Dengan semua tatapan mata yang memandang langsung ke arah Hans dan Rose yang masih mengusap kepala Vi, Hans mulai mendekati keduanya dengan logat kasar dan berbagai macam ucapan provokasi sebagai ancaman untuk Rose.
* sdaptssss * " Sudah aku bilang untuk tidak menyentuh kan tangan kotormu dari pelayanku, kau tahu? " ucap Hans yang semakin kasar sembari menarik paksa tubuh Rose dan membuatnya berdiri menatap wajahnya.
" Baiklah, baik. Aku tidak akan melakukannya lagi. " balasnya sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain dan melihat beberapa petualang nampak berbisik akan sesuatu
" Nah, baguslah jika begitu. Sekarang pergilah dari sini dan jangan menunjukkan wajah burukmu itu dihadapanku! " bentak Hans sembari mendorong jatuh tubuh Rose dan memintanya segera pergi dari tempat itu
Kekesalan yang teramat sangat membuat Rose menghancurkan salah satu kursi di dekatnya ketika Hans mendorongnya begitu keras sebelum bangkit dari duduknya.
Melihat sesuatu yang buruk di hadapannya secara langsung membuat Vi langsung menampar keras wajah Hans sebelum mendekati tuannya yang nampak mencapai batas kesabaran.
" U~sh. " beberapa petualang yang ada nampak mengucapkan kata yang sama ketika melihat Hans dicampakkan begitu saja oleh Vi.
Diam tanpa kata sembari mengusap bagian pipinya yang mulai mengeluarkan darah membuatnya semakin murka ketika melihat keramahan hati Vi pada sosok asing dihadapannya.
" Tuan! tunggu! " ucap Vi disaat Rose mencoba pergi meninggalkan tempat itu namun di tahan oleh Vi
" Saya tahu bahwa saat ini bukan saatnya mengatakan hal ini. Namun yang jelas, tuan! Saya dan dia! Tidak memiliki hubungan apapun! " teriak Vi dengan lantang disaat Hans mencoba menghentikan langkah Vi untuk mendekati Rose.
Sebagai bentuk pelampiasan atas amarah dam kekesalannya, Hans mulai melakukan sesuatu yang kasar kepada Vi.
* Staptas.... * " Hey, Tuan Hans... Sesaat sebelumnya, kamu berkata bahwa dia adalah calon pelayanmu dan sesaat setelahnya, kamu berkata bahwa dia adalah pelayanmu. Lalu aku dengar dengan jelas bahwa dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki hubungan apapun denganmu. Jadi tuan, Hans! Sebenarnya ada hubungan apa antara Vi dengan dirimu dan kenapa kamu tiba-tiba berlaku kasar seperti itu terhadapnya? " ucap Rose sembari menahan pukulan tangan dari Hans dan meremas keras pergelangan tangan itu hingga membuat semua yang ada di sana hanya memperhatikan keributan itu dalam diam.
Berbagai macam teriakan yang berisikan caci maki terhadap Vi dan sosok Rose yang belum Hans kenal, mulai berganti lisan yang terdengar serupa permohonan atas pengampunan dikala genggaman tangan itu semakin erat dari sebelumnya.
" Hey!!! Apa yang terjadi di sini!!! " Teriak seorang wanita dengan pakaian yang hampir sama dengan petugas guild namun memakai sebuah rompi hitam dan baju berdasar putih polos sembari mendekati ketiga orang yang nampak menjadi pusat perhatian itu.
* sdaptsss * " A!!!! Tanganku!!! Tanganku!!! A!!!! " Teriak Hans sembari memegangi tangannya yang berbentuk remasan tangan dari Rose dan berguling-guling di atas lantai guild itu.
* Sclingss sdaptsss * " Sekarang diam dan jangan mengusik kami kembali. " ucapnya dengan tegas setelah menyumpalkan botol ramuan penyembuhan itu ke mulut Hans yang masih berteriak kesakitan.
" Sudah saatnya kita pergi Vi. " lanjutnya sembari mengajak Vi untuk pergi dari tempat itu disaat sosok wanita itu menatapnya dengan penuh amarah.
" Baik, Tuan Rose. Saya akan mengikuti kemanapun anda pergi. " balas Vi sembari mencoba mengikuti langkah kaki dari Rose sesaat setelah membungkuk hormat.
Ucapan dari Vi yang begitu jelas menyebutkan nama Rose di tengah keheningan itu, menciptakan sebuah kegaduhan baru sesaat setelah beberapa petualang mulai mengatakan bahwa nama itu nampak familiar bagi mereka.
* sdriiiimssss sdamss sdamss * Dua buah iron golem dengan pakaian prajurit langsung menahan langkah kaki dari Rose yang berniat meninggalkan area guild itu.
" Apakah kamu yakin untuk menghentikan langkah ku dengan sosok lemah seperti mereka? " ucap Rose sembari mengalihkan pandangannya ke arah wanita itu dan menunjuk ke arah dua iron golem itu.
Sebuah gerakan bibir sederhana yang diakhiri dengan sebuah senyuman terlihat jelas dari sosok itu sebelum mendekatkan diri pada ketiganya dan membuat para petualang yang ada di sana merasa penasaran atas apa yang akan terjadi setelahnya.
" Tuan Serverals Rose atau lebih dikenal dengan Sir Clymentora sang penakluk lembah Nereka. Senang rasanya bisa melihat anda sehat dan nampak baik-baik saja.. " ucap wanita itu sembari memberikan sambutan selamat datang kepada Rose beberapa saat sebelum membuka paksa bagian penutup wajah dari set kostum dark reaper yang dikenakannya.
" Heh, Luminus Meteora? Kenapa aku harus bertemu denganmu secepat ini. " balasnya dengan menampakkan wajah kesal disaat memandang wajah wanita itu.
" Haha, apa-apaan sikap mu itu? Apakah kamu sekesal itu denganku, Rose? " balas wanita itu sembari menarik kerah dari Rose untuk lebih dekat dengan wajahnya
" Lagipula setelah kamu menghilang begitu saja di saat genting itu, aku sudah membuang jauh nama dan jukukan itu. Dan lagi namaku saat ini adalah Agatha Alodia." lanjutnya sembari berbisik di telinga Rose sebelum mendorongnya pelan.
" Lu---luminus Meteora! Da----dan Ro---rosefall Clymentora?! " Teriak beberapa petualang yang semula nampak curiga atas kedua nama itu sebelum berteriak menyebutkan nama kedua sosok itu kembali dengan lantang
" Oi, oi, oi. Seriusan ini! Dua petarung legendaris yang sempat menghilang itu benar-benar ada dihadapan kita!! " Teriak seorang petualang sembari melihat keduanya yang nampak tidak percaya atas pertemuan tidak terduga itu
" Hey, nona. Jika tidak salah namamu Vi, bukan? " lanjut wanita yang disebut Alodia itu sembari mengabaikan kegaduhan yang ada dan mendekati Vi yang nampak kebingungan atas situasi saat ini.
" I--iya, nona. A--anda benar. Nama saya Alodia Viviola, lebih tepatnya. " balas Vi membenarkan ucapan dari wanita itu dan membuatnya terkejut.
" Walah. Jadi, kamu masih belum bisa melupakan hal itu dan menggunakan nama itu kepada dirinya? Huhuhu... betapa kejamnya dirimu, Rose. " balas sosok wanita itu sembari tertawa dan merapikan pakaian yang Vi kenakan.
" Peduli setan atas apa yang terjadi di waktu itu, Lumi. Lagipula kamu pun sama-sama menggunakan nama itu bukan? Heh, lihat siapa yang berucap namun tidak bercermin terlebih dahulu. " balas Rose dengan nada mengejek
" Hey. maaf, jika kami mengganggu. Namun biasakah kalian. " ucap seorang petualang yang mencoba menengahi keduanya disaat suasana semakin memanas
" Diam!! " Teriak keduanya secara bersamaan dan membuat petualang itu terdiam tanpa kata dan kembali menyembunyikan diri diantara petualang yang lain
" Argh, lupakan saja apa yang barusan aku katakan itu. Lagipula aku turut senang bisa melihatmu dalam kondisi baik. Terlebih saat terakhir kali aku dengar bahwa kamu mengasingkan diri di suatu tempat, aku tidak menduga bahwa kamu mengasingkan diri di sekitar sini. " ucap wanita itu sembari memukul bahu Rose dengan pelan layaknya sebuah salam dari teman lama.
" Heh, itu bukan urusanmu untuk tahu kemana aku pergi dan tinggal. " balasnya dengan nada tinggi dengan tatapan intimidasi.
" Hm~ sikapmu masih sama seperti saat kita berpisah terakhir kali. Tapi yah, hehehe. Tak apa, tak apa. Aku tetap menyukai sikap mu yang seperti ini dan nona, bisakah kamu mengatakan kepadaku kenapa kalian pergi ke kota ini? " balas wanita itu sembari menepuk punggung Rose dengan keras sebelum mengalihkan pertanyaannya kepada Vi
Dengan sebuah jawaban yang keluar dari mulut Vi yang begitu mudahnya, wanita itu nampak terkejut dan kembali mengejek Rose atas apa yang dirinya dengar
" Ha, ha, ha. Terserah lah. Lagipula aku juga tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan di kota ini. Pada dasarnya samua yang kamu lakukan untuk membawaku kembali ke tempat itu adalah hal yang sia-sia terlebih jika dia masih berada di sana. " balas Rose dengan mengalihkan pandangannya ke arah dua iron golem itu dan menghancurkan lengan yang menghalangi dirinya dengan mudah.
" Hm!! Ya! baiklah! Terserah apa yang kamu lakukan karena akupun tidak peduli dengan mu! " balas wanita itu sembari menghilangkan tubuh iron golem yang tersisa dan membiarkan Rose dan Vi untuk melangkah keluar dengan nada yang berbeda dari sebelumnya
Bersama dengan sebuah pembicaraan yang nampak begitu serius, mereka yang mendengarkan ucapan itu terlihat sangat terkejut ketika wanita yang dianggap sebagai guild master itu mulai meneteskan air matanya disaat Rose melangkah pergi.
" Hey, Lumi. Meskipun ini nampak terlambat untuk dikatakan, aku ada di saat dirinya meregang nyawa." balas Rose dengan nada yang lebih halus sembari mengangkat lengan kanannya sebelum mereka berdua benar-benar berpisah
* Sdaptsss sdruuuuuuss* " Jika kamu memang berada di sana kenapa kamu tidak menolongnya Rose!!! " Teriak wanita itu setelah kembali berbalik dan melihat sebuah lambaian tangan tenda perpisahan
Dengan diucapnya sebuah fakta mengenai sosok Alodia yang enggan menerima nasehatnya, Lumi sempat melambatkan pergerakannya sebagai tanda keraguan sebelum kembali berlari ke arah Rose.
" Selamat tinggal, Arta. " tambahnya sembari melambaikan telapak tangannya disaat Lumi melesat dengan cepat ke arahnya dengan keinginan untuk memberikannya sebuah serangan fatal menggunakan sebuh pedang besar yang semula ada di punggungnya.
*Swungssss Sbruuyumssssh * Bersama dengan menghilangnya sosok Rose dan Vi melalui sebuh sihir teleportasi, sebuah hentakan energi besar mengguncang area tempat itu hingga membuat awan yang kala itu melintas di atas langit ikut terhempas dan hanya menyisakan langit biru tanpa adanya awan
" [ Ya ampun... Apa-apan sikapku barusan? Kenapa amarahku bisa terpancing begitu mudahnya oleh ucapan dari npc itu? dan lagi, kenapa sesuatu yang sempat terlintas itu membuat dadaku terasa sakit? ] " ucap Rose dalam diam beberapa saat setelah mereka kembali ke bekas rumahnya yang kini telah rata dengan tanah.
Merasa bahwa ada hal yang menyakitkan bagi tuannya disaat dirinya mengingat ucapan dari sosok yang dianggap sebagai guild master itu, Vi langsung mendekap tubuh tuannya dengan tiba-tiba dan setelahnya beberapa tetes air mata mulai membasahi bajunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments