"To api sayang nya saya tidak mau tuan" ujar Alvina.
"Kau terlalu jual mahal sayang, akan ku pastikan setelah kau menjadi pelayan pribadi kami kau tidak akan mengalami kesulitan sayang, benar begitu Alex, Max?" ucap pria yang bernama Roy.
"Kau benar Roy" jawab Max.
"Sekali lagi saya ucapkan saya tidak akan menerima tawaran dari tuan-tuan sekalian, jadi saya pamit undur diri" ucap Alvina sambil membungkukkan badan memberi hormat.
Tapi saat ia membalikkan badannya bermaksud untuk pergi dari ruangan VIP itu, ia harus kembali menghentikan langkahnya saat mendengar suara bariton yang penuh dengan ancaman.
"Kau tidak akan bisa keluar dari sini sebelum kau menerima tawaran dari kami gadis kecil, jika kau menolak nya bukan hanya mendapatkan masalah tapi kau juga akan dipecat dari cafe ini kau mengerti gadis kecil" ujar Alex disertai dengan senyuman merendahkan.
"Saya mengerti tuan, tapi saya tetap tidak mau menerima tawaran dari anda, tidak masalah jika saya mendapat masalah dan dipecat dari cafe ini tuan" jawab Alvina yang terkesan menantang.
mendengar jawaban dari Alvina membuat Alex mengeram emosi. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang untuk melakukan perintahnya.
Tak berselang lama setelah Alex memberikan perintah kepada orang diseberang telepon, datang lima pria yang bertubuh kekar dari balik pintu yang ada di belakang Alex,Roy, dan Max.
"Kita masih memberikan kesempatan kepada mu, jika kau menerima tawaran kami maka kamu tidak akan menerima masalah apapun, tapi jika kamu masih tetap menolak tawaran kami maka kau berurusan dengan mereka" ujar Alex sambil menunjuk ke arah kelima pria yang berdiri tak jauh dari nya.
"Saya tetap akan menolak tawaran anda tuan" ujarnya sambil meletakkan nampan yang sedari tadi dipegang nya diatas meja disampingnya.
"Kau sangat keras kepala gadis kecil, lakukan tugas kalian" ujar Alex.
Setelah mendapat kan perintah dari bosnya, kelima pria tadi menghampiri Alvina yang telah waspada, jika saja mereka menyerang secara tiba-tiba.
Dan benar saja salah satu dari mereka langsung melayangkan bogeman ke arah pipi Alvina, tapi Alvina yang sudah waspada tidak tinggal diam.
Alvina menangkap lengan yang hampir mengenai pipi mulusnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk membalas serangan lawan.
Bughh
Bughh
Krekk
"ARGGHH"
Dengan cepat Alvina memukul perut lawan secara cepat dan gesit, bahkan memelintir lengan pria itu sehingga menciptakan suara seperti tulang patah.
Orang yang mendengar nya seketika merinding termasuk Alex,Roy dan Max. Seperti nya mereka salah memilih lawan.
"Kenapa kalian malah diam saja bantu teman kalian bodoh" teriak Alex kepada keempat pria yang hanya menonton saja.
Keempat pria yang mendapat bentakan dari sang bos pun langsung menyerang Alvina secara bersamaan.
Alvina yang kewalahan melawan empat pria bertubuh kekar pun menjadi kesal.
"Kalo berani satu-satu brengsek!!" teriaknya.
Keempat pria itupun menghentikan aksi nya sejenak, dan kembali menyerang secara bersamaan, mereka tidak menghiraukan teriakan dari Alvina.
Satu persatu pria yang menyerang Alvina tumbang. Bahkan ada yang mengeluarkan darah dari mulutnya dan tak sadarkan diri. Alvina mengelap keringat yang mengucur di dahi nya sambil tersenyum mengejek.
"Baru segitu aja udah pada tepar, cih lemah!" ucap nya sinis.
Alex, Roy, dan Vito yang melihat kejadian itu dibuat melengo oleh Alvina.
Gimana bisa Alvina mengalahkan lima pria yang bertubuh kekar dalam waktu beberapa menit saja. Tentu bisa lah, Alvina memang jago beladiri, jadi tak heran jika ia bisa mengalahkan mereka.
Alvina melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, tapi saat ia sudah berada di hadapan pintu ia membalikkan badannya menghadap Alex dan yang lain.
"Lain kali kalau mau nyari pelayan pribadi carinya jangan disini, tapi nyarinya di Bar" ujar Alvina.
Alvina kembali melangkahkan kakinya menuju pintu, namun saat ia teringat akan satu hal, ia kembali membalikkan badannya dan berujar.
"Ouh iya lupa, ntar kalian yang bayar ganti ruginya ya, soalnya saya nggak punya duit" ujarnya di sertai dengan senyuman tengilnya.
Alvina melenggang pergi keluar dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa.
Ia melanjutkan pekerjaan nya tanpa ada gangguan seperti tadi lagi. Alvina juga tidak dipecat seperti yang diucapkan oleh Alex, malah untuk membayar ganti rugi atas kekacauan di dalam ruangan VIP itu mereka yang membayar nya.
...----------------...
Hari telah berganti hari, tapi hubungan antara Alvina dan Rifki masih jalan ditempat tidak ada kemajuan sama sekali.
Rifki tidak pernah putus asa untuk melelehkan es didalam diri Alvina. Rayuan demi rayuan gombalan demi gombalan sudah Rifki lontarkan pada Alvina, bahkan tak jarang ia membawakan bekal untuk Alvina, tapi tetap saja responnya sama.
Alvina selalu memperlihatkan wajah tanpa ekspresi nya pada Rifki. Entahlah, gelar cowok Playboy Rifki tidak berguna sama sekali.
Tapi walaupun Rifki selalu merayu Alvina tetap saja sifat playboy nya tidak hilang sampai sekarang. Ia masih saja selalu bergonta-ganti pasangan jika di luar sekolah, tapi saat disekolah ia selalu menggoda Alvina supaya es didalam diri Alvina itu mencair dengan rayuan yang dilontarkan oleh Rifki.
Seperti saat ini Alvina yang berada didalam kelas sedang sibuk bermain ponsel yang dia genggam, dengan Rifki yang terus saja bicara walaupun tidak mendapatkan respon dari Alvina.
"Na, kenapa sih lo gak mau pacaran sama gue? kurang apa coba gue? udah ganteng, dompet juga ada isinya, terus ditambah baik hati dan tidak sombong lagi. Tapi ko lo gak mau sih sama gue?" ucapnya dengan percaya diri tingkat dewa.
"Lo bisa gak sih jangan panggil gue pake panggilan Na?" bukan nya menjawab pertanyaan dari Rifki, Alvina malah balik bertanya.
"Ya elah, itu tuh panggilan sayang gue sama lo na" jawab nya sambil menatap Alvina dengan senyuman yang menurut Alvina sangat menyebalkan.
"Idih siapa juga yang mau dipanggil sama panggilan sayang dari lo?, kalo gue sih ogah ya" ujar Alvina dengan sinisnya.
Senyuman yang tadi nya terbit di bibir Rifki pudar seketika setelah mendengar ucapan Alvina.
"Ya elah Alvina, kenapa gak mau gue manggil lo sama panggilan sayang gue, padahal kan di luar sana banyak yang mau dipanggil sama panggilan sayang dari orang ganteng kaya gue" ucapnya memelas, tapi bukan nya kasian, Alvina malah merasa jijik melihat nya.
"Ya kan gue bukan mereka" jawab Alvina.
"Tapi seenggaknya lo itu ngehargain panggilan sayang dari gue, tapi gak papa walaupun lo nolak buat dipanggil sama panggilan sayang gue, gue bakal tetep panggil lo sama panggilan itu kok" ucap Rifki.
"Serah lo aja dah" pasrah Alvina.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments