Rindu

Setelah menerima telpon dari Darrel, Trisha pun langsung menyiapkan sarapan yang telah dibuatnya, dia memasukannya ke tempat makan berbentuk kotak.

Itu adalah sarapan untuk Darrel nanti, untung saja tadi dia membuat sarapan dengan porsi lebih, jadi dia bisa membaginya dengan pria itu.

   Trisha juga akan memberikan sarapan untuk sopir yang telah menjemputnya, khawatirnya sopir itu pun, belum sempat sarapan saat diminta untuk menjemput.

    Setelah  selesai menyiapkan sarapan itu, dia pun masuk ke kamar dan mulai bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerjanya.

    Saat terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya, wanita yang sudah siap itu pun, bergegas ke luar dari kamar mengambil dua tempat makan terlebih dahulu, karena tidak mau sopir itu menunggu terlalu lama.

     Tok ...tok ...

     "Permisi Nona, apa benar ini rumahnya Nona Trisha? Saya sopir yang diperintahkan oleh Tuan Darrel untuk menjemput Nona Trisha," ucap sopir itu dengan sedikit menundukan kepalanya.

Trisha membuka pintu, dia menyambut pria yang jauh lebih tua darinya itu dengan ramah.

    "Iya saya Trisha, kalau begitu mari kita berangkat sekarang aja Pak," sahut Trisha.

    "Iya mari Non," sahut sopir itu yang langsung menuju ke mobil.

Sopir itu pun, membukakan pintu mobil untuknya, sedangkan dirinya mulai memasuki mobil itu.

   "Terima kasih Pak," ucap Trisha saat duduk di kursi belakang.

    "Sama-sama Nona, ini sudah tugas saya," sawab sopir itu dengan ramah, lalu menutup pintu mobil dengan perlahan.

   Selama di perjalanan, tidak ada pembicaraan antara Trisha dan sopir itu, wanita itu bingung mau memulai percakapan dari mana, hingga akhirnya mereka sama-sama diam, hingga kendaraan beroda empat itu pun sampai di depan kantor Romi.

   Sopir itu turun dan kembali membukakan pintu untuk Trisha, padahal baru saja wanita itu mau bilang, jika sopir itu tidak perlu membukakan pintu untuknya, tapi keduluan oleh sopir itu yang sudah turun akhirnya niat Trisha pun urung.

    "Pak maaf, tolong berikan ini kepada Darrel ya," ucap Trisha sambil menyerahkan dua tempat makan itu ke sopir, saat turun dari mobil.

    "Baik Nona," sahut sopir itu, lalu mengambil kotak makan dari tangan Trisha.

    "Yang kotak warna hijau untuk Darrel dan yang yang kotak biru untuk Bapak ya," terang Trisha.

    "Terima kasih Nona sudah repot-repot, menyiapkannya untuk saya juga," ucap sopir itu, tidak enak.

     "Iya sama-sama, semoga suka dengan makanan yang saya buat ya Pak," ucap Trisha.

    "Pasti nona, kalau begitu saya permisi Nona," pamit sopir itu.

     "Iya, hati-hati pak," ucap Trisha tersenyum ramah.

     Sopir itu pun mengangguk dan masuk ke mobilnya, lalu kembali menjalankan mobilnya.

Sementara Trisha masuk ke kantor, saat berjalan menuju lift seperti biasa, dia selalu menyapa setiap karyawan yang berpapasan dengannya.

   Namun, anehnya akhir-akhir ini setiap orang yang disapa olehnya hanya, membalas sapaan itu dengan senyum yang terkesan dipaksakan.

     "Sebenarnya kenapa, dengan para karyawan di sini, apa aku ada buat salah ya, sepertinya sekarang semua orang seperti membenciku," gumam Trisha saat dia berada di lift.

     "Selamat pagi Pak Rizky," sapa Trisha ramah kepada Rizky laki-laki berusia 30 tahun lumayan tampan dengan kulit eksotisnya.

Pria itu muncul saat dia baru saja mendudukkan dirinya di kursi kerjanya.

   "Selamat pagi juga Tris," sapa Rizky juga sambil tersenyum pada Trisha.

     "Pak Romi sudah datang belum?" Tanya Rizky kepada Trisha.

      "Kayanya belum deh Pak, tapi tidak tau juga sih soalnya saya juga baru sampai," sahut Trisha tersenyum menampilkan sederet giginya.

    "Oh ya sudah, mungkin belum, nanti saja deh aku ke ruangannya saat beliau sudah ada," sampai Rizky.

     "Aku ke ruanganku dulu ya Tris," pamit Rizky kepada Trisha.

     "Iya Pak," Jawab Trisha.

      Rizky pun masuk ke ruangannya dan tak lama setelah itu, Romi pun datang keluar dari lift Trisha berdiri dari duduknya, lalu menyapa atasannya itu.

    "Selamat pagi pak," sapa Trisha kepada Romi.

     "Pagi Tris," jawab Romi sekilas.

     "Oh iya, tadi pak Rizky mencari bapak," ucap Trisha.

     "Hemmm nanti saya suruh dia ke ruangan saya," sahut Romi ingin masuk tapi berhenti lagi dan berbalik menghadap ke Trisha.

     "Laporan tentang perusahaan cabang di bandung yang saya perintahkan kemarin sudah selesai belum?" tanya Romi kepada Trisha.

     "Sudah Pak, mau saya antarkan sekarang ke ruangan Bapak?" tawar Trisha.

     "Ya sama sekalian buatkan kopi untukku dan Rizky," sahut Romi, setelah itu dia masuk ke ruangannya tanpa mendengar jawaban Trisha terlebih dahulu.

    Trisha segera ke pantry khusus yang ada di lantai itu untuk membuat kopi pesanan Romi, dia membuat kopi untuk Romi dan Rizky sesuai dengan selera masing-masing, karena sudah sering membuat kopi untuk mereka jadi Trisha tahu takaran kopi mereka.

     Setelah selesai, dia menyimpan dua cangkir kopi itu ke nampan dan membawanya, dia ke meja terlebih dahulu untuk mengambil file yang Romi tanyakan.

  Trisha membawa nampan dengan tangan kanan dan file laporan dengan tangan Kirinya.

    Trisha mengetuk pintu dengan tangan kirinya dan setelah mendapat sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk, dia pun membuka pintu secara perlahan dan melihat Romi sedang duduk di kursinya, sedangkan Rizky sedang berdiri di depannya.

     "Permisi Pak, ini kopi yang Bapak minta," ucap Trisha berjalan perlahan karena takut kopinya tumpah.

    "Simpan di meja sana saja," ucap Romi menunjuk meja yang ada di depan sofa.

    Trisha pun menyimpan kopinya terlebih dahulu, setelah itu dia melangkah lagi sambil membawa file yang dibawanya ke meja kerja Romi.

     "Ini file yang Bapak minta." Trisha menyimpan file itu di meja kerja Romi.

     "Kamu boleh pergi," ucap Romi karena melihat Trisha masih berdiri di samping Rizky.

    "Baik pak, kalau begitu saya permisi pak," Kata Trisha menundukkan sedikit kepalnya.

********

    Tidak terasa waktu pulang pun tiba, Trisha menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku karena seharian duduk di depan komputer, suara getaran ponsel nya mengalihkan perhatiannya ke ponsel nya.

    Trisha mengambil ponsel yang disimpannya di samping keyboard komputernya,lalu melihat siapa yang menelponnya dan ternyata itu adalah telepon dari Darrel.

    "Ya halo Rel," jawab Trisha sambil menempelkan ponselnya di telinganya.

    "Sudah pulang belum?" tanya Darrel di balik sambungan telepon.

     "Belum sebentar lagi kayaknya, Kerjaanku baru beres," jawab Trisha.

     "Aku sudah menyuruh sopirku menunggumu di sana, kamu langsung pulang ya, jangan ke mana-mana lagi. Aku akan lumayan sibuk akhir-akhir ini, jadi tidak bisa menjemputmu saat pulang kerja ataupun saat berangkat kerja," ucap Darrel terdengar seperti berat.

   "Iya tidak apa-apa kamu fokuslah pada kerjaanmu, kayaknya tidak perlu pakai sopir juga Rel, aku bisa berangkat atau pulang kerja sendirian aja, kamu tidak perlu repot-repot nyuruh sopir buat antar jemput aku, karena aku merasa tidak enak," ucap Trisha.

    "Tadi pagi 'kan aku sudah bilang, aku tidak akan tenang kalau kamu berangkat kerja naik kendaraan umum," ucap Darrel.

    "Berasa jadi nyonya dong aku," canda Trisha terkekeh.

"Kamu 'kan sudah jadi nyonya di hatiku Trish," gombal Darrel.

"Receh banget sih," ucap Trisha.

"Tidak apa-apa Receh yang penting bisa menghibur kamu yang lagi kangen sama aku."

Mendengar ucapan Darrel itu, tawa Trisha pu hampir pecah, kalau tidak ingat ini masih di kantor.

     "Terlalu percaya diri siapa juga yang kangen," ledek Trisha.

    "Kamu tidak kangen gitu sama pacar kamu ini?" tanya Darrel memastikan.

     "Tidak sama sekali," goda Trisha.

     "Beneran nih tidak kangen, nanti kita akan jarang ketemu loh," desak Darrel.

    "Tidak masalah," sahut Trisha santai.

     "Padahal bagiku itu masalah banget, sekarang saja aku sudah kangen," ucap Darrel serius.

sebentar lagi acara ulang tahun perusahaannya, jadi banyak hal yang harus di kerjakannya dan itu artinya, dia akan sulit untuk bertemu dengan Trisha.

    "Kamu tenang saja kita 'kan masih bisa video call sama teleponan," ucap Trisha menenangkan Darrel,

Meskipun sebenarnya, dia juga pasti akan merindukan Darrel, tapi dia tidak mau pekerjaan Darrel terganggu karenanya.

   

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

bagus Trisha, harus punya prinsip jgn mudah kena rayuan gombal 🥸

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!