"Ck, lo masuk aja Na, gue gak bakal macem-macem kok" ujar Rifki.
"Lo dulu aja ganti baju, kalo udah selesai baru gue masuk" jawab Alvina.
"Ya udah deh kali ini gue yang ngalah" pasrah Rifki.
Rifki berjalan mendekati lemari pakaian dan mengambil pakaian yang akan dipakai oleh nya.
Setelah itu ia langsung masuk ke kamar mandi untuk mengganti baju yang kotor dengan baju yang barusan ia ambil dari dalam lemari.
Saat melihat Rifki yang memasuki kamar mandi, Alvina membalikkan badannya dan bersandar pada tembok disebelah pintu.
Rifki yang sudah selesai mangganti bajunya segera keluar, saat ia melihat ke arah pintu ia tak menemukan Alvina yang tadi berdiri di ambang pintu.
Rifki mendekati pintu dan melihat ke luar untuk memastikan apakah Alvina masih ada disana atau tidak.
"Gue udah selesai, sana masuk, bajunya ambil aja dilemari gue lo pilih sendiri aja" ucap Rifki ketika ia melihat Alvina sedang menyender pada tembok.
"Ya udah lo nya pergi sono" jawab Alvina.
"Kok ngusir, yang punya kamar siapa yang ngusir siapa?, dasar" tanya Rifki.
"Ck, iya gue tau gue pinjem kamar lo bentar tapi lo nya pergi dulu" kesal Alvina.
"Ya udah gue ke bawah dulu kalo gitu" ujar Rifki sembari berlalu pergi menuruni anak tangga.
Alvina segera masuk ke dalam kamar Rifki dan menutup pintu dengan rapat. Dan menghampiri lemari yang ada di sudut ruangan.
"Baju mana ya?" tanya Alvina kepada dirinya sendiri sembari melihat-lihat baju yang ada di dalam lemari itu.
"Nah ini aja deh kayaknya" ucap Alvina saat ia menemukan kaos hitam yang tulisannya hanya sedikit. Karena memang baju kaos Rifki rata-ratanya yang bertulisan banyak.
Alvina membawa baju yang diambilnya ke kamar mandi. Walaupun di dalam kamar tidak ada siapapun tapi tetap saja ia harus waspada, karena bisa saja Rifki masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Setelah selesai mengganti bajunya dengan baju Rifki yang kebetulan seukuran dengan nya. Alvina keluar dari kamar mandi dengan membawa baju kotor nya.
Ia segera turun ke lantai satu untuk menyimpan bajunya yang kotor sekaligus menemui Rifki yang sedang menunggu nya di sofa sembari bermain game.
"Mau kemana Na?" tanya Rifki ketika ia melihat Alvina akan keluar dari rumah nya.
"Naro baju" jawab Alvina.
"Taro di sini aja Na, tar biar di laundry sekalian sama baju gue yang lain" saran Rifki.
"Gak usah gue bawa ke rumah aja" ujar Alvina.
Rifki menyimpan ponsel nya di atas sofa dan melangkah mendekati Alvina yang sedang melihat ke arah nya.
Sesampainya Rifki dihadapan Alvina ia langsung mengambil baju kotor yang dipegang oleh Alvina.
"Gak usah protes, gak bakalan bayar kok" ujar Rifki.
"Siniin baju gue" ucap Alvina dan mencoba mengambil bajunya yang berada di tangan Rifki.
"Gak" jawab Rifki.
Setelah mengatakan itu Rifki segera berlari ke kamar nya untuk menyimpan baju kotor Alvina.
Alvina yang melihat hal itu hanya menghembuskan nafas panjang tanpa berniat untuk mengejar Rifki. Toh percuma juga pikirnya.
Setelah meletakkan baju kotor Alvina ke dalam keranjang, Rifki kembali turun untuk menemui Alvina dan mengerjakan tugas nya.
Kali ini mereka mengerjakan tugas nya dengan serius, walaupun Rifki sering kali mengganggu konsentrasi Alvina, tapi itu semua sudah biasa bagi Alvina.
***
"Akhirnya selesai juga" ujar Alvina setelah selesai mengerjakan tugas bersama Rifki.
"L mau langsung pulang atau mau kemana?" tanya Rifki.
"Baru jam setengah empat, gue mau ke cafe dulu aja lah" jawab Alvina sambil melihat jam yang masih menunjukkan pukul setengah empat.
"Ngapain ke cafe?" tanya Rifki lagi.
"Kerja lah" jawab Alvina.
"Ini udah mau sore masa masih mau kerja sih?" ujar Rifki keheranan.
"Ya gak papa kali" jawab Alvina.
"Ni kan udah selesai nih, kalo gitu gue pergi dulu" pamit Alvina.
"Ya udah deh hati-hati dijalan ya" ucap Rifki.
"Gak perlu diingetin kali" ujar Alvina.
Setelah itu ia bersiap-siap untuk pergi ke cafe, tadi nya ia akan pamitan kepada Sarah namun ia tidak melihat keberadaan Sarah di sekitar nya. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada Rifki.
"Tante Sarah mana?" tanya Alvina.
"Gak tau, emangnya mau ngapain?" jawab Rifki sekaligus bertanya.
"Pamitan" jawab Alvina.
"Palingan dikamar nya kali" tebak Rifki.
"Ouh kalo gitu gue langsung pergi aja deh" ujar Alvina.
Alvina keluar dari rumah keluarga Anggara menuju parkiran, ia menaiki motor nya sambil memakai helm.
Sebelum melajukan motornya ia membunyikan klakson dan segera keluar menuju cafe tempat nya bekerja.
Walaupun sudah cukup sore tapi ia tetap harus bekerja, ditempat nya upah bekerja memang tidak menghitung hari, tapi menghitung jam.
Setelah sampai ia memarkirkan motornya di parkiran khusus karyawan seperti nya. Alvina masuk ke dalam cafe lewat jalan belakang, ia segera mengganti pakaian nya dengan seragam khusus pelayan di cafe itu.
Selama bekerja Alvina tidak mendapatkan masalah apapun ataupun melakukan kesalahan.
Sampai jam menunjukkan pukul setengah sepuluh, itu artinya cafe tempat nya bekerja akan ditutup sebentar lagi.
"Alvina tulisan nya di balikin ya" ucap atasan nya Alvina.
"Iya kak" jawab Alvina.
Alvina segera membalikkan kertas yang bertuliskan Open menjadi Closed. Setelah itu ia mengganti seragam nya dengan baju tadi dan segera pulang ke rumah, dan mengistirahatkan tubuh nya yang terasa lelah.
****
Triing...
Bunyi alarm ponsel yang sedari tadi berbunyi dengan nyaring mengganggu tidur nyenyak nya Alvina. Dengan malas Alvina segera mematikan alarm yang terus saja berbunyi.
"Ck, ganggu aja alarm sialan" umpat Alvina.
Saat Alvina melihat jam di ponsel nya, ia terkejut karena jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Padahal biasanya ia akan bangun jam lima.
"What udah jam setengah tujuh, gue kesiangan dong" ucap nya kepada diri sendiri.
Dengan terpaksa Alvina segera bangkit dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia keluar dan langsung memakai seragam sekolah nya.
Karena Alvina bangun kesiangan jadi ia tidak sempat untuk membuat sarapannya di rumah. Ia memutuskan untuk sarapan di kantin sekolah saja.
Alvina buru-buru keluar dari rumah dan mengunci pintu.
Setelah selesai ia menaiki motor nya dan memakai helm. Alvina mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, supaya cepat sampai pikirnya.
Setelah sampai diparkiran sekolah ia menemukan Citra yang sedang menunggu nya.
"Tumben datengnya agak siang, kesiangan?" tanya Citra.
"Iya semalem gue kerja nyampe cafenya tutup" jawab Alvina.
"Makannya kalo besoknya bakal sekolah, kerja nya jangan nyampe tutup cafe" peringat Citra.
Alvina yang mendengar itu hanya berdehem saja.
"Tugas dari pak Angga udah selesai?" tanya Citra.
Alvina hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
"Kapan ngerjain nya?" tanya Citra lagi.
"Kemaren" jawab Alvina.
"Kenapa gak ngajak gue, lo tau gue ngerjain nya sampe pusing kepala gue, serasa mau pecah tau" ujar Alvina.
"Gue ngerjain nya bareng Rifki" jawab Alvina.
"Hah serius lo?" kaget Citra.
"Dua rius" jawab Alvina.
"Ciee yang ngerjain tugas bareng, pantesan gak ngajak-ngajak, gak mau diganggu ya" ujar Citra mencoba menggoda sahabat nya itu.
"Apaan sih gak gitu juga kali" kesal Alvina.
"Alvina lo udah sarapan belum?, kalo belum kita ke kantin yuk" ajak seseorang yang baru saja datang.
Alvina dan Citra yang mendengar ajakan itu mengalihkan pandangan nya ke arah orang yang mengajak Alvina.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Anni Zakiyani
citra kayaknya yg bilang
2022-12-26
1