20. Sakit

Alena POV

Dingin…

Keringat dingin mengucur deras dari tubuhku. Sepertinya aku sudah sangat letih dengan segala aktivitas selama satu bulan ini. Dua minggu, aku sibuk dengan berbagai rapat dan mengajar kemudian dua minggu berikutnya, aku mengikuti seminar yang diadakan di luar kota.

Akumulasi aktivitas yang tidak berhenti selama satu bulan penuh ternyata membuat tubuhku tumbang. Kurasakan keringat dingin mengucur dari tengkuk disertai dengan rasa mual dan kepala pusing semakin menambah penderitaanku.

Merasa tidak kuat lagi untuk melanjutkan aktivitas hari ini, aku berencana untuk pulang lebih cepat. Beruntung, hari ini tidak ada kelas lagi yang harus aku ajar sehingga aku bisa pulang lebih awal.

Kupaksakan untuk melangkahkan kaki menuju parkiran. Kutahan rasa mual hingga membuat dada sedikit sesak. Aku pun harus menahan rasa pusing yang sangat di kepala. Keringat dingin semakin mengucur deras dari pelipis dan tengkuk.

Sesampainya di depan mobil, aku berusaha mengambil kunci mobil dari dalam tas. Kuaduk-aduk isi di dalam tas tapi benda yang kucari tidak berhasil ditemukan. Aku berjongkok dan mengeluarkan semua barang dari dalam tas. Akhirnya kutemukan kunci mobilku tergeletak di atas tanah parkiran bersama dengan barang-barang lain yang kukeluarkan.

Setelah mendapatkan kunci mobil, segera kumasukkan kembali semua barang-barang yang tercecer ke dalam tas. Aku berdiri tapi tiba-tiba penglihatanku seperti berputar-putar. Aku segera bersandar pada badan mobil. Aku merasakan sensasi gerakan berputar. Aku melihat sekelilingku berputar dengan cepat sehingga memicu rasa mual dan ingin muntah yang hebat. Aku berjalan menuju sudut parkiran sambil memejamkan mata.

“Ya Allah, sepertinya aku tidak akan kuat menyetir sampai apartemen.”

Aku kembali berjongkok untuk meredakan rasa pusing.

“Bu… Ibu kenapa?”

Aku mendengar suara seseorang bertanya.

Kurasakan dia juga ikut berjongkok untuk melihat keadaanku.

“Ibu baik-baik saja?” tanyanya sekali lagi.

“Kepala saya sakit sekali seperti berputar-putar, saya juga mual seperti ingin muntah.”

Aku memaksakan diri untuk menjawab pertanyaan dari orang itu.

“Ibu ada penyakit vertigo?”

“Gak tau,” jawabku singkat karena aku tidak kuat dengan rasa pusing dan mual.

“Ibu mau pulang?”

“Ya”

“Saya antar Ibu pulang.”

Aku hanya bisa mengangguk pelan karena tidak sanggup lagi berbicara.

“Ibu bisa bangun?”

Aku terdiam karena aku masih merasa pandanganku berputar-putar ketika aku mencoba membuka mata.

“Mana kunci mobilnya?”

Aku mengasongkan kunci mobilku.

Kudengar dia membuka pintu penumpang di belakang.

“Ibu bisa jalan gak?”

Aku masih belum sanggup untuk menjawab pertanyaannya.

“Maaf Bu, kalau saya kurang sopan.”

Aku rasakan dia menyelipkan tangannya di kaki dan punggungku. Dia menggendongku untuk duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Aku masih memejamkan mataku hingga tidak bisa melihat siapa orang yang menolongku. Kurasa dia adalah salah seorang dari mahasiswaku. Terdengar suara pintu mobil ditutup, dibuka, kemudian ditutup kembali.

“Alamat rumah Ibu di mana?”

“Apartemen X, nomor 515.”

Kurasakan mobil perlahan melaju dan setelah itu aku sudah tidak sadarkan diri. Pandanganku benar-benar menggelap.

*************

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan. Setelah subuh tadi, aku pergi dari rumahku di Cibeber menuju Bandung dengan menggunakan motor. Ditemani hujan gerimis, aku menembus jalanan. Alhasil sesampainya di kampus, tubuhku sedikit menggigil dengan kepala yang juga terasa berat.

Aku langsung menuju kantin kampus untuk memesan teh panas dan mi kuah untuk menghangatkan dan mengisi perutku yang keroncongan. Setelah minuman dan makananku habis, aku merasa tubuhku sedikit bertenaga kembali.

Kulangkahkan kaki menuju perpustakaan untuk menambah referensi bab 2-ku. Kuhabiskan waktu dari pagi hingga siang untuk membaca referensi yang akan aku tambahkan di bab 2.

Setelah makan siang dan salat zuhur, aku berencana untuk mengunjungi rumah Teh Iyah. Sudah lama aku tidak bertemu dengan dua bocah kesayanganku. Beruntungnya sedikit demi sedikit, aku sudah bisa melupakan cintaku pada Teh Iyah walaupun kuakui kalau Teh Iyah masih betah menghuni sudut hatiku.

Aku berjalan menuju tempat parkir mahasiswa. Di sepanjang jalan, tak berhenti aku membalas sapaan para juniorku yang kebanyakan perempuan. Bukannya sombong, aku sangat populer di kalangan para junior, terutama para perempuan walaupun aku belum lulus dan bekerja. Mungkin karena tampangku yang memang di atas rata-rata membuat mereka bersikap terlalu ramah padaku, kakak senior yang berusia jauh di atas mereka.

Untuk sampai di tempat parkir khusus mahasiswa, aku harus melewati parkiran khusus dosen. Ketika melewati parkiran dosen, aku melihat Bu Alena sedang berjongkok di samping mobilnya. Demi rasa kemanusian, aku menghampiri dan bertanya tentang keadaannya.

“Bu…Ibu kenapa?”

Bu Alena masih tetap berjongkok dan memejamkan matanya. Dia tidak menjawab pertanyaanku.

Aku ikut berjongkok untuk melihat keadaannya.

“Ibu baik-baik saja?” tanyaku sedikit khawatir

Tentu saja karena dia dosen pembimbingku aku merasa khawatir padanya. Bukannya aku memiliki perasaan khusus tapi ini hanya demi kemanusian saja.

“Kepala saya sakit sekali seperti berputar-putar, saya juga mual seperti ingin muntah.”

Akhirnya aku mendengar juga jawaban dari Bu Alena.

“Ibu ada penyakit vertigo?” tanyaku lagi.

“Gak tau,” jawabnya singkat, mungkin karena Bu Alena sedang menahan rasa pusing dan mualnya.

“Ibu mau pulang?”

“Ya,” jawabnya

“Saya antar Ibu pulang,” tawarku.

Bu Alena mengangguk pelan tapi aku bisa melihat pergerakannya dan kuartikan anggukannya itu sebagai tanda setuju darinya.

“Ibu bisa bangun?”

Tidak ada jawaban dari Bu Alena. Ini perempuan emang rada menyebalkan juga. Sakit saja bisa bikin aku senewen dengan ketidakacuhannya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Eh, seharusnya aku tidak boleh kesal seperti ini. Bu Alena tidak menjawab pertanyaaan-pertanyaanku mungkin dia tidak bisa karena sedang menahan rasa sakit. Ah, aku memang sangat keterlaluan juga.

“Mana kunci mobilnya?”

Bu Alena mengasongkan kunci mobilnya.

Aku membuka kursi penumpang bagian belakang.

“Ibu bisa jalan gak?”

Bu Alena masih diam sepertinya dia belum sanggup untuk menjawab pertanyaanku.

“Maaf Bu, kalau saya kurang sopan.”

Karena aku tidak mendapatkan respon dari Bu Alena, aku berencana untuk menggendongnya masuk ke dalam mobil.

Aku menyelipkan tangan di kaki dan punggungnya. Aku menggendong Bu Alena untuk mendudukkannya di kursi penumpang.

Untung saja tubuh Bu Alena tidak terlalu berat sehingga aku masih mampu untuk menggendongnya dengan tenagaku yang tidak maksimal.

Setelah aku mendudukkan Bu Alena di kursi penumpang, aku membuka pintu kursi supir dan mulai menyalakan mobil.

“Alamat rumah Ibu di mana?”

“Apartemen X, nomor 515.”

Aku melajukan mobil Bu Alena dengan kecepatan sedang karena tidak ingin Bu Alena merasa terganggu jika aku melajukannya terlalu kencang.

*************

to be continued....

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Namaku Alena
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Lelaki Bernama Atep
5 5. Menyebalkan
6 6. Heboh
7 7. Bimbingan
8 8. Emosi
9 9. Musibah
10 10. Emosi Lagi
11 11. Protes
12 12. Bersyukur
13 13. Sebuah Tawaran
14 14. Love is Blind
15 15. Membantu
16 16. Jadi Om
17 17. Promosi
18 18. Jodoh
19 19. Masih tentang Jodoh
20 20. Sakit
21 21. Mengantar
22 22. Membantu
23 23. Masih Sakit
24 24. Makan Berdua
25 25. Makan Bersama Lagi
26 26. Bermalam
27 27. Keluarga
28 28. Bertemu Lagi
29 29. Lulus
30 30. Rasa yang Hadir
31 31. Orang yang Sama
32 32. Banyak Dukungan
33 33. Undangan Makan
34 34. Cafe
35 35. Resah
36 36. Kencan?
37 37. Menyerah
38 38. Gelisah
39 39. Kakak Adik
40 40. Kumpul Keluarga
41 41. Kabar Bahagia
42 42. Berdebar
43 43. Akhirnya
44 44. Kita Jalani
45 45. Devil
46 46. Latihan
47 47. Kenal
48 48. Cerita
49 49. Pengakuan
50 50. Aaaargh...
51 51. Di Taman Kompek
52 52. Latihan Jadi Orangtua
53 53. Bermain Bersama
54 54. Bergandengan Tangan
55 55. Genggaman Tangan
56 56. Mengejar Cinta
57 57. Ungkapan Cinta
58 58. Mimpi Indah
59 59. Sweet Devil
60 60. Siap
61 61. Datang?
62 62. Perempuan Lain
63 63. Dia Cintaku
64 64. Dia Cintaku 2
65 65. Kamu Suka Aku?
66 66. Suka Atau Tidak Suka?
67 67. Satu Bulan
68 68. Yakin
69 69. Cinta Pandangan Pertama
70 70. Alena dan Sadiyah
71 71. Kejutan
72 72. Ciuman Pertama?
73 73. Lemparan Vas
74 74. Kembar
75 75. Hilang
76 76. Diculik?
77 77. Melapor
78 78. Mengurus Bayi
79 79. Keyakinan
80 80. Menunda
81 81. Berdamai dengan Kesedihan
82 82. Membantu
83 83. Berdebat
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Namaku Alena
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Lelaki Bernama Atep
5
5. Menyebalkan
6
6. Heboh
7
7. Bimbingan
8
8. Emosi
9
9. Musibah
10
10. Emosi Lagi
11
11. Protes
12
12. Bersyukur
13
13. Sebuah Tawaran
14
14. Love is Blind
15
15. Membantu
16
16. Jadi Om
17
17. Promosi
18
18. Jodoh
19
19. Masih tentang Jodoh
20
20. Sakit
21
21. Mengantar
22
22. Membantu
23
23. Masih Sakit
24
24. Makan Berdua
25
25. Makan Bersama Lagi
26
26. Bermalam
27
27. Keluarga
28
28. Bertemu Lagi
29
29. Lulus
30
30. Rasa yang Hadir
31
31. Orang yang Sama
32
32. Banyak Dukungan
33
33. Undangan Makan
34
34. Cafe
35
35. Resah
36
36. Kencan?
37
37. Menyerah
38
38. Gelisah
39
39. Kakak Adik
40
40. Kumpul Keluarga
41
41. Kabar Bahagia
42
42. Berdebar
43
43. Akhirnya
44
44. Kita Jalani
45
45. Devil
46
46. Latihan
47
47. Kenal
48
48. Cerita
49
49. Pengakuan
50
50. Aaaargh...
51
51. Di Taman Kompek
52
52. Latihan Jadi Orangtua
53
53. Bermain Bersama
54
54. Bergandengan Tangan
55
55. Genggaman Tangan
56
56. Mengejar Cinta
57
57. Ungkapan Cinta
58
58. Mimpi Indah
59
59. Sweet Devil
60
60. Siap
61
61. Datang?
62
62. Perempuan Lain
63
63. Dia Cintaku
64
64. Dia Cintaku 2
65
65. Kamu Suka Aku?
66
66. Suka Atau Tidak Suka?
67
67. Satu Bulan
68
68. Yakin
69
69. Cinta Pandangan Pertama
70
70. Alena dan Sadiyah
71
71. Kejutan
72
72. Ciuman Pertama?
73
73. Lemparan Vas
74
74. Kembar
75
75. Hilang
76
76. Diculik?
77
77. Melapor
78
78. Mengurus Bayi
79
79. Keyakinan
80
80. Menunda
81
81. Berdamai dengan Kesedihan
82
82. Membantu
83
83. Berdebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!