Pertemuan Exion dan Jovelyn

Ternyata pria yang diam-diam menyeludup ke kediaman Jovelyn adalah Exion. Dia menggunakan sihir tak kasat mata untuk mengamati Jovelyn, untung saja dia tidak sempat melihat Venika.

"Apa maksudmu?" Jovelyn semakin menodongkan pedangnya ke arah Exion. Muka Jovelyn teramat sangar, ekspresinya datar tapi tajam.

"Turunkan dulu pedangmu, gadis secantik dirimu tidak sepantasnya mengangkat pedang untuk mengancamku," ujar Exion menekan ujung pedang Jovelyn untuk turun.

Jovelyn akhirnya menurunkan pedang, dia menatap lekat Exion, entah kenapa pria yang tampak asing baginya itu sangatlah terlihat menyebalkan.

"Siapa kau? Mengapa kau kemari? Aku tahu kau tidak punya niat untuk membunuhku, tapi apa yang membuatmu penasaran sampai menyusul ke kediamanku?" Jovelyn bertanya disertai tatapan penuh selidik.

Exion tiba-tiba menarik pergelangan tangan Jovelyn dan membawa gadis itu ke pelukannya. Exion merengkuh pinggang ramping Jovelyn sambil menatap Jovelyn dari dekat. Tetapi, Jovelyn malah memberontak, dia ingin lepas dari Exion, namun Exion mengunci pergerakannya menggunakan sihir.

"Jovelyn, aku tahu kau sedang menyembunyikan kekuatanmu dari orang luar. Insiden percobaan pembunuhan terhadapmu beberapa hari yang lalu tidak sepenuhnya benar. Kau adalah orang yang menghabisi nyawa pelayan dan kesatria di mansion lalu kau juga menghabisi nyawa para pembunuh bayaran itu. Kau sengaja membakar mansion untuk mengalihkan kecurigaan orang lain. Benar, bukan seperti itu?"

Jovelyn menekuk kepalanya, sepersekian detik dia terdiam lalu menegakkan kembali kepalanya. Jovelyn menampakkan tawa kecil nan mengerikan, dia masih belum tahu identitas Exion tapi baginya Exion tetaplah orang yang harus dia habisi karena sudah mengetahui dengan pasti tentang insiden tempo hari.

"Kau sudah tahu? Kalau begitu aku tidak punya pilihan lain selain membunuhmu." Jovelyn menyentakkan diri dari rengkuhan Exion, dia berhasil lepas dan berniat langsung membunuh Exion.

Akan tetapi, Exion kembali menahan serangan Jovelyn yang dipenuhi emosi. Exion menarik sudut bibirnya, dia tersenyum ketika menyaksikan Jovelyn yang jauh berbeda dari rumor yang beredar.

"Mari kita bicara dengan kepala dingin, aku tidak punya niat untuk mencampuri urusanmu. Tolong percaya padaku, lagi pula tidak ada untungnya bagiku ikut campur dalam urusanmu," tutur Exion mencoba meredakan emosi Jovelyn.

Jovelyn pikir Exion tidak berbohong sama sekali, walaupun muka Exion cenderung cantik seperti wanita, tapi Exion menunjukkan bahwa dia sungguh tidak bermaksud ikut campur di dalam masalah Jovelyn.

"Lalu apa maumu? Apakah kau kemari hanya untuk memastikan pembunuhan itu saja? Ya, benar, aku membunuh mereka, tapi itu karena mereka memang pantas untuk dibunuh. Siapa pun yang mengusikku, aku takkan memaafkannya meski orang itu adalah Putra Mahkota atau Kaisar sekali pun."

Tergurat kebencian mendalam dari mata Jovelyn, Exion menyadarinya bahwa kebencian itu bukanlah sesuatu yang bisa dia atasi.

"Aku paham, kau membenci Putra Mahkota yang berselingkuh darimu, kau juga membenci Olivia dan juga Paman dan Bibimu yang sudah merampas semua milikmu. Aku tidak akan ikut campur, tapi aku akan mengawasimu. Jadi, berikan padaku tontonan menarik, mau kau membunuh siapa pun itu nanti aku pastikan membereskan kekacauan itu untukmu."

Jovelyn semakin curiga dengan Exion, lebih tepatnya Jovelyn tidak bisa mempercayai siapa pun untuk saat ini.

"Aku tidak bisa mempercayai orang asing sepertimu, jikalau nanti masalah ini tersebar, maka orang pertama yang aku bunuh adalah kau!" tekan Jovelyn sambil menodongkan kembali pedangnya.

Mimik muka Jovelyn tidak main-main, dia serius akan membunuh Exion. Penyihir hebat seperti Exion pun tidak pernah mendapat tekanan sebesar ini. Exion hanya bisa menelan ludah, napasnya seolah tercekat akibat ancaman dari Jovelyn.

'Tidak tahu kenapa, tapi gadis ini mempunyai dendam dan kebencian yang lebih besar dari orang yang pernah aku temui. Kebencian itu seakan meledak dari bola matanya, dia menekan dalam-dalam kebencian itu di genggaman pedangnya. Aku tidak bisa mengatasi rasa benci yang dia pikul sendiri. Apa mungkin ada sesuatu yang aku lewatkan? Gadis polos murah senyum ini tiba-tiba berubah menjadi gadis iblis tak kenal ampun,' batin Exion.

Exion menghembuskan napas kasar, dia telah salah menemui Jovelyn malam ini tanpa persiapan pasti.

"Kau bisa pegang janjiku, jika aku menyebarkan masalah ini maka kau boleh memotong lidahku. Dan kau bisa—"

Kalimat Exion terpotong cepat sesaat beberapa anak panah melesat ke arah mereka. Exion dengan sigap menarik Jovelyn ke bawah perlindungannya, dia sangat mudah mematahkan seluruh anak panah itu. Jovelyn terlihat kesal, dia mendorong tubuh Exion yang berani memeluknya.

"Awas! Aku tidak butuh bantuanmu," ketus Jovelyn.

Jovelyn dibarengi kelincahannya mengayunkan pedang, dia menerjang habis semua anak panah yang sudah dibaluri racun. Dari jauh Jovelyn menangkap para pelaku pembunuhan yang mengarah padanya sedang bersembunyi di balik tembok pembatas di sekitar paviliun. Exion tercengang melihat Jovelyn rupanya lebih gila dari yang dia bayangkan. Ketika menggunakan pedang, bahkan dia pun tidak peduli lagi siapa saja yang berada di sekitarnya.

"Aku tahu kau tidak butuh bantuanku, tapi aku tetap ingin menolongmu." Exion menggunakan sihir dari jarak jauh, dia menangkap dan mengikat lima orang pembunuh yang bersembunyi di balik tembok.

Lalu Exion menarik pinggang Jovelyn dan membawanya turun ke bawah halaman paviliun. Tidak lupa Exion memasang sihir di sekitar mereka supaya tidak ketahuan oleh pelayan maupun kesatria. Kelima pembunuh bayaran itu tampak ketakutan di saat mereka berhasil ditangkap. Jovelyn tidak berbicara apa pun, dia hanya menatap tajam orang-orang yang hendak membunuhnya.

"T-Tunggu, j-jangan bunuh kami! Tolong berikan kami kesempatan untu—"

"Tidak butuh! Kalian mati saja dan pergilah ke neraka!" Jovelyn mengangkat tinggi-tinggi pedangnya lalu menjatuhkan bagian paling tajam ke leher mereka berlima.

Exion memperhatikan cara Jovelyn menghabisi seluruh pembunuh tersebut. Dia sedikit tertegun sebab Jovelyn melakukannya tanpa ragu-ragu.

'Ini seperti dia bukan pertama kalinya membunuh orang, lebih tepatnya dia tampak seperti seorang pembunuh handal.'

Jovelyn menyeka seluruh darah yang menyiprat ke muka, gaun berwarna cerah miliknya terkena noda darah. Sekarang aroma tubuh Jovelyn bercampur dengan aroma darah nan anyir.

"Sial! Darah manusia rendahan seperti mereka memiliki aroma busuk. Tidak peduli, lagi pula aku sudah terbiasa mencium bau darah." Jovelyn bergumam sembari mengeluarkan api hitam pekat dari jemarinya dan membakar sampai habis tak bersisa semua mayat pembunuh itu. Exion kian terkejut, dia sangat mengenal api hitam itu, sejenak Exion pun kehilangan kata-kata untuk berucap atau merespon tindakan Jovelyn.

"Siapa namamu?" tanya Jovelyn mendadak.

"Aku? Aku Exion, seorang pemimpin menara sihir dan secara tidak langsung aku adalah kenalan Ibumu," jawab Exion.

"Oke, Exion, aku akan mengingat itu. Wajah dan suaramu sudah terekam di kepalaku, auramu juga bisa aku kenali dengan mudah. Apabila masalah tempo hari dan masalah hari ini terkuak ke publik, maka aku takkan segan-segan membunuhmu. Tidak peduli kau adalah seorang pemimpin menara sihir, aku pastikan kau sengsara di neraka. Camkan itu!"

Terpopuler

Comments

Shenaylin..😌😌

Shenaylin..😌😌

ter baik dan semangat thorr 🤗😘 up

2022-12-13

1

『Minecraft』

『Minecraft』

yang bener?🗿

2022-08-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!