"Tapi seenggaknya lo itu ngehargain panggilan sayang dari gue, tapi gak papa walaupun lo nolak buat dipanggil sama panggilan sayang dari gue, gue bakal tetep panggil lo sama panggilan sayang gue" ucap Rifki.
"Serah lo aja dah" pasrah Alvina.
Alvina kembali fokus pada ponselnya, Rifki melirik ke arah Alvina. Ia mau bicara tapi ia pun bingung harus bicara apa.
Akhirnya ia teringat kepada tugas yang diberikan oleh guru, dan ia pun belum selesai mengerjakan nya. Lebih tepatnya belum dikerjakan sama sekali, bukan belum selesai.
"Eh Na, tugas yang kemaren di kasih sama pak Angga udah selesai belum?" tanya Rifki.
"Belum" jawab Alvina.
"Ngerjain nya barengan aja yuk, soal nya gue gak bisa" ajak Rifki.
"Gak" tolak Alvina.
"Kenapa?" tanya Rifki keheranan.
"Sibuk" jawab Alvina.
"Sibuk apaan?" tanya Rifki dengan polosnya.
"Kerja" jawab Alvina.
"Ya udah, kalo gitu pulang kerja gue ke rumah lo" jawab Rifki dengan antusias dan disertai dengan senyuman.
"Pulang nya malem" ucap Alvina.
"Gak papa, gue tar malem aja ke rumah lo nya" jawab Rifki dengan semangat empat lima.
Gimana gak semangat coba, pergi ke rumah cewek yang diincar malem lagi.
"Lo gila ya?" sinis Alvina.
"Gak kok, emangnya kenapa?" tanya Rifki sok polos.
"Lo malem-malem mau ke rumah cewek yang tinggal sendirian?" tanya Alvina.
"Emangnya kenapa kalo malem-malem ke rumah cewek yang tinggal sendirian?" tanya Rifki.
"Lo mau di grebek warga terus disuruh nikah?" ucap Alvina.
"Mau mau, biar gak PDKT an lagi kita, kan enak tuh kalo langsung nikah" jawab Rifki dengan semangat yang menggebu-gebu.
Alvina mengerjapkan mata nya berkali-kali dengan mulut ternganga.
Rifki yang melihat wajah Alvina yang menurutnya menggemaskan tak kuat menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi Alvina.
Tapi sebelum tangan Rifki menyentuh pipi Alvina, tangan Alvina lebih dulu menggeplak tangan Rifki hingga tak berhasil menyentuh pipi mulus Alvina.
"Itu tangan mau ngapain?" kesal Alvina.
"Mau nyubit pipi lo lah mau ngapain lagi"jawab Rifki dengan entengnya.
"Lo pikir pipi gue apaan, main cubit-cubit segala" ucap Alvina disertai dengan delikkan mata.
"Iya sorry-sorry" ucap Rifki.
"Jadi gimana tugas nya?, mau dikerjain dimana?" lanjut nya.
"Gak bisa nolak apa?" tanya Alvina.
"Gak bisa" tegas Rifki.
"Ck, ya udah di rumah lo aja deh, nyokap lo ada kan?" ujar Alvina.
"Ada kok, lagian kalo gak ada juga gak papa kalu Na, lo ke rumah gue nya jam berapa?" tanya Rifki.
"Jam dua aja" putus Alvina.
"Oke ditunggu yah awas aja kalo gak dateng" peringat Rifki.
"Hmm" Alvina hanya menjawab dengan deheman saja.
Triiing...
Bel masuk pun berbunyi dengan nyaring. Para guru yang mendapat jadwal masuk pada jam pelajaran pertama mulai memasuki kelas.
Jam pelajaran pertama telah usai, dan diganti dengan pelajaran kedua dan ketiga.
Sampai bel istirahat berbunyi. Guru yang sedang mengajar terpaksa mengakhiri pelajaran nya dan keluar dari kelas.
Alvina dan Citra pergi ke kantin untuk mengisi perut nya yang kosong. Namun saat mereka sudah sampai di kantin, mereka melihat sudah tidak ada lagi kursi yang kosong.
"Vi gimana nih, udah pada penuh mejanya" ujar Citra.
"Ya mau gimana lagi" jawab Alvina.
"Eh itu ada kursi yang kosong, ada dua lagi, tapi.." Citra menjeda ucapan nya dan melirik ke arah Alvina karena takut Alvina menolak nya.
"Tapi apa?" tanya Alvina.
"Kalo kita duduk di situ, berarti kita satu meja sama Rifki dan teman-temannya" lanjut Citra.
Alvina mengedarkan pandangannya ke seluruh meja yang ada di kantin. Dan benar saja dimeja yang diduduki oleh Rifki dan teman-teman nya ada kursi yang tidak terpakai.
Alvina yang merasa sudah sangat lapar karena tadi ia tak sempat sarapan, akhirnya mengajak Citra untuk gabung dengan Rifki dan teman-temannya.
"Ya udah lah gabung aja, gue dah laper" ujar Alvina sambil berjalan ke arah meja yang diduduki oleh Rifki dengan membawa pesanannya.
Citra yang mendengar itu sontak tersenyum dan mengikuti langkah Alvina.
Saat sudah berada di meja Rifki, Alvina langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Rifki tanpa mengeluarkan kata-kata sedikit pun.
Rifki, Angga, Riko, dan Boy memandang Alvina dengan satu alis terangkat.
"Lo ngikutin gue ya Na?" tanya Rifki dengan kepedean tingkat dewa.
"Gak ada yang kosong" jawab Alvina dengan memasukkan makanan ke mulutnya.
Citra yang melihat kesantaian sahabat nya hanya geleng-geleng kepala, dan ikut duduk di sebelah Alvina.
Rifki dan teman-teman nya mengedarkan pandangannya. Dan memang benar di dalam kantin tidak ada kursi yang kosong.
"Kalo makan tuh pelan-pelan tar keselek lagi", peringat Rifki.
"Laper" jawab Alvina.
"Gak di kelas gak di kantin, tetep aja jadi nyamuk" sindir Angga.
Sedangkan yang di sindir hanya cengengesan sambil melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
Semua nya yang satu meja dengan Rigki tidak ada yang membuka suara sampai selesai makan.
"Thanks kursi nya" ucap Alvina sambil berlalu pergi.
"Ish si Alvina main tinggal-tinggal aja" gerutu Citra dan berdiri hendak menyusul Alvina.
"Makasih tumpangan duduknya ya" lanjut Citra.
"Iya" jawab Rifki.
Setelah kepergian Alvina dan juga Citra Rifki dan teman-teman nya saling lirik.
"Ngapain main lirik-lirik kan segala?, mending ke kelas yuk bentar lagi bel" ujar Angga yang dibalas dengan Anggukan oleh teman-temannya.
****
Setelah melewati pelajaran yang cukup membuat kepala panas, akhirnya bel waktu nya pulang pun berbunyi dengan nyaring.
"Na tar gue tunggu ya awas kalo gak dateng!!" ingat Rifki.
Alvina yang mendengar itu pun hanya membalas nya dengan deheman dan segera keluar menuju parkiran sekolah.
Sesampainya di parkiran Alvina segera memakai helm nya dan melajukkan motor nya dengan kecepatan sedang.
Begitu juga dengan Rifki ia segera memasuki mobil nya dan pergi dari area sekolah.
Sesampainya Rifki di rumah keluarga Anggara ia segera masuk. Rifki yang melihat Sarah sedang menonton televisi segera menghampiri nya.
"Mama ... tar Rifki mau ngerjain tugas bereng temen ya, tapi ngerjain nya disini, gak papa kan?" ucap Rifki sembari menatap Sarah yang sedang asik menonton televisi.
"Siapa emang temennya?" tanya Sarah tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar televisi.
"Alvina ma, boleh kan" ujar Rifki.
"Alvina?, kalo Alvina sih boleh banget, mama juga mau ketemu sama dia" jawab Sarah dengan semangat.
"Serius boleh ma?" tanya Rifki.
"Boleh kok, emangnya jam berapa dia ke sini nya?"
"Jam dua mah"
"Ouh ya udah kalo gitu mama mau buat cemilan dulu buat Alvina" ucap Sarah sembari bangkit dari duduknya.
"Kok buat Alvina sih buat aku emang gak bakal di buatin?" tanya Rifki.
"Gak buat aja sendiri" jawab Sarah.
"Ck, mama mah gitu ah gak adil" ucap Rifki sambil memanyunkan bibirnya.
"Kalo gitu Rifki mandi dulu biar tambah ganteng, terus bisa deketin Alvina deh" ujarnya sambil berdiri dan pergi menuju kamar nya.
Setelah sampai di kamar ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri nya.
Di tempat lain tampak Alvina yang baru saja sampai ke rumah nya.
Tadi saat pulang sekolah ia tak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke tempat nya bekerja untuk meminta izin libur.
Alvina langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri nya. Setelah selesai ia keluar dengan handuk yang melilit ditubuhnya sampai sebatas dada. Ia langsung memakai pakaian nya.
Kali ini Alvina memakai kaos pendek hitam polos dan celana jeans hitam yang robek di bagian lutut nya. Ia tak memakai polesan make up sedikit pun, ia hanya memakai pelembab bibir supaya bibir nya tidak kering.
Setelah itu ia segera keluar dari rumah dan mengunci pintu. Alvina menaiki motor nya dan melesat membelah jalanan yang cukup ramai.
Tak membutuhkan waktu lama, selang 15 menit Alvina sudah sampai di depan gerbang rumah Keluarga Anggara.
Alvina segera menekan bel sebanyak tiga kali, sampai pada akhirnya salah satu pelayan membukakan pintu.
"Rifki nya ada?" tanya Alvina kepada pelayan yang membukakan pintu.
"Ada non, silahkan masuk den Rifki udah nunggu" jawab pelayan itu mempersilahkan Alvina untuk masuk.
Alvina melangkah memasuki rumah dan menemukan Rifki yang tampak sedang menunggu nya sambil memejamkan matanya.
"Eh bukan nya di sambut malah molor" ucap Alvina sembari duduk di hadapan Rifki.
"Eh udah dateng?, sorry ngantuk banget gue" jawab Rifki.
"Alvina kamu udah datang sayang, nih tante tadi buatin cemilan buat kamu" ucap Sarah sembari menghampiri Alvina dan Rifki dengan nampan yang berisi cemilan.
"Iya tante, padahal gak usah repot-repot bikin cemilan tan" jawab Alvina dengan senyuman.
"Ya udah deh tante tinggal dulu ya" ucap Sarah.
"Iya tan" jawab Alvina.
Setelah kepergian Sarah, Alvina mengeluarkan buku catatan nya dan meletakkan nya di atas meja.
"Mau langsung apa bentar lagi?" tanya Alvina.
"Langsung apa nya?, ke kamar?, ayo langsung aja kalo ke kamar mah" ujar Rifki dengan semangat.
Alvina yang mendengar itu memelototi Rifki dan melempar bantal sofa yang ada di sebelah nya.
"Gila lo, ngerjain tugas nya mau sekarang apa ntar bege bukan melenceng jadi ke kamar" sinis Alvina.
"Ya kali aja kan lo mau" jawab Rifki sambil mengusap wajah nya yang terkena bantal sofa yang dilempar oleh Alvina.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Laila Umami
up
2022-08-31
1