"Ya karena gue gak mau sama mereka, gue maunya sama lo" jawab Rifki.
Alvina yang mendengar jawaban dari Rifki hanya memutar mata malas.
"Eh ajakan gue tadi masih berlaku loh" ucap Rifki.
"terus?" tanya Alvina.
"Ya lo mau gak?, ntar gue jemput li ke rumah deh gimana?"
"Keuntungan buat gue apa?"
"Lo bisa makan sepuasnya gue yang bayar"
"Kalo gue gak mau?"
"Ya harus mau"
"Pemaksaan"
"emang , pokoknya ntar sore gue jemput titik"
"Serah" pasrah Alvina.
Triinggg...
Bel sekolah berbunyi nyaring semua siswa siswi SMA Mandala segera memasuki kelas nya masing-masing. Para guru juga sudah memasuki kelas.
Alvina, Rifki dan yang lain juga sudah memulai pelajaran. Rifki yang duduk di sebelah Alvina terus saja mengajak Alvina bicara walaupun tidak mendapatkan respon dari sang empu.
Sampai akhirnya waktu pulang sekolah menghampiri. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas dengan bersemangat bahkan ada yang berlari untuk segera keluar.
Tapi tidak dengan Alvina, ia hanya duduk santai sembari memperhatikan semua orang yang berhamburan keluar kelas. Setelah sudah tidak ada lagi orang didalam kelas, baru ia melangkah keluar menuju parkiran sekolah.
Tapi langkah nya harus terhenti ketika ada yang menghadang jalan nya.
"Ngapain ngehalangin jalan gue?" tanya Alvina dengan muka datar nya.
"Mau ngingetin sesuatu sama lo" jawab Queen.
"Langsung aja mau ngapain gak usah bertele-tele" tanya Alvina lagi.
"Gue cuma ngingetin sama lo kalo lo gak boleh deketin Rifki lagi, karena Rifki adalah calon pacar gue, ngerti!" ujar Queen.
"Baru calon aja bangga" sinis Alvina.
"Dan gue juga mau ngingetin sama lo, kalo bukan gue yang deketin Rifki tapi Rifki yang deketin gue" tambah Alvina.
"Gue sih gak percaya ya kalo Rifki yang deketin lo, secara kan Rifki itu suka nya sama cewek seksi dan cantik kaya gue. Sedangkan lo, bantukkan tubuh lo aja udah gitu gimana Rifki mau sama lo?" ujar Queen mengejek.
"Kalo lo tau Rifki gak bakal mau sama gue kenapa lo harus capek-capek ngingetin gue supaya gak deketin Rifki?" tanya Alvina dengan santai.
Ucapan Alvina mampu membuat Queen kalah telak. Tapi ia tetap tidak mau mengalah dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Alvina.
"Ya karena bisa aja kan lo nyerahin tubuh lo yang gak seberapa itu ke Rifki" Queen akhirnya menemukan jawaban yang menurutnya pas.
"Gue gak se-murahan itu" ujar Alvina.
"Kalo gak ada yang penting gue harus pergi. masih ada yang lebih penting dari pada dengerin ocehan receh lo itu" lanjutnya.
Tanpa menunggu Jawaban dari Queen si pengganggu, Alvina Langsung pergi ke parkiran. Queen yang merasa dirinya dipermalukan dihadapan teman-temannya hanya menggeram emosi.
"Liat aja Alvina Azzira Putri, gue bakal bales perbuatan lo" geram nya.
"Cabut" teriak nya.
Queen dan teman-temannya segera pergi dari tempat nya menuju mobilnya masing-masing.
****
Sesampainya Alvina dirumah, ia segera masuk dan langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri ia langsung memakai pakaian.
Kali ini ia memakai sweater kebesaran dengan dipadukan dengan celana pendek berwarna putih, sehingga memberikan kesan imut pada Alvina.
Setelah selesai dengan urusan pakaian, Alvina yang merasa sudah lapar segera pergi ke dapur untuk membuat makanan. Karena sudah sangat lapar Alvina memutuskan untuk memasak nasi goreng saja.
Setelah nasi goreng nya jadi, Alvina menghidangkan nya di atas piring, lalu membawanya ke meja makan minimalis.
Saat akan menyuapkan sendok yang berisi nasi goreng buatan nya, Alvina menghentikan gerakan tangan nya saat ia mendengar ada yang mengetuk pintu berulang kali.
Dengan keterpaksaan Alvina meletakkan kembali sendok di atas piring dan beranjak untuk membuka pintu.
Saat membuka pintu penglihatan nya menangkap sesosok pria yang tengah menatap nya dengan senyuman. Siapa lagi kalau bukan Rifki yang sudah siap untuk berjalan-jalan dengan Alvina.
Rifki yang melihat penampilan Alvina yang berbeda dari biasanya menatap Alvina tanpa berkedip. Ia sungguh terpesona akan kecantikan alami yang dimiliki oleh Alvina.
"Ngapain?" tanya Alvina.
Pertanyaan Alvina mampu membuyarkan ke terpesona an Rifki terhadap gadis yang berdiri di hadapan nya itu.
"Jangan bilang lo lupa lagi" jawab Rifki.
"Gue inget tapi kan lo bilang sore, ini kan baru jam due" ujar Alvina.
"Gue mau main dulu di rumah lo mau masuk juga boleh kan?" tanya Rifki.
"Gak boleh, lo pikir gue bakal ngijinin lo masuk apa?" kesal Alvina.
Sudahlah makan nya di ganggu, sekarang malah mau masuk ke dalam rumah lagi.
"Masa lo tega sih Na?"
"Emang gue tega, lagian kalo ada yang tau gue bawa cowok kedalem rumah bisa-bisa gue di usir dari sini"
"Lo tenang aja, gue udah bilang sama RT di sini buat main ke rumah lo, mereka juga ngijinin kok. Malahan mereka berterima kasih sama gue" ujar Rifki bangga.
"Kok bisa berterima kasih sih?" heran Alvina.
"Ya karena udah di kasih duit sama gue" jawab Rifki cengengesan.
"What... gila lo" umpat Alvina.
"Sekarang boleh kan gue masuk, kalo masih gak boleh percuma dong gue ngeluarin duit banyak" ujarnya lesu.
"Emang lo kasih berapa Pak RT nya?" tanya Alvina.
"Satu juta" jawab Rifki.
"Hah gila" umpat Alvina.
Rifki ngeluarin duit satu juta cuma buat masuk ke rumah Alvina yang kecil, padahal kan dikasih ke Alvina aja kalo gitu.
Langsung masuk kayaknya kalo Rifki ngasih duitnya ke Alvina langsung. Lah ini ngasih ke Pak RT, kalo yang punya rumah nya gak ngebolehin dia buat masuk sia-sia dong Rifki ngeluarin duit.
Alvina yang merasa kasian kepada Rifki akhirnya mengijinkan nya untuk masuk.
"Huhh ya udah masuk" ucap Alvina dengan nada ketus.
Rifki yang mendengar ucapan Alvina langsung tersenyum lebar dan menerobos masuk begitu saja.
"Akhirnya bisa masuk, walaupun duit gue melayang tapi gak papa deh" gumam Rifki
Alvina yang mendengar gumaman Rifki hanya menggeleng kan kepalanya dan menggerutu kepada Rifki.
"Na tadi kayaknya pas gue dateng ke sini wangi masakan deh" ujar Rifki.
"Lo masak ya?" lanjutnya.
"Iya" jawab Alvina.
Alvina berjalan menuju meja makan dan bersiap untuk melahap makanan nya yang sempat tertunda karena kedatangan Rifki.
Rifki mengikuti Alvina yang berjalan menuju meja makan, tanpa meminta izin kepada pemilik rumah ia langsung duduk di sebelah Alvina dan melihat Alvina yang sedang memakan nasi goreng.
"Gak ada niatan buat nawarin gitu?" tanya Rifki
"Gak" jawab Alvina.
Rifki yang mendengar jawaban dari Alvina hanya berdecak sebal. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan mencari sendok.
Setelah mendapat kan apa yang dia cari, Rifki kembali duduk di sebelah Alvina.
Tanpa meminta persetujuan ataupun izin dari Alvina, Rifki langsung menyendok nasi goreng dan melahapnya. Alvina yang melihat hal itu hanya bengong.
"Itu nasi goreng gue Rifki, main makan-makan aja" kesal Alvina sembari menarik piring yang berisi kan nasi goreng buatannya menjauh dari Rifki.
"Minta Na gue juga laper" ujar Rifki memelas.
"Ck, bayar dulu" ujar Alvina sembari menengadahkan tangannya ke arah Rifki.
"Ya ilah perhitungan amat sih"
Walaupun mulutnya mengatakan demikian tetapi tangannya mengambil dompet dari saku celana nya dan mengeluarkan selembar uang berwarna biru.
Alvina menerima nya dengan senang hati. Ia pun meletakkan kembali piring di tengah-tengah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments