Di Tolak

Alvina dan Citra yang mendengar ajakan itu mengalihkan pandangan nya ke arah orang yang mengajak Alvina.

"Gimana mau gak?" tanya orang itu.

"Oke tapi lo yang traktir gimana?" jawab Alvina.

"Vi kayak nya gue harus ke kelas duluan deh" ujar Citra.

"Gak lo harus ikut, kan enak di traktir sama dia" cegah Alvina.

"Rifki menurut lo gue harus ke kelas atau ikut kalian?" tanya Citra kepada Rifki.

Yah yang tadi ngajak Alvina ke kantin bareng memang Rifki.

"Sebaiknya sih lo ke kelas duluan aja, biar gak nge- ganggu kita yang mau PDKT-an" jawab Rifki terlihat berfikir.

"Dih siapa juga yang mau PDKT-an sama lo" sinis Alvina.

"Yey kan ntar di kantin kita PDKT-an Na"

"Mending gue ke kantin sendirian aja kalo gitu"

"Kayaknya emang gue harus ke kelas deh" ujar Citra sembari membalikkan badannya hendak pergi ke kelas.

"Citra lo temenin gue sarapan" ucap Alvina.

"Kan ada Rifki" jawab Citra.

Rifki yang mendengar jawaban dari Citra seketika tersenyum lebar dan mengacungkan jempol nya ke arah Citra.

"Gue setuju sama Citra" ujar Rifki.

"Iya tapi gue yang enggak" sewot Alvina.

"Buset dah, jangan sewot-sewot amat napa Na" ujar Rifki.

Rifki segera mengejar Alvina yang telah berjalan ke kanti untuk sarapan. Rifki melihat Alvina yang sedang memesan bakso segera menegur nya.

"Pagi-pagi itu harus nya makan makanan yang sehat Na, ini mah pagi-pagi udah makan bakso tar sakit perut lagi" tegur Rifki.

"Siapa lo ngatur-ngatur gue?" tanya Alvina dengan sinis.

"Gue bukan ngatur Na, tapi gue ngingetin takut nya ntar di kelas lo sakit perut" jawab Rifki.

"Pak bakso nya satu porsi sama es teh nya satu ya" ujar Rifki kepada penjual bakso.

"Siap" jawab penjual bakso tersebut.

"Gila, dia yang ngingetin dia yang malah ikut-ikutan" gumam Alvina.

Rifki yang mendengar gumaman Alvina hanya cengengesan.

"Kan gue juga mau" jawab Rifki.

"Serah lo dah" jawab Alvina.

Tak berselang lama pesanan Alvina dan juga Rifki sudah sampai.

"Ini pesanan nya" ujar penjual bakso.

"Makasih ya pak" ucap Rifki.

Setelah mendapat kan pesanannya Alvina memasukan sambal ke dalam bakso nya.

"Jangan banyak-banyak sambelnya tar sakit perut Na" peringat Rifki.

"Serah gue dong" jawab Alvina.

Tanpa menghiraukan peringatan dari Rifki, Alvina memasukkan banyak sambal kedam bakso nya. setelah dirasa cukup, Alvinaangsung melahap bakso dengan cepat.

Rifki yang melihat Alvina memakan bakso pedas dengan cepat hanya cengo. 'waduh kalo gue yang makan tuh bakso udah kejer karena kepedesan gue' batin Rifki.

Rifki melahap bakso pesanannya dengan santai sambil sesekali melirik ke arah Alvina.

Alvina yang sudah selesai melirik ke arah Rifki yang masih memakan bakso nya dengan santai.

"Lelet banget sih" kesal nya.

"Udah selesai?" tanya Rifki.

"Lo gak liat?" tanya balik Alvina.

"Ya udah bentar gue bayar dulu" ujar Rifki.

"Ini serius di traktir?" tanya Alvina.

Sedangkan yang di tanya hanya tersenyum sambil berdiri hendak membayar makanan yang telah dipesan oleh nya dan juga Alvina.

"Yuk ke kelas bentar lagi bel" ajak Rifki.

Alvina hanya membalas dengan anggukan kepala. Ia berdiri dan berjalan menuju kelasnya dan diikuti oleh Rifki.

Sebelum Alvina dan Rifki sampai ke kelas bel sudah berbunyi. Alvina dan juga Rifki yang mendengar suara bel yang berbunyi nyaring segera mempercepat langkahnya.

Saat sudah sampai di dalam kelas mereka segera duduk di kursi nya. Tak berselang lama guru yang mengajar pelajaran pertama memasuki kelas dan memulai pelajaran nya.

****

Bel istirahat berbunyi nyaring membuat semua siswa siswi SMA bersorak kegirangan. Ada yang langsung pergi ke kantin sekolah, ada yang ke perpustakaan, dan ada juga yang berdiam diri di dalam kelas.

Alvina dan juga Citra memutuskan untuk tetap berada di dalam kelas. Sementara Rifki dan ketiga temannya Jangan ditanya lagi, sudah pasti pergi ke kantin.

Rifki yang tidak melihat Alvina di dalam kantin memutuskan untuk membeli makanan dan membawanya ke kelas dan diberikan kepada Alvina.

Namun sebelum itu tentu saja ia makan terlebih dahulu. Setelah itu baru ia akan menemui Alvina dan memberikan makanan kepada nya.

"Eh gue ke kelas duluan ya" pamit Rifki kepada ketiga temannya itu.

Angga, Riko, dan Boy tentu saja merasa heran mendengarnya. Pasalnya saat jam istirahat seperti sekarang Rifki selalu berada di kantin, walaupun hanya melamun.

"Ngapain ke kelas?" tanya Riko.

"Nganterin ini ke Alvina" jawab Rifki sembari menunjuk kan makanan yang akan diberikan kepada Alvina.

"Oh mau ke Albina, ya udah sana pergi" ujar Angga.

"Iya gue cabut dulu" jawab Rifki.

Rifki segera pergi untuk menemui Alvina yang berada di dalam kelas. Saat ia masuk terlihat Alvina sedang memainkan ponselnya, sedang kan Citra sedang membaca buku.

"Kenapa gak ke kantin Na?" tanya Rifki.

"Males" jawab Alvina.

"Nih gue bawain makanan buat lo, harus dimakan sekarang" ucap Rifki sambil menyodorkan makanan yang tadi dibawa nya.

"Gak laper" ujar Alvina.

"Tapi lo harus makan sesuatu Na" ucap Rifki.

"Atau mau gue suapin nih" tanya Rifki.

Alvina melirik ke arah Rifki dengan sinis lalu berujar.

"Emangnya tangan gue gak berfungsi apa?" tanya Alvina.

"Ya makanya, kalo gak mau disuapin makan sekarang" jawab Rifki.

Alvina melihat makanan yang dibawa Rifki, karena tidak mau melakukan perdebatan dengan Rifki akhirnya ia mengambil makanan dari tangan Rifki secara kasar.

Rifki yang melihat Alvina mengambil makanan yang dibawa oleh nya pun tersenyum senang.

"Boleh nanya gak?" tanya Rifki sambil menatap Alvina yang sedang mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

Saat Alvina mendengar pertanyaan dari Rifki, Alvina hanya mengangguk kan kepala nya pertanda boleh.

"Makanan kesukaan lo apa?" tanya Rifki.

"semuanya suka" jawab Alvina.

"Salah satu nya Na, yang menurut lo paling enak apa" ujar Rifki.

"Bakso mungkin" jawab Alvina.

"Kenapa bakso?" tanya Rifki.

"Kenapa gak coklat aja?, kan kebanyakan cewek sukanya coklat" lanjutnya.

"Terlalu manis kalo coklat" jawab Alvina.

"Oh iya lupa,lo kan udah manis jadi kalo makan coklat ntar diabetes ya" gombal Rifki.

"Kumat lagi kan" cibir Alvina.

"Kapan sih lo berhenti nge-gombal-in gue?, cewek lain kan masih banyak" kesal Alvina

"Gue bakal berhenti gombal-in lo, kalo lo udah jadi pacar gue, jadi lo mau gak jadi pacar gue?" ujar Rifki.

"ogah" tolak Alvina.

"Oke gak papa, berarti gue bakal terus gombal-in lo sampe lo baper sama gue" ucap Rifki dengan senyuman mengembang.

Entah lah, orang lain tuh kalo di tolak bakal sedih, lah dia malah seneng, heran deh.

"Serah lo deh" ujar Alvina.

"Tar sore lo mau kemana?" tanya Rifki.

"Kerja" jawab Alvina.

"Perasaan kerja mulu, mending cuti aja ya, kita jalan-jalan" ajak Rifki.

"No" tolak Alvina.

"Ja ilah ditolak mulu perasaan dari tadi, masa lo gak mau sih jalan sama gue?, padahal nih ya diluar sana banyak banget cewek yang mau jalan samague" jelas Rifki.

"Terus kenapa lo ngajak gue?, kenapa gak mereka aja yang lo ajak?" tanya Alvina.

"Ya karena gue gak mau sama mereka, gue maunya sama lo" jawab Rifki.

Episodes
1 pertemuan
2 No Wa
3 Menolong + latar belakang Alvina
4 Calon Mertua
5 GAK MEMPAN
6 Panggilan Sayang
7 Ngerjain Tugas Bareng yuk
8 Perang Kue
9 Kesiangan
10 Di Tolak
11 Akhirnya Bisa Masuk
12 Buaya
13 Sakit Perut
14 Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15 Berangkat
16 Jodoh kali
17 Tersesat
18 Balik ke tenda
19 Pulang
20 Tamu
21 Sesek Oy Sesek
22 Mencoba Membuka Hati
23 Cincin?
24 Akhirnya...
25 Kangen
26 Perkumpulan para mantan Rifki
27 Cemburu
28 Itung-itung latihan
29 Udah kayak tante girang
30 Cinta apa peluru nyasar?
31 Gara-gara motor
32 Pingsan
33 Jalan
34 Buket
35 Good night cantik
36 Arabella Devina Lorenzo
37 Perkara Kalah
38 Visual
39 Nasehat Angga
40 Makan-makan
41 Jatuh
42 Berniat Menginap
43 Tidur bersama
44 HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45 Gak jadi main
46 Kepergok
47 Bersiaplah untuk kehilangan
48 Alvina lagi ngambek
49 Di maafin
50 Satu Sekolah
51 Peringatan pertama dari para sahabat
52 Ke ruangan kepsek
53 Operasi?
54 Cemburu
55 Danau
56 Ingin sendiri
57 Bia
58 Nongkrong
59 Ruangan Operasi
60 Keadaan Alvina
61 Curhat
62 Curhat
63 Curhat
64 Curhat
65 Curhat
66 Curhat
67 Rifki Tau
68 Menjenguk
69 Saran Citra
70 Sok Peduli
71 Rencana Camping
72 Hari H
73 Pengumuman penting
74 Duduk Bersebelahan?
75 Cari Jejak
76 Jatuh Bersama
77 Rumah Sakit
78 Sadar
79 Ara menemui Alvina
80 Promosi Novel
81 Menyerah
82 Berkunjung
83 Arshaka Najendra
84 Memilih Pergi
85 Usai
Episodes

Updated 85 Episodes

1
pertemuan
2
No Wa
3
Menolong + latar belakang Alvina
4
Calon Mertua
5
GAK MEMPAN
6
Panggilan Sayang
7
Ngerjain Tugas Bareng yuk
8
Perang Kue
9
Kesiangan
10
Di Tolak
11
Akhirnya Bisa Masuk
12
Buaya
13
Sakit Perut
14
Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15
Berangkat
16
Jodoh kali
17
Tersesat
18
Balik ke tenda
19
Pulang
20
Tamu
21
Sesek Oy Sesek
22
Mencoba Membuka Hati
23
Cincin?
24
Akhirnya...
25
Kangen
26
Perkumpulan para mantan Rifki
27
Cemburu
28
Itung-itung latihan
29
Udah kayak tante girang
30
Cinta apa peluru nyasar?
31
Gara-gara motor
32
Pingsan
33
Jalan
34
Buket
35
Good night cantik
36
Arabella Devina Lorenzo
37
Perkara Kalah
38
Visual
39
Nasehat Angga
40
Makan-makan
41
Jatuh
42
Berniat Menginap
43
Tidur bersama
44
HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45
Gak jadi main
46
Kepergok
47
Bersiaplah untuk kehilangan
48
Alvina lagi ngambek
49
Di maafin
50
Satu Sekolah
51
Peringatan pertama dari para sahabat
52
Ke ruangan kepsek
53
Operasi?
54
Cemburu
55
Danau
56
Ingin sendiri
57
Bia
58
Nongkrong
59
Ruangan Operasi
60
Keadaan Alvina
61
Curhat
62
Curhat
63
Curhat
64
Curhat
65
Curhat
66
Curhat
67
Rifki Tau
68
Menjenguk
69
Saran Citra
70
Sok Peduli
71
Rencana Camping
72
Hari H
73
Pengumuman penting
74
Duduk Bersebelahan?
75
Cari Jejak
76
Jatuh Bersama
77
Rumah Sakit
78
Sadar
79
Ara menemui Alvina
80
Promosi Novel
81
Menyerah
82
Berkunjung
83
Arshaka Najendra
84
Memilih Pergi
85
Usai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!