Badmood

Seharian itu Trisha menghabiskan waktu bersama anak-anak di panti, dia juga memasak bersama Ibunya, sementara Andi sudah pamit dari tadi.

Saking asyiknya main bersama anak-anak di sana dan memasak, juga bercerita dengan Ibunya, Trisha sampai lupa mengabari Darrel.

Ponselnya juga ,dia simpan di dalam tasnya di kamar, sampai tidak tahu kalau di lain tempat, Darrel sudah seperti ayam yang kehilangan induknya.

     "Kamu bisa diam gak sih Rel! Pusing tau lihat kamu mondar-mandir kayak alat pembersih lantai aja!" ketus Zola.

Dia menjadi pusing karena dari tadi, terus melihat Darrel yang mondar-mandir, sampai mengganggu konsentrasinya yang sedang berbalas chat dengan pacarnya.

    "Diam! Fokus saja sama pacarmu itu, jangan pedulikan aku," sahut Darrel dengan kesal, karena Trisha tidak menghubunginya dan tidak bisa dihubungi.

    "Gimana mau fokus, kalau dia mondar-mandir seperti itu, tidak sadar apa, kalau suara sepatunya itu sangat mengganggu," gumam Zola pelan.

    Saat ini mereka sedang di ruangan Darrel, karena nanti malam akan diadakan pesta di perusahaan itu, hingga mereka harus siap-siap di sana sesuai dengan perintah orang-tua mereka.

    Zola akhirnya memilih keluar dari ruangan Darrel, karena pusing kalau harus menyaksikan Darrel yang terus mondar-mandir seperti itu, dia ingin melihat ruangan yang khusus dipakai untuk acara itu adakan.

      Di kantor itu memang menyediakan satu ruangan kosong yang megah khusus digunakan untuk mengadakan acara tahunan di perusahaan atau ada acara perayaan-perayaan penting seperti sekarang.

     "Nona Zola kenapa anda keluar? Anda mau ke mana Nona?" tanya Selly saat berpapasan dengan Zola di depan ruangan Darrel, hingga menghentikan langkah langkahnya itu.

    "Aku mau lihat ruangan untuk acara nanti, diam di dalam malah pusing lihat bos kamu yang tidak mau diem kalau bisa kamu tenangkan dia sana," ketus Zola sambil terus melangkah.

     "Bosku itu suamimu kali, kalau istrinya saja pusing apalagi aku," gumam Selly menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Zola yang tidak pernah berubah, tetap angkuh dan selalu bersikap semaunya sendiri.

   Darrel di ruangannya masih mencoba menghubungi Trisha, tapi hasilnya nihil. Trisha tidak menjawabnya sama sekali karena merasa kesal, dia pun membanting ponsel mahalnya itu hingga hancur.

    "Akhh! kenapa kamu tidak bisa dihubungi Trish? Padahal aku nunggu kabar darimu." Darrel dia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya.

Dia benar-benar tidak bisa tenang, karena Trisha, padahal itu hanya sekedar tidak memberikan kabar, bukan menghilang.

Entah apa yang akan terjadi padanya, seandainya Trisha mengetahui kebenaran tentang dirinya dan memilih meninggalkannya, satu yang pasti, Darrel tidak akan sanggup untuk itu.

Darrel terus memutar kursi kerjanya ke kanan dan ke kiri, menunggu kabar dari Trisha membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Dia pun beralih melihat ponselnya di lantai yang sudah hancur tidak tertolong lagi, kemudian mengambil telepon yang ada dimeja kerjanya.

"Ke ruanganku sekarang," perintahnya kepada Asistennya.

"Baik tuan." Setelah itu dia menyimpan kembali gagang telepon itu ke tempatnya lagi, hingga panggilan pun terputus.

Tak lama kemudian, Pintu ruangan Darrel pun diketuk oleh Arya dan Darrel langsung menyuruhnya untuk masuk.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Arya dengan menunduk sopan.

"Kamu belikan aku ponsel baru dan atur supaya data-data yang ada di ponselku, tidak hilang," perintah Darrel menunjuk ponselnya yang sudah tidak berbentuk lagi itu.

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi Tuan," pamit Arya kemudian dia keluar lagi dari ruangan itu.

"Ingat harus beres secepatnya," ucap Darrel dengan tegas.

"Iya Tuan, saya akan usahakan agar secepatnya beres," sahut Arya.

"Bagus, cepatlah pergi," usir Darrel dengan gerakan tangannya.

Hari ini Arya lumayan sibuk, karena dia harus ngurus ini dan itu, selain mengurus tugas yang ada di kantor itu, dia juga ditugaskan untuk menemui klien yang mau bekerja sama dengan bisnis yang baru di rintis oleh Darrel.

Seandainya papanya tidak meneror agar tetap berada di kantor sampai acara itu selesai, saat ini Darrel pasti sudah menyusul Trisha ke panti.

"Dasar pria tua menyebalkan!" decak Darrel pada papanya.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya, pintu ruangan itu, terbuka dan orang yang baru saja dibicarakannya muncul dari balik pintu yang baru saja terbuka.

Papanya masuk bersama dengan mamanya, Darrel tidak memedulikn keberadaan mereka, dia membiarkan orang-tuanya duduk di sofa ruangannya, tanpa menyapa.

"Cepat siap-siap! Acaranya tinggal beberapa jam lagi, di mana Zola, apa dia sedang bersiap-siap?" tanya Aji kepada Darrel.

"Tidak tau, tadi dia keluar," jawab Darrel tanpa minat.

"Kamu tidak tanyakan ke mana dia akan pergi, Nak?" tanya Merry dengan nada lembut.

"Dia sudah besar Ma, sebentar lagi juga pasti dia kembali," sahut Darrel dengan malas.

Orang-tuanya hanya diam, berbicara dengan Darrel sekarang, tidak pernah berakhir baik karena Darrel yang sekarang beda dengan Darrel yang dulu, dimana Darrel yang dulu selalu menjawab setiap pertanyaan dengan cara yang sopan, tapi sekarang setiap ditanya, hanya akan dijawab dengan acuh tak acuh.

Beberapa saat kemudian Zola datang dan masuk ke ruangan, saat melihat mertuanya di sana, Zola tersenyum dan menyalami mereka berdua.

"Zola kira Mama sama Papa, belum datang," ucap Zola kepada orang-tua Darrel.

"Kamu dari mana?" tanya Merry kepada Zola.

"Tadi Zola lihat-lihat sebentar kantor ini, sudah lumayan lama Zola tidak ke sini," sahut Zola tersenyum kepada Orang-tua Darrel itu.

"Bukan lumayan lagi, tapi kamu ke sini hanya saat ada acara saja di sini saja," sindir Darrel sambil memutar matanya malas.

Melihat Zola yang memang pandai berakting, jika sedang berhadapan dengan orang-tuanya itu, hingga mereka mengira Zola adalah menantu yang baik.

"Ya sudah kamu siap-siap dulu saja, perempuan pasti lama kalau dandan, beda dengan laki-laki," perintah Merry pada Zola yang langsung diikuti olehnya.

"Baiklah Ma, Pa, kalau gitu Zola siap-siap dulu ya," pamit Zola.

Lalu dia pun masuk ke ruangan, tempat Darrel istirahat untuk siap-siap terlebih dahulu, gantian dengan Darrel.

Sebenarnya Darrel tidak suka ada yang masuk ke ruangannya itu, tapi berhubung di sana ada papa dan mamanya, jadi dia diam saja, karena dia tidak ingin ribut dengan mereka, memikirkan Trisha yang tidak bisa dihubungi saja, sudah cukup membuatnya pusing.

"Kenapa kamu seperti tengah memikirkan sesuatu, apa kamu memikirkan wanita itu?" tanya Aji.

"Itu tidak ada hubungannya denganmu, sebaiknya anda pikirkan saja, cara untuk mencari perhatian di acara nanti, seperti yang selalu anda lakukan sebelumnya."

"Apa istri siri anda juga anak tersayang anda akan hadir juga? Tapi percuma mereka hadir juga, karena mereka tidak akan pernah dapat sorotan!" Sindiran dari Darrel itu sukses membuat Aji diam.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

dasar ortu toxie, anak masih muda dibikin sprt kuda, dia enak2 beristri dua. j🙈

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!