"Aduh tante gak usah aku bisa pulang sendiri kok, lagian Rifki pasti capek biar dia istirahat aja" bantah Alvina.
"Gak bisa Alvina ini tuh udah malem, gak baik anak perempuan pulang malam-malam begini, Rifki juga pasti mau kok anterin kamu. Iya kan Rifki?" balas Sarah dan menatap putra nya dengan mata melotot.
"Iya gue sama sekali gak keberatan kok kalau nganterin lo pulang" jawab Rifki yang sadar akan tatapan mata Sarah.
Padahal kan ia juga pasti mau kalau disuruh nganterin Alvina pulang, gak perlu pake pelotot-an segala.
"Nah kan Rifki juga gak keberatan loh" ucap Sarah.
"Ya udah deh kalo gitu aku pamit pulang dulu ya tan," pasrah Alvina.
"Iya hati-hati dijalan ya" balas Sarah.
Alvina hanya pasrah, ia menyalami tangan Sarah dan Reno kemudian ia pergi ke parkiran dan di ikuti oleh Rifki dibelakang nya.
Alvina langsung menaiki motor nya dan memakai helm nya tanpa menghiraukan Rifki yang sedari tadi terus memperhatikan nya.
Rifki yang melihat Alvina yang menghidupkan motor nya, segera memasuki mobil nya. ia terus mengikuti motor yang dikendarai oleh Alvina, sampai Alvina menghentikan motornya di depan rumah yang terbilang cukup kecil.
"Udah sampe! sana pulang lo" usir Alvina sambil melepaskan helm yang dipakai nya ketika melihat mobil yang dikendarai oleh Rifki tak kunjung pergi.
Bukan nya pergi Rifki malah melihat-lihat rumah yang ada di hadapannya itu.
"Ini rumah lo?" tanya Rifki dari dalam mobilnya.
"Hmm" pertanyaan dari Rifki hanya dijawab deheman dari alvina.
Alvina memasukkan motornya kedalam garasi yang ada di rumah itu, ya meskipun terbilang kecil tapi rumah itu memiliki bagasi yang cukup untuk satu atau dua motor.
Ia memasuki rumahnya tanpa menghiraukan keberadaan Rifki yang melihat itu sambil melengo tak percaya, dan langsung mengunci pintu.
"WOY cewek kulkas ini ada tamu bukannya dimasukin malah dicuekin, si Alvina benar-benar lo ya" teriak Rifki dari dalam mobilnya.
Setelah lama tidak mendapatkan jawaban dari sang empu, Rifki melakukan mobilnya sambil mengumpat sepanjang jalan.
Alvina yang mendengar suara mobil Rifki menjauh dari pekarangan rumah nya, langsung merebahkan tubuhnya yang terasa lelah di atas kasur yang kecil. Ia tidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
...----------------...
Menjelang pagi Alvina terbangun dari tidur lelapnya. Alvina langsung bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai memakai seragam sekolah nya ia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh itu berarti ia harus segera berangkat menuju sekolah.
Sedangkan di tempat lain Rifki baru saja menghabiskan sarapan yang di siapkan oleh Sarah. Rifki pamit untuk berangkat ke sekolah kepada kedua orang tua nya.
"Rifki tunggu, nuh mamah udah buatin bekel buat Alvina, kamu kasih sama dia ya" ucapnya sambil menyodorkan sebuah kotak bekal untuk Alvina.
"Kirain buat Rifki mah, ya udah sini tar aku kasih sama dia" jawab rifki.
Ia segera berangkat ke sekolah karena sudah lumayan siang.
Sesampainya di sekolah ia langsung menuju kelas nya, ternyata disana sudah ada alvina yang sedang duduk sambil bermain ponsel.
"Alvina, nih ada titipan dari nyokap gue" ucapnya sambil menyodorkan sebuah kotak bekal yang di bawanya dari rumah.
"Oh thanks" Alvina mengambil kotak bekal yang ada ditangan Rifki dan memasukkan nya kedalam tas ranselnya, lumayan lah makan gratis.
"Hay Alvina, Rifki, lagi ngapain nih pagi-pagi udah ngobrol aja" ucap Citra yang baru saja masuk dan melihat Alvina dan Rifki seperti mengobrol.
"Nggak lagi ngapa-ngapain kok ngobrol biasa aja" jawab Rifki, sedangkan Alvina hanya menatap Citra dengan memutar mata malas lalu kembali fokus pada layar ponselnya.
"Alvina ntar kita nonton yuk" ajak citra.
"Gak bisa Cit" tolak Alvina.
"Ayolah bentar doang kok gue yang traktir deh yah" ucap Citra memelas.
"Gak bisa cit gue sibuk" ujar Alvina.
"Ya kan lo bisa libur dulu" balas Citra.
"Gak bisa" ujar Alvina.
"Ah lo mah gak asik Vi" ucap Citra dengan wajah cemberut dan pergi ke bangkunya dengan menghentak kan kakinya.
Rifki yang mendengar penolakan Alvina menjadi penasaran 'emang Alvina mau kemana sampai nolak ajakan Citra' batinnya.
"Emang lo sibuk apa sih sampai nolak Citra buat nonton, padahal kan Citra sahabat lo vi" Akhirnya pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Rifki.
"Kerja" jawaban singkat dari Alvina membuat Rifki mengerutkan keningnya.
"Kerja dimana?" tanya nya.
"Gak usah ikut campur dalam urusan pribadi gue!" tegas Alvina sambil melirik Rifki sinis.
Mendapat lirikan sinis dari Alvina, membuat nyali Rifki seketika menciut.
Cukup lama Rifki terdiam, mungkin trauma dengan lirikan sinis Alvina. Tapi semuanya berubah ketika ia membuka suara untuk mencoba menggoda Alvina.
"Alvina lo tau gak, belajar-belajar apa yang paling menyenangkan" tanya Rifki dengan suara yang keras, sehingga ia menjadi pusat perhatian.
"Gak" jawab Alvina sambil masih fokus menatap layar ponselnya.
"Menurut gue belajar yang paling menyenangkan itu belajar mencintai mu" ucap Rifki menggoda Alvina.
Namun bukan Alvina si cewek dingin namanya kalau dengan gombalan receh seperti itu malah baper atau tergoda, jijik yang ada.
Alvina membalikan badannya menghadap Rifki dengan senyuman yang tidak dapat diartikan. Rifki yang melihat respon yang diberikan Alvina melebarkan senyumnya 'wah kaya nya mulai meleleh nih es' batinnya.
"Lo mau ngegombalin gue cuma pake gombalan receh lo itu? percuma Rifki Anggara" ucapnya sambil tersenyum mengejek.
"GAK MEMPAN"lanjutnya sinis.
Senyuman Rifki yang tadi nya mengembang dengan sempurna seketika pudar ketika mendengar ucapan pedas dari Alvina.
Semua orang yang tadi menyimak gombalan Rifki dan tolakan dari Alvina seketika tertawa terbahak-bahak begitupun dengan Vito, Angga, Boy, dan Citra, tapi tidak dengan Queen and the Genk mereka melirik Alvina dengan sinis.
Setelah kejadian itu Rifki tidak angkat bicara sama sekali hingga terdengar bel berbunyi. Bu guru masuk ke dalam kelas Alvina untuk memberi tahukan sesuatu.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi bu"
"Kali ini kalian tidak belajar ya, soalnya ibu sama yang lain akan ada rapat mendadak jadi tidak bisa mengajar di kelas, terserah kalian mau kemana aja" jelas bu guru.
"Bu kalau pulang bisa gak" tanya Alvina dan membuat yang lain melihat ke arah nya.
"Bisa kok, tapi harus tunggu sampai jam istirahat baru pulang oke" jawab bu guru.
"Iya bu" jawab Alvina.
Setelah guru keluar dari kelas, Alvina membuka ponselnya dan memainkan nya.
Hampir seluruh siswa siswi keluar dari kelas untuk menuju kantin, tak sedikit pula yang memilih untuk berdiam diri di dalam kelas. Rifki dan ketiga temannya memilih berdiam diri di dalam kelas sambil main game, Citra dan Alvina juga memilih di kelas dan bermain ponsel.
"Eh vi tar lo mau kemana kok tadi nanya boleh pulang apa enggak" tanya Citra.
"Mau kerja cit" jawab Alvina.
"Lumayan kan buat nambah tabungan" lanjutnya.
"Oh ya udah semangat ya vi" ucap Citra sambil tersenyum.
Jam istirahat telah tiba, itu tandanya Alvina bisa pulang dan pergi ke tempat kerja nya. Alvina mengambil tas ransel nya dan menyampirkannya di bahu.
Ia berjalan keluar menuju parkiran sekolah yang khusus untuk roda dua, dan langsung tancap gas menuju tempat kerja nya.
Sesampainya ia di cafe tempatnya bekerja ia langsung memakai pakaian seragam khusus untuk pelayan. Alvina kerja sebagai pelayan di cafe Cemara tapi ia hanya masuk pas ada waktu luang seperti sekarang.
"Alvina tolong anterin makanan untuk tamu VIP kita ya" ucap atasan nya yang bernama Wisnu mereka cukup mengenal dengan baik.
"Iya pak" jawab Alvina.
Alvina berjalan sambil membawa makanan yang akan di sajikan untuk tamu VIP di ruangan khusus. Saat sudah tiba di depan pintu masuk ia mengetuk pintu ruangan VIP itu, setelah di persilahkan untuk masuk ia membuka pintu dan membungkuk kan badan nya pertanda hormat.
"Maaf mengganggu aktivitas anda tuan, saya kesini untuk mengantarkan makanan yang sudah tuan pesan" ucap Alvina dengan sopan.
"Letakkan saja di atas meja" ucap salah satu pria yang ada di sana.
Alvina yang mendapat perintah pun langsung meletakkan makanan yang di bawa nya di atas meja yang ada dihadapan ketiga pria berjas itu.
Setelah selesai Alvina membungkuk kan badannya dan beranjak dari tempat nya berdiri, tapi saat ia memegang gagang pintu ia menghentikan aktivitas nya karena ucapan dari salah satu pria itu.
"Siapa namamu cantik, seperti nya kita harus berkenalan untuk saling mengenal" ucapan pria itu membuat rekannya tersenyum.
"Kau benar Roy seperti nya kita akan berkenalan dengan nya" pria yang dipanggil Roy tersenyum penuh arti.
"Maaf tuan-tuan saya di sini untuk bekerja bukan untuk mengobral nama" jawab Alvina sambil berbalik memandang pria yang ada di sana satu persatu.
"Kau terlalu cantik untuk menjadi pelayan di cafe ini, bagaimana kalau kau bekerja sebagai pelayan pribadi kami, benar begitu Alex, Max" ucap pria yang bernama Roy.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Anni Zakiyani
motornya kecil bgt bisa masuk bagasi...
garasi mgqn maksudnya ya thor
2022-12-26
1