Venika si Swordmaster Pertama

Jovelyn sibuk membereskan kamarnya sebab tidak ada pelayan yang mau membantu merapikan kamar yang kotor tersebut. Sesudahnya, Jovelyn duduk di kursi yang menghadap ke jendela, dia mengeluarkan sebuah kalung dari balik gaunnya. Kalung permata berwarna hitam itu dibawa oleh Jovelyn dari masa depan. Dia mencurinya dari sebuah ruang yang menjadi tempat penyimpanan alat-alat sihir yang tersisa.

"Kenapa kalung ini bisa ikut ke masa lalu denganku? Sebelum aku mati, aku tertarik melihat kalung suram ini, tapi bukan bentuknya yang membuatku tertarik melainkan aura di sekitar kalung ini."

Jovelyn pun berniat menghancurkan kalungnya, dia meraih pedang dari samping tempat tidur lalu mencoba mencerai beraikan permata hitam di kalung tersebut. Akan tetapi, mau seberapa kuat pun kekuatan Jovelyn, kalungnya tidak mau hancur.

"Ahh, sial!" Jovelyn mengumpat ketika jemarinya tanpa sengaja tergores oleh ujung pedang, satu tetes darah segar dari jemari Jovelyn mengenai permukaan permata itu. Sebuah cahaya menyilaukan timbul dari permatanya, kilauan cahaya putih menutup pandangan Jovelyn.

"Siapa manusia yang berani membangunkanku?"

Jovelyn terperanjat kaget mendapati seorang wanita berambut putih panjang muncul dari kalung itu. Netra violet wanita itu memandang tajam ke arah Jovelyn yang masih terpaku di tempat, pasalnya wanita itu melayang di udara dan penampakan tubuhnya seperti roh manusia yang bergentayangan.

"Siapa kau?" tanya Jovelyn dengan mata yang tak mengerjap.

Wanita itu kian menatap lekat Jovelyn, raut mukanya seperti sedang menganalisis kekuatan yang ada pada diri Jovelyn. Tampangnya yang sangar membuat Jovelyn sedikit tidak nyaman, ditatap oleh orang asing seperti wanita itu bukanlah hal yang menyenangkan.

"Hei, kau bukan jiwa yang berasal pada zaman ini, 'kan? Kau jiwa asing yang berasal dari masa depan."

Manik biru permata milik Jovelyn melebar sempurna ketika wanita itu bisa mengetahui dengan jelas dari mana Jovelyn berasal. Jovelyn berfirasat bahwa wanita itu bukanlah roh sembarangan, kekuatan yang meluap dari tubuh wanita itu menjadi salah satu yang cukup membuat Jovelyn paham alasan mengapa dia bisa mengetahui asal jiwa Jovelyn.

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya? Siapa kau sebenarnya?" tanya Jovelyn disertai tatapan penuh kewaspadaan dan kecurigaan.

"Kau benar-benar tidak tahu siapa aku? Aku adalah swordmaster pertama di dunia, namaku Venika. Aku telah disegel di dalam kalung itu selama dua puluh ribu tahun lamanya setelah aku melakukan dosa besar di masa lalu."

Jovelyn terdiam, dia tahu betul cerital soal Venika yang merupakan swordmaster pertama di alam semesta. Venika terkenal oleh kehebatannya dalam seni pedang, kemampuannya dipuja-puja umat manusia dan dijadikan sebagai perisai dunia menghadapi gelombang makhluk iblis. Akan tetapi, Venika dibunuh pihak gereja karena dia telah berani mengusik ketenangan dunia setelah membunuh Kaisar dan Permaisuri dari kekaisaran asalnya. Tidak hanya itu saja, dia juga menghabisi manusia yang tidak terhitung jumlahnya, dia menggila tanpa alasan yang diketahui orang lain.

"Aku tahu nama itu, tapi siapa yang menyegelmu di dalam kalung ini? Lalu bisakah kau memberitahuku alasan kenapa kau melakukan pembantaian besar-besaran di masa lalu?"

Ekspresi sangar Venika melunak ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Jovelyn. Ini merupakan percakapan pertama Venika selepas dua puluh ribu tahun tersegel di dalam kalung.

"Sebelum aku menjawabnya, aku akan bertanya padamu lebih dulu. Apakah kau berminat untuk membuat kontrak denganku? Aku berjanji mengajarimu ilmu pedangku dan menjadikanmu sebagai swordmaster terhebat sepanjang masa. Asalkan kau bersedia menjadi Masterku supaya aku bisa lebih leluasa melihat dunia ini," ujar Venika.

Tawaran yang diberikan Venika adalah tawaran yang menguntungkan bagi Jovelyn, lagi pula dia tidak merasakan adanya firasat buruk terhadap Venika. Terlebih saat ini Jovelyn butuh kekuatan yang besar untuk menghadapi orang-orang yang mengusik hidupnya.

"Inilah yang aku butuhkan." Seringai licik terbit dari bibir Jovelyn, dia pun mengulurkan tangan pada Venika. "Baiklah, aku terima tawaranmu. Mari kita membuat kontrak, aku akan melakukan apa pun untuk mengacau di dunia ini meski harus mengikat kontrak dengan iblis paling kejam."

Sebuah ambisi besar terpancar dari binar mata Jovelyn, bukan ambisi yang baik tapi ambisi membunuh yang sangat kuat. Bahkan Venika sendiri menaruh ketertarikan besar kepada Jovelyn karena dia merasakan kebencian tak berbatas hingga keinginan membunuh yang tak masuk akal.

"Oh, apa kau ingin menaklukkan dunia ini atau lebih tepatnya menghancurkan dunia ini?" Venika menerima uluran tangan Jovelyn disertai senyum merekah.

"Aku ingin menjadi penjahat yang tak terkalahkan."

Venika terperangah mendengar Jovelyn ingin menjadi seorang penjahat, sejauh ini dia hanya pernah bertemu dengan manusia yang ingin menjadi pahlawan. Namun, hal inilah yang menambah daya tarik Jovelyn di mata Venika.

Sesaat ketika mereka berjabat tangan, sebuah cahaya muncul kembali dan itu pertanda bahwa kontrak di antara mereka berhasil terbentuk. Kini Jovelyn dan Venika resmi menjadi rekan, sesuai janjinya, Venika akan menjadikan Jovelyn sebagai swordmaster terhebat sepanjang masa.

"Bisakah kau berikan pedangmu padaku?" pinta Venika langsung dituruti oleh Jovelyn.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Memberikan aura pedang kebanggaanku padamu." Venika memasukkan gelembung cahaya merah ke dalam pedang Jovelyn. Pedangnya perlahan berubah corak menjadi merah selayaknya bara api nan menyala. Pedang biasa yang dibawa Jovelyn dari masa depan sekarang berubah menjadi pedang yang sangat kuat.

"Wah, pedangku menjadi sangat berbeda dari sebelumnya. Jadi, kapan kita akan memulai latihannya?" tanya Jovelyn terkagum melihat pedang miliknya.

"Kita mulai latihan esok hari, sekarang aku istirahat dulu karena energiku terkuras setelah sekian lama akhirnya keluar dari kalung itu. Mari kita berbicara lagi besok dan juga aku ingin memberitahumu kalau kalung itu bisa kau jadikan sebagai ruang penyimpanan."

Seusai mengatakan itu, Venika masuk ke dalam pedang Jovelyn, dia akan beristirahat di dalam pedang. Jovelyn masih tidak menyangka seorang legenda seperti Venika menjadi rekannya, setidaknya sekarang Jovelyn mempunyai peluang besar untuk memenangkan pertempuran yang bisa saja datang kapan pun tanpa sepengetahuannya.

"Oke, sekarang lebih baik aku membersihkan diri sebelum beranjak tidur." Jovelyn melepas satu persatu pakaiannya, tapi saat Jovelyn hendak melepas pakaian dalamnya, dia merasakan adanya aura orang lain di kamar yang dia tempati. Selain itu, ada sepasang mata yang sedari tadi mengamatinya dari balkon.

Jovelyn memakaikan lagi gaun yang telah lepas dari badannya lalu bergegas mengambil pedang. Jovelyn pun membuka pintu yang mengarah pada balkon, sorot matanya tajam mengamati kondisi sekitar.

"Ada urusan apa kau denganku? Mengintip seorang gadis yang belum menikah merupakan tindakan kriminal." Jovelyn mengarahkan pedangnya ke sudut balkon, secara perlahan seorang pria tampan muncul di hadapannya.

"Kau cepat juga menyadari keberadaanku, aku tidak bermaksud untuk mengintipmu. Hanya saja aku ingin mengonfirmasi beberapa hal tentang dirimu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!