"Iya Alvina apa yang mau kamu tanyakan?"
"Saya boleh gak kalo gak ikut bu?" tanya Alvina.
"Gak bisa pokoknya semua harus ikut, lagian kan kalo ada acara begini kamu gak ikut Albina jadi sekarang kamu harus ikut" jelas Bu guru.
Alvina yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas panjang dan pasrah saja.
"Apa tidak ada yang mau bertanya lagi tentang camping minggu depan?" tanya Bu guru.
"Tidak Bu" jawab salah satu siswa mewakili seisi kelas.
"Baik kalau begitu kita mulai pelajaran nya ya" ujar Bu guru.
****
Hari telah berganti hari, satu minggu telah berlalu seperti biasa. Hubungan antara Rifki dan Alvina masih saja jalan di tempat. dan hari ini adalah hari keberangkatan kelas XII IPS untuk melakukan kegiatan camping.
Semua siswa-siswi sangat antusias untuk ikut meramaikan acara ini, tapi berbeda dengan Alvina, ia sangat malas jika harus ikut acara seperti ini.
Barang-barang yang akan dibawa camping telah dimasukkan kedalam bus. Karena sering terjadi rebutan kursi didalam bus, para guru berinisiatif untuk memberikan kartu dengan nomor kursi yang akan diduduki oleh murid tersebut.
Alvina mendapatkan nomor urut 13, sedangkan Citra mendapatkan nomor 10, sehingga mereka terpaksa duduk terpisah.
"Oke harap duduk dengan tenang yah. dan kalian harus duduk di kursi dengan nomor yang tertera di kartu yang tadi ibu kasih" ucap Bu guru.
"Iya Bu" ucap siswa-siswi dengan serentak.
Alvina segera mencari kursi yang bernomor sama dengan nomor yang tertera didalam kartu yang diterima nya dari guru tadi.
Setelah beberapa saat, Alvina menemukan kursi yang dia cari. Tapi disebelahnya kursi tersebut masih kosong.
"Vi lo duduk sama siapa?" tanya Citra yang kebetulan duduk di depan Alvina.
"Gak tau belom dateng" jawab Alvina.
Tak berselang lama Rifki tampak menghampiri kursi yang berpasangan dengan Alvina, ia langsung duduk tanpa menghiraukan tatapan Alvina yang mengarah kepada nya.
"Ngapain duduk di sini?" tanya Alvina dengan nada ketus.
"Nih liat nomor nya" ujar Rifki menyodorkan kartu yang dipegang oleh nya kearah Alvina.
Alvina yang melihat nomor yang tertera di kartu tersebut hanya menatap Rifki dengan malas.
"Gak dimana-mana pasti ada lo" gerutu Alvina.
"Jodoh kali" jawab Rifki dengan santai.
"Serah lo deh" ujar Alvina.
"Eh dari pada ntar ngantuk mending kita ngobrol-ngobrol yuk" ajak Rifki.
Alvina yang malas meladeni ajakan Rifki, memilih mengambil topi yang ada di dalam tasnya lalu memakainya untuk menutupi wajahnya dan memejamkan matanya.
"Ja ilah malah turu dia" kesal Rifki.
Akhirnya Rifki memutuskan untuk bersender di senderan kursi sambil menatap wajah Alvina yang tertutup topi berwarna hitam. dan ikut memejamkan matanya.
Di tengah perjalanan bus yang ditumpangi oleh kelas XII menginjak bebatuan yang ada di tengah jalan dan mengakibatkan guncangan yang lumayan besar.
Akibat guncangan itu Rifki menjadi terbangun dari tidurnya, saat ia melirik ke arah Alvina ia melihat Alvina tidak terganggu sama sekali oleh guncangan yang terjadi barusan. Sekarang posisi Alvina tengah bersender pada bahu Rifki. Hal itu membuat senyum Rifki mengembang dengan sempurna.
Perjalanan dari sekolah menuju tempat camping, membutuhkan waktu sekitar 3 jam lamanya. Saat bus sudah sampai Rifki mencoba membangunkan Alvina yang masih tertidur pulas.
"Alvina bangun udah sampe" ucapnya.
Alvina yang merasa terganggu dengan guncangan yang dilakukan Rifki pada tubuhnya, mencoba untuk membuka mata yang masih terasa berat.
Setelah kesadarannya telah kembali sepenuhnya ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling bus, dan mendapatkan keadaan bus yang sudah sepi.
"Yang lain kemana?" tanya Alvina dengan suara serak khas bangun tidur.
"Tuh pada ngumpul" jawab Rifki menunjuk ke arah siswa-siswi yang sedang berkumpul di luar bus.
Alvina mengikuti arah yang ditunjuk oleh Rifki dan memang benar, yang lain sudah berkumpul di luar.
Tanpa mengucapkan satu patah katapun, Alvina segera keluar dari dalam bus sambil membawa tas miliknya.
Rifki yang melihat itu segera mengikuti Alvina dengan tas yang menempel di balik punggungnya.
"Pastikan tidak ada yang tertinggal di dalam bus ya" ujar Bu guru.
"Iya bu"
"Kita akan melanjutkan perjalanan kita dengan berjalan kaki, pak Angga akan mengarah kan jalan yang akan kita tempuh, untuk barisan perempuan silahkan berjalan duluan dan disusul oleh barisan laki-laki" jelas bu guru.
"Siap bu" jawab semuanya.
Mereka pun berbaris sesuai dengan instruksi dari guru pembimbing. Setelah mengatur barisan, mereka memulai perjalanan dengan jalan kaki.
Sepanjang perjalanan ada banyak yang mengeluh cape, pegel, haus, dan sebagainya, terutama anak perempuan.
Rifki yang sedari tadi memperhatikan Alvina yang berjalan paling belakang sendirian merasa takjub, karena Alvina tidak mengeluh capek atau pun pegal seperti yang lain. Malah Alvina berjalan dengan santai, seperti tidak membawa apa-apa, padahal ia membawa tas ransel yang lumayan besar.
Rifki juga merasa sangat capek, tapi ia tidak mau kalah dari Alvina. Rifki segera berlari mengejar Alvina yang berada lumayan jauh dari tempat nya.
"Capek gak Na?" tanya Rifki.
"B aja" jawab Alvina.
"Hebat, gue aja yang cowok capek loh" ujar Rifki.
"Gak nanya tuh" balas Alvina.
"Ngasih tau" ujar Rifki.
Alvina mempercepat langkahnya supaya tidak berdekatan dengan Rifki. Tapi tetap saja Rifki bisa mengimbangi langkah nya. Akhirnya Alvina dan Rifki berjalan bersebelahan.
Sesampainya di tempat camping semuanya beristirahat sejenak sebelum memulai tugas, begitu pun dengan Alvina dengan Rifki.
Anak laki-laki di tugaskan untuk membuat tenda, sedangkan perempuan akan memasak untuk mengisi perut yang telah kosong.
Semuanya berjalan sesuai rencana, kini hari sudah mulai gelap. Semua siswa-siswi di minta untuk berkumpul di dekat api unggun.
Rifki yang melihat Alvina dan Citra duduk paling pojok, segera menghampiri nya dan langsung duduk di sebelah Alvina.
"Ngapain kesini?, tempat cowok kan di sana" kesal Alvina.
"Gak mau gue mau nya deket lo" jawab Rifki.
"Udah dari pada kita debat di sini, mending dengerin guru ngomong tuh" ucap Rifki sebelum Alvina angkat suara.
"Ada yang tau gak kenapa ibu panggil kalian kumpul di sini?" tanya Bu guru sekedar basa-basi.
"Enggak Bu" jawab siswa-siswi yang ikut kumpul.
"Ibu mau memberi tahu kan kepada kalian semua kegiatan apa saja yang akan kita lakukan di sini" jelas Bu guru.
"Kita akan melakukan camping selama dua hari saja. Kita akan memulai kegiatan dari besok pagi. Kegiatan nya di mulai dengan membersihkan kawasan camping supaya terlihat bersih, kegiatan bersih-bersih akan . dari jam delapan sampai jam sebelas"
"Kemudian dilanjutkan dengan lomba memasak antar regu, lomba memasak antar regu ini akan dilakukan dari jam dua siang sampai selesai. Lalu malam nya kita akan nyanyi-nyanyi bersama" jelas Bu guru lagi.
"Untuk hari berikutnya, pagi sampai siang kita habiskan waktunya untuk bersenang-senang, kita akan pergi ke sungai yang ada di dekat daerah sini. Untuk sore, kegiatan yang akan dilakukan yaitu jelajah hutan per-regu. Jelajah hutan akan dilakukan dari jam setengah empat sampai selesai" lanjutnya.
"Apa ada yang ingin ditanyakan tentang kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan di area camping ini?" tanya Bu guru.
"Bu kan ada perlombaan memasak sama jelajah hutan, itu kan dilakukan per-regu. Kalo pembagian regu nya kapan?, terus regu lomba masak sama regu jelajah hutan sama nggak?" tanya salah satu siswa yang bernama Faisal.
"Pertanyaan bagus, jadi gini. pembagian regu akan dilakukan besok dan untuk regu lomba memasak dan regu jelajah hutan itu beda" jawab pak guru.
Mendengar penjelasan dari guru, semua siswa-siswi yang mendengar nya mengangguk-angguk kan kepalanya.
"Apa tidak ada yang ingin bertanya lagi?" tanya Bu guru.
"Bu kalo di sini boleh ngedeketin gebetan gak bu?" tanya Rifki dengan suara lantang.
"Rifki kamu ini ya, emang siapa sih gebetan kamu?" tanya pak guru yang sudah cukup dekat dengan Rifki.
"Nih orang nya di sebelah saya pak" jawab Rifki menunjuk Alvina yang duduk di sebelah nya.
"Hhuuuu" sorak semua siswa-siswi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments