Menemui Exion

Olivia tercengang setengah mati, sikap Jovelyn berubah drastis dari sebelumnya, bahkan dia melihat saat ini yang berada di depan matanya bukanlah Jovelyn yang dia kenal. Olivia tak mengerjapkan mata sedikit pun, dia menatap seksama Jovelyn. Namun, mau dilihat dari segi mana pun gadis itu tetaplah Jovelyn. Hanya saja sekarang dia tampak seperti seorang penjahat wanita, mulai dari garis bibir nan melengkung licik hingga cara berpakaian serta caranya berbicara.

“Apa kau dirasuki roh jahat? Tidak … tunggu sebentar, aku masih tidak yakin gadis yang berhadapan denganku kini adalah Jovelyn.”

Olivia berusaha membantah kenyataan yang tertera, dia menolak mempercayai Jovelyn dan menuding Jovelyn dirasuki roh jahat. Jovelyn meresponnya dengan tawa kecil yang tersirat bahwa dia meremehkan kemampuan berpikir Olivia.

“Bagaimana aku menjelaskannya? Jovelyn yang dulu telah mati terbunuh setelah kalian bersekongkol mengasingkan diriku lalu menciptakan rumor bahwa aku gila. Kau dan orang tuamu merampas segala milik orang tuaku, jadi bersiaplah, Olivia. Mungkin saja seluruh ketenaran yang kau dapatkan sekarang akan lenyap dalam sekejap. Bagaimana pun juga aku adalah pewaris resmi Grand Duke Evgeniy.”

Jovelyn melangkah pelan mendekati Olivia yang membatu di tempat, tangan kanan Jovelyn menepuk sebelah pundak Olivia. Posisi mereka saat ini sejajar, aura sekitar pun berubah dingin, dan senyuman Jovelyn diwarnai kekejaman.

“Olivia, pelayan yang mati sebelumnya adalah ulahku, aku mencuci otak mereka sehingga pembunuhan ini tampak seperti insiden bunuh diri. Lalu aku juga yang telah menyebar rumor buruk soal kediaman ini, kau pasti tidak percaya, ‘kan? Wajar saja kau tidak percaya, bahkan jika kau memberi tahu masalah ini kepada Ayah dan Ibumu, mereka takkan mempercayainya. Aku di mata mereka adalah anak bodoh dan polos, untuk itulah kau tidak perlu repot-repot mengadukannya pada Ayahmu,” bisik Jovelyn.

Deg!

Olivia terkesiap, irama jantungnya mendadak cepat, perlahan kedua tangannya mengepal kuat menekan amarah tiada batas. Leher Olivia seakan tercekat oleh aura gelap sehingga menyebabkannya tak sanggup bersuara. Olivia melirik Jovelyn, senyum jahat gadis bermata biru permata itu benar-benar gila.

“Kau yang merencanakan itu semua? Kenapa kau bis—”

“Oh iya, dan satu hal lagi, sebenarnya pembunuh bayaran yang kau kirim waktu itu akulah yang membunuh mereka. Tidak hanya pembunuh bayaran saja, aku bahkan menghabisi semua pekerja di mansion tempatku dikurung. Aku ini jauh lebih mengerikan dari yang kau bayangkan, Olivia, jadi aku harap mulai sekarang kau harus berhati-hati dengan tindakanmu.”

Setelah berkata demikian, Jovelyn berbalik badan sembari menepuk pundak Olivia, tapi Olivia tidak membiarkan Jovelyn pergi begitu saja. Segala kegeraman sekaligus amarah Olivia berkumpul di satu titik. Sekilas cahaya berwarna jingga memercik dari tangan Olivia, dia bermaksud bermain sihir dengan Jovelyn.

“Mau ke mana kau? Aku takkan membiarkanmu lolos dengan mudah!” teriak Olivia mulai memainkan sihirnya.

Pada mulanya, Jovelyn tak menghiraukan teriakan Olivia, namun tiba-tiba seekor ular besar muncul di belakang punggungnya. Sontak Jovelyn berputar seraya mengayunkan pedang yang mendadak keluar dari udara. Ular raksasa tersebut berhasil dihabisi Jovelyn hanya menggunakan satu tebasan saja.

“Sihir pemanggilan, kah? Lumayan, tapi kau tidak bisa mengalahkanku dengan sihir pemanggilan ini.”

Olivia terpaku, padahal itu adalah ular berbisa paling berbahaya, tapi Jovelyn malah menghabisi ular tersebut dengan mudah. Olivia menekuk kepalanya, entah kenapa tubuhnya bergetar hebat menyaksikan kelihaian Jovelyn memakai pedang. Sepintas bayangan menghantui pikirannya, dia nyaris melupakan siapa Jovelyn sesungguhnya. Putri dari seorang ahli sihir dan seorang swordmaster terhormat di Kekaisaran Valenta.

‘Dia bisa menggunakan pedang? Dan lagi, dari mana pedang itu muncul? Lalu apa-apaan aura mematikan yang aku rasakan dari pedangnya? Aku tidak bisa menang melawannya, aku harus mencari cara menghabisi Jovelyn menjelang dia berbuat kekacauan lebih jauh lagi. Aku hanya tidak mau kejayaanku lenyap oleh ulah gadis ini,’ batin Olivia.

Jovelyn meninggalkan Olivia yang masih membeku di tempat, tergurat seribu kebingungan dari garis wajahnya. Selain itu, ada rasa takut yang menyelimuti alam pikir Olivia, tentunya hal ini membuat Jovelyn puas. Walaupun dia belum bisa membunuh Olivia sekarang, tapi setidaknya dia berhasil menggertak Olivia sampai tak berkutik.

“Wow, itu luar biasa, Jovelyn! Kau memang harus membuka topeng dan memperlihatkan watak aslimu pada gadis sombong itu,” ujar Venika.

“Ya, Olivia sekarang akan semakin gigih mencari cara menghabisi nyawaku, tapi dia tidak sadar bahwasanya yang berada di jurang berbahaya ialah dirinya sendiri.”

Selesai berurusan dengan Olivia, Jovelyn diam-diam berangkat menuju menara sihir demi bertemu dengan Exion. Gadis bersurai perak kebiruan itu ingin mendapat kejelasan pasti soal sihir yang mengalir di tubuhnya. Setiba di menara sihir, penampilannya yang seksi menarik perhatian para penyihir di menara.

“Aku mau bertemu dengan pemimpin menara sihir, bisakah kalian memanggil pemimpin kalian kemari?” tanya Jovelyn baik-baik.

“Mohon maaf, Nona, bisakah Anda memberi tahu siapa gerangan Anda sebenarnya?”

Jovelyn membuka tudung jubahnya, dia menampilkan secara nyata kecantikan yang memancar dari sekujur badan Jovelyn. Suasana menara sihir terdengar ramai seusai Jovelyn memperlihatkan wajahnya.

“Aku Jovelyn Evgeniy,” jawab Jovelyn seadanya.

Meskipun jawaban singkat, tapi para penyihir langsung mengetahui siapa Jovelyn sebenarnya.

“Nona Jovelyn, Anda diberi hak khusus oleh pemimpin menara, jadi Anda bebas berkunjung kapan pun. Silakan ikuti saya dan saya akan membawa Anda menuju ruangan pemimpin,” tutur penyihir itu memandu jalan Jovelyn mengarah ke lantai paling atas.

Jovelyn cukup takjub menyaksikan pemandangan di dalam menara, pasalnya di sana Jovelyn dapat menonton jelas berbagai warna sihir sekaligus alat sihir nan beragam. Sesampainya di lantai paling atas, Jovelyn dipandu menuju salah satu ruang yang keberadaannya dipenuhi sihir pengaman yang kuat.

“Tuan, Nona Jovelyn ingin bertemu dengan Anda.”

Sepersekian detik berselang, Exion buru-buru membuka pintu untuk mempersilakan Jovelyn masuk. Bawahan Exion tampak terkejut melihat respon Exion yang sangat cepat sebab biasanya ketika salah satu bawahan hendak menemuinya, respon Exion jauh lebih lambat. Terkadang Exion tidak membukakan pintu untuk para bawahannya.

“Apa yang membawamu kemari, Jovelyn?” tanya Exion menutup rapat pintu masuk.

Jovelyn mendudukkan diri di atas sofa sambil mengedarkan pandangan di ruangan yang berantakan.

“Aku ingin bertanya, sebenarnya jenis sihir apa yang ada pada diriku? Mengapa warna sihirku berbeda dari sihir pada umumnya?”

Exion membisu sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jovelyn, dia harus berhati-hati dalam menjelaskan perihal warna sihir Jovelyn.

“Sihirmu berwarna hitam, sihir hitam melambangkan kegelapan, jadi sihir milikmu ialah sihir kegelapan yang telah lama menghilang dari semesta. Sihir kegelapan adalah yang terkuat dari segala sihir, namun sihir kegelapan dianggap sebagai musuh umat manusia,” jelas Exion.

Terpopuler

Comments

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-11-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!