Gak Ada Duit Gak Bisa Idup

"Na gue udah mendingan, tapi gue gak mau pulang ke rumah, mau nginep di sini boleh ya" ujar Rifki dan mendapatkan pelototan dari Alvina.

"Lo gila, gak gak gak" ujar Alvina sedikit berteriak.

"Oh ayolah Na, satu malem aja kok ya" pinta Rifki memelas.

"Gak bisa, ayo pulang gue anterin sampe depan rumah"ucap Alvina sambil menyeret Rifki keluar dari rumah nya.

"Ck iya iya gue pulang tapi jangan diseret gini dong" protes Rifki.

"Ya udah sana pulang" ujar Alvina sembari melepaskan tangan Rifki yang tadi ia seret.

Rifki berjalan kearah pintu dengan wajah yang ditekuk. Saat ia sudah berada di luar ia kembali berbalik dan memegang gagang pintu rumah lalu menyenderkan kepalanya pada daun pintu.

"Satu malem aja kok Na, ya please" pinta Rifki.

"Gak!!" teriak Alvina sambil menutup pintu dengan keras.

Rifki yang sedang bersandar pada pintu dibuat terkejut dengan tindakan Alvina.

"Untung gak kejepit gue" gumam Rifki mengelus-elus dada nya karena terkejut.

Rifki kembali berjalan kearah motor nya yang terparkir di halaman rumah Alvina.

Setelah sampai di sisi motor nya ia segera memakai helm sambil menaiki motor nya. Setelah selesai memakai helm nya, Rifki langsung melajukan motor nya untuk pulang, karena hari sudah mulai gelap.

***

Setelah Alvina menutup pintu dengan keras ia segera menguncinya dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri yang terasa lengket.

Setelah selesai memakai pakaian, Alvina merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan membuka ponselnya.

Saat melihat jam yang ada di ponsel, ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.

Alvina membuka aplikasi WhatsApp ia mengerutkan keningnya karena ada nomor baru yang mengirimkan pesan kepada nya.

'Ini nomor nya Alvina kan' begitu lah kira-kira isi pesan itu.

'Iya benar saya sendiri. Siapa ya?' balas Alvina.

'Akhirnya di bales juga😊'

'Ini siapa ya?, dan ada keperluan apa menghubungi saya?' tanya Alvina lagi.

'Ini gue Rifki, gue gabut nih temenin gue chat-an ya' jawab orang yang mengirimkan pesan kepada Alvina, yang tak lain adalah Rifki.

Setelah tahu bahwa Rifki yang mengirimkan pesan kepada nya, Alvina hanya melihat isi pesan yang dikirim Rifki tanpa berniat untuk membalas nya.

Alvina menyimpan kembali ponselnya dan menutup mata. Setelah beberapa saat Alvina sudah terlelap dalam tidurnya.

Di tempat lain tapi dengan waktu yang sama, tepat nya di kediaman keluarga Anggara. Rifki sedang menatap layar ponselnya sembari menggerutu.

Rifki sedang menunggu balasan pesan dari Alvina. Tetapi ia tidak mendapatkan balasan dari Alvina. Ia malah mendapat pesan dari pacarnya.

"Si Alvina emang bener bener ya, gue chat malah cuma diliat doang. Padahal kan gue nungguin dia buat bales pesan gue aja bukan bales perasaan gue" gerutu Rifki.

"Emang bener kata si Angga, percuma dapet nomornya kalo di cuekin sama orang nya" lanjutnya.

"Ini juga cewek satu malah ngirimin pesan segala, gue tuh bukan mau pesan dari lo tapi dari Alvina bege" gerutunya lagi.

Rifki yang sedang tidak mau membalas pesan dari pacarnya, segera me-mode silent kan ponselnya dan berbaring di atas kasur yang empuk.

"Dah lah mending tidur" ujarnya.

Tak berselang lama Rifki telah masuk ke dalam mimpinya.

****

Sinar matahari menyelinap masuk dari balik jendela kaca yang tidak tertutup rapat oleh gorden.

Alvina mengerjap berulang kali, rasa kantuk yang luar biasa rupanya masih melekat di kedua bola matanya enggan untuk pergi.

Ia berusaha membuka matanya sekuat tenaga, mengusir rasa kantuknya. Dan setelah kesadarannya penuh dan kantuknya perlahan mulai hilang, meski menyisakan sedikit pening. Ia melirik ke arah jam yang menggantung di sudut kamar yang menunjukkan pukul 06.05.

Alvina segera bergegas menuju kamar mandi. Sepuluh menit kemudian Alvina telah dengan ritual mandi nya. Ia segera keluar dan memakai seragam sekolah.

Alvina yang merasa perutnya lapar berlalu menuju dapur dan membuat sarapan. Setelah mengisi perut, Alvina melirik jam yang melingkar di tangan nya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 06:25 menaiki motornya sambil memakai helm.

Setelah selesai memakai helm ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang karena mengingat hari masih pagi.

Sesampainya Alvina di sekolah, ia memarkirkan motornya di parkiran roda dua. Citra yang melihat Alvina datang, segera menghampiri nya sambil memanggil nama Alvina.

"Alvina!!" teriak Citra.

Alvina yang mendengar suara Citra, mengedarkan pandangannya mencari sumber suara dan menemukan Citra yang sedang berjalan kearah nya sambil melambaikan tangannya.

"Mau sarapan dulu apa langsung ke kelas?" tanya Citra saat sudah sampai di depan Alvina.

"Kelas" jawab Alvina.

"Oke" ujar Citra.

Alvina berjalan mendahului Citra. Citra yang melihat Alvina berjalan segera mencoba mengimbangi langkah Alvina yang lumayan lebar dengan sesekali berlari kecil.

"Ck, Alvina kalo jalan tuh langkah nya di pendekin napa. Biar gue gampang ngimbangin langkah lo yang kaya langkah cowok" gerutu Citra.

"Langkah lo yang pendek" jawab Alvina tanpa menoleh ke arah Citra.

Citra yang mendengar ucapan Alvina hanya bisa berdecak sebal. Saat Alvina dan Citra sampai di dalam kelas, mereka langsung duduk di bangku nya masing-masing.

Rifki juga sudah ada di tempat duduknya dan memperhatikan Alvina yang berjalan kearah nya.

Saat Alvina sudah duduk di bangku nya, Rifki segera bertanya sambil menatap wajah Alvina dengan serius, seolah ia akan bertanya dengan serius, padahal ia akan bertanya tentang semalam.

"Na, semalem lo kenapa?" tanya Rifki dengan wajah serius nya.

Alvina yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rifki mengangkat satu alisnya, merasa bingung.

"Emang semalem gue kenapa?" bukan nya menjawab pertanyaan Rifki, Alvina malah melontarkan pertanyaan kepada Rifki.

"Semalem kenapa gak bales pesan dari gue?, takutnya lo kenapa-kenapa makanya gak bales pesan gue" ujar Rifki.

"Gak ada duitnya juga kan" jawab Alvina acuh.

Rifki yang mendengar Jawaban Alvina, dibuat menganga oleh nya.

"Dasar mata duitan" gerutu Rifki.

"Gak ada duit gak bisa idup" sahut Alvina.

"Serah deh" pasrah Rifki.

Setelah pembicaraan singkat tersebut, Rifki tidak angkat bicara lagi, sampai akhirnya bel berbunyi.

Salah satu guru tampak memasuki kelas XII IPS. Dan menyapa semua murid yang hadir.

"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu guru.

"Pagi bu" jawab serentak murid kecuali satu orang yaitu Alvina.

"Ibu mau ngasih info sama kalian"

"Info apa bu?"

"Minggu depan kelas XII akan mengadakan camping. Semua siswa-siswi wajib ikut acara ini tidak boleh ada yang tidak ikut" jelas Bu guru.

"Wah seru tuh kayak nya" ucap salah satu murid.

"Semuanya harus ikut ya, ibu tidak menerima alasan apapun itu" peringat Bu guru.

"Iya Bu" jawab murid dengan serentak.

"Apakah ada yang ingin ditanyakan perihal camping minggu depan?" tanya Bu guru.

Alvina mengacungkan tangan pertanda ingin bertanya.

"Iya Alvina apa yang mau kamu tanyakan?"

Episodes
1 pertemuan
2 No Wa
3 Menolong + latar belakang Alvina
4 Calon Mertua
5 GAK MEMPAN
6 Panggilan Sayang
7 Ngerjain Tugas Bareng yuk
8 Perang Kue
9 Kesiangan
10 Di Tolak
11 Akhirnya Bisa Masuk
12 Buaya
13 Sakit Perut
14 Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15 Berangkat
16 Jodoh kali
17 Tersesat
18 Balik ke tenda
19 Pulang
20 Tamu
21 Sesek Oy Sesek
22 Mencoba Membuka Hati
23 Cincin?
24 Akhirnya...
25 Kangen
26 Perkumpulan para mantan Rifki
27 Cemburu
28 Itung-itung latihan
29 Udah kayak tante girang
30 Cinta apa peluru nyasar?
31 Gara-gara motor
32 Pingsan
33 Jalan
34 Buket
35 Good night cantik
36 Arabella Devina Lorenzo
37 Perkara Kalah
38 Visual
39 Nasehat Angga
40 Makan-makan
41 Jatuh
42 Berniat Menginap
43 Tidur bersama
44 HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45 Gak jadi main
46 Kepergok
47 Bersiaplah untuk kehilangan
48 Alvina lagi ngambek
49 Di maafin
50 Satu Sekolah
51 Peringatan pertama dari para sahabat
52 Ke ruangan kepsek
53 Operasi?
54 Cemburu
55 Danau
56 Ingin sendiri
57 Bia
58 Nongkrong
59 Ruangan Operasi
60 Keadaan Alvina
61 Curhat
62 Curhat
63 Curhat
64 Curhat
65 Curhat
66 Curhat
67 Rifki Tau
68 Menjenguk
69 Saran Citra
70 Sok Peduli
71 Rencana Camping
72 Hari H
73 Pengumuman penting
74 Duduk Bersebelahan?
75 Cari Jejak
76 Jatuh Bersama
77 Rumah Sakit
78 Sadar
79 Ara menemui Alvina
80 Promosi Novel
81 Menyerah
82 Berkunjung
83 Arshaka Najendra
84 Memilih Pergi
85 Usai
Episodes

Updated 85 Episodes

1
pertemuan
2
No Wa
3
Menolong + latar belakang Alvina
4
Calon Mertua
5
GAK MEMPAN
6
Panggilan Sayang
7
Ngerjain Tugas Bareng yuk
8
Perang Kue
9
Kesiangan
10
Di Tolak
11
Akhirnya Bisa Masuk
12
Buaya
13
Sakit Perut
14
Gak Ada Duit Gak Bisa Idup
15
Berangkat
16
Jodoh kali
17
Tersesat
18
Balik ke tenda
19
Pulang
20
Tamu
21
Sesek Oy Sesek
22
Mencoba Membuka Hati
23
Cincin?
24
Akhirnya...
25
Kangen
26
Perkumpulan para mantan Rifki
27
Cemburu
28
Itung-itung latihan
29
Udah kayak tante girang
30
Cinta apa peluru nyasar?
31
Gara-gara motor
32
Pingsan
33
Jalan
34
Buket
35
Good night cantik
36
Arabella Devina Lorenzo
37
Perkara Kalah
38
Visual
39
Nasehat Angga
40
Makan-makan
41
Jatuh
42
Berniat Menginap
43
Tidur bersama
44
HAPPY BIRTHDAY SAYANG
45
Gak jadi main
46
Kepergok
47
Bersiaplah untuk kehilangan
48
Alvina lagi ngambek
49
Di maafin
50
Satu Sekolah
51
Peringatan pertama dari para sahabat
52
Ke ruangan kepsek
53
Operasi?
54
Cemburu
55
Danau
56
Ingin sendiri
57
Bia
58
Nongkrong
59
Ruangan Operasi
60
Keadaan Alvina
61
Curhat
62
Curhat
63
Curhat
64
Curhat
65
Curhat
66
Curhat
67
Rifki Tau
68
Menjenguk
69
Saran Citra
70
Sok Peduli
71
Rencana Camping
72
Hari H
73
Pengumuman penting
74
Duduk Bersebelahan?
75
Cari Jejak
76
Jatuh Bersama
77
Rumah Sakit
78
Sadar
79
Ara menemui Alvina
80
Promosi Novel
81
Menyerah
82
Berkunjung
83
Arshaka Najendra
84
Memilih Pergi
85
Usai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!