Perang Kue

"Ya kali aja kan lo mau" jawab Rifki sambil mengusap wajah nya yang terkena lemparan bantal dari Alvina.

"Gila aja kalo gue mau" umpat Alvina.

Alvina menoleh ke arah meja dan melihat ada kue yang telah tersaji. Alvina langsung mengambil kue itu tanpa permisi.

Hal itu membuat Rifki melotot, pasalnya ia juga belum mencicipi kue yang dibuat oleh Sarah.

Saat Alvina akan memasukan kue ke dalam mulutnya.

Rifki segera melempar bantal sofa dan tepat mengenai wajah Alvina sehingga membuat kue yang akan dimakan oleh Alvina mengenai wajah nya.

Rifki yang melihat wajah Alvina belepotan seketika tertawa terbahak-bahak. Alvina segera membersihkan kue yang menempel di wajah nya dengan tisu.

Setelah dirasa sudah bersih ia menghampiri Rifki dengan membawa sepotong kue dan menempel kan nya ke wajah Rifki yang masih setia tertawa.

"Mampus" umpat Alvina.

"Alvina lo kenapa nempelin kue ke muka gue sih berantakan kan jadi nya" teriak Rifki tak terima.

Rifki segera membersihkan wajah nya dengan tisu bersih.

"Lo duluan" tuduh Alvina.

Rifki yang tidak terima langsung mengambil satu potong kue yang paling besar dan menyembunyikan nya di balik punggung nya.

Rifki duduk di sebelah Alvina yang tampak fokus dengan buku yang ada di hadapannya.

"Lo baca apa Na?" tanya Rifki yang membuat fokus Alvina teralihkan.

"Baca buku lah" jawab Alvina.

"Maksud gue baca buku apa Alvina Azzira Putri" kesal Rifki.

"Buku yang ada tulisan nya" jawab Alvina dengan enteng nya.

Tak tahu saja ia jika Rifki sudah bersiap-siap untuk melayangkan kue yang ia sembunyikan ke wajah Alvina.

"Ih lama-lama ngeselin lo ya" ujar Rifki.

"Ya lo, tinggal liat gue lagi baca buku apa juga malah nanya" kesal Alvina.

"Dasar kulkas" umpat Rifki dengan suara yang sangat pelan sehingga Alvina tak dapat mendengar nya.

Di saat Alvina tengah sibuk membaca buku yang ada di depan nya, Rifki sudah siap dengan kue nya.

Rifki yang melihat Alvina sangat fokus pada bukunya, segera membagi potongan kue menjadi dua bagian dan menempatkan posisi kue agar tidak jatuh ke lantai.

"Na, coba lo ngadep sini deh" ujar Rifki.

"Alvina yang tidak tahu dengan niat jahil Rifki segera menoleh ke arah Rifki tanpa rasa curiga sedikitpun. Tapi saat Alvina sudah menghadap ke arah Rifki tiba-tiba..

Pukk

Pukk

Rifki menepuk pipi Alvina dengan kue yang ada di tangan nya. Tak cukup sampai di situ, Rifki juga menguel-nguel pipi Alvina bahkan sampai ke hidung nya.

Alvina hanya memejamkan mata sambil mengumpat dalam hati nya saat benda empuk menempel di pipi nya.

Saat dirasa Rifki sudah tidak memainkan kue yang ada di wajah nya, Alvina segera membuka matanya dan menatap Rifki dengan tajam.

Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan dan bersiap untuk lari apabila gadis yang ada di hadapannya itu mengamuk.

"Rifki sialan!" umpat Alvina dengan suara yang lantang.

Rifki yang mendengar teriakkan Alvina yang menggelegar didalam rumah segera berdiri dan berlari ke belakang sofa untuk menghindari amukan Alvina.

"Jangan lari lo Rifki!" teriak Alvina sembari bangkit dari tempat duduknya dan mengejar Rifki yang sudah berlari dengan kencang menghindari Alvina.

Alvina berhenti di hadapan meja untuk mengambil satu potong kue dan kembali berlari mengejar Rifki.

Rifki yang sudah lelah terus berlari segera berhenti dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Na u-udah ya, c-capek gue" ujar Rifki dengan nagas yang masih tersengal-sengal.

"Oh ya udah deh gue juga capek" ujar Alvina.

Rifki yang mendengar itu pun menghembuskan nafas lega. Ia pikir Alvina sudah memaafkan nya tapi ia salah ternyata Alvina masih ingin membalas perbuatan Rifki terhadap nya.

Alvina menghampiri Rifki yang sudah duduk dihadapan meja dengan memegang dadanya, capek mungkin.

Alvina menguel-nguel yang ada di tangan nya ke seluruh wajah Rifki. Hal itu membuat sang empu mengumpat beberapa kali dan mencoba menjauhkan tangan Alvina yang masih setia melumuri wajah nya dengan kue.

Setelah selesai Alvina melepaskan tangannya dari wajah Riki seraya memandang wajah Rifki yang sudah di penuhi dengan kue yang berwarna-warni.

"Hahaha... Rifki muka lo kayak ondel-ondel" Alvina tertawa terbahak bahak sambil menunjuk wajah Rifki dengan jari telunjuk nya.

Rifki tersenyum devil dan mengambil potongan kue yang tinggal sedikit dan membalas perlakuan Alvina terhadap wajah nya.

Tidak ada yang mau mengalah, Alvina dan juga Rifki terus saja saling membalas sampai ada suara yang menghentikan kegiatan mereka.

"Aduh Rifki, Alvina, kalian ngapain malah perang kue sih, katanya mau ngerjain tugas bareng, tuh liat baju kalian pada kotor kan jadinya" ucap Sarah.

Ya tadi nya Sarah mau mengambil minuman di dapur, tapi saat melihat Rifki dan Alvina yang sedang perang kue dan mengotori pakaian yang dikenakan nya sendiri, membuat ia segera menghentikan langkahnya dan menegur mereka terlebih dahulu.

Alvina dan Rifki yang mendapat teguran dari Sarah, segera melihat baju yang dipakai oleh mereka sendiri dan memang benar baju mereka kotor terkena kue yang mereka mainkan.

"Rifki.. ini semua gara-gara lo, baju gue kotor kan jadi nya" kesal Alvina.

"Yey siapa suruh tadi lo nya gak bisa diem , jadi nya kan belepotan kena baju" balas Rifki.

"Terus ini gimana baju gue?, masa gue pake baju kotor sih" gerutu Alvina.

"Ya ganti lah bege" umpat Rifki.

"Gue kan gak bawa baju ganti Rifki, gimana sih lo" ujar Alvina.

"Pake bajunya Rifki dulu aja Alvina" saran Sarah.

"Gak papa lah tan Alvina pake ini aja" jawab Alvina.

"Emangnya lo nyaman pake baju kotor kek gitu?" tanya Rifki sambil menunjuk baju Alvina yang kotor.

Alvina yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rifki, menggaruk tengkuknya sendiri.

"Gak sih" jawab nya.

"Ya udah kalo gitu lo pake kaos gue aja" saran Rifki.

Alvina terlihat berpikir sejenak, memang ia tidak nyaman jika harus menggunakan pakaian yang kotor tapi ia juga tidak mau jika harus memakai pakaian Rifki.

Tapi ia tak punya pilihan lain selain itu, akhirnya ia pun menerima saran dari Rifki dan Sarah.

"Ya udah deh kalo gitu gue pake baju lo dulu" ujar Alvina.

"Rifki sana kamu anter Alvina ke kamar kamu, sekalian kamu juga ganti baju" perintah Sarah.

"Siap mama" jawab Rifki dengan memberi hormat.

"Mama ke dapur dulu ya" pamit Sarah.

Setelah kepergian Sarah, Alvina menengadahkan tangan nya ke arah Rifki.

"Ngapain" tanya Rifki.

"Ck, mana bajunya" jawab Alvina.

"Lo gak denger tadi mamah bilang apa?, ikut gue" ujar Rifki.

Dengan terpaksa Albina pun mengikuti langkah Rifki yang menaiki anak tangga menuju kamar nya.

Setelah sampai didepan pintu kamar Rifki segera membuka pintu dan masuk, sedangkan Alvina tetap berada di ambang pintu.

"Lo ngapain cuma berdiri di situ Na?" tanya Rifki.

"Ya kali gue masuk ke kamar bareng cowok cuma berdua" jawab Alvina.

"Ck, lo masuk aja Na, gue gak bakal macem-macem kok" ujar Rifki.

Bersambung

Episodes
1 pertemuan
2 No Wa
3 Menolong + latar belakang Alvina
4 Calon Mertua
5 GAK MEMPAN
6 Panggilan Sayang
7 Ngerjain Tugas Bareng yuk
8 Perang Kue
9 Kesiangan
10 Di Tolak
11 Akhirnya Bisa Masuk
12 Buaya
13 Sakit Perut
14 Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15 Berangkat
16 Jodoh kali
17 Tersesat
18 Balik ke tenda
19 Pulang
20 Tamu
21 Sesek Oy Sesek
22 Mencoba Membuka Hati
23 Cincin?
24 Akhirnya...
25 Kangen
26 Perkumpulan para mantan Rifki
27 Cemburu
28 Itung-itung latihan
29 Udah kayak tante girang
30 Cinta apa peluru nyasar?
31 Gara-gara motor
32 Pingsan
33 Jalan
34 Buket
35 Good night cantik
36 Arabella Devina Lorenzo
37 Perkara Kalah
38 Visual
39 Nasehat Angga
40 Makan-makan
41 Jatuh
42 Berniat Menginap
43 Tidur bersama
44 HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45 Gak jadi main
46 Kepergok
47 Bersiaplah untuk kehilangan
48 Alvina lagi ngambek
49 Di maafin
50 Satu Sekolah
51 Peringatan pertama dari para sahabat
52 Ke ruangan kepsek
53 Operasi?
54 Cemburu
55 Danau
56 Ingin sendiri
57 Bia
58 Nongkrong
59 Ruangan Operasi
60 Keadaan Alvina
61 Curhat
62 Curhat
63 Curhat
64 Curhat
65 Curhat
66 Curhat
67 Rifki Tau
68 Menjenguk
69 Saran Citra
70 Sok Peduli
71 Rencana Camping
72 Hari H
73 Pengumuman penting
74 Duduk Bersebelahan?
75 Cari Jejak
76 Jatuh Bersama
77 Rumah Sakit
78 Sadar
79 Ara menemui Alvina
80 Promosi Novel
81 Menyerah
82 Berkunjung
83 Arshaka Najendra
84 Memilih Pergi
85 Usai
Episodes

Updated 85 Episodes

1
pertemuan
2
No Wa
3
Menolong + latar belakang Alvina
4
Calon Mertua
5
GAK MEMPAN
6
Panggilan Sayang
7
Ngerjain Tugas Bareng yuk
8
Perang Kue
9
Kesiangan
10
Di Tolak
11
Akhirnya Bisa Masuk
12
Buaya
13
Sakit Perut
14
Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15
Berangkat
16
Jodoh kali
17
Tersesat
18
Balik ke tenda
19
Pulang
20
Tamu
21
Sesek Oy Sesek
22
Mencoba Membuka Hati
23
Cincin?
24
Akhirnya...
25
Kangen
26
Perkumpulan para mantan Rifki
27
Cemburu
28
Itung-itung latihan
29
Udah kayak tante girang
30
Cinta apa peluru nyasar?
31
Gara-gara motor
32
Pingsan
33
Jalan
34
Buket
35
Good night cantik
36
Arabella Devina Lorenzo
37
Perkara Kalah
38
Visual
39
Nasehat Angga
40
Makan-makan
41
Jatuh
42
Berniat Menginap
43
Tidur bersama
44
HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45
Gak jadi main
46
Kepergok
47
Bersiaplah untuk kehilangan
48
Alvina lagi ngambek
49
Di maafin
50
Satu Sekolah
51
Peringatan pertama dari para sahabat
52
Ke ruangan kepsek
53
Operasi?
54
Cemburu
55
Danau
56
Ingin sendiri
57
Bia
58
Nongkrong
59
Ruangan Operasi
60
Keadaan Alvina
61
Curhat
62
Curhat
63
Curhat
64
Curhat
65
Curhat
66
Curhat
67
Rifki Tau
68
Menjenguk
69
Saran Citra
70
Sok Peduli
71
Rencana Camping
72
Hari H
73
Pengumuman penting
74
Duduk Bersebelahan?
75
Cari Jejak
76
Jatuh Bersama
77
Rumah Sakit
78
Sadar
79
Ara menemui Alvina
80
Promosi Novel
81
Menyerah
82
Berkunjung
83
Arshaka Najendra
84
Memilih Pergi
85
Usai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!