Saat ia tengah fokus pada semak-semak tersebut ia dikejutkan dengan suara ranting yang terinjak dan menimbulkan suara yang lumayan keras.
"Siapa disana" teriaknya panik.
Dan...
Rarr...
Argghh..
Hahaha...
Rifki, Angga, dan Riko tertawa terbahak bahak saat mendengar jeritan Alvina saat mereka mengerjainya.
"Bang*at kalian, jantung gue mau copot anj*ng" umpat Alvina terduduk lemas sambil memegang dadanya yang berdebar tak karuan akibat ulah Rifki dan teman-temannya itu.
Sebelumnya Rifki memang sudah melihat Alvina yang sedang duduk di bawah pohon, tapi ide untuk mengerjainya seketika terlintas begitu saja di dalam pikirannya.
Mereka sengaja tidak mengeluarkan suara lagi dan mendekati Alvina dengan mengendap-endap dan bersembunyi di balik semak-semak.
Sebenarnya mereka tidak tega melihat wajah panik Alvina, tapi ia tetap melanjutkan niat jahilnya tersebut sehingga membuat Alvina menjerit ketakutan saat mereka keluar dengan mengeluarkan suara yang cukup keras.
"Sorry Na, ini rencananya si Rifki tuh" ujar Angga dengan tawanya yang belum reda.
"Huhh dasar lak*at, untung gue gak ngeluarin pisau gue" kesal Alvina.
"Pisau?" beo Rifki.
"Iya nih pisau" jawab Alvina mengeluarkan pisau kecil yang ada di saku celana nya.
"Njirr kebayang gak sih kalo tuh pisau melayang ke arah kita tadi" ujar Riko bergidik ngeri saat melihat pisau yang berkilau dan tajam ditunjukkan oleh Alvina.
"Kalian cuma bertiga?" tanya Alvina.
"Iya emang kenapa?"
"Kenapa gak sama yang lain, padahal bahaya lo masuk hutan cuma bertiga" ujar Alvina.
"Nih si Rifki, awalnya dia mau sendiri nyari lo nya, kalo kita gak ikut dia bakal nekat buat nyari lo sendiri katanya" jelas Riko.
"Ngapain mau nyari gue sendirian?, kenapa gak nunggu yang laen aja?" tanya Alvina melirik ke arah Rifki yang juga sedang menatapnya.
"Kalo nunggu yang laen lama, lo kan cewek, mana sendirian lagi, gue takut Lo kenapa-napa, apalagi tadi kan ada suara serigala. Gimana kalo tu serigala nyamperin lo" jelas Rifki.
"Ciee yang khawatir sama gebetan" goda Angga.
"Iya lah" ujar Rifki.
"Ya udah lah, kita juga sekarang gak papa kan, mending balik ke tenda yuk" ajak Rifki.
"Kalian gak bawa minum apa?" tanya Alvina.
"Enggak Na emangnya kenapa?"
"Gue haus, capek teriak-teriak dari tadi" jawab Alvina.
"Ngapain teriak, kenapa gak nyari jalan aja" tanya Angga.
"Justru itu, gue dari tadi cuma muter-muter di sini" kesal Alvina.
"Ya udah lah ntar aja minum nya di tenda" ujar Rifki.
Alvina segera mencoba untuk bangkit dari duduknya, tapi karena badannya terasa lemas ia tak sanggup untuk sekedar berdiri.
Rifki yang melihat itu menjadi kasihan, dan berjongkok di hadapan Alvina.
"Lo naik ke punggung gue biar gue gendong" pinta Rifki.
"Gak usah" tolak Alvina.
"Gak usah ngeyel jadi orang, gue tau badan lo lemes, apalagi tadi siang lo gak makan, kalo di paksain yang ada ntar lo jatoh" balas Rifki.
"Tau dari mana lo kalo gue gak makan?" tanya Alvina.
"Mata gue ada sepuluh, udah buruan naik kita balik ke tenda, yang ada di tenda pasti nyariin" jawab Rifki.
Alvina yang memang merasa sudah tidak kuat untuk berjalan ke tenda, akhirnya mau tidak mau ia naik ke atas panggung Rifki dengan ragu dan melingkarkan tangannya pada leher Rifki.
Setelah dirasa Alvina sudah naik ke atas panggung nya, Rifki segera berdiri dan berjalan menuju keluar dari area hutan.
"Tadi lo kenapa muter-muter di sini?" tanya Rifki.
"Gak tau gue juga bingung, padahal gue udah coba kemana-mana jalan nya tapi tetap aja nyampe nya di sana lagi" jawab Alvina dari atas punggung Rifki.
****
Setelah sampai di dalam tenda, Rifki segera menurunkan Alvina dari punggungnya, ia segera pergi dari dalam tenda Alvina menuju tempat makanan dan minuman.
Guru yang melihat itu segera bertanya kepada Rifki.
"Rifki bukannya tadi kamu udah makan, itu buat siapa" tanyanya.
"Buat Alvina bu" jawab Rifki.
"Alvina nya udah ketemu Ki?"
"Udah"
"Alhamdulillah kalo gitu"
"Tadinya ibu sama yang lain juga mau nyari Alvina, tapi kata Keyna sama Salsa, kalian udah duluan nyari" lanjutnya.
"Iya Bu, soalnya kalo kita nungguin ibu sama yang lain, Alvina nya bisa keburu dimakan serigala bu" jawab Rifki, dengan tangan yang sibuk mengambil makanan untuk Alvina.
"Saya mau ke tenda perempuan dulu ya Bu, mau ngasih ini" pamit Rifki menunjukkan makanan yang ia pegang kepada guru.
"Iya" jawab nya.
Sesudah mendapatkan makanan, Rifki segera kembali ke tempat Alvina berada dan memberikan makanan yang dia bawa ke Alvina.
"Nih makan dulu, biar gak lemes" ujar Rifki menyodorkan makanan dan minuman yang dibawanya.
"Thanks" ujar Alvina.
Alvina mengambil makanan dari tangan Rifki tanpa penolakan, karena sudah sangat lapar, Alvina langsung memakan nya tanpa menghiraukan Rifki yang menatapnya.
Setelah makanan yang ada di dalam mangkuk nya habis, Alvina melirik ke arah Rifki yang masih setia menunggu nya.
"Ngapain lo masih disini?" tanya nya.
"Nungguin lo selesai makan" jawab Rifki.
"Ini kan udah selesai" ujar Alvina.
"Ya udah sini-in mangkok nya biar gue yang simpen" ujar Rifki.
"Mending lo mandi gih, abis itu istirahat" perintah Rifki.
"Hmm" jawab Alvina.
"Gue pergi dulu, kalo butuh sesuatu panggil gue aja" ujar Rifki sambil berlalu pergi membawa mangkok bekas Alvina makan tadi.
Setelah kepergian Rifki, Alvina memutuskan untuk segera membersihkan diri. Ia pergi ke kamar mandi perempuan dengan membawa baju ganti dan handuk.
Karena hari ini adalah hari terakhir camping, jadi malam nya semuanya berkumpul di dekat api unggun untuk sekedar bernyanyi-nyanyi.
Setelah puas bernyanyi dan hari sudah gelap, semuanya membubarkan diri masing-masing.
Ada yang langsung masuk ke dalam tenda, ada juga yang masih betah berada di luar tenda untuk sekedar melihat pemandangan malam hari.
Sedangkan Alvina memilih untuk masuk ke dalam tenda dan mengistirahatkan tubuh nya yang lelah.
Begitupun dengan Rifki, ia juga memilih untuk mengistirahatkan tubuh nya di dalam tenda, karena mengingat besok mereka akan kembali pulang.
****
Secercah cahaya matahari mulai menerobos masuk melalui jendela tenda yang tidak tertutup rapat.
Alvina mengerjap berulang kali, rasa kantuk yang luar biasa, rupanya masih melekat pada kedua kelopak matanya, enggan untuk pergi.
Ia mencoba membuka matanya secara perlahan, mengusir rasa kantuk yang masih melekat. Setelah kesadaran nya penuh dan rasa kantuknya perlahan mulai hilang, meski menyisakan sedikit pusing.
Alvina melirik ke sebelah kirinya, tempat dimana Citra masih tenggelam di alam mimpinya. Ia mencoba membangunkan Citra dengan cara menggoyangkan lengannya sambil memanggil namanya.
"Citra bangun, udah pagi, kita mandi yuk" ujarnya.
Yang hanya dibalas dengan gumaman oleh sang empu. Citra tampak menggeliat saat Alvina terus mengguncang tubuh nya dengan sedikit keras.
"Ish jangan tidur mulu... kita mandi, hari ini kita pulang Citra" kesal Alvina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments