Jovelyn berdiam diri di dalam kamar selama hampir satu minggu, sesekali para pelayan datang mengantarkan makanan lalu menguncinya kembali di dalam kamar. Tidak ada orang yang bisa diajak berbicara oleh Jovelyn sehingga dia menghabiskan waktunya hanya untuk merenung. Jovelyn pun perlahan merasa bosan, kamar lusuh dan beraura kelam itu sedikit menambah nuansa ketidaknyamanan bagi Jovelyn. Kini gadis itu pun mencari sesuatu yang dianggap menarik di sana sembari memikirkan hal yang mesti dia lakukan sebelum bertindak lebih jauh.
“Aku sudah tahu situasinya secara menyeluruh.” Jovelyn bangkit dari tempat duduknya. “Jovelyn Evgeniy, leluhurku ini dikurung di tempat terpencil dan jauh dari kerumunan ibu kota karena dia dianggap gila. Ayah dan Ibunya dinyatakan meninggal seusai melakukan penaklukkan tembok iblis, itu sudah berlalu sekitar tiga tahun yang lalu. Tunangannya yang merupakan seorang Putra Mahkota berselingkuh dengan Kakak sepupunya. Ketika dia memergoki aksi perselingkuhan itu, Jovelyn mengamuk hingga melukai banyak orang.
Putra Mahkota memerintahkan untuk mengurungnya di tempat lusuh seperti ini, setiap hari Jovelyn selalu berteriak dan meminta agar dikeluarkan dari sini. Kemudian hal yang lebih membuatnya meradang yaitu Paman dan Bibinya mengambil alih posisi Archduke yang sebelumnya milik kedua orang tuanya. Mereka menguasai kediaman Arcduke Evgeniy hingga menyiksa leluhurku beberapa kali.”
Jovelyn mengepalkan kedua tangannya, dia tidak tahan lagi harus menerima potongan ingatan si pemilik tubuh. Jovelyn yang saat ini baru berusia tujuh belas tahun harus menerima penghinaan dari tunangan sekaligus kerabatnya sendiri. Tidak ada orang yang membelanya, meski sesekali leluhurnya itu memberi perlawanan terhadap orang yang menyiksanya. Tidak hanya pelayan, bahkan kesatria juga tidak menghormatinya karena Jovelyn dianggap tak mempunyai bakat sihir atau pun sword master seperti kedua orang tuanya.
“Lalu yang membuatku sangat tertarik ialah di zaman ini sihir masih berfungsi dan semua orang mengandalkan sihir. Tidak seperti masa depan, sihir di masa depan sepenuhnya lenyap tanpa ada yang tahu penyebabnya apa. Teknologi menguasai dunia, sedangkan sihir hanya menjadi sebuah cerita pengantar tidur.”
Jovelyn tiba-tiba merasakan ada energi aneh berdesir di inti tubuhnya, sesaat Jovelyn terkesiap merasakan aliran energi tersebut. Inti tubuhnya perlahan memanas, belum pernah dia merasakan hal semacam ini sebelumnya. Jovelyn mengamati telapak tangannya, tidak lama setelahnya, memercik sebuah api berwarna hitam dari telapak tangan gadis itu.
“Begitu rupanya? Tubuh ini mempunyai bakat sihir, hanya saja dia tidak pernah melatih kemampuan tersembunyi miliknya. Apakah aku harus mulai melatih tubuh ini sebelum kembali ke ibu kota? Ya, aku harus melakukannya untuk menghancurkan manusia biadab itu.”
Jovelyn menampakkan senyum menyeramkan penuh dendam di wajahnya, dia semakin tidak menyangka kalau dia bisa melakukan perjalanan waktu ke masa di mana sebelum leluhurnya dicap sebagai pengkhianat dunia. Jovelyn pun kembali duduk di meja tempat biasanya dia bersantai, sejenak dia merehatkan kepalanya dari gangguan dunia yang membayanginya setiap waktu. Lalu selepasnya, dua orang pelayan masuk mengantarkan makan malam untuk Jovelyn.
“Lagi-lagi wanita gila itu diam, biasanya dia selalu berteriak agar kita membebaskannya dari kamar ini.”
“Apa yang merasukinya? Mungkinkah dia sekarang berpikir bagaimana caranya menarik perhatian Putra Mahkota lagi? Sekarang dia bukan siapa-siapa selain seorang putri dari mendiang Arcduke dan Arcduchess Evgeniy sebelumnya.”
Kedua pelayan itu terus berbicara buruk tentang Jovelyn, mereka bahkan tidak segan-segan meninggikan suara supaya Jovelyn juga bisa mendengarnya.
“Makanan apa yang kalian bawa itu?”
Kedua pelayan tersentak sesaat mendengar suara Jovelyn dari belakang punggung mereka, seketika mereka berbalik dan mengubah ekspresi muka secara halus.
‘Sejak kapan dia berada di belakangku? Aku tidak mendengar langkah kakinya.’
Jovelyn melipat kedua tangannya di dada sambil menatap lekat pelayan yang selalu bertugas membawa makanan ke kamarnya. Kali ini mereka juga masih menghina dirinya, tidak hanya sekali atau dua kali, sekarang Jovelyn tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.
“Kami membawa makanan yang biasa Anda makan, Nona, mengapa Anda masih bertanya? Apakah Anda tidak bisa melihat menggunakan mata kepala Anda sendiri?” jawab salah satu pelayan dengan lancang.
“Apakah sampah itu kalian sebut sebagai makanan? Kalian ini tidak bisa memasak ternyata. Jadi, mengapa kalian dipekerjakan oleh Putra Mahkota di mansion jelek ini?” Jovelyn memberi mereka balasan yang menohok.
Mereka kembali terkejut mendengar Jovelyn berkata seperti itu, selama yang mereka tahu Jovelyn takkan pernah berkata demikian. Akan tetapi, hari ini mereka melihat sosok berbeda dari diri Jovelyn, bahkan sebelum Jovelyn menggila pun Jovelyn dikenal oleh sifatnya nan lembut serta tegas terhadap orang-orang sekitarnya.
“Anda sepertinya mulai berani menentang kami, biasanya Anda akan menurut memakan apa pun yang kami sajikan tanpa protes. Ingatlah, ini perintah dari Putra Mahkota, Anda biasanya selalu menurut dengan apa yang Putra Mahkota perintahkan.”
Jovelyn menyunggingkan senyumnya, sayangnya Jovelyn yang kini berdiri di hadapan mereka bukanlah Jovelyn yang selalu mengemis cinta Putra Mahkota.
“Mengapa aku harus menuruti perintah si baj*ngan itu? Apa jangan-jangan kalian memberi racun pada makanan itu?”
Kedua pelayan itu terperangah mendengar ucapan Jovelyn barusan, tidak pernah sekali pun Jovelyn mengumpati Putra Mahkota. Gadis yang tergila-gila dengan Putra Mahkota mendadak menunjukkan ketidaktertarikan terhadap Putra Mahkota. Kemudian yang membuat mereka paling terkejut ialah mengenai racun yang ditudingkan Jovelyn.
“Kalian enggan menjawabnya? Berarti di makanan ini memang ada racunnya. Untung selama satu minggu ini aku tidak memakan makanan yang kalian sajikan untukku.” Jovelyn meraih mangkuk sup dingin yang telah dibubuhi racun di dalamnya lalu mengguyur kepala salah satu pelayan dengan sup tersebut. “Dasar sampah tak berguna, kalian pikir kalian sudah hebat karena menjadi pelayan di bawah perintah Putra Mahkota?”
Aura gelap dari tubuh Jovelyn meluap-luap keluar, kemarahan yang telah dia tahan selama satu minggu ini akan dilampiaskan saat itu juga.
“Kalian sudah bosan hidup?” Jovelyn bergerak mengambil sebilah pedang dari sudut meja. “Aku bisa mengirim kalian langsung ke neraka.”
Jovelyn menyeret pedangnya hingga mengeluarkan bunyi gesekan di lantai, kedua pelayan mendadak tidak bisa bergerak dan tubuh mereka sulit dikendalikan. Pandangan mereka menjadi gelap seolah kala itu mereka ditelan oleh kegelapan.
“Tidak, Nona! Jangan bunuh kami, tolong ampuni kesalahan kami. Ya, kami mengakui kalau makanan yang Anda makan selama ini mengandung racun. Kami akan memberitahu Anda orang yang menyuruh kami asalkan Anda mengampuni nyawa kami.”
Kedua pelayan itu menjatuhkan dirinya lalu bersujud memohon kemurahan hati Jovelyn untuk mengampuni mereka.
“Oke, aku akan memaafkan kalian.” Kedua pelayan itu langsung menegakkan kepala sambil tersenyum puas karena mereka sudah mengira kalau Jovelyn pasti akan mengampuni mereka.
‘Sudah aku duga, wanita bodoh ini tidak berani membunuh orang,’ batin si pelayan.
Jovelyn menodongkan ujung pedangnya ke arah kedua pelayan tersebut. “Maksudku, aku akan memaafkan kalian jika itu diri aku yang dulu, sedangkan saat ini aku bukanlah Jovelyn yang kalian kenal. Kalian berpikir aku tidak akan bisa membunuh orang? Sayangnya, aku ini paling suka mencium aroma darah manusia. Aku juga tidak butuh pengakuan kalian tentang siapa yang meracuniku sebab aku sudah tahu siapa orang yang menyuruh kalian.”
Jovelyn mengangkat gagang pedangnya, kedua pelayan itu ternganga seraya menatap tanpa kediapan ke arah Jovelyn. “Jadi, selamat tinggal, manusia rendahan dan tersiksalah kalian di neraka penyiksaan.”
Kepala kedua pelayan itu menggelinding di permukaan lantai, piyama putih Jovelyn pun terkena cipratan darah segar. Ini adalah pembunuhan pertama yang dia lakukan sejak datang ke masa lalu, dia tampak puas seusai kedua pelayan tersebut berhasil mati di tangannya.
“Mulai sekarang ceritanya akan berbeda, kisah dan sejarah akan berubah, aku pastikan pengkhianatan keluarga Arcduke Evgeniy takkan tercatat di dalam sejarah dunia.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Liara sharina
kesian sekali nasibnya leluhur Jovelyn
2022-10-01
1