Jovelyn tersenyum pahit, hatinya tercabik-cabik bila harus mengingat kembali betapa besar luka yang dia tanggung. Jovelyn menatap lurus ke depan, dia mulai merangkai kata-kata untuk menjelaskan secara detail kepada Venika.
“Di masa depan keluargaku dibunuh dengan tragis, Nenek dan Kakekku mati dipenggal sedangkan Ayah dan Ibuku dibakar hidup-hidup. Mereka menyisakanku lalu menjebloskanku ke penjara karena keluargaku merupakan keturunan dari pengkhianat dunia. Leluhur Arcduke Evgeniy dituding melakukan percobaan pembunuhan terhadap saintess sekaligus dituding menjadi dalang pemberontakan di Kekaisaran Valenta. Pihak gereja bersikukuh untuk jangan membiarkan satu pun keturunan Arcduke Evgeniy hidup. Namun, rupanya mereka terkecoh dan ada satu orang keturunan Arcduke Evgeniy yang berhasil lolos.
Mereka pun memburu keturunan Arcduke Evgeniy selama lima ribu lima ratus tahun yang kabur dari hukuman mati. Aku pun berakhir menjadi seorang pembunuh berantai, aku menghabisi nyawa para bangsawan di penjuru dunia dan menjadi buronan internasional selama dua belas tahun. Akan tetapi, mereka berhasil menangkapku lalu mengeksekusiku. Ketika aku terbangun, aku terjaga di tubuh leluhurku sebelum terjadinya pengkhianatan. Kalung tempatmu disegel pun aku dapatkan di masa depan, entah karena alasan apa kau juga ikut denganku ke masa lalu.”
Sepanjang cerita, Venika mulai sadar kalau kisah Jovelyn mirip dengannya, mereka sama-sama menjadi korban pihak gereja lalu sekarang dipertemukan pada pertemuan tak terduga. Masa lalu mereka menjadi jembatan penghubung satu sama lain, kini mereka mempunyai tujuan yang sama.
“Pantas saja aku merasakan adanya perputaran waktu, rupanya kau melintasi waktu dari masa depan menuju masa lalu. Sekarang aku akan membantumu untuk mencegah bencana buruk itu terjadi, aku juga akan membalaskan dendam yang sudah terpupuk sejak lama di dalam hatiku. Jadi, mari kita saling membantu, aku akan menjadikanmu sebagai penjahat yang tak terkalahkan,” ujar Venika menyemangati Jovelyn.
“Oke.” Jovelyn bangkit dari posisi duduk. “Aku rasa sudah cukup bagi kita untuk bersantai, ayo kita mulai latihannya sekarang. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, terlalu banyak musuh yang menghalangi langkahku,” lanjut Jovelyn berucap.
“Baiklah, latihanku sedikit keras, aku takkan melatihmu lagi jika kau mengeluh padaku.”
Mereka memulai latihannya, seperti yang Venika katakan, latihan mereka sangatlah keras tapi Jovelyn tidak mengeluh sedikit pun. Venika tidak segan-segan menyiksa Jovelyn hingga membuat Jovelyn babak belur. Namun, selepas latihan selesai, Venika langsung menyembuhkan luka Jovelyn agar tidak dicurigai penghuni mansion.
“Akhirnya latihannya selesai.” Jovelyn menghempaskan badan ke atas tempat tidur, dia mengatur irama napas yang tak beraturan keluar. Latihan yang disuguhkan Venika sangatlah melelahkan, orang lain bisa saja mati bila mengikuti latihan dari Venika.
Tiba-tiba saja kala itu dua orang pelayan menerobos masuk ke kamar Jovelyn, mereka mengantarkan makanan untuk Jovelyn. Sekarang sudah lewat pukul empat sore, bahkan mereka tidak mengantarkan sarapan untuk Jovelyn. Mereka juga tidak mengetuk pintu sebelum masuk, perlakuan mereka terhadap Jovelyn sangat keterlaluan.
“Ini makanan Anda, karena anggaran untuk Anda dikurangi maka Anda hanya bisa makan satu kali sehari. Lagi pula Anda tidak akan mati jika makan hanya satu kali sehari, kami harap Anda tidak melakukan protes terkait pengurangan anggaran ini,” sinis si pelayan.
Jovelyn bangkit dari posisinya, dia menatap dingin kedua pelayan yang baru masuk ke kamarnya. Sepersekian detik Jovelyn memandang tanpa ekspresi, dia pun perlahan memaksa bibirnya untuk tersenyum.
“Baiklah, aku tidak akan protes. Kalian boleh keluar,” jawab Jovelyn.
Ketika kedua pelayan itu melangkah keluar dan saat mereka tiba di ambang pintu, mereka merasakan sesuatu yang menyeramkan menusuk punggung mereka dari belakang. Mereka mematung tanpa suara, perlahan sebuah bisikan menghampiri telinga mereka.
“Nikmatilah hidup kalian selama beberapa hari ini sebelum pada akhirnya jantung kalian aku persembahkan untuk iblis.”
Kedua pelayan itu pun bergegas lari dari kamar Jovelyn, mereka tidak sadar jika bisikan itu berasal dari Jovelyn. Seringai licik terbit dari bibir Jovelyn, dia telah merencanakan sebuah ending yang sempurna untuk para pelayan dan kesatria yang berani meremehkan dirinya.
“Brengs*k! Kenapa kau membiarkan mereka berbuat seenaknya padamu? Seharusnya tadi kau pecahkan saja kepala mereka,” geram Venika.
“Bersabarlah, dalam tiga hari ini mereka akan mendapatkan siksaan yang berat di alam mimpi hingga membuat keinginan hidup mereka menurun. Kita tidak perlu mengotorkan tangan kita menghabisi nyawa pelayan menjijikkan itu.”
Seperti yang dikatakan Jovelyn, tiga hari kemudian kedua pelayan itu ditemukan tewas gantung diri di kamar mereka masing-masing. Para pelayan yang menjadi teman mereka bercerita bahwa kedua pelayan itu mengeluh mimpi buruk yang teramat menyeramkan. Akibat hal tersebut, kediaman Arcduke Evgeniy menjadi heboh, bila kabar ini sampai ke luar maka reputasi kediaman ini juga akan tercoret.
“Perintahkan kepada seluruh pelayan dan kesatria, suruh mereka tutup mulut perihal insiden ini. Jangan sampai mereka menyebarkan masalah ini ke luar mansion, ancam saja mereka supaya mereka mau menurut,” titah Mogens kepada Sigmund – sekretaris pribadinya.
Sigmund langsung melakukan sesuai yang diperintahkan Mogens, tanpa mereka sadari rupanya Jovelyn menguping pembicaraan mereka. Jovelyn bergerak ke luar mansion, dia membayarkan seseorang untuk menyebarkan berita kematian dua orang pelayan di kediaman Arcduke Evgeniy. Tidak lupa pula Jovelyn menambahkan bumbu-bumbu yang menyebabkan reputasi keluarga Arcduke Evgeniy dipandang buruk rakyat Valenta.
“Kalian dengar itu gosip terbaru tentang kediaman Arcduke Evgeniy? Aku dengar dua orang pelayan baru saja mati bunuh diri. Kabarnya gaji mereka dikorupsi Arcduchess dan mereka seringkali mendapat siksaan, bahkan tak jarang mereka dimarahi ketika kinerja mereka menurun.”
“Benarkah? Berarti Arcduchess Evgeniy tidak becus mengurus mansion. Apakah Arcduke tidak memberi teguran pada istrinya sendiri? Aku jadi tidak habis pikir.”
“Tapi yang lebih mengejutkan dari itu katanya Nona Jovelyn ditempatkan di paviliun terpencil, yang mana paviliun itu dulunya merupakan gudang penyimpanan barang. Dan parahnya lagi, Arcduchess memotong anggaran untuk Nona Jovelyn. Bayangkan jika masalah ini sampai ke telinga Pangeran Jeremy dan ketiga Duke, kira-kira apa yang akan mereka lakukan? Aku tidak bisa membayangkannya.”
Hanya membayar satu orang saja, Jovelyn berhasil meruntuhkan reputasi kediaman Arcduke Evgeniy. Seketika Mogens dan Catriona dibuat mati kutu karena gosip ini, tidak sedikit orang yang mengecam perbuatan mereka. Sekarang mereka menghadapi situasi yang menyudutkan mereka, memberi pembelaan pun mereka tak mampu melakukannya.
“Sialan! Kenapa bisa masalah ini menyebar? Apakah kau sudah memastikan tidak ada kesatria maupun pelayan yang menyebarkannya?” marah Mogens.
“Sudah, Yang Mulia, saya telah memastikan mereka tidak menyebarkan masalah ini ke luar mansion,” jawab Sigmund.
Beberapa detik berselang, seorang kesatria memasuki ruangan dan membawa sebuah laporan kepada Mogens.
“Maaf, Yang Mulia, Pangeran Jeremy dan ketiga Duke datang ingin bertemu dengan Anda.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Shenaylin..😌😌
semangat thorr 🤗🤗
2022-12-13
1
『Minecraft』
katakan "Hai" ketika bertemu dengan mereka, yang mulia 🗿
2022-09-06
3