya di sini.hahh.?"marah adrian karna sepatunya sedikit basah baru saja terkena tumpahan air yang tidak sengaja tersenggol tangannya sendiri.

"Maaf pak.tapi saya memang biasanya menaruh di situ.."cicit nayla.

Ya nayla yang mengantarkan sarapan untuk adrian meletakan sarapannya di atas meja seperti biasa,tapi dasar bosnya saja yang cari gara gara sendiri sudah tau ada air minum di sebelahnya malah main senggol aja.

"Berani kamu sama saya hahh.."tukas adrian dengan menyeramkan.

Nayla terbelalak dengan pertanyaan adrian.ia harus berbuat sesuatu agar adrian tidak marah apalagi sampai memecatnya.

"Tidak pak,kalau begitu saya minta maaf kalau memang saya salah.."lebih baik nayla yang mengalah,mungkin memang seperti ini nasibnya menjadi bawahan dengan bos yang semena mena.

"Maafmu saya tolak..!"bantah adrian."terkecuali kau bertanggung jawab atas sepatuku."timpalnya dengan melihat sepatunya lalu menatap tajam pada nayla.

Nayla mengangguk pelan.rasanya mengerikan melihat adrian yang sedang marah,pantas saja banyak yang tidak tahan menjadi sekertarisnya.

Perlahan adrian berjalan mendekati nayla dengan tersenyum sinis dan bersedekap dada berdiri tepat di depan nayla.

Hingga tatapan mereka bertemu begitu dekat.bahkan nayla dapat meneliti setiap inchi wajah tampan adrian.dan ntah kenapa Jantungnya tiba tiba saja berdegup kencang.

"A..apa yang mau bapak lakukan?"tanya nayla gugup.

Dengan senyum jahilnya adrian justru semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah nayla yang hanya sejengkal.hingga nayla dapat mencium aroma meskulin dari tubuh adrian dan membuatnya reflek memejamkan kedua matanya.

Adrian heran melihat nayla yang tutup mata,kenapa rasanya ingin sekali adrian tertawa.

"Memangnya kamu pikir saya mau ngapain hahh?saya hanya ingin menyuruhmu untuk membersihkan sepatu saya."kata adrian tepat di sebelah telinga nayla.

Deg.

Nayla segera membuka kedua matanya,dirinya sangat malu dengan salah tingkahnya itu.

Dan adrian begitu saja melewatinya tanpa sadar bibirnya tersenyum setelah melihat ekspresi nayla yang menurutnya terlalu polos.

"Bodoh sekali aku ini,kenapa aku harus seperti itu."umpat nayla dalam hati.

"Apa kamu mau berdiri saja di situ,atau mau saya memecat kamu?."ucap adrian yang sudah duduk di sofa yang berada ruangan itu.

Nayla segera membalik badannya,ia menggigit bibir bawahnya merasa kikuk dengan tingkahnya tadi.

"Ayo cepat,kamu mau saya berubah pikiran hahh?."sentak adrian melihat nayla yang masih diam.

"I..ia pak."gugup nayla.

Dengan cekatan nayla segera bersimpuh di bawah untuk membersihkan sepatu pantofel bosnya itu.mungkin dirinya memang harus melakukan hal ini karna ia tidak ingin kehilangan pekerjaan dan impiannya semasa kuliah.

Ntah kenapa pandangan adrian teralih, diam diam ia mengamati setiap inchi wajah cantik nayla,mulai dari bibir pinknya yang mungil,hidung mancung dan naik ke mata sipitnya yang di sertai bulu mata yang begitu lentik hingga tanpa sadar adrian tersenyum sendiri.

Ccleekkk...

Pintu terbuka lebar terlihat dua orang pria masuk tanpa permisi menghampiri mereka.

"Wah,wahh ada apa ini?."tanya deki yang tak lain sehabat dekat adrian.

"Bisakah kalian mengetuk pintu terlebih dahulu."ucap adrian melotot melihat kedatangan mereka.

"Kelamaan kalau harus mengetuk pintu." yang ini putra.sehabat sekaligus suami dari wanita bernama susan.

"Sepertinya ada pemandangan yang tak mau di ganggu di sini."ledek deki sambil duduk di sebelah adrian.

"Hahaha..kamu betul ki.seharusnya kita tidak datang ke sini."sahut putra yang ikut duduk.

Kedatangan mereka membuat nayla menghentikan kegiatannya,melihat ke arah kedua sehabat adrian itu.

"Kenapa berhenti,ayo lanjutkan."decak adrian pada nayla.

"Ba..baik pak."saut nayla terbata.

Deki yang melihatnya menganggukan dagunya ke arah putra,yang kemudian menoleh pada adrian.

"Jangan galak galak dong sob,nanti dia takut."goda deki pada adrian.

"Hahaha..kau kaya tidak tau adrian saja."celetoh putra pada deki.

"Kalau kalian datang kesini cuma mau ganggu gue mending kalian pergi."ketus adrian pada kedua sehabatnya itu.

"Khhmm,,tenang saja kita nggak akan ganggu waktu kalian berdua ko.ia kan put..?"deki terus saja meledeki adrian.

Putra mengangguk setuju,lalu melihat nayla."apa kamu karyawan baru di sini,sepertinya aku baru melihatmu.?" tanyanya pada nayla.

Mendengar pria itu bertanya padanya membuat nayla mendongakan wajahnya dan hendak menjawabnya.

"Dia sekertarisku."sela adrian dengan cepat hingga nayla tidak jadi menjawab.

"Sekertaris,sekertaris ke berapa.?"selidik putra dengan menaikan sebelah alisnya.

Adrian langsung melampar tatapan horor kepada putra.bisa bisanya putra bertanya seperti itu di hadapan sekertarisnya.

"Khmmm..aku rasa sekertarismu kali ini bisa membuatmu luluh?."celetuk putra mencoba menggodai adrian.

"Apa maksudmu?."tanya adrian dengan datar.

"Kita lihat saja nanti.."ucap putra asal dengan mengedikan kedua bahunya.

Mereka menatap putra secara bersamaan termasuk nayla yang tidak mengerti maksud perkataan putra.hingga hening sejenak yang terjadi di ruangan itu.

"Sudah selesai pak."seru nayla sambil berdiri membuka suara di sela kesunyian meraka.

"Baiklah aku akan pergi untuk menemui istriku,rasanya aku ingin segera berdua an dengannya."ucap putra sambil berdiri dan berjalan keluar.

"Jangan ganggu karyawanku,awas saja kau..!"teriak adrian yang tau kalau sehabatnya itu pasti ingin mengganggu istrinya yang sedang bekerja.

"Baiklah aku juga akan pergi,tidak mau ganggu kalian berdua,silahkan lanjutkan PDKT kalian.hahahaa.."deki tertawa yang kemudian segera menyusul putra keluar.

Adrian menatap kesal kepergian kedua sehabatnya,berani sekali mereka meledeki dirinya di hadapan sekertarisnya.

"kalau begitu saya permisi pak.."pamit nayla dengan sopan.

"Mau kemana kamu?."tanya adrian yang melihat nayla hendak membalikan badannya untuk berjalan keluar.

"Saya belum menyuruhmu untuk keluar."lanjutnya lagi.

"Tapi pak?."

"Apa?."sentak adrian sebelum nayla melanjutkan ucapannya.

"Sekarang buat kan saya kopi,cepat jangan pakai lama."perintah adrian tidak ingin di bantah.

"Baik pak."jawab nayla.

Adrian tersenyum smirk melihat kepergian nayla,entah kenapa membuat sekertarisnya kesal seperti ini bisa membuat adrian senang.apalagi melihat tingkah polosnya itu kenapa menggemaskan.

Beberapa menit kemudian.

"Ini pak kopinya."nayla meletakkan secangkir kopi di atas meja kerja adrian.

"Khhmm..."adrian segera mengambilnya meniupnya lalu meminumnya perlahan.

Bbyurrr..

Nayla terbelalak melihat adrian menyemburkan kopi yang baru saja ia buat.

"Apa apa an ini.apa kau tidak pernah membuat kopi."tukas adrian mengusap sisa kopi dari mulutnya.

"Maaf pak,tapi saya membuatnya sudah benar."jawab nayla sangat yakin.

"Apanya yang benar,memang kau sungguh tidak becus membuat kopi saja tidak bisa.cepat buatkan saya yang baru."perintah adrian.

Nayla mendelik kesal hampir saja tensi darahnya naik.untung saja dia tidak mempunyai riwayat darah tinggi.

"Baik pak."saut nayla yang terpaksa.

Segera nayla berlalu dari ruangan itu,kalau saja bukan atasannya pasti sudah ia tendang senjatanya se enak saja mentang mentang jadi bos,padahal tadi nayla sudah sangat benar membuat kopi.

"Dasar bos nyebelin."gumamnya.

Episodes
1 Interview
2 keterima kerja
3 Bisa bertahan.
4 Siapa laki laki itu?
5 kau tau siapa saya?
6 Ada yang tidak mau di ganggu
7 Gara gara mama
8 Keluar dari keluarga.
9 Si batu galon
10 Jangan membantah
11 Memakanmu
12 Memikirkan nayla
13 Tidak takut gendut
14 Ruang makan
15 Hutang
16 Ingin hidup tenang
17 Hukuman
18 Nasi goreng
19 Lontong sayur
20 Menangislah
21 Apa sesakit itu?
22 Cemburu
23 Aku mencintainya.
24 Bisa kamu suapin saya?
25 Melupakan nayla
26 Mengkhianati cintaku.
27 Calon istri
28 Nayla akan jatuh ke pelukannya.
29 Senyuman itu hanya untukku
30 Mencium pipi nayla.
31 Untung saja saya mencintaimu
32 Dasar gadis tak berterima kasih
33 Menculik
34 Kepergok nayla
35 Saya akan membantumu.
36 Calon istri.
37 Aku sangat mencintaimu
38 Mengkhawatirkan nayla
39 Dia kekasihku
40 Menjaga nayla
41 Menepati janjinya
42 Ciuman pertama
43 Kembalinya dimas
44 Nayla adalah kekasihku
45 Kejelasan hubungan
46 Mengungkapkan perasaan
47 Makan malam romantis
48 Calon menantu
49 Secepatnya melamarmu
50 Berjanjilah
51 Masa lalu arman
52 Do you want to marry me
53 Sebuah kebenaran
54 Melindungimu
55 Aku beruntung mencintaimu
56 Wanita itu karin
57 Wanita dalam angan angan
58 Bertemunya lastri
59 Di mana anakku
60 Terpesona
61 Merasa tersanjung
62 Nayla hilang
63 Madam olive
64 Tempat hiburan malam.
65 Siapa nayla sebenarnya?
66 Nayla putrimu
67 Sebuah kenyataan
68 Kembali ugal ugalan
69 Pembalut
70 Kedatangan karin
71 Menjaga jarak
72 Kau bukan anak kandung
73 Siapa ibu kandungku
74 Kedua bodyguard
75 Pengakuan dimas
76 Kedatangan key
77 Merelakanmu
78 Tulus
79 Aku masih perduli padamu
80 Menjodohkan
81 Tidak akan membiarkan nayla kembali padanya
82 Terbakar api cemburu
83 Mengorbankan dirinya.
84 Surat pengunduran diri.
85 Jangan pancing kemarahanya
86 Hal konyol
87 Kapan kau melamar nayla
88 Lebih indah bila bersamamu
89 Patung dua manusia
90 Salah jalan
91 Di culik
92 Kenyataan reno.
93 Menyelamatkan nayla
94 Salah kirim
95 Setuju menikah
96 Fitting gaun pengantin
97 Undangan
98 Menyesali
99 Dia bukanlah anak kandung
100 Perkelahian
101 Masih mencintaimu
102 Om adalah papamu
103 Acara ijab kobul
104 Darah kotor.
105 Tembakan
106 Cinta tak terbalas
107 Kekecewaan lastri
108 Pertemuan kedua dimas.
109 Edisi dimas dan nara
110 Katakan sejujurnya
111 Membatalkan rencana pernikahan.
112 Gantung diri
113 Pertemuan dimas dengan mahendra
114 Kembali untukmu
115 Kepikiran
116 perjuangan
117 Apa tidak ada ketertarikan.
118 Wanita itu mengusik kepalaku
119 Aku akan menciummu
120 Aku mau menjadi suamimu
121 Melupakan adrian
122 Pernikahan nara dan dimas.
123 Apa kau tulus mencintaiku
124 Kita bersaudara
125 Hamili saja nayla
126 Malam yang romantis
127 Sampai di sini perjuangan kamu
128 Bencana gempa
129 Hilangnya nayla
130 Persiapkan pernikahan
131 Kangen
132 Pernikahan
133 ciri orang hamil
134 Menunggu
135 Kabar bahagia
136 Adrian yang panik
137 Semur jengkol
138 Perhatian adrian
139 Jus mangga
140 Memanjat pohon.
141 Selalu serba salah
142 Melepaskan
143 Edisi reno dan karin.
144 Kecelakaan key
145 Cemburu
146 Kabar dari putra
147 Kedatangan reno dan karin
148 Mogok makan
149 Adrian yang dingin.
150 Cerita adrian
151 Aku suaminya
152 Setangkai bunga.
153 Tidak memberi jatah
154 Akhir episode
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Interview
2
keterima kerja
3
Bisa bertahan.
4
Siapa laki laki itu?
5
kau tau siapa saya?
6
Ada yang tidak mau di ganggu
7
Gara gara mama
8
Keluar dari keluarga.
9
Si batu galon
10
Jangan membantah
11
Memakanmu
12
Memikirkan nayla
13
Tidak takut gendut
14
Ruang makan
15
Hutang
16
Ingin hidup tenang
17
Hukuman
18
Nasi goreng
19
Lontong sayur
20
Menangislah
21
Apa sesakit itu?
22
Cemburu
23
Aku mencintainya.
24
Bisa kamu suapin saya?
25
Melupakan nayla
26
Mengkhianati cintaku.
27
Calon istri
28
Nayla akan jatuh ke pelukannya.
29
Senyuman itu hanya untukku
30
Mencium pipi nayla.
31
Untung saja saya mencintaimu
32
Dasar gadis tak berterima kasih
33
Menculik
34
Kepergok nayla
35
Saya akan membantumu.
36
Calon istri.
37
Aku sangat mencintaimu
38
Mengkhawatirkan nayla
39
Dia kekasihku
40
Menjaga nayla
41
Menepati janjinya
42
Ciuman pertama
43
Kembalinya dimas
44
Nayla adalah kekasihku
45
Kejelasan hubungan
46
Mengungkapkan perasaan
47
Makan malam romantis
48
Calon menantu
49
Secepatnya melamarmu
50
Berjanjilah
51
Masa lalu arman
52
Do you want to marry me
53
Sebuah kebenaran
54
Melindungimu
55
Aku beruntung mencintaimu
56
Wanita itu karin
57
Wanita dalam angan angan
58
Bertemunya lastri
59
Di mana anakku
60
Terpesona
61
Merasa tersanjung
62
Nayla hilang
63
Madam olive
64
Tempat hiburan malam.
65
Siapa nayla sebenarnya?
66
Nayla putrimu
67
Sebuah kenyataan
68
Kembali ugal ugalan
69
Pembalut
70
Kedatangan karin
71
Menjaga jarak
72
Kau bukan anak kandung
73
Siapa ibu kandungku
74
Kedua bodyguard
75
Pengakuan dimas
76
Kedatangan key
77
Merelakanmu
78
Tulus
79
Aku masih perduli padamu
80
Menjodohkan
81
Tidak akan membiarkan nayla kembali padanya
82
Terbakar api cemburu
83
Mengorbankan dirinya.
84
Surat pengunduran diri.
85
Jangan pancing kemarahanya
86
Hal konyol
87
Kapan kau melamar nayla
88
Lebih indah bila bersamamu
89
Patung dua manusia
90
Salah jalan
91
Di culik
92
Kenyataan reno.
93
Menyelamatkan nayla
94
Salah kirim
95
Setuju menikah
96
Fitting gaun pengantin
97
Undangan
98
Menyesali
99
Dia bukanlah anak kandung
100
Perkelahian
101
Masih mencintaimu
102
Om adalah papamu
103
Acara ijab kobul
104
Darah kotor.
105
Tembakan
106
Cinta tak terbalas
107
Kekecewaan lastri
108
Pertemuan kedua dimas.
109
Edisi dimas dan nara
110
Katakan sejujurnya
111
Membatalkan rencana pernikahan.
112
Gantung diri
113
Pertemuan dimas dengan mahendra
114
Kembali untukmu
115
Kepikiran
116
perjuangan
117
Apa tidak ada ketertarikan.
118
Wanita itu mengusik kepalaku
119
Aku akan menciummu
120
Aku mau menjadi suamimu
121
Melupakan adrian
122
Pernikahan nara dan dimas.
123
Apa kau tulus mencintaiku
124
Kita bersaudara
125
Hamili saja nayla
126
Malam yang romantis
127
Sampai di sini perjuangan kamu
128
Bencana gempa
129
Hilangnya nayla
130
Persiapkan pernikahan
131
Kangen
132
Pernikahan
133
ciri orang hamil
134
Menunggu
135
Kabar bahagia
136
Adrian yang panik
137
Semur jengkol
138
Perhatian adrian
139
Jus mangga
140
Memanjat pohon.
141
Selalu serba salah
142
Melepaskan
143
Edisi reno dan karin.
144
Kecelakaan key
145
Cemburu
146
Kabar dari putra
147
Kedatangan reno dan karin
148
Mogok makan
149
Adrian yang dingin.
150
Cerita adrian
151
Aku suaminya
152
Setangkai bunga.
153
Tidak memberi jatah
154
Akhir episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!