Menolong + latar belakang Alvina

"Tunggu dulu gue mau ngomong" pinta Rifki.

"Gue gak punya waktu" setelah mengatakan itu Alvina melepas paksa cekalan di pergelangan tangan nya.

Citra yang melihat itu segera menghampiri Rifki yang masih memandang punggung Alvina yang perlahan mulai menjauh.

"Emang lo mau ngomong apa sama Alvina?" tanya Citra. Rifki yang melihat Citra di hadapan nya mengangkat sudut bibir nya dan menampilkan senyuman.

Ia merasa mempunyai kesempatan untuk mengetahui sesuatu tentang Alvina dari mulut Citra yang tak lain teman nya Alvina.

"Gue mau nanya tentang Alvina ke lo gak?" bukan nya menjawab pertanyaan dari Citra, Rifki malah balik bertanya.

"Mau nanya apa?"

"Gimana kalo kita ngobrol nya di cafe aja sambil minum, tar gue yang traktir deh" tawar Rifki.

"Boleh di cafe mana?"

"Di cafe cemara aja jam 2 siang nanti gimana"

"Boleh, hmm gue balik duluan ya tar ketemu di cafe"

"Iya"

Setelah percakapan singkat itu Citra segera keluar dari kelas untuk pulang. Begitu juga dengan Rifki.

...----------------...

Alvina yang sedang dalam perjalanan pulang menggunakan motor nya melihat ada preman yang sedang merebut tas ibu-ibu yang berpenampilan mewah.

Alvina yang melihat itu langsung turun dan menghampiri preman itu.

"Woy ngapain kalian" teriakan Alvina membuat ke tiga preman itu berhenti dan menatap Alvina dengan garang.

"Gak usah ikut campur sama urusan kita" ucap salah satu preman yang memiliki tubuh paling kekar.

Alvina menghampiri preman itu dan tanpa basa-basi langsung mendarat kan bogeman mentah tepat pada bagian hidung nya. Sehingga membuat darah segar mengalir dari hidungnya.

Bugh

Bugh

Saling baku hantam pun tak bisa terelakkan lagi, kebetulan jalan yang di pakai untuk saling baku hantam itu adalah jalan yang cukup sepi dan jarang di lalui oleh kendaraan. Sehingga rawan terjadi pembegalan seperti saat ini.

Alvina memukul satu preman yang tersisa di bagian vital nya sehingga membuat preman itu meringis sambil berjongkok. Setelah di rasa tidak terlalu sakit ia mengajak teman-teman nya untuk kabur.

Alvina mengambil tas yang tergeletak di jalan dan mengembalikan nya kepada ibu-ibu yang sedang melongo melihat kejadian barusan.

"Bu ini tas nya, lain kali jangan lewat jalan sini sendiri ya bu" ucap Alvina sambil menyodorkan tas yang tadi ia ambil.

"Iya nak makasih udah nolongin saya"

"Iya bu sama-sama"

"Eh nama kamu siapa nak?"

"Nama saya Alvina bu"

"Alvina nama yang cantik secantik orang nya."

"Makasih atas pujiannya bu"

"Aduh jangan panggil ibu saya masih muda loh kamu panggil saya tante aja tante sarah ya"

"Oh iya bu eh maksudnya tante"

"Eh mobil tante mogok ya, hmm.. kalo gitu aku antar pulang aja gimana tan?"

"Iya tuh mobil tante lagi mogok, hmm.. emang nya gak ngerepotin ya, takut nya nanti kamu ada urusan lain lagi" ucap sarah.

"Oh enggak ko tan aku lagi gak ada urusan jadi bisa nganterin tante pulang" ucapnya

"Ya udah yuk tar keburu preman yang lain dateng kesini" Alvina lalu mengajak sarah menuju motor nya yang terparkir agak jauh dari nya. Alvina mengantar Sarah hingga sampai di depan gerbang rumah yang terbilang mewah.

Setelah sampai Sarah mengeluarkan uang dari dalam tas nya dan menyodorkan nya pada Alvina. Namun Alvina segera menolak nya dengan segera.

"Aduh tante gak usah, Alvina ikhlas ko bantuin tante" tolak nya.

"Gak papa Alvina kamu terima ya"

Namun Alvina tetap menolak nya dengan bersih keras. Dan pada akhirnya Sarah pasrah, tapi ia menemukan ide untuk mengajak Alvina makan malam bersama keluarga nya di rumah yang ada di hadapan nya.

"Ya udah kalo gak mau uang gimana kalo nanti malam kita makan malam bersama dengan keluarga tante?" ujarnya

Karena tidak ada pilihan lain akhirnya Alvina mengiyakan ajakan sarah untuk makan malam bersama dengan keluarga nya. lumayan lah makan gratis hehe.

"Hmm.. ya udah deh nanti malam aku ke sini lagi Buat makan malam sama keluarga tante" putus nya sambil tersenyum manis.

"Kalo gitu Aku pergi dulu ya tan" lanjut nya sambil memakai helm yang tadi sempat di buka nya.

Alvina pun pergi untuk pulang dan kembali berangkat untuk bekerja.

...----------------...

Di salah satu meja cafe cemara seorang gadis tengah menunggu seseorang sambil meminum minuman nya yang telah ia pesan. Dia adalah Citra yang sedang menunggu Rifki. Tak beberapa lama kemudian ada yang datang dan langsung menghampiri nya.

"Sorry lama ya" ucap Rifki

"Gak kok santai aja" jawab nya sambil tersenyum.

"Langsung to the point aja, lo mau tau apa tentang Alvina dari gue?" tanya Citra.

"Kalo boleh tau gue boleh gak nanya soal latar belakang nya Alvina? dan kenapa sifat nya itu bisa sedingin itu pasti ada alasan nya, kan di balik itu semua" tanya Rifki.

Citra menarik napas nya panjang sebelum memulai bercerita tentang kehidupan sahabat satu-satunya itu.

"huuh.. jadi gini Alvina itu dari usia 2 tahun di buang sama orang tua nya dan dia tinggal di panti asuhan. Di saat usia nya udah 8 tahun ada yang mau mengadopsi dia.

Orang yang mau mengadopsi nya itu bernama ibu maya dan bapak hendra, tapi beberapa tahun kemudian keluarga itu mengalami kebangkrutan dan pak hendra terus sakit-sakitan.

ibu maya dan Alvina harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan se-hari-hari nya dan untuk biaya sekolah Alvina, pak hendra yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain berbaring di tempat tidur nya itu merasa tidak berguna dan akhirnya bunuh diri.

Ibu maya juga sudah sangat rapuh dan tidak bisa bekerja dengan baik dan akhirnya meninggal dunia. Kemudian Alvina yang baru menginjak usia 13 tahun itu harus bekerja keras demi bertahan hidup di dalam lingkungan Jakarta."

Citra menjeda cerita nya, dan meminum minuman yang ada dihadapannya, seret woy kering tenggorokan.

"Terus?" tanya Rifki.

"Terkadang ia juga tak mendapat makanan karena tidak mempunyai uang. Akibat pola makan yang tidak benar pada saat usianya menginjak 15 tahun Alvina di nyatakan mempunyai penyakit yang berbahaya dan harus segera di operasi.

Tapi kembali lagi dia gak punya uang buat menjalani operasi nya itu dan sekarang Alvina harua bekerja keras untuk mengumpulkan uang untuk biaya operasi nya.

Setelah mendengar jika ia mempunyai penyakit yang berbahaya, Alvina yang asalnya ramah, cerewet, dan ceria, bisa menjadi Alvina yang dingin dan tanpa ekspresi seperti sekarang. Tapi sikap nya yang sekarang akan hilang jika ia sedang berhadapan dengan orang tua.

Ia juga akan banyak bicara saat merasa kesal dan panik aja. Gue juga kadang kasian sama dia tapi mau gimana lagi gue gak bisa bantu dia" cerita nya sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi nya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Anni Zakiyani

Anni Zakiyani

terus semangat alvira

2022-12-26

2

Laila Umami

Laila Umami

kira2 sakit apa ya?

2022-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 pertemuan
2 No Wa
3 Menolong + latar belakang Alvina
4 Calon Mertua
5 GAK MEMPAN
6 Panggilan Sayang
7 Ngerjain Tugas Bareng yuk
8 Perang Kue
9 Kesiangan
10 Di Tolak
11 Akhirnya Bisa Masuk
12 Buaya
13 Sakit Perut
14 Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15 Berangkat
16 Jodoh kali
17 Tersesat
18 Balik ke tenda
19 Pulang
20 Tamu
21 Sesek Oy Sesek
22 Mencoba Membuka Hati
23 Cincin?
24 Akhirnya...
25 Kangen
26 Perkumpulan para mantan Rifki
27 Cemburu
28 Itung-itung latihan
29 Udah kayak tante girang
30 Cinta apa peluru nyasar?
31 Gara-gara motor
32 Pingsan
33 Jalan
34 Buket
35 Good night cantik
36 Arabella Devina Lorenzo
37 Perkara Kalah
38 Visual
39 Nasehat Angga
40 Makan-makan
41 Jatuh
42 Berniat Menginap
43 Tidur bersama
44 HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45 Gak jadi main
46 Kepergok
47 Bersiaplah untuk kehilangan
48 Alvina lagi ngambek
49 Di maafin
50 Satu Sekolah
51 Peringatan pertama dari para sahabat
52 Ke ruangan kepsek
53 Operasi?
54 Cemburu
55 Danau
56 Ingin sendiri
57 Bia
58 Nongkrong
59 Ruangan Operasi
60 Keadaan Alvina
61 Curhat
62 Curhat
63 Curhat
64 Curhat
65 Curhat
66 Curhat
67 Rifki Tau
68 Menjenguk
69 Saran Citra
70 Sok Peduli
71 Rencana Camping
72 Hari H
73 Pengumuman penting
74 Duduk Bersebelahan?
75 Cari Jejak
76 Jatuh Bersama
77 Rumah Sakit
78 Sadar
79 Ara menemui Alvina
80 Promosi Novel
81 Menyerah
82 Berkunjung
83 Arshaka Najendra
84 Memilih Pergi
85 Usai
Episodes

Updated 85 Episodes

1
pertemuan
2
No Wa
3
Menolong + latar belakang Alvina
4
Calon Mertua
5
GAK MEMPAN
6
Panggilan Sayang
7
Ngerjain Tugas Bareng yuk
8
Perang Kue
9
Kesiangan
10
Di Tolak
11
Akhirnya Bisa Masuk
12
Buaya
13
Sakit Perut
14
Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15
Berangkat
16
Jodoh kali
17
Tersesat
18
Balik ke tenda
19
Pulang
20
Tamu
21
Sesek Oy Sesek
22
Mencoba Membuka Hati
23
Cincin?
24
Akhirnya...
25
Kangen
26
Perkumpulan para mantan Rifki
27
Cemburu
28
Itung-itung latihan
29
Udah kayak tante girang
30
Cinta apa peluru nyasar?
31
Gara-gara motor
32
Pingsan
33
Jalan
34
Buket
35
Good night cantik
36
Arabella Devina Lorenzo
37
Perkara Kalah
38
Visual
39
Nasehat Angga
40
Makan-makan
41
Jatuh
42
Berniat Menginap
43
Tidur bersama
44
HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45
Gak jadi main
46
Kepergok
47
Bersiaplah untuk kehilangan
48
Alvina lagi ngambek
49
Di maafin
50
Satu Sekolah
51
Peringatan pertama dari para sahabat
52
Ke ruangan kepsek
53
Operasi?
54
Cemburu
55
Danau
56
Ingin sendiri
57
Bia
58
Nongkrong
59
Ruangan Operasi
60
Keadaan Alvina
61
Curhat
62
Curhat
63
Curhat
64
Curhat
65
Curhat
66
Curhat
67
Rifki Tau
68
Menjenguk
69
Saran Citra
70
Sok Peduli
71
Rencana Camping
72
Hari H
73
Pengumuman penting
74
Duduk Bersebelahan?
75
Cari Jejak
76
Jatuh Bersama
77
Rumah Sakit
78
Sadar
79
Ara menemui Alvina
80
Promosi Novel
81
Menyerah
82
Berkunjung
83
Arshaka Najendra
84
Memilih Pergi
85
Usai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!