2. Namaku Alena

Alena POV

Namaku Alena Damayanti Nataprawira. Aku berprofesi sebagai seorang dosen di sebuah Universitas. Aku mengajar di fakultas ekonomi. Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Walaupun lahir di keluarga yang tidak kekurangan baik materi maupun kasih sayang, tapi aku tidak pernah dimanjakan secara berlebihan oleh kedua orangtuaku.

Sejak kecil, aku sudah diajarkan mandiri. Aku menjadi seorang dosen pun karena benar-benar usahaku sendiri walaupun ibuku juga dulunya seorang dosen yang cukup berpengaruh dan memiliki kedudukan yang lumayan tinggi sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun dini.

Sebelum mengajar di Universitas ini, aku mengajar di kota yang sama dengan kedua orangtuaku tinggal. Tapi aku ingin mencari tantangan baru dan keluar dari zona nyamanku dengan memutuskan mengajar di Universitas di kota yang walaupun tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal orangtuaku tapi cukup untuk membuatku merasakan hidup mandiri dengan tinggal sendiri.

Aku pindah ke Universitas Negeri bergengsi di kota ini pun dengan usahaku sendiri. Aku tidak ingin ibuku ikut campur urusan karirku. Aku bersyukur ibuku adalah seorang ibu yang sangat pengertian dan membebaskan anak-anaknya untuk memilih dan menggapai mimpinya masing-masing.

Aku memiliki seorang kakak laki-laki. Kakakku adalah lelaki yang dingin dan sangat menyebalkan. Tapi walaupun dingin dan menyebalkan, aku sangat menyayanginya. Sekitar 6 tahun yang lalu, kakakku mengalami kejadian yang membuatnya sakit secara fisik dan juga psikis. Istrinya pergi meninggalkannya karena memang kelakuan kakakku yang minus dan menyebalkan. Aku merawatnya hingga satu bulan penuh dengan mengorbankan jadwal mengajarku. Aku lebih memilih untuk mengorbankan jadwal kelasku demi menjaga kakakku hingga membuat ibuku khawatir dengan nasibku yang masih menjadi asisten dosen saat itu.

Aku bersyukur setelah satu bulan, kakakku berhasil bertahan dan mulai menjalani hidupnya lagi walaupun terseok-seok. Aku kasihan padanya tapi semua penderitaan yang dia alami memang hasil dari perbuatan buruknya pada istrinya sendiri.

Bukannya sombong atau tinggi hati, selain berkarir bagus, parasku juga bisa aku banggakan. Walaupun tidak ada keturunan bule atau timur tengah, tapi kecantikanku bisa diadu dengan perempuan-perempuan yang berdarah campuran. Ayahku orang sunda asli sedangkan ibuku seorang wanita jawa tulen. Dengan perpaduan sunda dan jawa, wajahku tidak kalah dengan para wanita blasteran.

Kulitku cerah walaupun tidak secerah perempuan-perempuan dari negeri ginseng ataupun negeri matahari terbit. Hidungku, walaupun tidak semancung perempuan keturunan timur tengah tapi masih enak dipandang dan menurutku sih cukup cantik terpasang di wajahku. Mataku tidak sipit dan juga tidak besar, sedang-sedang saja. Bibirku juga tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis dan aku beruntung memiliki bibir yang tanpa memoles dengan lipstik pun sudah terlihat cerah.

Kesimpulannya, wajahku sangat enak dipandang. Itu sih menurutku dan juga menurut ibu dan abahku. Berbeda dengan kakakku yang selalu bilang kalau wajahku itu jelek. Namun aku yakin kakakku itu hanya senang menggodaku saja. Buktinya, dia sangat protektif terhadap diriku. Setiap ada lelaki yang hendak mendekatiku, dia akan pasang badan melindungi adik satu-satunya ini.

Oh ya, sejak dua tahun lalu, aku memutuskan untuk menutup auratku dengan memakai hijab walaupun belum terlihat syar’i. Kata ibuku sih pelan-pelan saja dalam menikmati proses hijrahnya dan aku pun setuju dengan apa yang ibuku katakan. Walaupun belum berhijab secara syar’i tapi aku tidak pernah memakai pakaian yang terlalu ketat ataupun tipis. Hampir semua baju yang aku pakai untuk keluar rumah longgar dan tidak tipis menerawang. Tapi aku masih memakai baju ketat, hot pants, tank top, ataupun jenis pakaian seksi lainnya sisa dari masa jahiliyahku ketika berada di rumah.

Saat ini aku sedang berbahagia karena mendapatkan kabar baik dari kakakku yang sudah menemukan kembali istrinya. Kami juga mendapatkan kejutan yang membagahagiakan. Kakakku memiliki anak kembar. Ternyata, enam tahun lalu, istri kakakku pergi dengan mengandung buah hati mereka. Kakakku tidak mengetahui kehamilan istrinya hingga ia bertemu dengan anak kembarnya tanpa sengaja. Masih ada satu rintangan yang harus dihadapi oleh kakakku, yaitu kakak iparku yang belum mau memaafkan kakakku.

Hari ini, aku mendapatkan kabar dari ibuku kalau kakakku membawa dua anaknya ke rumah kami. Aku langsung berangkat setelah kelas terakhirku. 3 jam lebih perjalanan yang melelahkan tidak menyurutkan semangatku untuk bertemu dengan dua keponakan kembarku.

Setelah sampai rumah, aku berteriak-teriak memanggil-manggil kakakku yang menyebalkan tapi beruntung itu.

“Aa… mana keponakan Lena yang lucu-lucu?” Aku teriak-teriak dari depan rumah hingga halaman belakang.

Aku tertegun melihat dua anak dengan wajah yang sangat mirip di hadapanku. Aku berlutut untuk menyamakan tinggi badanku dengan dua keponakanku. Air mataku sudah mulai berlinang.

“Ini beneran keponakan-keponakannya Tante?” Aku memeluk mereka dalam satu rengkuhan.

Mereka memandang pada ayah mereka seakan meminta penjelasan tentang diriku yang sekarang sedang memeluk mereka.

“Ini namanya Tante Lena. Tante Lena ini adiknya Ayah. Tante Lena bekerja sebagai dosen dan mengajar di Bandung.” Kakakku memberikan perkenalan singkat tentang diriku pada keponakan kembarku.

“Kalian namanya siapa saja?” tanyaku setelah menguraikan pelukan.

“Ini Aris,” jawab salah satu dari anak kembar itu sambil menujukkan telunjuk ke arah dadanya.

“Ini Aras,” anak kembar yang satunya juga melakukan hal yang sama seperti saudara kembarnya.

“Nama lengkap mereka siapa, A?” tanyaku pada kakakku.

“Aras nama lengkapnya Faras Kamandaka Nataprawira. Kalau Aris, Faris Kamandaka Nataprawira.” jawab kakakku.

“Teh Iyah males banget bikin nama ya A,” candaku karena memang kakak iparku itu hanya menambah nama depan saja pada kedua anaknya. Nama kakakku Kagendra Kamandaka Nataprawira. Tuh kan, kakak iparku itu hanya mengganti nama depan kakakku saja untuk menamai anak kembar mereka.

“Ini bagaimana cara membedakan kalian berdua?” tanyaku sambil sibuk menyusut air mata yang kembali deras mengalir di pipiku.

“Nanti juga kamu bakal bisa membedakannya, Len,” sahut Ibuku.

“Gimana caranya, Bu?”

“Aras lebih mirip sifatnya sama kakak kamu. Sedangkan Aris sifatnya lebih mirip Iyah.”

Aku ber oh ria walaupun aku sendiri belum paham dengan apa yang dikatakan oleh Ibuku.

“Tante beliin mainan lego buat kalian. Kalian suka tidak?”

Aku memberikan Faras dan Faris masing-masing 1 set lego.

“Makasih, Tante…” Faris langsung menghambur memelukku dan mencium pipi kiri dan kananku.

Aku juga memberikan 1 set lego pada Faras.

“Makasih,” ucap Faras singkat.

Aku menatap lekat wajah Faras dan melihat tatapan Faras yang sangat mirip dengan tatapan kakakku.

“Sama-sama, Aras… kamu pasti Aras kan?”

Faras menganggukkan kepalanya.

“Dan kamu Aris….”

Faris tersenyum sangat manis dan menatapku dengan tatapan hangatnya.

“Tuh kan, Len. Dalam waktu yang singkat kamu sudah bisa membedakan Aras dan Aris,” ujar Ibuku takjub.

“Aras mirip banget sama Aa, Bu. Tatapan mata Aras itu loh bikin Lena merinding. Mirip banget sama Aa.”

“Jutek dan galaknya juga mirip banget sama Aa kamu,” tambah Ibu.

“Serius, Bu? Kok bisa ya mirip banget gitu?” heranku

“Ya bisalah. Aa kan ayah mereka.” Kakakku yang kesal mendengar perkataanku langsung menjitak kepalaku.

“Aww…sakit A.” protesku.

*************

to be continued.....

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Namaku Alena
3 3. Pertemuan Pertama
4 4. Lelaki Bernama Atep
5 5. Menyebalkan
6 6. Heboh
7 7. Bimbingan
8 8. Emosi
9 9. Musibah
10 10. Emosi Lagi
11 11. Protes
12 12. Bersyukur
13 13. Sebuah Tawaran
14 14. Love is Blind
15 15. Membantu
16 16. Jadi Om
17 17. Promosi
18 18. Jodoh
19 19. Masih tentang Jodoh
20 20. Sakit
21 21. Mengantar
22 22. Membantu
23 23. Masih Sakit
24 24. Makan Berdua
25 25. Makan Bersama Lagi
26 26. Bermalam
27 27. Keluarga
28 28. Bertemu Lagi
29 29. Lulus
30 30. Rasa yang Hadir
31 31. Orang yang Sama
32 32. Banyak Dukungan
33 33. Undangan Makan
34 34. Cafe
35 35. Resah
36 36. Kencan?
37 37. Menyerah
38 38. Gelisah
39 39. Kakak Adik
40 40. Kumpul Keluarga
41 41. Kabar Bahagia
42 42. Berdebar
43 43. Akhirnya
44 44. Kita Jalani
45 45. Devil
46 46. Latihan
47 47. Kenal
48 48. Cerita
49 49. Pengakuan
50 50. Aaaargh...
51 51. Di Taman Kompek
52 52. Latihan Jadi Orangtua
53 53. Bermain Bersama
54 54. Bergandengan Tangan
55 55. Genggaman Tangan
56 56. Mengejar Cinta
57 57. Ungkapan Cinta
58 58. Mimpi Indah
59 59. Sweet Devil
60 60. Siap
61 61. Datang?
62 62. Perempuan Lain
63 63. Dia Cintaku
64 64. Dia Cintaku 2
65 65. Kamu Suka Aku?
66 66. Suka Atau Tidak Suka?
67 67. Satu Bulan
68 68. Yakin
69 69. Cinta Pandangan Pertama
70 70. Alena dan Sadiyah
71 71. Kejutan
72 72. Ciuman Pertama?
73 73. Lemparan Vas
74 74. Kembar
75 75. Hilang
76 76. Diculik?
77 77. Melapor
78 78. Mengurus Bayi
79 79. Keyakinan
80 80. Menunda
81 81. Berdamai dengan Kesedihan
82 82. Membantu
83 83. Berdebat
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Namaku Alena
3
3. Pertemuan Pertama
4
4. Lelaki Bernama Atep
5
5. Menyebalkan
6
6. Heboh
7
7. Bimbingan
8
8. Emosi
9
9. Musibah
10
10. Emosi Lagi
11
11. Protes
12
12. Bersyukur
13
13. Sebuah Tawaran
14
14. Love is Blind
15
15. Membantu
16
16. Jadi Om
17
17. Promosi
18
18. Jodoh
19
19. Masih tentang Jodoh
20
20. Sakit
21
21. Mengantar
22
22. Membantu
23
23. Masih Sakit
24
24. Makan Berdua
25
25. Makan Bersama Lagi
26
26. Bermalam
27
27. Keluarga
28
28. Bertemu Lagi
29
29. Lulus
30
30. Rasa yang Hadir
31
31. Orang yang Sama
32
32. Banyak Dukungan
33
33. Undangan Makan
34
34. Cafe
35
35. Resah
36
36. Kencan?
37
37. Menyerah
38
38. Gelisah
39
39. Kakak Adik
40
40. Kumpul Keluarga
41
41. Kabar Bahagia
42
42. Berdebar
43
43. Akhirnya
44
44. Kita Jalani
45
45. Devil
46
46. Latihan
47
47. Kenal
48
48. Cerita
49
49. Pengakuan
50
50. Aaaargh...
51
51. Di Taman Kompek
52
52. Latihan Jadi Orangtua
53
53. Bermain Bersama
54
54. Bergandengan Tangan
55
55. Genggaman Tangan
56
56. Mengejar Cinta
57
57. Ungkapan Cinta
58
58. Mimpi Indah
59
59. Sweet Devil
60
60. Siap
61
61. Datang?
62
62. Perempuan Lain
63
63. Dia Cintaku
64
64. Dia Cintaku 2
65
65. Kamu Suka Aku?
66
66. Suka Atau Tidak Suka?
67
67. Satu Bulan
68
68. Yakin
69
69. Cinta Pandangan Pertama
70
70. Alena dan Sadiyah
71
71. Kejutan
72
72. Ciuman Pertama?
73
73. Lemparan Vas
74
74. Kembar
75
75. Hilang
76
76. Diculik?
77
77. Melapor
78
78. Mengurus Bayi
79
79. Keyakinan
80
80. Menunda
81
81. Berdamai dengan Kesedihan
82
82. Membantu
83
83. Berdebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!