" A-ano~, Ka Sera. Bo--bolehkah aku mengusapnya? " ucap seorang perempuan muda yang sedari awal nampak ingin mengusap tubuh dari Vi yang berada dalam bentuk serigalanya.
" Dengan segala hormat, Putri Fei. Sepertinya dia masih enggan untuk menunjukkan sikap ramahnya terhadap anda dan saya pun tidak bisa memaksakan hal itu kepadanya. " Balas Rose setelah mengusap pelan wajah dari Vi ketika Vi menunjukkan taringnya pada perempuan muda itu.
" Akh, m~ ya ba-baiklah. " balas Fei dengan wajah yang kecewa namun tetap ingin mengusap tubuh menggemaskan Vi.
Melihat ekspresi dari putrinya yang nampak menggemaskan itu, membuatnya hanya bisa menahan tawa ketika untuk pertama kalinya ada seekor binatang yang nampak membenci keberadaan dari putrinya.
" Nak, Rose. Maaf atas sikap buruk dari putri saya dan jika, nak Rose berkenan, saya pun ingin menanyakan kenapa pelihara Nak Rose nampak membenci keberadaan dari Fei meskipun Fei memiliki sebuah aura yang mampu membuat beberapa makhluk hidup patuh kepadanya " ucap wanita dengan gaun berumbai itu sembari menutupi tawa kecilnya sebelum mengusap pelan kepala dari Fei yang nampak semakin kesal dengan ucapan dari ibunya.
" [ Ternyata benar kan, apa yang aku kira. Mereka bukanlah sosok bangsawan biasa. ] " ucapnya dalam diam sembari memandang ke arah Vi yang nampak tertidur pulas untuk menyembunyikan rasa malasnya menanggapi kedua sosok yang ada dihadapannya.
Setelah kembali mengatakan apa yang wanita itu katakan, Rose mulai menjelaskan bahwa Vi merupakan sosok yang unik dan berbeda dengan beberapa hewan sihir yang sebelumnya sempat Fei ucapkan sebagai tanda kesombongan diri.
" Jadi seperti itulah, Nona Fei. Nona Regina. " balas Rose setelah merangkai kebohongan lain untuk meyakinkan mereka dan membuatnya berhenti memaksanya secara halus untuk memberikan Vi.
Sebuah keheningan kembali terasa diantara mereka setelah Regina menahan Fei untuk tidak menunjukkan sikap buruknya terhadap seorang remaja yang bahkan dirinya sendiri tidak mampu membuatnya takluk.
" Sekali lagi saya ucapkan terima kasih karena bersedia mengantarkan saya sampai ke tempat ini. " ucap Rose sembari membungkuk hormat setelah kereta kuda itu menurunkannya di depan sebuah guild petualang kota yang dimaksudkan.
Sembari melambaikan tangannya dari sisi jendela kereta kuda itu, Regina yang semula nampak tenang itu mulai memikirkan kejanggalan yang ada pada Rose.
Dirinya mulai merangkai berbagai macam kejanggalan itu mulai dari status dasarnya yang terkesan palsu serta beberapa perlengkapan sederhana yang secara jelas dirinya tahu bahwa perlengkapan yang dipakai oleh Rose merupakan perlengkapan sihir tingkat tinggi.
" He, em. Karena hari masih nampak terlalu pagi untuk masuk kedalam tempat ini, mungkin sebaik aku berkeliling kota ini terlebih dahulu dan memastikan bahwa tempat ini merupakan tempat yang ingin aku tuju. " gumamnya sembari melingkarkan tubuh Vi seperti sebelumnya sebelum melangkah pergi.
* Owaaahcm. * Bersama dengan naiknya mentari pagi dengan perlahan, sebuah suara imut dari Vi yang menguap itu membuat Rose yang tengah menawarkan beberapa reserse item pada pedagang jalanan mulai berhenti menawar harga dan kembali ke tempat yang serupa guild petualangan itu dengan segera.
" Dengan sedikit informasi tambahan mengenai kota dagang "Graymelin ", aku sudah berada cukup dekat dengan tempat tujuan itu. " gumanya sembari memakan beberapa makan khas kota itu dan sesekali menyuapi Vi yang kini dalam pangkuannya.
* Skriiingss durudududduks * Sebuah tawa lepas sempat keluar dari Rose yang merasa geli melihat sekumpulan petualangan yang tiba-tiba datang entah dari mana sesaat setelah sebuah bel di atas bangunan itu berdering.
" Hoyah? Sepertinya suasana dalam guild ini, lebih ramai daripada guild yang Lumi pimpin. " gumamnya kembali sembari berjalan ke arah meja istirahat dan mengabaikan keramaian yang ada.
" Hey hey, lihat pria yang di sana. Bukankah dia adalah sosok yang nampak baru di kota ini? " bisik seorang petualang pada petualang lain yang masih dalam grupnya ketika melihat Rose nampak duduk dengan santai di dekat meja tempat mereka berada
" Sepertinya kamu benar, Igar. Dia nampak baru di sini.. " balas petualang itu sembari melirik ke arah Rose yang memberikan sebuah senyuman sebagai tanda sapaan atas gerak-gerik dari mereka yang nampak samar itu.
" Tapi, yah. Meskipun dirinya nampak baru di kota ini. Dia nampak memahami situasi di guild ini dan memilih untuk menunggu para pemula untuk berrebut misi. " balas seorang petualang dengan pakaian penyihir yang ikut masuk dalam pembicaraan mereka.
" Selain itu juga, dilihat dari perlengkapan sihir yang dirinya gunakan. M~, akan lebih baik jika kita tidak berurusan dengan dirinya. " tambahnya sembari menjelaskan setiap unic item yang ada pada Rose.
Merasa enggan untuk mencari masalah dengan petualang lokal di kota itu, Rose sempat mengangkat salah satu kaki depan dari Vi dan membuatnya melambai ke arah petualang wanita itu sebelum akhirnya beranjak dari tempatnya berada ke meja resepsionis yang nampak kosong.
" Untuk harga setiap item yang anda tawarkan memang benar, harganya sekitar 50 koin putih dan 2 koin emas jika anda menjualnya kepada mereka. Namun dengan adanya sistem analisis yang kami miliki, harga yang diberikan mungkin bisa menjadi lebih rendah dari perkiraan harga itu maupun lebih tinggi meskipun hanya beberapa koin putih. " balas seorang petugas guild itu sembari menjelaskan patokan harga mengenai beberapa looting item yang diambilnya dari beberapa sosok berpakaian hitam sebelumnya.
Merasa paham atas apa yang dikatakan oleh petugas guild itu, Rose mulai menjual seluruh looting item itu dengan kisaran harga yang menyentuh 500 keping koin emas dan tidak lebih dari 100 koin putih.
" Ano, tuan. Bisakah anda menjelaskan kepada kami mengenai beberapa item yang anda serahkan ini? karena dilihat dari analisis sistem yang ada, beberapa item ini nampak memiliki harga lebih tinggi dari harga yang dapat diberikan oleh guild. " lanjut staf guild itu sembari menahan kepergian dari Rose dengan menjelaskan beberapa hal lain yang berkaitan dengan looting item itu.
Sembari menjelaskan mengenai apa yang terjadi di malam sebelumnya, keramaian yang ada dalam guild itu semakin mereda dan hanya meninggalkan beberapa petualang yang dianggap sebagai petualang tingkat tinggi yang menanti kliennya.
...----------------...
" Hey, ibu. Akankah aku juga mendapatkan hewan sihir semacam itu? " ucap Fei sembari menghadap ke arah ibunya yang nampak larut dalam lamunanya setelah memandang ke arah kota dimana Rose diturunkan.
" Mengenai itu~, ibu tidak bisa menjawabnya secara pasti. " balas Regina sembari memasukkan tubuh hewan dari Vi kedalam sebuah golongan hewan tingkat tinggi yang masih belum diketahui.
" [ Dan lagi, meskipun penjelasannya nampak terkesan tabu. Aku sangat yakin bahwa dia merupakan sosok yang sempat ada dalam legenda meski sebelumnya aku sempat meragukannya.] " ucapnya dalam diam setelah mencoba mengingat beberapa hal yang berkaitan dengan sosok yang dimaksud itu dengan sosok Rose yang memiliki beberapa kesamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments