Akting yang Sempurna

Jeremy tercengang sesaat menemukan Jovelyn berada di pelukannya sambil menangis sesenggukan. Hal yang lebih membuatnya terkejut adalah luka di sekujur badan Jovelyn, luka yang tampak diciptakan oleh guratan benda tajam.

"Nona Jovelyn, tolong tenanglah dan katakan kepada saya pelan-pelan, apa yang terjadi pada diri Anda? Mengapa Anda bisa berada di sini?" tanya Jeremy.

Jovelyn mengeratkan pelukannya, Jeremy mendadak membeku di tempat karena dia bisa merasakan dengan jelas buah dada Jovelyn menempel pada badannya. Jeremy berusaha untuk menjernihkan pikiran lalu mengusap pelan kepala Jovelyn. Gadis yang terlihat lemah baginya kala itu gemetar takut tiada henti, Jeremy bisa merasakan kalau Jovelyn baru saja terguncang hebat.

"Ada sekelompok orang yang datang ingin membunuh saya, saya sangat takut …," lirih Jovelyn dibarengi air mata palsu yang turun berderai dari kedua pipinya.

Kedua mata Jeremy melebar seketika Jovelyn mengadu tentang adanya ancaman pembunuhan yang mengarah padanya. Kemudian Jeremy menggenggam kedua pundak Jovelyn sambil menatap lekat gadis tersebut, padahal dia telah mencari ke mana pun keberadaan Jovelyn selama beberapa bulan terakhir, tapi dia tidak menemukan Jovelyn di mana pun. Detik itu juga Jovelyn akhirnya datang padanya membawa sebuah aduan yang membuat darahnya mendidih hebat.

"Lalu bagaimana cara Anda meloloskan diri? Apakah luka ini Anda peroleh karena Anda kabur dari para pembunuh itu?"

Jovelyn lantas mengangguk. "Mansion tempat saya dikurung oleh Putra Mahkota sudah terbakar habis, tapi sebelum itu saya melihat ada orang berjubah putih yang datang menyelamatkan saya. Jadi saya bersembunyi ketika orang itu membantu saya dan saat saya kembali ke mansion semuanya hanya tersisa api yang membakar habis mansion," jelas Jovelyn.

Jeremy menggertakkan giginya, emosi besar terpancar halus dari diri Jeremy, Jovelyn pun tersenyum licik di hati kecilnya. Jovelyn tahu kalau Jeremy takkan pernah membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Jeremy satu-satunya keluarga kekaisaran yang selalu memperlakukannya dengan lembut sebab Jeremy merupakan satu dari empat orang murid Ayah Jovelyn. Jeremy merupakan salah satu sword master berbakat di Kekaisaran Valenta. Berkat ajaran dari Ayah Jovelyn, Jeremy berhasil memperoleh kekuatan yang selalu diagung-agungkan banyak orang.

"Beraninya mereka melukai anak dari guruku, aku takkan melepaskan mereka." Jeremy menggerutu marah.

"Yang Mulia, mereka bilang kalau mereka disuruh Olivia untuk membunuh saya, memangnya salah saya apa sampai Olivia ingin membunuh saya? Tidakkah cukup baginya merebut Putra Mahkota dari saya? Padahal selama ini saya selalu baik padanya, tapi dia diam-diam saling bercumbu mesra dengan Putra Mahkota di belakang saya."

Tangisan Jovelyn kian terdengar memberatkan hati Jeremy, dia pun tidak menyangka Olivia akan setega ini terhadap orang yang pernah memperlakukannya dengan baik. Selama ini sepengetahuan Jeremy, Olivia mendapat perlakuan khusus dari Jovelyn, bahkan Olivia kerap kali dibawa ke perjamuan bangsawan kalangan atas. Keluarga Arcduke Evgeniy secara khusus mensponsori Olivia dan membiayai Olivia untuk masuk ke sekolah sihir paling bergengsi di Valenta.

Ayah Olivia adalah Adik kandung dari Arcduke Evgeniy, dia mewarisi gelar Count Ancel dan kebetulan kondisi keluarga mereka tidak stabil. Kemudian Arcduke Evgeniy membantu perekonomian keluarga mereka dan membawa Olivia ke kediaman Arcduke Evgeniy. Akan tetapi, segala kebaikan Jovelyn dan keluarganya malah dibalas dengan sebuah perlakuan tidak baik. Hal inilah yang menyebabkan pemilik tubuh asli mengamuk sampai melukai beberapa orang pelayan.

"Nona, Anda tidak perlu khawatir, saya pasti—"

BRUK!

Tubuh Jovelyn tiba-tiba kehilangan keseimbangan, kesadarannya menipis dan kedua matanya tak sanggup untuk terbuka lagi. Jovelyn terjatuh ke permukaan tanah, darah segar mengalir di sela luka Jovelyn. Lekas saja Jeremy mengangkat tubuh Jovelyn, dia ingin membawa Jovelyn untuk segera pergi dari tempat itu.

"Yang Mulia, ke mana Anda akan membawa Nona Jovelyn? Apakah Anda akan membawanya ke kediaman Arcduke Evgeniy?" tanya seorang kesatria yang selalu berada di samping Jeremy.

"Tidak, aku akan membawanya ke istanaku. Tolong panggilkan seorang healer untuk mengobati luka Jovelyn," jawab Jeremy sembari memberi perintah.

Setelah itu, Jeremy bergegas menuju kereta kuda, untung saja jarak antara istana kediamannya tidak jauh dari lokasi saat itu berada. Tatkala tiba di istana, Jeremy membaringkan tubuh Jovelyn di atas tempat tidur. Tidak lama seusainya, seorang healer datang memenuhi perintah dari Jeremy sebelumnya. Healer merupakan seorang penyihir yang memiliki kemampuan penyembuhan, mereka yang berprofesi sebagai healer dapat menyembuhkan luka orang lain dalam sekejap.

"Yang Mulia, sepertinya mental Nona Jovelyn saat ini kurang stabil, tapi luka di tubuh beliau telah sembuh sepenuhnya. Sekarang kita hanya perlu menunggu beliau sadar, saya sarankan juga agar Nona Jovelyn sementara waktu tinggal di tempat yang jauh dari hal-hal yang memicu traumanya," jelas sang healer.

Jeremy menghela napas lega seusai mendengar penjelasan dari healer tersebut, setidaknya saat ini nyawa Jovelyn tidak terancam. Selepas itu, Jeremy pun keluar dari kamar dan membiarkan Jovelyn untuk beristirahat sejenak memulihkan kondisinya.

"Apakah dia sudah keluar?" Jovelyn membuka matanya, dia berhasil melewati akting sempurna dan mengecoh seluruh orang yang berada di sekitar Jeremy.

"Cukup sulit juga berakting seperti gadis lemah, tapi aku senang karena Pangeran tidak mencurigaiku. Fakta sebenarnya tidak ada orang berjubah putih menyelamatkanku dan aku adalah orang yang membakar mansion itu. Rencana pertamaku sukses, kini aku menunggu seperti apakah reaksi yang ditunjukkan Olivia ketika mendengar rencananya untuk membunuhku gagal. Aku yakin wanita jal*ng itu menggerutu sepanjang waktu," gumam Jovelyn seraya menerbitkan senyum licik.

Jovelyn mengganti posisi berbaringnya, dia pun turun dari tempat tidur dan menuju ke jendela kamar yang menghadap taman istana kediaman Jeremy. Entah sudah berapa lama sejak dirinya bisa tidur di tempat semewah ini. Dahulu ketika Jovelyn menjadi seorang pembunuh berantai, dia tidak pernah mendapat kesempatan tidur di tempat yang layak. Terkadang dia tidak tidur sama sekali demi meningkatkan penjagaannya.

"Jeremy adalah salah satu murid Ayahku, dia anak dari Permaisuri terdahulu yang telah meninggal karena sebuah insiden kecelakaan. Kemudian Permaisuri saat ini yang dulunya adalah selir Kaisar, naik posisi menjadi Permaisuri. Pada akhirnya setelah membujuk Kaisar dengan berbagai cara, alhasil anaknya lah yang menjadi pewaris takhta. Keberadaan Jeremy pun di istana dianggap tidak pernah ada, dia ditinggalkan sang Ibu sejak berumur tujuh tahun. Pada saat itulah Ayahku menawarkan Jeremy menjadi muridnya. Wajar saja Jeremy marah ketika leluhurku diperlakukan tidak adil oleh Putra Mahkota."

Jovelyn membayangkan Jeremy ketika dia harus berjuang demi mendapatkan pengakuan Kaisar. Pria kecil yang tidak punya kekuatan tertatih-tatih mencapai puncak tertinggi, lalu pada masa ini Jeremy sukses mendapat pengakuan dari banyak orang.

"Tunggu dulu sebentar, aku pikir ada yang salah di sini." Jovelyn baru menyadari sesuatu yang sangat penting. "Apakah nama Jeremy Valenta pernah tertulis di dalam sejarah Kekaisaran Valenta di masa depan?"

Terpopuler

Comments

Liara sharina

Liara sharina

nampaknya akan ada orang yang akan jadi budak cinta

2022-10-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!