3. Pertemuan Pertama

Alena POV

Belum satu bulan mengajar di Universitas ini, aku sudah diamanahi untuk membimbing beberapa orang mahasiswa yang dibimbing oleh kolegaku, Bu Syafrina yang sedang cuti melahirkan. Ada total enam orang mahasiswa yang harus kubimbing. Hari ini aku meminta mereka berenam untuk menghadapku secara bersamaan, empat orang mahasiswi dan dua orang mahasiswa.

Untuk pertemuan pertama kami, aku meminta mereka untuk menemuiku sekaligus sebagai efisiensi waktu karena satu jam lagi aku harus menghadiri rapat dosen.

Aku memperhatikan satu orang mahasiswa dengan pakaian yang terlalu casual duduk di ujung paling kiri. Aku tidak terlalu suka dengan sikapnya yang terlalu cuek dan kurang sopan dilihat dari cara berpakaiannya. Dia memang terlihat sangat tampan dan keren dengan rambut gondrong, mata yang tajam setajam elang, garis hidung dan rahang yang tegas, bibir yang seksi dan pakaian casualnya. Andaikan dia bukan mahasiswa tingkat akhir yang sedang kubimbing mungkin saja aku akan sedikit terpesona pada tampilannya. Eh, kenapa aku memiliki pikiran seperti ini sih.

“Saya dosen pembimbing kalian, menggantikan Bu Syafrina yang sedang cuti melahirkan. Hari ini saya meminta kalian untuk melaporkan sejauh mana kalian sudah mengerjakan skripsi masing-masing. Saya hanya punya waktu 30 menit hari ini untuk kalian. Saya harap kalian bisa melaporkan progress skripsi kalian dengan efektif dan efisien pada saya. Silahkan siapa yang mau duluan untuk melaporkan progress skripsinya.”

“Ibu hanya memberi kami berenam waktu 30 menit untuk melaporkan progress skripsi kami. Bagaimana bisa kami melaporkannya hanya dalam waktu 5 menit saja untuk setiap orangnya?” protes mahasiswa gondrong itu. Aku belum tahu siapa namanya.

Aku menarik nafas dan menghembuskannya dengan perlahan. Aku tidak mau terpancing emosi karena perkataan mahasiswa yang tidak sopan itu. Kekagumanku padanya otomatis langsung menghilang tanpa bekas. Aku paling tidak suka dengan orang yang berkata tidak sopan, siapapun itu. Salah satu sifat burukku adalah jika diawal pertemuan aku sudah tidak menyukai seseorang maka akan sulit bagiku untuk menyukai orang tersebut dikemudian hari. Mahasiswa yang songong ini berhasil menjadikan dirinya termasuk ke dalam daftar manusia yang akan sulit ku sukai. Lupakan saja kekagumanku yang sesaat tadi.

“Ini pertemuan kita yang pertama. Saya hanya ingin mengetahui secara umum saja progress skripsi kalian agar saya bisa menjadwalkan dan merencanakan masa bimbingan kalian.” Aku berbicara lurus tanpa melihat ke arah mahasiswa gondrong yang menyebalkan itu.

“Seharusnya, kalau hari ini Ibu memang tidak memiliki waktu yang cukup untuk kami, Ibu bisa menjadwalkan di waktu yang lain,” ujar mahasiswa gondrong yang menyebalkan itu sekali lagi mengajukan protes.

Aku berusaha untuk tidak memedulikan perkataannya dan meminta kepada mahasiswa yang lain utnuk mulai melaporkan progress skripsi mereka satu persatu.

“Silahkan Adelia, kamu mulai laporkan progress kamu!” perintahku kepada mahasiswi yang bernama Adelia.

Si gondrong menyebalkan itu berdecih sinis karena aku tidak meladeninya.

Mahasiswi yang bernama Adelia itu mulai melaporkan progress skripsinya dan aku mendengarkan dengan serius.

Setelah Adelia selesai, aku menyebutkan nama mahasiswa lainnya yang tertera dalam catatanku. Satu persatu nama mahasiswa kupanggil dan melaporkan kemajuan skripsi mereka. Sejauh ini tidak ada protes dari mahasiswa lain dan interaksiku dengan mereka terjalin dengan baik hingga terakhir aku menyebutkan nama si gondrong menyebalkan itu.

“Atep Dananjaya!” Aku menyebutkan nama orang yang saat ini paling aku benci. Aku sadar seharusnya aku tidak boleh memiliki perasaan benci pada mahasiswaku yang akan berakibat negatif pada proses bimbingan nanti tapi aku tidak bisa untuk menyukai manusia yang ada di hadapanku ini. Dia duduk di ujung paling kiri dekat dengan pintu ruangan sehingga aku harus sedikit duduk menyerong untuk bisa berhadapan dengannya.

“Silahkan laporkan progress skripsi kamu!” perintahku dengan nada ketus.

“Tidak usah pakai nada ketus seperti itu juga, Bu.”

Aku menguatkan hatiku agar emosiku tidak meledak di hadapan para mahasiswa bimbingan yang lain.

“Waktu yang saya berikan tinggal 5 menit lagi. Silahkan jika kamu mau melaporkannya sekarang juga. Namun jika kamu tidak mau, tidak masalah bagi saya,” ucapku masih terdengar ketus.

“Gak usah ngegas kitu juga lah, Bu.”

“Kamu…”

“Iya, Bu…, ini saya mau laporkan.”

Aku menghela nafas dengan kasar. Sepertinya aku harus menambah stok sabar untuk menghadapi satu manusia songong ini.

Si gondrong yang menyebalkan itu mulai melaporkan progress skripsinya yang akan maju ke bab 3. Sejujurnya aku mulai mengagumi lagi si manusia songong ini andaikata rasa benciku belum sebesar gunung. Dia melaporkan dengan bahasa yang lugas dan jelas. Penjelasannya runut dan dalam sekali dengar saja aku sudah memahami apa yang ingin dia lakukan untuk penelitiannya.

Tapi sepertinya rasa benci yang ada di hatiku sekarang menutupi kelebihan yang si gondrong nyebelin itu miliki.

“Baiklah. Saya sudah sedikit memahami apa yang ingin kalian lakukan terhadap skripsi kalian. Pertemuan selanjutnya, akan saya infokan nanti. Terima kasih atas kehadiran kalian hari ini.”

Semua mahasiswa bimbinganku berterima kasih kepadaku sebelum meninggalkan ruanganku kecuali si gondrong yang menyebalkan itu. Dia langsung beranjak dari duduknya dan keluar dari ruanganku tanpa sepatah katapun. Aku bukanlah seorang yang gila akan rasa terima kasih, tapi menurutku etika seorang mahasiswa kepada dosen mereka yang telah meluangkan waktu untuk mereka adalah mengucapkan terima kasih. Aku juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah menghadiri pertemuan pertama.

“Dasar si gondrong nyebelin yang tidak punya etika. Dasar mahasiswa kurang akhlak,” rutukku dalam hati.

**********

to be continued....

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Namaku Alena
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Lelaki Bernama Atep
5 5. Menyebalkan
6 6. Heboh
7 7. Bimbingan
8 8. Emosi
9 9. Musibah
10 10. Emosi Lagi
11 11. Protes
12 12. Bersyukur
13 13. Sebuah Tawaran
14 14. Love is Blind
15 15. Membantu
16 16. Jadi Om
17 17. Promosi
18 18. Jodoh
19 19. Masih tentang Jodoh
20 20. Sakit
21 21. Mengantar
22 22. Membantu
23 23. Masih Sakit
24 24. Makan Berdua
25 25. Makan Bersama Lagi
26 26. Bermalam
27 27. Keluarga
28 28. Bertemu Lagi
29 29. Lulus
30 30. Rasa yang Hadir
31 31. Orang yang Sama
32 32. Banyak Dukungan
33 33. Undangan Makan
34 34. Cafe
35 35. Resah
36 36. Kencan?
37 37. Menyerah
38 38. Gelisah
39 39. Kakak Adik
40 40. Kumpul Keluarga
41 41. Kabar Bahagia
42 42. Berdebar
43 43. Akhirnya
44 44. Kita Jalani
45 45. Devil
46 46. Latihan
47 47. Kenal
48 48. Cerita
49 49. Pengakuan
50 50. Aaaargh...
51 51. Di Taman Kompek
52 52. Latihan Jadi Orangtua
53 53. Bermain Bersama
54 54. Bergandengan Tangan
55 55. Genggaman Tangan
56 56. Mengejar Cinta
57 57. Ungkapan Cinta
58 58. Mimpi Indah
59 59. Sweet Devil
60 60. Siap
61 61. Datang?
62 62. Perempuan Lain
63 63. Dia Cintaku
64 64. Dia Cintaku 2
65 65. Kamu Suka Aku?
66 66. Suka Atau Tidak Suka?
67 67. Satu Bulan
68 68. Yakin
69 69. Cinta Pandangan Pertama
70 70. Alena dan Sadiyah
71 71. Kejutan
72 72. Ciuman Pertama?
73 73. Lemparan Vas
74 74. Kembar
75 75. Hilang
76 76. Diculik?
77 77. Melapor
78 78. Mengurus Bayi
79 79. Keyakinan
80 80. Menunda
81 81. Berdamai dengan Kesedihan
82 82. Membantu
83 83. Berdebat
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Namaku Alena
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Lelaki Bernama Atep
5
5. Menyebalkan
6
6. Heboh
7
7. Bimbingan
8
8. Emosi
9
9. Musibah
10
10. Emosi Lagi
11
11. Protes
12
12. Bersyukur
13
13. Sebuah Tawaran
14
14. Love is Blind
15
15. Membantu
16
16. Jadi Om
17
17. Promosi
18
18. Jodoh
19
19. Masih tentang Jodoh
20
20. Sakit
21
21. Mengantar
22
22. Membantu
23
23. Masih Sakit
24
24. Makan Berdua
25
25. Makan Bersama Lagi
26
26. Bermalam
27
27. Keluarga
28
28. Bertemu Lagi
29
29. Lulus
30
30. Rasa yang Hadir
31
31. Orang yang Sama
32
32. Banyak Dukungan
33
33. Undangan Makan
34
34. Cafe
35
35. Resah
36
36. Kencan?
37
37. Menyerah
38
38. Gelisah
39
39. Kakak Adik
40
40. Kumpul Keluarga
41
41. Kabar Bahagia
42
42. Berdebar
43
43. Akhirnya
44
44. Kita Jalani
45
45. Devil
46
46. Latihan
47
47. Kenal
48
48. Cerita
49
49. Pengakuan
50
50. Aaaargh...
51
51. Di Taman Kompek
52
52. Latihan Jadi Orangtua
53
53. Bermain Bersama
54
54. Bergandengan Tangan
55
55. Genggaman Tangan
56
56. Mengejar Cinta
57
57. Ungkapan Cinta
58
58. Mimpi Indah
59
59. Sweet Devil
60
60. Siap
61
61. Datang?
62
62. Perempuan Lain
63
63. Dia Cintaku
64
64. Dia Cintaku 2
65
65. Kamu Suka Aku?
66
66. Suka Atau Tidak Suka?
67
67. Satu Bulan
68
68. Yakin
69
69. Cinta Pandangan Pertama
70
70. Alena dan Sadiyah
71
71. Kejutan
72
72. Ciuman Pertama?
73
73. Lemparan Vas
74
74. Kembar
75
75. Hilang
76
76. Diculik?
77
77. Melapor
78
78. Mengurus Bayi
79
79. Keyakinan
80
80. Menunda
81
81. Berdamai dengan Kesedihan
82
82. Membantu
83
83. Berdebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!