"Jodoh kali" jawabnya yang entah sejak kapan sudah ada di sebelah Alvina.
"Nyaut aja" balas Alvina sambil berlalu pergi.
"Asek sama Alvina" ujar orang tersebut yang tidak lain ialah Rifki, dan menyusul Alvina yang sudah duduk kembali di tempatnya semula.
"Udah tau kan sama siapa aja anggotanya" tanya Bu guru.
"Udah Bu" jawab serentak.
"Kalo gitu coba duduknya di pisah sama regunya masing-masing" perintah Bu guru.
Semuanya memisahkan diri dan mencari orang yang satu regu dengannya. Alvina hanya duduk bersila menunggu orang yang satu regu dengannya.
Alvina, Rifki, Angga, Riko, Keyna, dan Salsa, yang satu regu dengan Alvina, sudah berkumpul di tempat Alvina duduk.
"Semuanya sudah duduk sesuai dengan regu masing-masing kan?" tanya Bu guru.
"Sudah bu" jawab serentak.
"Oke, kita akan mulai jelajah hutan dari regu pertama, dan dilanjutkan dengan regu kedua, ketiga dan seterusnya" jelas Bu guru.
"Jelajah hutan harus dilakukan dengan kekompakan tim, jangan ada anggota yang tertinggal di dalam hutan, jika ada temannya yang tertinggal, segera lapor ke guru-guru, kita cari bareng-bareng ya" lanjutnya.
"Iya bu" jawab serentak.
"Silahkan tim pertama untuk memasuki hutan, kalian harus bisa mengingat rute yang kalian lewati agar tidak salah jalan ya" ucap Bu guru.
Regu yang mendapatkan giliran pertama memasuki hutan secara bersamaan dengan anggota nya. Setelah regu pertama tidak terlihat lagi, dilanjutkan dengan regu kedua dan seterusnya.
Sampai pada giliran regu Alvina untuk memasuki area hutan.
"Ingat ya jangan ada yang memisahkan diri dari regu kita, kita masuknya pegangan tangan aja jangan sampe lepas" peringat Angga.
"Iya bawel" jawab yang lainnya.
Mereka memasuki hutan dengan saling bergandengan tangan satu sama lain, supaya tidak ada yang tertinggal.
Di pertengahan jalan, mereka mendengar suara aungan serigala yang berada jauh dari tempat mereka sekarang.
Mendengar suara naungan serigala, membuat tangan yang saling bertautan terlepas seketika dan mereka berlari terbirit-birit tanpa memikirkan satu sama lain.
Alvina yang masih berdiri mematung usai mendengar suara serigala, seketika tersadar saat aungan serigala kembali terdengar, namun saat melihat sekitar ia terkejut melihat tidak ada orang lain selain dirinya sendiri.
"Rifki... Angga... lo dimana!!!" teriak Alvina dengan lantang.
Alvina yang panik berjalan tanpa arah tujuan sambil terus berteriak memanggil teman-teman nya, namun hasilnya nihil.
Walaupun jam masih menunjukkan pukul setengah tiga sore, tapi akibat adanya pohon-pohon yang berukuran besar dan daun yang lebat, membuat aura didalam hutan menjadi gelap.
Dan ditambah dengan suara serigala dan burung-burung yang beterbangan di atas pepohonan rindang membuat suasana menjadi semakin mencekam.
Lama Alvina berkeliling melewati pohon demi pohon di sekitaran hutan, akan tetapi ia merasa jika dari tadi ia hanya berputar-putar di satu titik yang sama.
Setelah dirasa tidak kuat lagi untuk berjalan dan suaranya juga sudah habis karena terus berteriak memanggil nama teman-temannya, akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bawah pohon rindang sambil mengawasi sekitar.
****
Rifki, Angga, Riko, Keyna dan Salsa yang baru saja sampai di sisi hutan dengan nafas yang tersengal-sengal belum menyadari bahwa Alvina tertinggal di dalam hutan.
Mereka baru menyadarinya saat ada guru yang bertanya kepada mereka.
"Eh kalian kenapa?, kok kayak abis lari gitu sih" tanya Bu guru keheranan.
"Iya bu t..tadi kita dengar suara serigala bu" jawab Angga dengan nafas tersengal-sengal.
"Terus Alvina kemana?, kok gak ada" ujar Bu guru.
Rifki dan yang lain segera mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Alvina.
"Alvina, jangan-jangan ketinggalan lagi" ucap Rifki panik.
"Kok bisa ketinggalan sih kalian ini gimana, tadi kan ibu bilang jangan ada yang tertinggal" ujar Bu guru.
"Maaf Bu tadi kita panik jadinya langsung lari gitu aja" balas Riko.
"Ya udah tunggu sebentar kita cari bareng-bareng, ibu mau ngasih tau yang lain dulu" ujarnya sambil berlalu pergi.
Sedangkan Rifki yang tidak sabar menunggu guru-guru datang, segera membalikkan badannya hendak memasuki area hutan kembali untuk mencari Alvina.
Angga yang melihat Rifki akan pergi, segera mencekal pergelangan tangan Rifki sehingga Rifki menoleh kearah nya.
"Li mau kemana ki?" tanya Angga.
"Gue mau nyari Alvina, lepasin tangan gue" jawab Rifki mencoba melepaskan cekalan Angga.
"Tunggu yang lain datang dulu ki, kita cari bareng-bareng" ujar Angga dan di angguki oleh yang lain.
"Tapi gue gak bisa nunggu, Alvina didalem hutan sendirian!" tekan Rifki.
"Tapi kalo lo pergi sendiri bahaya" peringat Riko.
"Kalo gitu lo ikut gue" balas Rifki.
"Mending kita tungguin yang lain aja ya" pinta Riko.
"Kalo kalian gak mau ikut gue, gak usah nahan gue buat nyari Alvina!!" bentak Rifki.
"Kita bukannya gak mau ikut ki, tapi gimana kalo di tengah jalan kita dapet bahaya" balas Riko tak kalah membentak.
"Terus gimana kabar Alvina yang ada di dalam hutan sendirian, dia cewek. gue gak bisa biarin gitu aja" balas Rifki bersikeras.
"Terserah kalian mau ikut atau enggak, yang pasti gue bakal tetep cari Alvina sekarang" lanjutnya.
Rifki segera berjalan kearah hutan dengan langkah lebar. Ia tak peduli apa yang akan terjadi nanti kepadanya, yang penting sekarang ia harus segera mencari keberadaan Alvina, pikirnya.
Angga dan Riko yang melihat itu hanya menghembuskan nafas pasrah.
"Rifki tunggu, ya udah kita ikut lo sekarang" teriak Angga.
Rifki yang mendengar teriakkan Angga menghentikan langkahnya.
"Buruan" balas Rifki dengan berteriak, tanpa berniat untuk membalikkan badannya menghadap ke arah Angga dan Riko berdiri.
Angga dan Riko, segera berlari menyusul Rifki yang sudah agak jauh. Mereka memasuki hutan secara bersamaan dan berteriak memanggil nama Alvina.
Sedangkan di tempat lain, tampak Alvina tengah bersandar pada batang pohon yang besar dengan sesekali mengedarkan pandangannya was-was.
Ia tidak berniat untuk mencari jalan keluar dan berteriak lagi, karena tenaganya sudah terkuras habis.
Ia hanya mampu memeluk tubuh nya sendiri yang terasa lemas.Hawa dingin mulai menusuk kulitnya yang hanya menggunakan kaos lengan panjang yang tipis.
Samar-samar ia mendengar ada suara yang memanggil namanya dari kejauhan tapi tidak terlalu jelas.
Lama kelamaan ia tidak lagi mendengar suara yang memanggil-manggil namanya. Tapi ia mendengar seperti ada yang berjalan kearahnya tanpa suara, lebih tepatnya seperti mengendap-endap.
Alvina mengedarkan pandangannya ke arah sumber suara dengan perasaan was-was, dan mendapati semak-semak yang bergerak-gerak, padahal tidak ada angin.
Saat ia tengah fokus pada semak-semak tersebut ia dikejutkan dengan suara ranting yang terinjak dan menimbulkan suara yang lumayan keras.
"Siapa disana" teriaknya panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments