Jovelyn mengernyitkan kening, dia tidak paham mengenai apa yang tengah dibicarakan Calix perihal aroma tubuhnya. Jovelyn mencoba mengendus tubuhnya sendiri, tidak ada yang dia temukan selain aroma parfum yang biasa dia gunakan.
“Sembarangan! Aku ini manusia!” Jovelyn merungut kesal sambil menepuk punggung Calix. “Kau tidak bisa menyentuhku sesuka hatimu, aku—”
Cup!
Jovelyn yang hendak mengomeli Calix tiba-tiba mendapat sebuah kecupan singkat di bibirnya. Calix secara lancang merampas ciuman pertama Jovelyn, dia tersenyum begitu liciknya seusai mencium Jovelyn. Kala itu Exion yang berada di samping Jovelyn sontak melempar sihir ke arah Calix, tapi pria itu menghindarinya dengan cepat.
“Brengs*k! Apa yang baru saja kau lakukan kepada Jovelyn?! Bajing*n! Aku tidak akan memaafkanmu.”
Exion naik pitam, karisma dingin yang biasa selalu dia tunjukkan kini lenyap seketika, dia sendiri juga tidak mengerti alasan kenapa dirinya bisa semarah ini saat melihat Jovelyn dicium Calix. Jovelyn masih tertunduk dalam hening, dia menerima serangan syok yang luar biasa akibat ulah Calix.
“Ciuman pertamaku … ciuman pertamaku … BERANINYA KAU MEREBUT PAKSA CIUMAN PERTAMAKU!” teriak Jovelyn mengagetkan Exion dan Calix.
Amarah Jovelyn menggebu-gebu menyebabkan perseteruan antara Exion dan Calix terjeda sementara. Kedua pria itu tercengang, siapa sangka jika itu merupakan ciuman pertama Jovelyn padahal si gadis itu telah bertunangan sejak lama dengan Putra Mahkota.
“Ehh? Ciuman pertama? Itu ciuman pertamamu? Bukannya kau tunangan Putra Mahkota? Seharusnya karena perilaku kurang ajar si Putra Mahkota, setidaknya kau pernah dicium sekali olehnya,” ucap Calix.
“Hah? Maksudmu pria kepar*t si tukang selingkuh itu? Kau mau membuatku tertawa?! Aku tidak akan pernah menciumnya! Tidak sudi aku bila harus berciuman dengannya.”
Jovelyn menghina Putra Mahkota secara terang-terangan, mendengar namanya saja sudah membuatnya mual apalagi harus berciuman dengannya. Jovelyn menolak mentah-mentah untuk melakukannya, dia teramat membenci tunangannya, apa pun yang terjadi dia akan menghindar dari acara pernikahan yang mungkin dilaksanakan nanti.
“Kalau begitu kita impas, yang tadi itu juga ciuman pertamaku, jadi tidak ada yang perlu kau ributkan lagi.”
Jovelyn bingung harus menanggapinya bagaimana, pada akhirnya Jovelyn terpaksa bersabar dan memendam kemarahannya sendiri.
“Apanya yang impas, sialan?!” sentak Exion masih diselimuti emosi.
“Kenapa kau marah sekali, Exion? Bukankah kau dan Jovelyn tidak mempunyai hubungan apa-apa. Seharusnya tidak masalah bagiku menciumnya, lalu mengapa kau terlihat cemburu?” Calix sengaja meledek Exion, dia selalu saja mencoba memancing emosi Exion.
Jovelyn menghela napas panjang melihat pertengkaran mereka yang tidak penting, dia harus segera kembali ke kediaman Arcduke Evgeniy untuk melanjutkan latihan pengendalian sihir. Dengan begini Jovelyn terpaksa meninggalkan mereka bertengkar, dia tidak mau terlibat lebih jauh dalam perseteruan tersebut.
“Exion, aku pulang dulu, besok aku akan datang lagi menemuimu. Kau urus saja pria sialan itu, aku malas berurusan dengannya,” tutur Jovelyn berpamitan pada Exion.
Ekspresi marah Exion berubah secara halus, kepalanya menoleh ke arah Jovelyn sembari melempar senyuman manis.
“Baiklah, mari bertemu lagi besok,” sahut Exion.
Seusai bayangan Jovelyn menghilang dari pandangan Exion, raut muka lembut miliknya kembali luntut. Dari sini Calix paham kalau sebenarnya Exion menaruh hati pada Jovelyn tanpa sadar, perilakunya yang dingin terhadap orang lain melunak sesaat berhadapan dengan Jovelyn.
“Jadi, apa yang aku katakan itu benar? Kau menyukai Jovelyn?”
“Hah?” Exion menyorot tajam Calix. “Jangan membicarakan omong kosong! Kau selalu saja membuat masalah denganku!” Exion mencengkram kerah baju Calix.
Calix masih santai menanggapi Exion, sudah menjadi kebiasaan Calix membuat kesal Exion karena tingkahnya. Namun, sekarang kekesalan Exion berasal dari alasan lain, terutama seusai dirinya menyaksikan Calix mencium Jovelyn sesuka hatinya.
“Jangan marah begitu, bagaimana kalau kita bersaing saja secara sehat mendapatkan Jovelyn? Tidak hanya kita berdua saja, kita juga akan bersaing dengan keempat swordmaster yang terkenal itu. Tolong tahan amarahmu, jangan bohongi hatimu lagi, aku tahu kau menyukai Jovelyn.”
Exion menyentak kerah baju Calix, dia terdiam sejenak dan mencoba berpikir berulang kali mengenai perasaannya terhadap Jovelyn.
“Baiklah, mari kita lakukan seperti itu. Tetapi, jika kau berbuat curang, maka jangan salahkan aku bila aku membunuhmu!” gertak Exion menyudahi pembicaraan mereka.
***
Setibanya di kediaman Arcduke Evgeniy, Jovelyn berdiam diri di dalam kamar seraya mempelajari buku sihir yang diberikan Exion padanya. Venika juga membantu mengajari Jovelyn beberapa hal mengenai sihir yang dia ketahui. Hingga pagi menjelang, Jovelyn masih berkutat dengan buku sihirnya, dia belum tidur semalaman demi mempelajari isi buku sihir hitam. Gadis itu tampak begitu bersemangat belajar tentang sihir. Dia ingin cepat-cepat menguasai sihir hitam segera supaya bisa menghabisi nyawa orang lain sesuka hatinya.
“Venika, kemarin aku mendengar sesuatu yang menarik,” ujar Jovelyn tiba-tiba.
“Apa yang kau dengar?” Venika terlihat penasaran dengan apa yang didengar Jovelyn.
“Aku dengar ada pasar gelap di alun-alun ibu kota, aku berencana ingin pergi ke pasar gelap melihat barang-barang menarik di sana.”
Jovelyn tanpa sengaja kemarin mendengar para kesatria berbincang soal pasar gelap, sebagaimana yang diketahui banyak orang, pasar gelap merupakan tempat dijualnya berbagai macam barang-barang yang tidak ditemui di kehidupan biasa. Akan tetapi, kebanyakan dari barang tersebut adalah barang illegal, keberadaannya tidak diperkenankan oleh pihak kekaisaran.
“Kedengarannya menarik, ayo kita ke sana sekarang. Siapa tahu kita menemukan sesuatu yang unik.” Venika teramat antusias, dia langsung mengajak Jovelyn pergi ke pasar gelap di detik itu juga.
Jovelyn segera bersiap-siap, dia menyimpan seluruh buku sihirnya di tempat yang tidak akan bisa dijangkau oleh orang lain. Jovelyn menyelinap keluar dari mansion, tidak lupa dia mengenakan jubah menutupi wajah dan tubuhnya. Namun, secara kebetulan di tengah jalan dirinya bertabrakan dengan Xenof. Tetapi, tampaknya Xenof tidak menyadari kalau gadis yang dia tabrak adalah Jovelyn.
“Maafkan aku, aku tidak sengaja,” tutur Jovelyn.
Mendengar suara dari kalimat maaf singkat Jovelyn, pria itu langsung sadar bahwa itu adalah suara Jovelyn. Raut muka datar Xenof sesaat mencair, sontak Xenof mencekal pergelangan tangan Jovelyn. Gadis bernetra permata biru itu menengadahkan kepalanya ke atas memastikan siapa pria yang di hadapannya kini.
“Hah? Xenof? Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Jovelyn.
“Seharusnya aku yang bertanya, mengapa kau di sini tanpa adanya pengawalan dari kesatria?” Xenof bertanya balik pada Jovelyn.
Jovelyn tertawa canggung, bingung jawaban seperti apa yang harus dia berikan kepada Xenof.
“Sebenarnya aku berencana pergi ke pasar gelap, tapi aku tidak tahu di mana gerbang menuju pasar gelap.” Alhasil, Jovelyn pun terpaksa jujur kepada Xenof.
“Pasar gelap? Kau tidak boleh pergi ke sana! Tempat itu mengerikan dan banyak penjahat yang berkeliaran. Memangnya apa yang ingin kau lakukan di tempat itu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘okkkk
2024-11-06
0